Kisah yang tak pernah terlisankan, kisah yang tak pernah terselesaikan. Catatan-catatan kecil yang berantakan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kayanya aku sudah mulai sakit, sakit yang benar-benar sakit
4 notes
·
View notes
Text
Saat ibu mulai sakit
Aku kehilangan banyak teman
Aku kehilangan banyak moment
Tak apa
Kalau aku kehilangan ibu
Aku kehilangan duniaku
Aku kehilangan hidupku
2 notes
·
View notes
Text
Jika aku dipanggil Allah lebih dulu, apakah aku masuk dalam barisan orang orang baik yang dirindukannya? Atau Allah sudah muak dengan semua yang aku lakukan didunia tanpa ada manfaat bagiku dan orang lain
Kemungkinan kedua yang aku percaya
0 notes
Text
Sebuah kemunduran berpikir saat sakit sudah terlihat secara fisik, ada sebab dan akibatnya tapi masih tetap percaya kepada dukun/orang pintar
0 notes
Text
Kalau hidup masih butuh bantuan orang lain, ya jangan semena-mena. Mulutnya dijaga
Mau dia saudara, temen deket, orang jauh, siapapun. Lu tetep harus jaga perasaannya kan?
0 notes
Text
Dijalan menuju ngurus surat. Dada rasanya sakit, sesak seperti ditendang orang. Jantung juga berdebar kencang. Tiba-tiba rasanya dingin disudut-sudur jari. Rasanya sama seperti malam itu.
Takut...
Didalam hati, tiba-tiba ngingetin
"lu tuh sakit va, jangan ditahan-tahan kalo emang ga enak dan ga kuat. Orang lain, bahkan saudara lu ga perduli buka berarti lu boleh ga perduli sama diri lu sendiri. Berhenti egois sama diri sendiri yuk. Jangan taro kepentingan orang lain diatas kepentingan kesehatan lu sendiri. Yuk! Kalo ga kuat, balik!"
Abis itu cuma bisa nangis diatas motor, kaya harus kemana dan gimana gw biar rasa sakit dan ga nyaman ini hilang, atau setidaknya berkurang
0 notes
Text
Bener-bener gabisa berbuat apa-apa
Rasanya gaenak, sakit, ga nyaman, sulit bernafas, berat. Tapi gabisa apa-apa
Udah kesana kesini, proses dinegara ini lama untuk hal se penting kesehatan
Takut, pergi saat tidur
Dikamar gelap, sendiri
0 notes
Text
Senang sekali melihat para perempuan cantik yang bekerja ditempat cantik dan enak karena memenuhi syarat "berpenampilan menarik"
0 notes
Text
"gaya bgt makan dikit karbo"
"ga mensyukuri yang dikasih tuhan"
Ga gw pikirin sih, b aja, tapi lebih kasian sama orang2 yg punya pikiran cetek gini wkwk kalian keliatan bodohnya besti :(
Lau gatau aje gw bisa pusing selama 2 minggu karena kolesterol tinggi, hanya karena makan 1 telur wkwk
Sering moodswing
Aritmia dag dig dug seerr, sampe capek+ngap-ngapan padahal ga ngapa2in
Selagi masih sehat, mending "dijaga" sebelum "rusak" dan kudu "ngebenerin" . Atau mungkin udah rusak, tapi tubuh belom ngasih "signal"nya atau udah ada tapi signal tipis dan ga peka. Jangan peka ke ayang dulu deh kalo signal tubuh sendiri aja belom peka. Kasian nanti ayangnya bisa ditinggal mati :(
0 notes
Text
Aku bermimpi ibu pergi
Didalamnya, aku berlarut-larut menangis
Banyak orang yang mengingatkan bahwa "hanya doa yang kini dapat diberikan" aku tak peduli, aku ingin ibu kembali
Aku takut, sangat
Saat terbangun, aku yang selalu ingin sendiri, tiba-tiba ketakutan setengah mati
Saat ingat kembali mimpi itu, aku takut, bulu kudukku berdiri
Apakah aku akan mati jika ibuku pergi lebih dulu?
7/3/22
0 notes
Text
Saat ibu mulai sakit
Aku, kehilangan semuanya
Aku kehilangan tempat bercerita untuk kedua kalinya setelah ayahku. Ia tidak pergi, tapi aku tak bisa lagi berbagi dan menghilangkan beban dipundak ini dengannya
Kini, aku menahan pundakku dan menjadi pundak baginya
Saat ibu mulai sakit
Aku kehilangan teman
Aku tak suka bertemu orang banyak
Aku tak suka menyapa ataupun tersenyum pada orang lain
Aku tak suka lagi berbicara panjang lebar dengan orang lain
Tawaku hanya sesekali dalam hitungan minggu
Kasur, meringkuk, menatap satu arah. Aku dipeluk olehnya
Aku, tak mau berusaha mempertahankan hubungan
Aku bukan lagi pemaaf
Aku, bukan aku
0 notes
Text
Mudah, ketika menjauhkan teman yang sifatnya toxic Sulit, ketika kita ini toxic berteman dengan teman yang tau kita adalah toxic namun tidak pernah menyentil/menegur sifat toxic kita.
Kadang yang bisa menilai kita itu orang lain, enak kan kalo ditegur akan sifat toxic kita dari orang yang lebih dekat?
Tapi kalo sudah ditegur, tetap berdiri dengan egonya yang toxic. Yaudah, dablek
Saya sendiri menilai bahwa "teman" ini antara tidak peduli, atau benar-benar hanya teman yang no grow up to be a better person together
0 notes
Text
Kamu kira saya akan bantu kamu disaat saya sendiri tidak kamu bantu? Saat saya sendiri kesulitan melewati, melakukan banyak hal? Maaf sayang, saya tidak sebaik itu✨
Mau marah-marah? Silahkan, saya bukan bagian dari kalian lagi btw💃✨
0 notes
Text
No one knows, how much i cried this year. Tapi aku harus bangga bisa melewati masa-masa itu sendiri
0 notes
Text
Ditahun yang berjalan seperti "longkap" ini, saya belajar banyak sekali, salah satunya memetik buah yang saya tanam sendiri, yang saya pupuk dan saya siram sendiri. Untuk saya sendiri.
Kata orang, rumput tetangga lebih hijau daripada rumput kita sendiri, lebih cepat tumbuh, domba tersesat lebih menyukai rumput tetangga daripada rumput saya.
Tak apa, saya belajar cara lain, saya buat rumput saya tidak lebih hijau tapi lebih banyak buah atau hasil panen yang dapat saya petik. Bukan hanya domba tersesat, manusia yang tersesat pun dapat singgah disana.
Dengan telaten (kalau dalam bahasa jawa) saya tanam bibit pohon berbuah, dipupuk, disiram, lalu dipanen dan dimakan untuk diri saya sendiri dulu.
Saya tidak mau orang lain memakan hasilnya dalam jumlah yang kecil, hambar, atau bahkan rusak karena dimakan kelelawar. Saya akan pastikan apa yang saya berikan akan membantu mengenyangkan orang tersebut.
0 notes
Text
20-21 Masa Stress yang Tidak Pernah Padam
Awal 20, saat pandemi membuat perkuliahan harus di rumah, saat itu juga stress awal muncul.
Saya harus masuk, menetap, berjam-jam bahkan berhari-hari di ruang yang antiseptiknya berbau menyengat. Saya jadi punya trauma terhadap tempat itu, sempit dengan lantai yang dingin.
Saya lebih rindu Wisma, yang kata orang sepi dan menyeramkan, bagi saya lebih menyeramkan adalah menghadapi bahwa saat diambang hidup dan mati saya harus hadapi sendiri. Bagi saya, wisma lebih hangat, iya, saya memang stress didalam kamar kecil dengan 2 jendela, kaca besar yang setiap saat ketika saya bangun, saya bertatapan langsung dengan diri saya sendiri.
Wisma lebih melegakan, saya hanya lelah berolahraga, menangis, berolahraga, makan sambil menangis, bangun tidur lalu menangis, tidur lebih awal setelah menangis, tertawa sendiri lalu menangis. Iya, banyak menangisnya, namun lega dari pada menahan diri ditempat sempit berlantai dingin.
0 notes