Jika bahagia adalah pilihan, maka jangan pilih untuk tidak bahagia.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Adakah tempat lain yang kau ingat selain pantai? Rasanya tidak, karena pantai tempat perkumpulan desir-desir pasir serta alunan ombak yang menggulung dan membasahi tepian, lalu dikeringkannya oleh matahari. Begitupula lah cara kerjamu, dan kaupun tak bisa lupa, karena itulah kebiasaan.
Aku tidak membenci pantai, dan ini bukan tetang tempat.
0 notes
Text
Bagaimana caranya menjadi apa yang kita inginkan, lakukan apa yang kita mau, dan ikutilah kata hatimu...jika itu yang diucapkan orang lain kepadamu?
0 notes
Text
Menetap karena datang
Bukankah kedatangan tiba lebih dulu lalu disusul dengan kepergian? Bagaimana jika kedatangannya tetap, sampai salah satu atau keduanya sudah tidak ada? Bukankah itu yang menjadi dambaan? Maka datanglah, menetaplah, dan izinkanlah aku dengan caraku melakukan seperti yang telah kau tunjukkan.
0 notes
Text
Orang Besar
Apakah gue adalah 'orang besar'? Pertanyaan unik yang sudah terlintas dibenak gue sejak beberapa bulan lalu, dan parameter disini bukan ukuran fisik tentunya. Ketika pertanyaan itu muncul, gue inget dimana sejak SD, mungkin sampe saat ini gue dipercaya sebagai pemimpin. Sebagian diantaranya ada kemauan, tapi kebanyakan paksaan dari keadaan...makanya kejadian-kejadian itu gue anggap diri gue sebagai korban. Sadar atau enggak, sebenernya gue belum punya kapabilitas. Yaa..apapun itu, gue rasa hal itu yang membuat gue berproses menjadi 'orang besar'. Pikiran gue berpindah dan mengarah pada apakah setiap anak yang lahir, akan menjadi 'orang besar'? Disini gue mendapati sebagian orang memang diberikan anugerah sebagai 'orang besar' dan sebagian lagi harus berproses..yang pada intinya setiap manusia adalah 'orang besar' dari setiap kisah dalam hidupnya. Kalo tadi parameternya bukan dari fisik, ditambah bukan dari materi kekayaan harta yang diperoleh, tapi tentang apa yang sudah ia lakukan dan pembelajaran apa yang sudah ia dapat. Mungkin yang kita kerjakan itu ga ada apa-apanya, tapi kalo niat dan dalam berprosesnya itu baik, maka yang akan kita terima juga baik...meskipun bukan apa yang kita mau. Gue kasih tau..karena jadi 'orang besar' itu bukan tujua atau titel Haji atau Sarjana yang sekedar ada, dan harus dicapai, soalnya 'orang besar' adalah pencapaian dari bagaimana kita berproses. Pada saat mendapatkan jawaban sok bijak itu...gue menyadari beberapa hal lagi. Pada saat gue berproses, gue selalu mengambil langkah bahkan lompatan besar...enatah gue akan semakin tinggi atau gue malah tenggelam karena sebenernya gue melompat ke dalam air yang dalam, tapi setidaknya gue menjalaninya. Jadi...apakah gue adalah 'orang besar'? Jawabannya..may be. Kenapa? Karena gue sedang ditahap berusaha melakukan yang terbaik, buat orang yang sayang ke gue dan gue sayang ke dia. Dan apapun yang gue atau dunia pikirkan tentang 'orang besar'...gue ga peduli. Gue lebih memilih menikmati hidup beserta prosesnya dengan orang yang gue pilih.
0 notes
Photo

Suka aja ngeliat foto ini. Jadi, 2 ibu ini lagi diskusi...ngebahas kopi buat tamu, keliatannya kaya mau berantem. Yaa, apa yang terlihat, belum tentu punya maksud seperti apa yang kita pikirin. Lalu, ada masalah dengan gaya berdiskusi?
0 notes
Text
Ini Rumah
Tetap... Dalam tatap penuh harap, pastikan tetap Ada... Memang adanya, tersedia dan selalu ada Tak sementara, tapi tak selamanya... Tak berongga, tapi tak menyiksa... Tak tertera, tapi tak fana... Ini adalah rumah, bukan rumah sakit.
0 notes
Text
Aku Suka
Aku suka saat jari-jariku berada disela-sela jemarimu, menggenggamnya saat berjalan ataupun Aku suka semua senyum dan tawa yang ada Aku suka takut, marah, dan sedih yang keluar dan menghilang Aku suka melakukan apa yang tak kau pinta Aku suka celoteh, ceroboh dan tingkah burukmu Aku suka bukan karena suka-sukanya aku Aku suka bukan karena keripik kusuka Aku suka, tanpa alasan
0 notes
Quote
Hidup bukan sekedar satir, bukan juga sekedar berbagi niat, cerita, dan kesedihan. Hidup bukan sekedar menunjukkan perjuangan. Hidup juga harus dinikmati.
0 notes
Text
Saat ini masih terbagi... Jika nanti sudah tidak tersisa Jangan salahkan waktu yang sia-sia Atau menyalahkan batin yang tersiksa Kita tau kita mau... Kita mau, tapi pura-pura tak tau... Ya jalani saja..mau tak mau.
0 notes
Text
Obrolan Perjalanan Pulang
"Menikah itu jangan terlalu pede, jangan terlalu takut" Itu adalah perbincangan gw dengan seorang pengemudi dengan titel bapak dan bernama Yayan Sofiyan. Ucapan itu bukan tanpa alasan, karena ia merasakannya sendiri. Menurut ceritanya ia menunda pernikahan hingga usianya mencapai 30 tahun, bahkan jika menuruti maunya bakal bisa mundur 2 hingga 5 tahun mendatang. Bapak itu berpesan supaya tidak seperti dirinya. Menurut gw nasehat ini tepat banget, gw anggap nasehat karena...ini pas buat gw. Di umur segini, rasa pengen nikah itu ada cuma masih ada kekurangan yg harus dicapai oleh individu. Kaya gw, gw harus mencapai sesuatu...contoh gimana gw bisa nikah, tanpa gw tau siapa calon gw nanti? Berarti harus tau kenal dulu siapa orang yg dituju, baru tau lebih dalam. Masalah mental dan tabungan itu juga jangan sampe lupa karena gw harus bawa anak orang, menghidupkan serta membahagiakannya. Ya begitulah..obrolan perjalanan pulang. Emang..hidup itu penuh dengan kejutan manis.
0 notes