gardyasbidariadninda
gardyasbidariadninda
Ruang
44 posts
I will never give up what I believe :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Text
Kita bebas #2
Kita bebas (Memang iya) Aku (tidak) percaya kamu 
Katamu: 
Kita bebas 
Saling mengenal (Tapi bukan lalu pergi) 
Ketika saatnya tiba 
Biar Tuhan yang berbicara (Lalu terpikir, apakah kalimat bijaksanamu hanya dalih saja?)
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Text
Bukan Puisi: Seperti Sekarang
Kamu itu abu Ketika kutemukan disudut ruang maya itu Hadirmu merah Membawa sebuah cinta merekah Kepergianmu biru Membawa luka penuh sendu Seperti sekarang
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Text
Kita bebas
Aku percaya kamu Katamu: Kita bebas Saling mengenal Ketika saatnya tiba Biar Tuhan yang berbicara
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Quote
And today even worse. How can I falling deeper and deeper in you?
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Audio
It's Love... Hmmm is it? 🤔
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Conversation
No comment about this
And all of sudden, he appeared from nowhere...
He : Hei... Why?
Me : ... *and I was like, OMG even I like the way he said "why"
Hmmm, too scared to admit that maybe I started to like him
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Conversation
Conversation to Heart
Me: Hi! I'm ok, smiling as usual.
Heart: I'm not.
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Quote
Berjuta cinta untukmu duka, karena cinta tidak membutuhkan cinta. Namun tidak untuk duka.
0 notes
gardyasbidariadninda · 9 years ago
Text
Peta Bintang
Aku sedang berjalan disuatu jalan setapak dibawah sinar bulan. Mencari bintang terang yang ingin kugenggam. Perjalanan ini kadang membuatku lelah. Meskipun sesungguhnya menyenangkan.
Lalu apa yang membuatku lelah dan mengusik perjalanan ini?
Apakah karena ditepi jalan ini ada mawar cantik namun berduri? Bolehkah aku berhenti sebentar, sekedar mencium baunya lalu bergegas berjalan meyusuri langkahku semula. Namun bagaimana bila aku nanti tertusuk duri-duri tajam itu? Ah tapi mawar itu terlalu indah untuk dibiarkan saja.
Oh, mungkin karena kutemui sekumpulan kunang-kunang disebuah persimpangan. Cahayanya terang berkelip bagai bintang. Apa sebaiknya aku berhenti saja, menggenggam pulang sebuah kunang-kunang kurasa sudah cukup untuk kubawa pulang.
Atau mungkin ada hal lain yang mengusik perjalanan ini. Mungkinkah aku belum tahu letak bintang  yang ingin aku gapai? Sehingga aku harus selalu berhenti sejenak untuk melihat peta bintang disecarik kertas usang.
Kalau begini, kapan aku akan bersinar?
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Quote
Kamis adalah Jumat, Sabtu, dan Minggu-ku yang menjadi satu. Karena di kamisku ada kamu
gba
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Text
Sedihku, Kapan Kau Berujung?
Pada suatu ketika di pagi buta, dering hape menyadarkan tidurku. Sebuah berita mengejutkan membuatku tersentak. Mengusap mata, membaca berulang-ulang dengan tatapan tidak percaya. Berharap ini hanyalah mimpi yang terlalu nyata. Berharap bahwa setelah ini akan ada sinar matahari yang membangunkanku dan menyatakan bahwa tadi hanyalah mimpi.
Ada suatu masa ketika hati merasa sangat sesak, sakit, sampai rasanya tak sanggup berdiri tegak melewati hari. Mendengar detik jam berdetak keras di telinga. Waktu berjalan, tapi duniaku sekan berhenti berputar. Tangis air mata sudah memucuk ingin keluar tapi seakan tak bisa.
Aku masih menghargai hidupku. Dan perkataan adalah sebuah doa. Aku tidak mau memberikan sumpah serapah dan takut mengatakan keputusasaanku yang membabi buta. Tapi kesedihan ini terkadang membuatku berpikir untuk melakukan hal-hal gila seperti berhenti ditengah jalan ketika menyeberang. Mengerikan! Seputus asa itukah aku?  
Semua orang pasti pernah merasakan, aku tahu itu. Tapi ini terlalu berat untukku. Dikecewakan oleh orang yang paling disayang, paling dipercaya, paling dibanggakan itu rasanya seperti terjatuh di luar angkasa sehingga nafasmu tercekat tak ada udara. Sungguh tidak dapat dipercaya semua ini terjadi. Pengkhianatan ini membuatku mempertanyakan semua ini yang telah aku rasakan. Kebanggaan yang ada seolah sirna. Aku tahu dia manusia biasa. Tapi aku juga manusia biasa yang bisa merasaakan kecewa.
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Quote
Start from today or never! My every day’s list: 1. one day one journal 2. one hour thinking about thesis 3. one hour studying today’s lecturer 4. one day 5 kanji 5. one hour studying Japanese 6. one hour watching drama
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Text
Siapakah Saya?
Banyak orang mengatakan “Jangan menge-judge buku hanya dari sampulnya…”
Baru-baru ini saya menyadari, bahkan jangan juga menge-judge buku setelah tahu isinya.
Karena kita tidak pernah tahu apa yang telah dilalui penulis dalam menulis buku itu.
 Seringkali kita menghakimi sesuatu yang kita belum tahu betul. Pun ketika kita sudah tahu betul, kita tetap tidak memiliki hak untuk mehakimi sesuatu. Saya menyadari hal ini pun sering saya lakukan. Semisal ketika saya sedang makan dengan teman di suatu restoran, setelah merasakan suatu masakan yang saya pesan tersebut, saya mengomentari masakan tersebut. Entah enak atau kurang enak. Terkadang sempat sampai terucap keluar dari mulut dan menjadi bahan pembicaraan dengan teman tadi. Lain hari ketika saya menonton suatu acara televisi, saya masih sering mengomentari kalau acaranya begini dan begitu. Ataupun ketika saya membaca buku dan sampai di suatu titik, dengan entengnya saya berkata bahwa bukunya membosankan dan saya berhenti membaca buku tersebut.
Hal ini sering saya lakukan, disadari atau tidak. Namun lama kelamaan, setelah merantau 6 bulan lamanya dan merenung disetiap kesempatan yang ada, saya kemudian sadar. Semua hal kecil dan besar adalah suatu usaha. Usaha dan keringat  dari orang yang jauh ada disana. Lalu siapa kita yang bahkan kenal pun tidak, bias mengomentari dengan sangat mudah.
Tempo hari saya menonton sebuah drama korea terbaru yang berjudul “The Producer”. Didalam drama yang disajikan semi documenter itu mengisahkan kehidupan para production director (PD) di stasiun TV KBS. Pada episode pertama dan kedua, sebuah acara reality show yang berjudul “2 days 1 night” terancam berhenti tayang karena kurang tepatnya pemain yang membintangi acara tersebut. Intinya, reality show tersebut lantas ratingnya anjlok dan mengharuskan adanya pergantian para pemain. Para PD telah bekerja keras membuat inovasi dan memutar otak bagaimana caranya agar acara reality show tersebut dapat terselamatkan.
Melihat bagaimana bingungnya para PD yang ada di balik layar membuat saya tambah berpikir. Sejelek apapun suatu acara menurut saya, setidak menarik apapun suatu acara menurut saya, tetap saja ada orang dibalik layar yang sedang berusaha keras untuk memikirkan acara tersebut. Lalu siapa saya yang bisa dengan mudahnya mengomentari hal-hal yag kurang menyenangkan terhadap acara tersebut?
Serupa dengan kasus makanan di restoran, buku, acara televisi, ataupun semua hal kecil dan besar yang ada didunia ini. Sebelum komentar keluar dari mulut saya, saya akan lebih berhati-hati dan menanyakan pada diri sendiri terlebih dahulu, “Siapakah saya?”
�{��ݮ�K�w�
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Text
Apabila Kita di Gedung yang Sama
Apabila kita di gedung yang sama, dimana saat ini kamu berada? Dari total 8 lantai kampus ini, dengan bangunan yang berbentuk L, mungkin kamu berada di suatu sudut. Entah di lantai 4 tempat komputer berjajar di koridor atau di balkoni kampus lantai 5 diantara bunga-bunga musim semi. Mungkin aku akan lebih suka melihatmu di koridor lantai 4, sama seperti ketika aku bertemu denganmu tempo hari. Kamu memakai jas hitam lengkap dengan dasinya. Katamu, kamu habis menghadiri seminar suatu perusahaan yang sedang ingin kamu masuki. Kuangkat tanganku seraya berkata, “Semangatttt” Lalu kamu tersenyum. Ahh tidak, mungkin aku lebih suka melihatmu di balkoni lantai 5. Melihatmu dari belakang menungguku sambil membawa kopi hangat kesukaanku. Dirimu dan bunga-bunga musim semi itu tampak indah di mataku. Atau mungkin dimana saja, dimanapun kamu berada, aku suka. Karena bukan tempat itu yang aku lihat, tapi kamu yang aku suka.
13 Mei 2015, Kamu tahu dimana kamu bisa menemukanku, Lantai 7, Ritsumeikan University OIC
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Text
Dan Single Pun Akan Menjadi Album
Layaknya sebuah single lagu yang keluar satu per satu. Ketika mencapai jumlah tertentu, dia akan terangkai menjadi sebuah album.
Seperti kehidupan. Hari demi hari dijalani satu per satu, yang akhirnya menjadi rangkaian kehidupan.
Setiap yang menjalaninya memiliki kesempatan untuk memilih, apakah akan membuat setiap singlenya menjadi indah sehingga rangkaian kehidupannya akan berwarna. Atau memilih untuk menjalani hari dengan beban yang berat yang membuat kehidupan serasa berat untuk dijalani.
Pada titik ini, setelah saya membuang banyak waktu untuk menggerutu pada beban yang harus dikerjakan dan memiliki kesempatan untuk banyak merenung, saya sadar. Bahwa hidup hanya butuh untuk dijalani. Semua hal bahagia atau hal berat yang seakan tidak ingin dilalui pun akan terlalui juga. Lalu katakanlah kepada hati bahwa “all izz well” dan lalui hari dengan senyuman. Kerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Resapi kebahagiaan yang datang. Dan album kita akan menjadi album terindah yang ingin didengarkan oleh semua orang.
tvvf���
0 notes
gardyasbidariadninda · 10 years ago
Text
Happy Birthday for Me
Ulang tahun pertama tanpa ditemani keluarga iturasanya seperti salju pertama turun di musim dingin. Udara mungkin sedikithangat dibandingkan hari-hari lain di musim dingin tanpa salju. Tapi salju itu sendiri pun terasa sangat dingin. Sendirian dan dingin. Sedingin hati yang sedang ulang tahun tanpa ditemani keluarga. Mungkin terdengar sedikit lebay, di dramatisir, atau lain sebagainya berhubung umurku pun sudah menginjak 23 tahun. Bukan umur yang muda lagi untuk merayakan ulang tahun. Tapi memang begini rasanya. Nggak ada yang boleh protes karena hanya aku yang tahu rasanya. Haha
Aku mendapati diriku terbangun sekitar jam 9 pagi. Sedikit terkejut ketika bangun karena tadi malam hanya bermodalkan ketiduran. Banyak pesan yang aku terima. Salah satunya dari kedua orangtuaku yang mengucapkan selamat ulangtahun tepat jam 12 malam. Mungkin mereka menungguku untuk membalas, dan melanjutkan dengan skype. Tapi aku sudah ketiduran. Kemudian aku menerima video dari adik sepupuku, Charis. Aku langsung menangis sejadinya. Lha mau bagaimana, rasanya memang sedih sekali. Adik sepupuku mengirimkan video di whatsapp. Dia menyanyikan lagu selamat ulang tahun lengkap dengan kue kecilnya. Wah air mata nggak bias ditahan lagi. Lanjut aku medengarkan pesan suara dari Bapak. Haha langsung nangis parah!
Setelah itu aku langsung skype Bapak dan Ibuk. Rasanya seluruh air mata ingin tumpah. Tapi tetap aku tahan dan hanya sedikit tetes-tetes yang keluar. Ternyata kangen sekali rasanya. Aneh sekali rasanya di hari ulang tahun tidak bersama keluarga. Bapak dan Ibu mendoakanku. Memberikan nasehat-nasehat dan doa. Kami cukup lama ngobrol di skype sampai akhirnya temanku yang tinggal satu apato denganku datang kek kamar dan mengucapkan selamat ulang tahun.
Sisa hari itu aku menghabiskannya bersama temanku. Amy, teman satu lab research yang tinggalnya satu apato denganku mengajak makan siang. Kami makan siang di kampus. Kami mencoba resto baru yang dibuka di kampus baru Osaka. Hmmm makanannya enak, agak mahal dikit sih. Tapi yaa lumayan lah kalau melihat menunya. Makan siang kali ini bersama teman dari Korea, Sora dan Mbak Dhini. Berhubung kami dari tiga negara, mereka menyanyikan lagu ulangtahun untukku dengan 3 bahasa. Haha menyenangkan J
Selanjutnya pulang dari kampus kami pulang lewat sakura dori atau sakura street. Kami berjalan menikmati pemandangan sakura yang baru mekar. Menikmati harumnya bunga-bungan berwarna pink muda itu. Kami sempat mengambil “beberapa”, hmmm “banyak” foto selama perjalanan.
Malamnya, temanku Mega memberikan kejutan. Dia membawakan cheese cake atau cheese pie cake. Entahlah aku lupa namanya. Acara tiup lilin akhirnya ada juga. Aku pikir di hari ulangtahunku ini tidak akan ada acara tiup lilin. Childish? Biarlah…. Sudah aku bilang tidak boleh protes. Hahaa
Setelahnya kami ngobrol berjam-jam. Tertawa terbahak-bahak. Senang sekali ada kebahagiaan di hari ulangtahunku. Aku bersyukur banyak yang ikut merayakan ulang tahunku. Walaupun kurang lengkap karena tidak bersama dengan orangtua, tapi aku tetap bersyukur. Aku bisa merayakan ulangtahun di Jepang, teman-teman masih ingat hari ulang tahunku, dan aku masih diberi kesehatan sampai saat ini. Alhamdulillah…
  �����
0 notes
gardyasbidariadninda · 11 years ago
Text
Kesepian dan Tanpa Teman
I know I never lose all of you as my friends. But not standing near you and looking at your real existence means losing half of you. I love guys…
                  Salah satu hal yang paling berat ketika harus memasuki kehidupan baru adalah berpisah dari teman. Seperti yang sempat aku alami sekarang. Kepindahanku ke Kyoto untuk melanjutkan studi membuatku harus berpisah dengan teman-teman yang dulu selalu bersama. Aku dulu yang kemana-mana nggak bisa sendirian, sekarang harus mulai membiasakan diri untuk melakukan semua hal sendiri. Sepi meradang… Aku kehilangan kalian...
                Kehidupanku sebagai mahasiswa S1 dulu mungkin bisa dibilang sangat menyenangkan. Misalnya setiap ada film baru, kami selalu nomer satu untuk mengantri nonton. Begitu juga ketika kami penat dengan tugas kuliah dan presentasi, kita biasanya pergi keluar makan. Bukan karena laparnya yang nggak tertahankan, tapi karena kualitas ngobrolnya yang nggak tergantikan. Ngobrol bareng teman ketika penat dengan urusan kuliah adalah salah satu obat mujarab. Banyak momen yang dikenang dari hasil kongkow-kongkow kami. Ketika ada sale kami juga pergi belanja bareng. Ketawa-ketawa cekikikan melihat belanjaan kami yang super murah. Yah ini lah saya…
                Pada awal kepindahanku kesini, aku merasa sangat sangat sangat kesepian. Sepinya sampai sakit di hati, tapi nggak bisa keluar sebagai tangisan. Cuma “sakitnya tuh disini”. Hehee… Disini bisa dibilang nggak ada yang aku kenal. Aku nggak bisa Bahasa Jepang dengan lancar. Persiapan dua bulan privat sebelum keberangkatan ternyata baru secuil dari bahasa yang harus aku pelajari. Yahh bertambah sepi lah aku. Ada masa dimana sampai tiga hari aku nggak ngomong sama siapa-siapa. Wow, rekor hidup nih!          Satu-satunya yang membantu adalah media sosial yang memberikan fasilitas untuk chatting. Thanks God sekarang Jogja-Jepang berasa dekat. Walaupun ada waktu dimana chatting atau videocall nggak membantu mengurangi rasa rindu. Masa-masa itu aku sangat merindukan teman-teman. Bisa dibilang aku tidak (belum) punya teman disini. Aku sendiri merasa bisa cepat akrab dengan orang, hanya saja aku nggak bisa bahasa mereka. Ini adalah kendala besar untuk mencari teman disini.
               Sekarang, tiga bulan berlalu. Aku sudah mulai terbiasa dengan rutinitas tanpa teman dan tanpa kongkow ini. Alhamdulillah masih bisa tertawa ceria sampai sekarang. Nggak ada tips yang bisa dibagi, selain mencoba menerima rasa sepi yang melanda. Semua hanya karena belum terbiasa. Melawan kesendirian menurutku hanya akan membuatku semakin merasa kesepian dan merana. Jalani saja, lama-lama akan terbiasa. Sekarang aku sudah menang melawan kesendirian. Ada banyak hal yang bisa dipikirkan dan direnungkan ketika aku sendirian. Dan sekarang aku juga sudah punya beberapa teman, walaupun belum secocok dengan teman yang dulu. Seiring waktu berjalan semua akan baik-baik saja.
                Teman, aku tidak akan pernah melupakan kalian dan kongkow-kongkow kita…
0 notes