Text
Hai tumblr, sudah lama sekali ku tak membaca beranda-berandamu.
Aku memang sibuk, disibukkan dengan kontemplasi yang sesungguhnya pasca menikah.
Setelah diterpa berbagai macam kenyataan, aku ingin sekali menggunakan sedikit pandanganku atas pengalaman yang telah ku alami beserta idealisme yang telah ku tanam, tumbuh, rusak, hilang, hingga akhirnya ku tanam kembali.
0 notes
Text
Aku membaca sebuah kutipan yang sangat menampar. Sebuah tulisan yang jika diresapi dengan hati maka luar biasa sekali maknanya. Kurang lebih begini bunyinya:
Jika semua orang kagum padamu, tetapi Allah tidak, adakah hal yang kau dapatkan?Jika Allah kagum padamu, tetapi semua orang tidak, adakah hal yang hilang?
Kalimat sederhana ini sudah cukup menggambarkan betapa tidak berartinya hidup kita jika di hadapan Allah kita tidak ada apa-apanya.
Meskipun kita dikelilingi oleh popularitas, kemewahan, jabatan, dan segala macam pernak pernik duniawi lainnya, namun jika hal itu membuat kita jauh dari-Nya lantas adakah hal yang bisa dibawa "pulang"?
108 notes
·
View notes
Text
Pesan untuk diri sendiri
- Jalani peran semaksimal mungkin
- Fokus pada apa yang menjadi tujuan dan mensyukuri apa yang dipunya.
- Ketika memutuskan menikah, berarti memutuskan bahwa saatnya berhenti memberi makan ego :)
- Jika dalam perjalanan ada kesulitan/kesedihan, yang pertama harus tahu adalah Allah, biarkan pembicaraan itu ada PERTAMA KALI hanya denganNya.
- Jangan terobsesi menjadi produktif jika kita tidak pernah tahu tujuan dari produktivitas kita apa
- Takar kapasitas diri dan keluarga, supaya seimbang dan maksimal dalam menjalani peran
- Ketenangan hati adalah hal yang mahal, jangan merusak ketenangan itu dengan membandingkan diri dengan orang lain
- Keluarga adalah prioritas, kita termasuk di dalamnya. Jadi jangan sampai melupakan kenyamanan dan kesehatan diri sendiri.
- Lebih baik ambil sedikit pekerjaan tapi maksimal dari pada banyak tetapi setengah-setengah
- Berumah tangga adalah berbagi peran, jika sudah mulai merasa berjuang sendiri maka ada yang perlu didiskusikan kembali
- Fokus ke solusi, berhenti menyalahkan, meminta/menerima maaf = saving energy.
- Perhatikan batas-batas diri, mana yang dalam kontrol, mana yang tidak. Kita tidak bisa menyelamatkan dan menyenangkan semua orang, termasuk diri sendiri--kadang tidak bisa senang jika ada hal di luar kontrol yang terjadi, setidaknya dengan aware batas kontrol, kita menjadi lebih legowo.
-Membantu orang lain = membantu jiwa kita. Tidak akan habis harta dibagi.
- Muliakan orang tua, nggak akan bisa kita membalas segala kebaikan mereka
- Rida suami penting, karena bagaimanapun beliau nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya termasuk kita di dalamnya.
- Jangan sombong, minta selalu untuk dijauhkan dari sifat sombong
- Ada yang tidak perlu diungkit : kesalahan orang lain dan kebaikan diri sendiri
- Anak-anak belajar paling banyak dari melihat orang tuanya, jadi versi terbaikmu, biar mereka bisa meneladaninya.
- 3 kata ajaib : maaf, tolong, dan terima kasih. Biasakan ke siapapun, tanpa pandang status sosial.
- Keberkahan harta itu penting, hidup secukupnya dengan sumber harta jelas halal lebih baik daripada hidup mewah tapi sumber harta abu-abu.
- Nuruti dunia engga ada habisnya, sesuaikan gaya hidup, orang yang kaya itu sesungguhnya yang tahu di batas mana dia merasa cukup.
1K notes
·
View notes
Text

Ketika di zhalimi, lalu merasakan sakit itu manusiawi. Seperti halnya ketika kita terluka, tidak akan langsung sembuh. Namun jangan sampai memelihara rasa sakitnya, karena orang yang bertaqwa adalah hati yang selalu dijaga agar mampu memaafkan dan tidak membalas dengan keburukan yang sama.
Memaafkan bukan berarti membenarkan tindakan zhalim seseorang, namun untuk membersihkan hati kita, utamanya dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta'ala. Barangkali Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosa kita pun sebab kelapangan hati dalam memaafkan.
Ibaratnya kita dipanah sampai terluka, dan kita ngotot tidak mau anak panah tersebut dilepaskan dari tubuh kita, bahkan menolak pengobatan sampai kita tahu alasan orang tersebut memanah kita, atau bahkan ingin membalas rasa sakitnya dengan cara yang sama.
Sampai kapan mau membuang waktu dengan luka yang justru akan semakin memperparah keadaan diri? Mungkin saja hikmahnya akan kita temukan dikemudian hari, mungkin saja alasannya akan kita mengerti nanti.
Tetapi untuk saat ini kita selalu mempunyai pilihan untuk melepaskan anak panah tersebut dari tubuh kita, memilih mengakhiri luka nya, memilih sembuh lebih cepat, memilih menjalani hidup dengan penuh makna dan ketenangan, memilih menghormati apa yang telah Allah Ta'ala izinkan untuk terjadi, sebagai ujian.. atau mungkin sebagai teguran?
Jangan lupa, bahwa hal terpenting didalam setiap kejadian adalah kebersediaan hati untuk belajar meluaskan kesabaran, membuka pintu maaf, introspeksi diri, dan kembalikanlah segalanya kepada Allah Ta'ala.
Bukankah kita mengimani bahwa dari setiap kebaikan dan keburukan akan mendapatkan balasan? Sebaik-baik pilihan adalah mengembalikannya kepada Allah Ta'ala. Sehingga perhitungannya bukan lagi antara dia dan dirimu, tetapi antara dia dan Rabb nya manusia.
Pemaaf adalah sifat yang sangat terpuji yang Allah Ta'ala sifatkan kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa. Karena beratnya amalan ini, sehingga Allah Ta'ala menyebutkannya di dalam Surat Ali Imran ayat 133-134, tentang ciri orang bertaqwa yang akan mendapatkan ampunan dan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Di dunia ini ada orang yang dihadirkan Allah Ta'ala untuk mengenalkan kita pada rasa sakit, tentu hikmahnya ada. Agar kita dapat mengambil pelajaran darinya, dan mendapatkan kemuliaan darinya jika kita sikapi dengan kesabaran dalam memaafkan.
Namun hal ini jangan dijadikan alasan ataupun dijadikan pembenaran bagi siapapun untuk berbuat zhalim. Sebab pahala yang ia miliki akan diberikan kepada orang² yang ia zhalimi, jika ia tidak memiliki amal kebaikan, atau pahalanya telah habis, maka dosa orang yang di zhalimi akan ditimpakan kepada orang yang menzhalimi, hingga ia dilemparkan ke neraka. Inilah yang disebut dengan orang yang muflis. Wal'iyadzubillah 💦
240 notes
·
View notes
Text
Tatkala hati sedang dirundung kegelisahan, kekhawatiran, kecemasan, ingatlah, bahwa kita diciptakan oleh Allah, dzat Yang Maha Menenangkan. Maka ketika hati dirundung seribu perasaan cemas, ingatlah Allah. Sebab dengan hanya mengingat-Nya hati menjadi tenang. Sampaikan segala perasaan kepada Allah. Mohon petunjuk serta kemudahan kepada-Nya. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui :)
49 notes
·
View notes
Text
Be aggressive with action, but patient with results. Remember! Patience is not the ability to wait, but the ability to keep a good attitude while waiting.
81 notes
·
View notes
Text
Making a choice is not easy at times. Always seek your strength & guidance from the Almighty. Don’t wallow in self-pity. Don’t stand in the midst of fear without trusting Him. Remember, He knows best. He will make it easier to move on. Remember, He has your back.
57 notes
·
View notes
Text
:'(
Menanti Sepertiga Malam
Jangan buru-buru menyeka air mata yang turun, dan jangan pula buru-buru pergi menuju ramainya manusia disaat tangismu masih ada, selesaikan dulu tangismu dan apa yang hati ingin tumpahkan. Mungkin di luar sedang cerah dan hangat oleh matahari, tapi tidak untuk hatimu yang sedang gelap dan penuh gemuruh itu, biarkan hujan deras turun di hatimu untuk sesaat membasahi kerasnya kecewa dan mendinginkan panasnya harapan.
Jika sudah selesai dari tangis dan hujan hati, cobalah menarik napas yang panjang lalu keluarkan bersama dengan semua kesedihan. Apa yang kamu khawatirkan itu sebenarnya tidaklah semenakutkan apa yang kamu kira, kamu hanya perlu menyiapkan hati dan pikiran untuk kemungkinan yang paling buruk.
Pada setiap rencana hidup ini adakalanya seseorang harus merasakan kegagalan, agar nanti lebih menghargai apa yang didapat. Dan pada setiap kekecewaan yang menyakitkan hati itu seharusnya kamu bisa belajar soal sabar dan menyerahkan semua keputusan pada-Nya, Allah hanya ingin mengajari apa yang tidak kamu dapatkan di sekolah selama ini.
Tenang, tidak akan pernah Allah itu menelantarkan manusia yang lisannya selalu berdoa dan hatinya selalu berprasangka baik pada-Nya. Kembalilah pada-Nya, mulailah mendekat dengan doa-doa dan ibadah disepertiga malammu.
Allah sudah menunggumu, nanti malam bangun ya.
@jndmmsyhd
516 notes
·
View notes
Text
Do you find yourself being tested again and again even though you’re doing all that the Almighty has asked of you? Don’t fret. Know that your trials are a blessing not a punishment. He loves you and sends the toughest tests to his best soldiers. Endure with beautiful patience.
66 notes
·
View notes
Text
The Almighty doesn’t promise us an easy ride; a life with no scars. When we experience life’s challenges, we will be changed. The more trust we have in Him, the stronger our faith, the better life becomes. The decision is ours to make. Let’s not short-change ourselves.
99 notes
·
View notes
Text
Ada masanya ketika kita nulis sesuatu untuk seseorang dan orangnya ngga baca justru bikin tenang, ya karena tujuan nulisnya cuma biar lega aja itu.
Tapi ada kalanya, pengen nulis dan berharap orang yang kita maksud baca. Ngga tau ya ini dianggep nyindir atau apa. Cuma kalo mau ngomong langsung atau chatt langsung ada perasaan ngga enak.
Yah namanya orang beda-beda dan punya tempat juga caranya masing-masing dalam menyampaikan pesan. Yang penting sekarang belajar kalo ada apa-apa ngga usah pake sindir menyindir.
Toh udah gede juga, mending ngomong langsung kalo ngga enak ya chatt langsung, jangan ditunda-tunda, jangan kode-kodean ntar bisa fatal kalo ujungnya malah salah paham. Nasehat buat diri sendiri ini mah.
57 notes
·
View notes
Text
Untuk yang masih punya orang tua, bergegaslah setiap hari. Belajarlah yang giat. Bekerjalah yang banyak. Sering-seringlah pulang; tanya kabar orang tua; dengarkan cerita mereka; makan bersama mereka; belikan makanan atau barang kesukaan mereka sebagaimana dulu mereka membelikan kita apa saja. Selagi masih ada waktu, sayangi mereka semampu yang kamu bisa seakan inilah saat-saat terakhirmu bersama mereka.
Untuk yang sudah tak punya orang tua, lebih bergegaslah lagi dari orang kebanyakan. Belajarlah lebih giat. Bekerjalah lebih keras. Beribadahlah lebih banyak. Berdoalah untuk mereka. Bersedekahlah atas nama mereka. Jadikan setiap detik dan kebaikan pada dirimu menjadi cahaya, penyejuk, dan pelipur lara bagi mereka di alam kuburnya yang tak pernah putus. Memang raga tak lagi bersua, tapi baktimu abadi. Pertautan tali kasih ini akan abadi sampai bertemu kembali di akhirat sana.
Selamat siang anak kesayangan yang sekarang jarang pulang karena segudang alasan.
Taufik Aulia
533 notes
·
View notes
Text
Betapa sering kita melakukan kebaikan, namun, hanya ingin dilihat manusia atau sekadar menyenangkan manusia. Sayang sekali kalau kita berbuat baik dan beramal shalih supaya dianggap baik orang lain
Berbuat baiklah karena Allah, mengharap pahala dari-Nya, bukan mengharap balasan manusia. Ketika kita beramal karena Allah, niscaya Allah akan membalasnya lewat hal-hal yang tidak kita sangka. Entah itu di dunia, maupun di akhirat kelak
"Dia-lah sebaik-baik pemberi pahala, Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan" (Q.S Al Kahfi : 44)
Pena Imaji
105 notes
·
View notes
Text
From this; To this.
From: do what you love, To: do what Allah loves.
Sebab, apa yang kamu suka belum tentu mengundang cinta-Nya sedang apa yang Allah Subhanahu Wata’ala suka sudah pasti membawa kebaikan bagimu.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
Bukankah parameternya adalah keridaan-Nya? Bukan hawa nafsumu. Untuk itu, evaluasi kembali apakah yang kamu suka juga termasuk yang Allah Subhanahu Wata’ala suka? Atau justru kamu membenci apa yang Allah Subhanahu Wata’ala suka kemudian menyukai apa yang Allah Subhanahu Wata’ala benci sehingga yang datang adalah kemurkaan-Nya bukan keridaan-Nya. Ketika yang ingin kamu gapai adalah keridaan-Nya tentu kamu akan rela hati melakukan apa yang Allah Subhanahu Wata’ala suka meski kamu tidak menyukainya atau meninggalkan apa yang Allah Subhanahu Wata’ala benci meskipun kamu meyukainya, sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim al Jauzy rahimahullah dalam al-Fawaid, hlm. 91 bahwa tolok ukur baik dan buruknya kehidupan manusia bukan berdasarkan kecenderungan dan selera hatinya melainkan pilihan Allah Subhanahu Wata’ala.
"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar." (QS. At-Taubah: 72)
Dalam tafsirnya, dikatakan bahwa sesungguhnya keridaan Allah Subhanahu Wata’ala yang diperoleh di akhirat kelak itu lebih besar daripada kenikmatan surga itu sendiri. Itulah keberuntungan yang agung.
Selain itu, ayat ini pun mengajarkan bahwa tujuan hidup seorang mukmin adalah untuk menggapai keridaan-Nya dan keberuntungan yang hakiki adalah jika apa yang dilakukan dan dihasilkan itu bisa mengantarkannya menuju surga. Bukan malah sebaliknya.
Dan yang terpenting, memohonlah pada-Nya sebab tidak ada kemudahan selain yang dimudahkan oleh-Nya dan sesuatu tidak akan terjadi tanpa seizin-Nya.
Hadanallah waiyyakum ajma'in.
191 notes
·
View notes
Text
Berbuat baiklah tanpa berpikir. Berbuat baiklah tanpa membawa beban masa lalu, apakah orang tersebut pernah menyakiti kita atau tidak. Latihlah hati agar senantiasa bersih. Tidak menyimpan dendam, sekalipun dulu pernah merasa sakit karena perilaku seseorang.
Manusia itu dinamis, semua berhak mendapatkan kesempatan untuk berubah. Selama kita masih ada di dunia yang tidak abadi ini, kita selalu berada di dua pilihan; berbuat baik atau buruk.
Dan menghukumi seseorang bersifat buruk tidak bisa dilakukan oleh kita terlalu cepat, atau didiamkan anggapan tersebut terlalu lama.
Berbuat baik pun tidak pernah ada ruginya. Jadi, mengapa harus menyimpan dendam yang kian membuat hati dan dunia kita menyempit?
@faramuthiaa
Bogor, 30 September 2021 || 17.16 wib
172 notes
·
View notes
Text
How to Have a Successful Day
1. Get up early
2. Make a plan for the day
3. Prioritise the items on your ‘to do’ list
4. Picture yourself succeeding
5. Get to work, and make a start on those tasks
6. Pace yourself, and ensure you take short breaks
7. Notice small achievements, and the progress you’ve made
8. Get some exercise, and choose to eat healthily
9. Practice being thankful
10. Unplug, unwind, and end the day with a good night’s sleep.
410 notes
·
View notes
Text
Imperfect makes perfect.
Hidup akan lebih luar biasa jika kita melihatnya mundur ke belakang, beberapa tahun yang lalu. Menghargai proses itu perlu, mensyukuri perjalanan itu harus.
Ada beberapa pilihan yang coba kita ambil namun hasil tak sesuai yang kita perkirakan. Sebaliknya, ada yang tidak pernah kita pikirkan namun pada akhirnya mendesak untuk diambil.
"Make a plan, but keep being thankful for the chances you've taken."
Sesederhana tapi indah, hidup yang sedang kita jalani bersama. Menempuh ketidakpastian memang sulit, tapi jalan yang berliku membuat garis akhir lebih terkesan istimewa.
"And yes, imperfect makes perfect."
Memang lebih mudah berjalan jika sudah tau ingin apa dan bersama mereka yang seperti apa. Namun di sisi lain, akan sangat menantang jika kita bisa membuka jalan buram itu bersama orang-orang terdekat yang dipercaya.
@faramuthiaa
Kairo, 4 Agustus 2021
122 notes
·
View notes