Farah Sarayusa (Ara). Mantan mahasiswi Institut Teknologi Depok program studi Teknik Kesusastraan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo
Minhyun’s facial expression of pure happiness when he hugged the little kid is the reason for my existence💓 So Pure
641 notes
·
View notes
Text
08 SEPTEMBER 2017: REVIEW INNISFREE ft WANNA ONE & COSRX

Akhir-akhir ini, gue lagi demen sekelompok boyband baru, yang awalnya sih sebenernya gue sumpah serapahin, lol. Nama boyband yang lagi gue gandrungi adalah Wanna One. Wanna One terbentuk dari sebuah survival program, Produce 101, buatan stasiun tipi swasta Korea, MNET. Jadi, para trainee (baca: para manusia yang kelak akan berkarier sebagai member sebuah boyband – kelaknya pun gatau kapan) dari berbagai macam agensi, akan bergabung di Produce 101, lalu menjalani karantina selama berbulan-bulan. Tiap minggu, para peserta bakal dieliminasi bareng-bareng (sepertinya belasan. Kalopun puluhan... dua puluhan orang? Lupa-lupa inget, maap), hingga terpilihlah sebelas member terbaik. Lalu, mereka akan menjalani keseharian mereka sebagai sekelompok boyband secara temporer – cuman 1,5 tahun! – dibawah naungan YMC Entertainment, agensi yang juga menaungi Eru, solois Korea yang pernah duet sama Sule.
Kenapa gue benci program Produce 101 beserta boyband bentukannya, Wanna One? Ada tiga sebab yang ngebikin (awalnya) gue nggak suka. Alasannya, bakal coba gue jabarkan dalam bentuk paragraf, lol.
Pertama, ini program temporer yang bikin gue nyesek. Lo cuman bisa nikmatin eksistensi mereka dalam jangka waktu pendek. Pas mereka lagi naik daun, tau-tau udah bubar aja. Sama seperti halnya girlband I.O.I (dibaca aiyouai) yang dihasilkan juga oleh program Produce 101, di saat mereka lagi menikmati kesuksesan mereka melalui lagu “Very Very Very”, tau-tau udah bubaran aja. Kokoro-ku tuh nggak bisa diginiin!
Kedua, NU’EST, boyband kesukaan gue, pada akhirnya ikut acara Produce 101. Padahal mereka udah populer, mereka udah punya nama fandom, mereka udah ngeluarin banyak lagu, udah pernah debut di Jepang juga. Tetapi, karena mereka kalah popularitas sama adeknya sendiri setelah sekian lama berusaha, boyband Seventeen, akhirnya mereka memutuskan untuk ikut survival program ini, demi menaikkan popularitas NU’EST. Baper? Jelas, lah! Kenapa? Mereka nggak perlu ngelakuin hal itu. Jelas kok, mereka udah debut lebih dari setahun. Udah ngeluarin album lebih dari satu. Lagipula, iya kalo semua member NU’EST lolos sampai final. Kalo cuman satu orang doang? Itu malah makin menunda aktivitas mereka dalam waktu hitungan tahun.
Dan ternyata bener, kan?
Ketiga, ini alesan yang paling paling paling mendasar. Banyak drama di Produce 101! Mulai peserta yang masa lalunya kepergok pernah melakukan pelecehan seksual lah, pernah begini-begitu, lah. Belum lagi sistem ranking yang menyebabkan para peserta dengan peringkat di area bawah mendapatkan diskriminasi. Contoh kecilnya, keseharian mereka selama karantina nggak di-shoot dan nggak ditampilin di tivi. Puncak rasa kesel gue adalah, saat mereka salah upload foto kesebelas member yang lolos final. Sumpah! Di foto itu ada Kim Samuel, salah satu trainee yang nyaris bergabung sama boyband Seventeen. Tapi gataunya, pas diumumin siapa yang lolos, nama Kim Samuel nggak disebut! Kesel, nggak? Kesel, lah! Nyesek tingkat Samyang.
Tapi, itu semua berubah semenjak gue nggak sengaja ngeliat video klip pertama mereka di timeline Youtube gue, “Energetic”.


Secuil adegan dari video klip “Energetic”. Ada lagi sih, satu video klip lagi. Judulnya, “Burn It Up”. Harus diliat! LOL
Gue cuman tau mukanya Hwang Minhyun, satu-satunya anggota NU’EST yang lolos sampe akhir. Sisanya gue nggak tau dan nggak ngerti. Pas liat video klipnya, gue seneng sama musiknya. Tema lagunya sih nggak jauh-jauh dari rasa dan sensasinya jatuh cinta. Gue cuman ngeliatin Minhyun doang di situ. Tapi, pas gue coba liat untuk yang ketiga kalinya, gue jatuh cinta sama dua suara yang… pokoknya, gue suka cowok dengan karakter vokal yang kayak gitu. Bukan Minhyun. Sayangnya bukan, wkwk. Di situlah gue coba cari tahu profil anggota Wanna One satu persatu. Gue coba cari di internet lyric code-nya. Dari situ, gue tahu lirik dari menit sekian sampe sekian tuh siapa yang nyanyi.
Jawabannya: suara Ong Seongwoo dan Kim Jaehwan.
Gue langsung nontonin variety show mereka satu persatu. Ternyata. Ternyata. Mereka berdua adalah member paling sinting di Wanna One, TROLOLOLOL! Yang satu, kalo udah ketawa kayak psikopat. Yang satunya lagi, sepertinya dia sudah sengklek sejak janin.
Ujung cerita, akhirnya gue jatuh cinta sama Ong Seongwoo.
Tapi, secara personality, gue suka Yoon Jisung. Nasib, suka jatuh hati sama pria keibuan, LOL.
Tapi kalo Lai Guanlin nge-rap, suaranya mantep juga.
UDAH, AH!
Salah satu efek dari gue suka sama Wanna One ini adalah, sepersekian gaji gue melayang bebas gitu aja untuk produk ketjantieqan. Sebel! Nggak biasanya gue foya-foya menghabiskan uang dengan bebas macem gini buat hal-hal lucu kayak gini, LOL. Gue biasanya bakal ngabisin buat beli buku, makanan, bayar kursus, ikut ujian ini-itu, nonton film di bioskop, beli pulsa (ini LOL sih), dan melakukan aktivitas layaknya fangirl budiman yang berduit loyal, macem beli original album mereka, atau ditabung buat menghadiri konser mereka – kalo konser – di Indonesia.
Hubungannya Wanna One sama produk ketjantieqan apa, Ra?
Jadi, Wanna One kerjasama dengan Innisfree, salah satu brand kosmetik ternama di Korea Selatan, untuk mempromosikan salah satu produk mereka yang bernama “Innisfree Jeju Volcanic Color Clay Mask”. Sesuai namanya, masker ini tuh banyak varian warna yang pastinya ngaruh juga ke fungsi masker tersebut.
Jujur, gue nggak pernah nyoba produk Innisfree. Padahal Innisfree tuh brand terkenal. Sebelumnya, Innisfree sering menggaet Yoona “SNSD” untuk mempromosikan berbagai macam produk mereka. Kalo Lee Minho udah biasa sama brand The Face Shop, EXO itu Nature Republic, dan Krystal, dari girlband f(x), digaet sama Etude House. Gue selama ini lebih sering make Etude House. Bahkan, pas gue baru sampe di Jepang di tahun 2015 lalu, yang gue cari adalah store Etude House terdekat dari asrama gue. Sebegitunya, ckck.
Intinya, gara-gara Wanna One-lah, akhirnya gue mulai ngepoin Innisfree, dan memutuskan untuk membeli produk mereka, si color clay mask itu.
*bakar dompet dan isi-isinya*
Cuman, dasar cewek (emangnya lo cewek, Ra?), gue tergoda untuk beli yang lain-lain, lol. Untuk perawatan wajah, gue biasa make COSRX. Sebelumnya, gue pernah review salah satu produk COSRX di sini. Gue beli karena iseng, dan ternyata cocok! Makanya, gue mulai setia menggunakan COSRX. Cuman, karena harganya agak mahal, gue nggak bisa sekali jebret beli semua produknya. Hmm, kayaknya COSRX harus kerjasama dengan salah satu boyband terkenal Korea, biar gue lebih semangat belinya lebih mantep aja gitu, wkwk.
Setelah pendahuluan yang panjangnya sama dengan penjabaran landasan teori skripsi gue – serius! Panjangnya segini, kurang lebih – yang terkait dengan konsep fatherhood, sekarang sudah saatnya gue mengungkapkan tujuan penulisan gue kali ini (LOL!), yaitu untuk me-review empat barang yang sukses melenyapkan uang gue dalam sekejapcoret udah gue beli via online.

Innisfree Jeju Volcanic Color Clay Mask
COSRX Blackhead Silk Finger Ball
COSRX One Step Pimple Clear Kit
COSRX Ultimate Moisturizing Honey Overnight Mask
Untuk detailnya, ulasan tentang Innisfree Jeju Volcanic Color Clay Mask bakal ditulis di sini, sedangkan ketiga produk COSRX lainnya ada di sini.
1 note
·
View note
Photo
aesthetic




these are my favorite pictures I want to cry someone hold me
1K notes
·
View notes
Text
INNISFREE JEJU VOLCANIC COLOR CLAY MASK
Seperti yang udah woro-woro gue ceritain tadi, singkatnya, gue kepincut sama produk yang satu ini karena Wanna One. Mungkin kalo Innisfree saat ini nggak ngegaet Wanna One sebagai brand ambassador mereka, gue nggak bakal sesinting ini. Sumpah.

Hayo tebak, ‘inceran’ gue yang mana?
Jadi, untuk produk Jeju Volcanic-nya Innisfree, sebenernya nggak cuman Color Clay Mask-nya aja. Untuk maskernya sendiri aja ada tiga macam seinget gue: mau yang Jeju Volcanic Pore Clay Mask yang bisa dipake sama semua jenis kulit, atau Super Volcanic Pore Clay Mask untuk kamu yang memiliki masalah kulit berminyak dan berkomedo yang membandel, atau Jeju Volcanic Pore Color Clay Mask yang maskernya warna-warni ini. Belom lagi ada cleansing foam-nya, toner, scrub, sampe nose pack-nya juga ada. Targetnya sendiri, sebenernya untuk orang-orang yang punya masalah sama jerawat dan komedo di wajah. Buat yang kelebihan produksi minyak di wajah, logikanya sih termasuk. Logikanya, ya.
Innisfree Jeju Volcanic Pore Clay Mask 150 ml ini dibuat bukan cuman sekedar pengen ‘beda’ karena tampilannya yang warna-warni aja, tapi perbedaan warna itu menunjukan fungsinya yang berbeda juga.
Sebenernya gue sempet mikir, ini nggak masuk akal. Muka kita kan satu kesatuan, ya. Ngaruh nggak sih, kalo dibedain maskernya gini? Misal gini. Bagian pipi diolesin warna pink yang fungsinya untuk mencerahkan. Terus di T-Zone (jidat-hidung-dagu) dikasih yang warna hitam untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Sisanya dikasih warna biru untuk melembabkan. Abis dibersihin mukanya, ntar yang bagian pipinya cerah, lainnya nggak. Terus yang dikasih masker biru, lembab. Lainnya nggak lembab. Hng. Sempet mikir gitu.
Tapi karena liat muka orang ini, jadi termotivasi untuk membelinya.


Modal screenshoot dari hape :’) duh, maapkeun.
Hungry Face yang ‘diciptakan’ sama suami guecoret Ong Seongwoo ini iconic parah di kalangan para Kpopers. Dia pake masker yang entah-warna-apa-dicampur-apa itu sambil ngeplesetin lagunya BTS, “Boy In Luv”. Lirik sebenernya tuh, “doegoppa, neoui oppa”. Sama Ong diplesetin jadi, “baegoppa, neomu goppa (laper, laper banget!)”.
Di adegan selanjutnya, si Ong berbicara dengan tatapan sok-sok nanar dan – still – maskeran, “baegeoppa yo. Bap jom juseyo (Aku lapar. Tolong berikan aku sedikit nasi)”. Pokoknya selama dia maskeran itu, dia selalu ngomong baegoppa (laper). Itulah asal muasal Hungry Face tercipta.
Lalu setelah dibersihkan, mukanya Si Ong jadi kayak gini.

Gue tau, gue bukan Ong Seongwoo. Gue bukan istri sah siapa-siapanya dia. Gue bukan adeknya, mamaknya, bapaknya, omnya, tantenya, gebetannya, make up artist-nya, koki pribadinya, tukang cucinya, tukang pijetnya, sopirnya, manajernya, baby sitter-nya. Bukan. Tapi, gue berharap muka gue bisa sekinclong Ong Seongwoo setelah dipakein masker.
(Lo harus tau. Gue ngakak sengakak-ngakaknya makhluk pas ngetik bagian di atas ini)
Gue memutuskan untuk beli tiga warna: biru, ungu, dan hijau. Sebenernya ragu, mau hijau apa hitam. Tapi, karena gue beli ini cuman kepengen iseng doang dan efek termakan iklan, jadi yaudahlah tiga dulu aja. Kalo beneran ngefek, baru sisa warna yang belum kebeli, akan dibeli di lain hari.

Tada! Dari paling kiri ke kanan: hijau - ungu - biru. Itu ungu, ya. Etdah, kenapa jadi pink gitu jadinya, weh?
Untuk masker yang warna hijau dan pink, dia lebih pekat. Lebih kental. Sedangkan yang warna biru, dia lebih cair. Kayak pas lo lagi bikin bakwan. Nah, lo agak kebanyakan ngasih air ke dalam adonan tepungnya. Agak kebanyakan. Agak, ya.

Begitu dioles tipis ke tangan, jadinya kayak gini. Urutannya dari yang paling kiri: hijau - biru - ungu.
Gue beli ini di akun etudehouseofficial, seharga Rp 105,000 untuk satu item. Harga aslinya sih ₩ 6,150 kalo nggak salah, yang kalo di-convert ke Rupiah jadi sekitar 73,000. Emang kayaknya gue butuh berdoa agar someday, gue bisa ditendang ke Korea Selatan dalam keadaan gue berduit dan sehat wal’afiat. Aamiin!
Pas diaplikasiin ke muka sih kerasa lebih ‘berat’ yang warna hijau. Untuk warna biru, dia karena agak cair, jadi lebih susah dioles ke muka. Perlu beberapa kali oles biar berasa beneran lagi pake masker. Kalo yang ungu, nggak terlalu ‘cair’, tapi nggak kerasa ‘berat’ juga pas dioles.

Kalo lo liat foto ini pas malem-malem, dijamin nggak bisa tidur selama tujuh belas malem. Kalo lo liat foto ini pas siang-siang, kayaknya bakal bolak-balik buang hajat di WC selama tujuh belas hari. Hm. Ada Wonwoo nyempil di balik bahuku~ *plak!
Meskipun yang masker biru itu konsistensinya lebih cair ketimbang dua ‘temennya’, justru dia yang paling cepet kering. Disusul oleh si masker hijau, dan yang kering belakangan tuh masker warna ungu. Berhubung gue orang yang sangat nggak sabaran dan gampang bosen, saat gue pake masker ini, muka gue dihadepin ke kipas angin yang lagi nyala sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas. Sumpah, jangan bayangin gue kayak cewek-cewek lain yang maskeran terus matanya ditutupin pake irisan timun dengan aroma aromaterapi di sekelilingnya. Plis. Jangan. Karena itu bukan style-nya Ara-san.
Katanya sih suruh nunggu lima sampai sepuluh menit. Dasar gue bandel, gue malah lewat dari rentang waktu yang dianjurkan, yaitu dua puluh menit. Abis bener-bener kering, gue bersihin muka gue pake bilasan air hangat. Yang paling gampang dibersihin – dengan kata lain, yang lebih gampang ‘ilang’ pas kena air – itu udah pasti yang warna biru, lalu ungu, dan yang agak bandel tuh yang warna hijau.
Apa yang gue rasain? Lebih seger, tapi muka gue nggak sekinclong Ong Seongwoo dalam sekejap, LOL. Yang gue rasakan, pipi gue jadi nggak berasa kering, terus muka jadi lebih halus dan siap buat dielus-elus sama Yoon Jisung. Cuman, kalo boleh dibandingin sama masker punyanya Skin Lab Glacial Clay Facial Mask, lebih ampuh yang punya Skin Lab, sih. Sama-sama ada judulnya “clay”, lho. Wkwkwk. Yang gue rasa setelah make masker itu, muka jadi lebih kinclong ketimbang sebelumnya, pori-pori jadi terlihat mengecil, dan produksi minyak juga berkurang jauh. Jujur, sesaat gue sempet mikir gini. Mungkin ada benernya juga, ada harga ada barang. Soalnya masker Skin Lab itu dibanderol dengan harga Rp 240,000, pas jaman emak gue beli beberapa bulan yang lalu. Ngaruh nggak, ya? Ngaruh, nggak?
PROS:
(+) Mengingat harga aslinya segitu, jadi menurut gue murah. Mungkin kalo gue masih di Jepang, bisa kebeli sekitar seribuan yen untuk satu botol.
(+) Banyak variasinya. Jadi tinggal beli aja tipe masker yang sesuai sama kebutuhan wajah, atau bisa juga beli berdasarkan warna favorit, buat kamu yang nggak begitu ada masalah sama kulit wajah.
(+) Muka jadi lebih halus, lembut, dan enak buat dicubitin.
(+) Buat seru-seruan juga bisa, kok. Lol. Serius! Adek gue aja sampe takjub sendiri liat gue waktu pake masker. Entah dia takjub karena liat kakak perempuannya yang kelakuannya kayak cowok ini pake masker untuk pertama kalinya, atau takjub karena ada masker warna-warni, atau takjub karena muka kakaknya udah setara sama artis Korea.
CONS:
(-) Karena salah satu problem terbesar gue adalah pori-pori besar dan produksi minyak berlebih, kalo cuman berharap dari masker ini doang sih, jangan berharap banyak.
SCORE : 8 / 10!
REPURCHASE? : Sepertinya iya. Soalnya gue penasaran sama yang warna hitam. Eh tapi warna lainnya juga kepengen, doh! Sepertinya bakal beli sisa warna yang belom sempet kebeli, wkwk.
0 notes
Conversation
Daniel: You spent $68 on hair conditioner?
Daehwi: A small price to pay for self-esteem, Hyung.
197 notes
·
View notes
Photo
The difference in reactions to Jihoon’s never-ending self praise. Tag yourself: I’m Woojin.
1K notes
·
View notes
Photo
hs yearbook award themes: 5. Most dramatic → Yoon Jisung
3K notes
·
View notes
Text
Yoon Jisung (aka our meme king) as you boyfriend
A/N: ayo I’m back again and no one cares but the other day I went to KARD’s concert in Madrid and I’m still shook yay
i think that it’s really short but idk enjoy
Also JISUNG NEEDS MORE RECOGNITION AND LOVE Y’ALL BLIND OR WHAT
<3
boyfriend material af
Have you seen his ulzzang photos? bc the entire world needs to know about that
super caring bc you know, he’s the mom of the group
expect all wannaone members asking him for help
“wait where are you going’“
“there’s a bug in Daniel’s bedroom so…”
ALWAYS
“did you eat?” x10000000
if you haven’t eaten don’t worry bc you have yoon jisung to make sure you eat well
he’s so bright that even if he’s not feeling well, he’s there to help you and listen to your problems
“everything is going to be okay i promise” while smiling at you
but there’s always bad days and sometimes he doesn’t want to talk about it
so you justn sit next to him quietly, letting him know that you’ll be always by his side
ols bad jokes for sure
he would know you better than yourself
“jisung have you seen my ke-”
“in the fridge”
“why tf are my keys on the fridge”
gossips yas
it’s literally you going out with your best friend
I can totally see him into cuddling
like a sunday morning, nothing in his schedule, you wake up to make some breakfast but he suddenly grabs your arm
“no pls wait”
looking at you pouting (srsly i’m dying while writing this)
and who cans ay no to a pretty face like his?
all day in bed, just going to the kitchen to bring food
perfect day tbh
and also
you two home alone
just you two
that means
dancing around the entire house of course
imagine you playing Red Velvet’s Red flavour
Jisung like bitch this is my jam
you literally on the floor
then it suddenly changes to energetic
this time you’re the one like yeah this is my moment
fail
you break a lamp
jisung crying
“another trip to ikea yay”
you hit him but he’s still crying of laughter
you’re s comfortable with each other
you can be the idiots you are with total freedom
he suddenly kisses you
because one of his favourite things is making you laugh, and the fact that you’re just so natural being together is one of the multiple reasons why he loves you so much
95 notes
·
View notes
Text
IT’S TIME FOR COSRX!
Setelah gue mengulas masker warna-warninya Innisfree di sini, giliran tiga produk yang gue beli keluaran COSRX yang gue ulas. Ada tiga yang gue beli dari akun koreanbeauty, yaitu COSRX Blackhead Silk Finger Ball, COSRX One Step Pimple Clear Kit, dan COSRX Ultimate Moisturizing Honey Overnight Mask. Sepertinya gue cocok sama produk COSRX. Pas gue coba beli sabun wajahnya, muka gue cukup ada perubahan. Jerawat jadi jarang banget nongol, masalah komedo dan produksi minyak berlebih di wajah jadi mengurang. Cuman, butuh kesabaran, lol. I mean, gue ngerasa ada perubahan yang kayak gitu setelah sekitar satu setengah bulan pemakaian. Maka itu, gue coba produknya yang lain, yang menurut gue unik dan emang gue butuhkan untuk kulit wajah gue.
COSRX Blackhead Silk Finger Ball

Si putih bulat-bulat lucu ini katanya beneran dibuat dari ulat sutra, yang tujuannya untuk menghilangkan whitehead dan blackhead di wajah. Gue beli ini seharga Rp 45,000. Satu kemasan ada dua belas buletan. Satu buletan itu bisa dipakai dua hingga tiga kali, katanya. Pemakaian si bulet-bulet putih unyu ini cukup dua atau tiga kali dalam seminggu, nggak perlu tiap hari. Jadi, satu kemasan itu bisa dipakai untuk tiga bulan, katanya.

Cara pemakaiannya, si bulet-bulet unyu ini direndam ke dalam air hangat sekitar dua menit, setelahnya langsung bisa dipakai ke wajah dengan cara digosok pelan, terutama di area yang biasa jadi tempat komedo pada ‘mangkal’, misalnya di sudut hidung. Sesederhana itu cara makenya.

Cuman, setelah gue pake, gue langsung mikir. Dibilang kalau satu buletan bisa digunakan untuk dua sampai tiga kali pemakaian. Gue rasa nggak, deh. Pas abis gue pake, udah nggak mulus putih gitu si finger ball-nya. Kayak kondisi kapas yang habis dipake untuk bersihin wajah, kumel buluk penuh dosa gitu. Apa karena muka gue yang kelewat kotor? Lagian juga, kalopun si finger ball itu nggak kotor-kotor amat habis dipakai, terus disimpen buat pemakaian selanjutnya, apa masih tetep higienis? Btw, pas gue cobain ke adek gue – adek gue cowok, LOL – hasilnya pun nggak kalah buluk.
“Lu yakin nyong, bisa dipake sampe tiga kali gitu?” Kata dia sambil ngeliat finger ball punya dia dan muka gue secara bergantian. Dia aja menyangsikan hal itu. Apalagi gue.
Abis dibersihin pake gituan, gue bilas muka gue pake air hangat. Gue liatin muka gue. Nggak begitu ngefek, wkwk. Ya, untuk whitehead mungkin bisa ketolong, tapi blackhead sih maap-maap aja. Nggak bisa. Mungkin karena gue udah menaruh banyak harapan – baca: punya ekspektasi ini dan itu – sama si finger ball lucu ini, jadi begitu tau hasil akhirnya kayak gitu, jadi kecewa.
PRO:
(+) Mayan lah buat ngilangin whitehead
CONS:
(-) Satu finger ball, menurut gue, nggak bisa dipakai untuk berkali-kali. Ini logika gue aja sih, udah bekas digosok-gosok ke wajah gitu. Mau disimpen di tempat paling steril sekalipun, tetep aja gue ngerasa nggak bisa dipake untuk yang kedua – atau kesekian – kalinya.
(-) Nggak ngefek, biasa aja.
(-) Karena nggak ngefek, terus gue jadi ngerasa bahwa ngeluarin empat puluh lima ribu untuk barang ini tuh adalah kesia-siaan yang hakiki, lol!
SCORE : 4 / 10, wkwk. Maap, yak.
REPURCHASE? : Kayak lagunya Wanna One, dong : NEVER. EVER.
COSRX One Step Pimple Clear Kit

Yang kedua, gue beli COSRX One Step Pimple Clear Kit. Jadi, dalam satu sachet yang lumayan gede itu, ada tiga bagian. Di bagian kiri atas, ada gel cleanser yang bening dan nggak beraroma. Di bagian kanan atas, ada dua pimple clear pad. Bentuknya kayak kapas bulet tipis, berfungsi untuk mengangkat kotoran di wajah. Di bagian bawahnya, ada satu buah masker wajah yang tinggal ditempel, bukan yang dioles-oles itu. Gue beli dengan harga Rp 45,000, untuk satu kit. Karena beli dua, jadi gue habis Rp 90,000.

Ada instruksi pemakaiannya serta keterangan produk dalam Bahasa Inggris.
Saat menggunakan gel cleanser-nya, nggak ngerasa gimana-gimana. Maksudnya gini, kadang suka ada sabun wajah yang menimbulkan efek muka berasa kering di wajah, atau berasa wajahnya kayak ketarik, atau wajah jadi berasa ‘berat’, dan lainnya. Nah, ini tuh nggak. Biasa aja. Cuman, sabunnya ini nggak berbusa, ya. Mungkin karena dia gel cleanser, bukan cleansing foam.
Lanjut ke step kedua, yaitu penggunaan pimple clear pad ke wajah. Kayak kita ngegosokin wajah pake toner yang udah dituangin ke kapas gitu lah. Dari sononya, dikasih dua buletan kapas yang seperti sudah direndam toner, tapi gue ngerasa cukup pake satu aja. Semua kumel-kumel buluk di wajah gue keangkat dengan satu kapas aja. Yang satunya gue simpen buat keesokan harinya, wkwk.
Step terakhir, nemplokin masker ke wajah. Jujur, baru kali ini gue seneng make masker yang tinggal ditemplokin ke wajah itu, karena proporsi buat mata, bolongan hidung, dan bibir, pas di wajah gue. Biasanya, kalo gue pake masker yang gituan, suka ‘meleset’ gitu. Entah bagian matanya terlalu gede, atau bagian bibirnya kekecilan, atau bagian bolongan idungnya nggak pas. Akutu nggak bisa diginiin!
Saat pemakaian masker ini, dianjurkan untuk menunggu selama 15-20 menit. Gue bablasin sampai dua puluh menit. Saat make masker ini, rasanya seger dan nggak lengket di wajah. Apalagi pas dilepas. Muka gue berasa dingin, segar, lembap, dan kenyal.
Kayaknya yang terakhir tuh nggak berlaku buat gue yang chubby. Mau diapain aja, tetep bakalan kenyal karena lemak *cries in Spanish*.
PROS:
(+) Murah sih, Rp 45,000 bisa dapet tiga jenis perawatan, kan lumayan.
(+) Beneran ada efeknya. Muka jadi lebih seger, lembap, dan lebih bersih berkat pimple clear pad-nya.
(+) Sabunnya ringan, nggak ninggalin efek yang aneh-aneh macem wajah jadi berasa ketarik dan semacemnya. Nggak beraroma juga.
(+) Ini cocok buat kulit berminyak dan kulit kombinasi kayak gue. Kalo untuk yang kulit kering atau kulit normal, sebaiknya pake kit product yang satunya lagi, yaitu COSRX One Step Moisture Up Kit
CONS:
(-) Agak susah nyarinya. Mesti ngubek-ngubek online shop dulu wkwk. Semoga sekarang udah banyak yang ngejual, wkwk.
SCORE : 8,5 / 10!
REPURCHASE? : Iya, lah! Pastinya. Harus sabar nunggu gajian bulan ini dulu, ya. LOL!
COSRX Ultimate Moisturizing Honey Overnight Mask

Kalo ini sebenernya gue beli karena butuh. Jadi, gue sadar bahwa kulit wajah gue ini nyebelin: bisa jadi macem kilang minyak plus kasar dan kering macem kulit salak dalam satu waktu. Kadang, pake pelembab yang ‘asal’ malah bikin kulit gue kusam nggak karuan. Pas gue liat pelembab COSRX ini ternyata bisa digunakan untuk kulit kombinasi, yasudah. Sangat kebetulan. Gue beli dengan harga Rp 160,000.
Ukurannya kan 50 gr. Awalnya, gue pikir kecil dan gue nggak yakin bakal bisa ‘bertahan lama’. Nggak taunya, emang beneran kecil, sih. Tapi, gue rasa, bisa dipake untuk lebih dari dua bulan.

Warnanya kuning! Cuman, begitu dioles ke kulit, jatohnya bening, kok. Saat dioles ke wajah, nggak membuat wajahmu kuning seketika kayak jaket almamater gue, LOL. Dia nggak lengket. Sama sekali nggak ninggalin rasa lengket di wajah kayak pelembab pada umumnya. Cepet menyerap ke kulit, dan ada aroma madu. Aromanya sekilas doang, dan nggak nyengat.
Loh, Ra. Bukannya itu overnight mask, ya? Itu masker, lho.
Jadi, si overnight mask ini memang punya tiga cara pemakaian. Pertama, sebagai masker yang bisa didiemin semaleman, sesuai judulnya. Jadi, diolesin ke wajah gitu aja, terus diemin semaleman. Keesokan harinya, baru dibilas sekalian cuci muka. Cara kedua, bisa dijadiin masker biasa. Ambil cairannya dengan kadar yang lebih banyak, terus diolesin ke muka. Tunggu lima belas menit, lalu bilas dengan air hangat. Pemakaian yang ketiga, bisa dijadiin pelembab sehari-hari. Diolesin tipis-tipis di wajah, dan nggak perlu dibilas.
Gue udah nyoba ketiga cara itu. Untuk pemakaian yang dijadiin overnight mask, hasilnya bagus. Muka jadi lebih lembab, nggak kering, dan enak buat dicubitin, lol. Untuk pemakaian kedua… nggak masalah, cuman sayang aja, karena porsi yang ‘kebuang’ lebih banyak, dan hasilnya malah biasa aja. Untuk pemakaian ketiga yang sebagai pelembab wajah, ini menurut gue nendang banget. Muka jadi nggak kering, lembab seharian. Terus kalo pake make-up, muka gue jadi nggak keliatan kering gitu. Masalah muka-gue-ntar-malah-jadi-berminyak-parah, ternyata nggak, kok. Nggak ada masalah. Pokoknya, Ara-san telah jatuh hati padanya.
PROS: (+) Paket komplit karena bisa dipakai dengan tiga cara pemakaian, yaitu sebagai overnight mask, masker biasa, atau pelembab
(+) Cocok untuk jenis kulit wajah yang berminyak dan kombinasi
(+) Cepet nyerep ke dalam kulit. Jadi nggak nimbulin kesan lengket atau wajah kayak kilang minyak.
(+) Warnanya kuning Aromanya nggak menyengat, cuman sekilas doang. Iya, soalnya gue prefer yang nggak ada bau-bauannya.
CONS:
(-) Mahal, huhu. Produk COSRX emang salah satu produk yang agak mahal sih. Klairs sama Kiehl’s juga.
(-) Harus pake spatula khusus masker – bukan spatula dapur, plis – kalo mau ngolesin ke wajah. Soalnya ini kayak gel cair – gel? Tapi cair? Maksud? – yang gampang ‘melorot’ jatoh ke bawah gitu. Agak susah kalo mau dioles pake jari.
SCORE : 9 / 10!
REPURCHASE? : Bismillah, yak :’) Mau, sih. Seharusnya bisa terbeli lagi someday, LOL!
0 notes
Text
09 JULI 2017 : REVIEW MINI ALBUM SEVENTEEN “ALONE / AL1 / ALL”

Sebelumnya, gue pernah nulis tentang review mini album Seventeen “Going Seventeen” di sini, cuman udah mayan lama. Lima bulanan yang lalu? Lagian Seventeen mah alig juga sih, belom nongol rasa bosen gue sama lagu “Boom-Boom”, udah comeback aja. Sedih dompetku aku, tuh.
Masih sama dengan yang sebelumnya, kali ini Seventeen comeback dengan merilis mini album aja, nggak full album, pada tanggal 22 Mei 2017, dengan lagu pentolannya “울고 싶지 않아 (Don’t Wanna Cry)” yang supppper beda dari lagu-lagu pentolan mereka sebelumnya. Kenapa? Liriknya kali ini ngomongin sensasinya putus cinta, tapi dikemas dalam genre EDM yang... kaget juga sih, awalnya. Bro, ini nggak Seventeen banget! Biasanya mereka bakal ngebawain lirik yang full of love dan dibalut dengan genre pop ringan gitu, lah. Meskipun begitu, lagu ini jadi lagu yang paling ‘nendang’ dan sukses menyita perhatian pengamat musik internasional. Bahkan sampe di-notice dan di-mention sama akun twitter official-nya Billboard, lho!
Kali ini, gue bakal nulis review mengenai mini album Seventeen yang baru rilis ini. Lebih ke arah ulasan album fisiknya, sih. Kalo untuk lagu-lagunya, mudah-mudahan bakal ditulis (kalo ada waktu *mewek*) dan ditautkan link-nya. Jadi, gak perlu ngubek-ngubek tumblr gue karena itu isinya aib menyusahkan dan merepotkan, wkwk. Gue nulis ini semata-mata karena iseng dan sekadar menuangkan pendapat. Jadi, kalau ada yang berbeda, mohon maaf lahir batin. Semoga panjang umur dan bahagia!
Masih sama dengan mini album sebelumnya, Seventeen merilis tiga versi album yang apesnya judul tiap versi tuh beda. Versi pertama diberi nama “Alone”. Versi kedua diberi nama “Al1”, dan versi ketiga diberi nama “All”. Maka itu, judul kali ini... ya, seperti yang kalian liat, lol. Lagi, gue beli tiga-tiganya, HAHA. Setelah gue bimbang memilih dan berpikir panjang, sebaiknya gue beli semua versi albumnya atau beli tiket konser Seventeen yang bakal konser tanggal 23 September mendatang, akhirnya gue memutuskan untuk MELAKUKAN KEDUANYA.
Yep. Beneran. Lo pada lagi gak kobam bacanya.
Bilang gue sinting, bilang gue tolol. Gue ngelakuin ini karena pengen ngasih ‘hadiah’ aja buat diri sendiri. Kan ulang taun gue seminggu sebelum mereka konser, lol. Ketagihan lho, abis menjambangi konsernya Seventeen di Tokyo tahun 2016 kemaren, sekarang pas mereka mampir di Jakarta, gue sebagai Carat (sebutan fans-nya Seventeen) diusahakan bisa hadir, lah. Karena mereka kalo perform tuh niatttt banget. Suaranya tetep bertenaga dan stabil meskipun makin ke sini tuh gerakan dance mereka makin nguras emosi dan susah buat dipelajarin. Maka dari itu, otak gila ini memutuskan untuk membuang-buang duit pada tempatnya.
Mini album ini terdiri dari delapan track yang sama di tiap versinya. Sebagian besar ber-genre EDM (85% kali, ya). Meskipun ‘nggak biasanya’ digunakan sama Seventeen sebagai genre mereka, tapi tetep enak didenger dan nggak keliatan kayak baru pertama kali ‘bereksperimen’ dengan EDM. Pentolan lagunya, “울고 싶지 않아 (Don’t Wanna Cry)” ini sempet cukup ngundang kontroversi karena dirasa mirip dengan salah satu lagu buatan Chainsmoker. Cuman, setelah ada salah satu akun yutup yang mencoba me-mash up lagunya Chainsmoker dengan Seventeen ini, ternyata beda. Nuansa musiknya aja yang mengingatkan sama lagunya si Chainsmoker – yang gue gatau judulnya apaan, wkwk.

sumber dari sini
Untuk versi yang kedua, “Al1”, gue pre-order di Euthenia. Sedangkan “All” dan “Alone”, gue beli ready stock online di Kpopconnection. Harganya beda, sih. Kalo di Euthenia, gue habis (kalo nggak salah) 275 ribu, udah plus ongkos kirim dan tube yang berisi poster. Sedangkan di Kpopconnection, gue habis 281 ribu, dengan rincian harga albumnya 265 ribu, tube-nya 7 ribu, dan ongkos kirim 9 ribu. Lebih murah di Euthenia, memang. Cuman, karena ada suatu masalah, meskipun pre-order, albumnya paling nyampe belakangan, huhu. Baru sampe hari Senin kemaren! Makanya gue baru bisa review sekarang, lol.
Bentuk luar dari masing-masing album sih kayak gini.

Masing-masing versi akan mendapatkan ‘benda-benda’ berikut ini:
1 buah CD yang gambarnya masing-masing anggota Seventeen, random.
1 buah photobooklet 96 halaman, dengan ukuran 17 x 25 cm
Bonus 1 poster yang gambarnya ke-13 member Seventeen lagi rame-rame, random. Yang beredar, ada dua versi (meskipun albumnya ada tiga versi): yang latar belakangnya pantai (sama dengan cover “Al1″ version) atau yang latar belakangnya sunset (sama kayak “ALL” version).
Bonus 1 poster salah satu anggota Seventeen, random.
Bonus 1 polaroid member Seventeen, random. Sialnya lagi, tiap versi tuh beda-beda. Jadi misalnya, yang versi “All”, dapet foto Joshua lagi kayang. Tetapi, di versi yang “Al1”, foto Joshua-nya lagi gigit guling. Yang versi “Alone”, Joshua-nya lagi ngunyah paku. Sedih, kan? Total ada 39 foto gitu. Hemeh.
Bonus 1 kartu pos yang gambarnya salah satu foto anggota Seventeen, random, dan
Bonus 1 stiker yang isinya semua nama anggota Seventeen.
Mari dibahas satu persatu.
ALONE

Gue dapet: CD muka Dokyeom, Polaroid Woozi, Postcard Mingyu (jodohgakkemana.jpeg lol), poster Jun dan poster Seventeen rame-rame yang latar belakangnya pantai.

S.Coups (Choi Seungcheol). Seventeen’ Leader, Producer, also Leader for Hiphop Team. Leader paling gak modal, suka betak barang orang, tapi dia tuh cinta pertama gue.

Kim Mingyu. Handsome-dorky-left-handed-rapper lol. Hiphop Team (Lead Rapper). Kembaran beda jaman. Soulmate sejak orok.

Jeon Wonwoo. Bokdeongari, lol! Hiphop Team (Lead Rapper). Perpustakaan berjalan. Tsundere tingkat Samyang.

Vernon (Choi Hansol). Swaggest rapper among all 98 lines, imo. Hiphop Team (Main Rapper). Bule tengil, sinting, tapi ngangenin.
Konsep pemotretannya tuh cowok banget. Yang jelas, nonjolin sisi karismatik tiap member yang dibalut dengan suasana hitam-putih minimalis. Ada sih foto yang berwarna, tapi nggak sebanyak yang hitam-putih dan tetep ‘sederhana’. Kayaknya fotonya lebih dominan indoor gitu, jarang yang outdoor. Kalopun outdoor, paling cuman kayak di balkon atau taman, nggak heboh macem photoshoot di pantai atau lereng Gunung Merapi.
Sayangnya, gue sedih karena ada foto yang terbagi dua. Maksudnya? Liat deh, fotonya si Woozi (Vocal Team).

Woozi (Lee Jihoon). Leader for Vocal Team, also composer for every Seventeen album. Anda berani ngocol? Gitar melayang.
AL1

Gue dapet: CD muka Vernon, Polaroid Wonwoo, Postcard Woozi, poster Joshua, dan poster Seventeen rame-rame yang latar belakangnya pantai.
Ini versi yang mulai seimbang nih, indoor sama outdoor-nya. Penyajiannya tetep diklasifikasiin berdasarkan sub unitnya. Untuk “Alone” version, urutannya tuh anggota dari hiphop team dulu, terus lanjut ke performance team, berakhir di vocal team. Penyajian yang kayak gitu mengingatkan gue sama “Going Seventeen” yang “Make A Wish” version. Sedangkan untuk “AL1” version, urutannya malah mundur, dari vocal team dulu, lanjut ke performance team, terakhir tuh hiphop team. Cuman vocal team nih, yang indoor. Lainnya pada outdoor, wkwk!

Yoon Jeonghan. Cheonsa: always listening, always understanding 24/7. Vocal Team (Lead Vocal). Emak kita semua.

Boo Seungkwan. Diva from Jeju Island. Vocal Unit (Main Vocal). MC kondangan.

DK / Dokyeom (Lee Seokmin). Horse-like man, loljk. Vocal Team (Main Vocal). “Hidungku = perosotan hatimu”.
Yang bikin gue histeris tak terkontrol, JOSHUA PAMER AURAT *dikit doang sih*. Tapi justru yang ‘dikit-dikit’ ini yang bikin hati langsung bergetar, bukan? Kalo yang langsung ‘disajikan dalam porsi banyak’ mah, bisa gumoh semaleman, wkwk.


Joshua (Hong Jisoo). Made in Los Angeles, U.S.A. Vocal Team (Lead Vocal). “Drink water, no alcohol”.
ALL

Gue dapet: CD muka Vernon (LAGI!), Polaroid Joshua, Postcard DK, poster Mingyu (wearemeanttobelol.jpeg), dan poster Seventeen rame-rame yang latar belakangnya sunset, sama dengan cover album ini.
Ini versi yang paling jadi favorit, menurut gue. Kenapa? Bener-bener outdoor gitu, dan bajunya tuh ‘disamain’ gitu, jadi kompak dan senada. Versi ini juga menonjolkan nama “Seventeen”, bukan menonjolkan sisi perorangan dari ke-13 member Seventeen, bukan juga menonjolkan sisi sub-unitnya. Kok bisa mikir kayak gitu? Di dua versi sebelumnya, ditatanya tuh foto perorangan, lalu foto yang bareng-bareng sama sub-unit. Kayaknya seinget gue, foto yang rame-rame ber-13 itu nggak ada, deh. Jadi kan sedih, gitu. Seventeen tuh nggak bakal jadi “Seventeen” kalo ketiga belas anggotanya nggak ‘dijadiin’ dalam satu frame. Ya kan?

Hoshi (Kwon Soonyoung). “Naega Hosh!”. “Hoshi hwaiting!”. Leader for Performance Team, also choreographer for every Seventeen’ main song.

Dino (Lee Chan). Jeonghan’s baby until after 30. The youngest member. Performance Team (Main Dancer). Maknae rasa oppa.

Jun (Wen Junhui). Prince from China. Performance Team (Lead Dancer). Narsis tingkat Bon Cabe.

The8 (Xu Minghao). The savage member from China (but I realized that he is pretty wise too!). Performance Team (Lead Dancer). Have been in love-hate relationship with Mingyu, loljk.
Kalau ditanya tingkat kepuasan gue sama penampilan mini album Seventeen kali ini, dari skala 1-10, gue kasih nilai 7. Kenapa?
PROS (+)
1. Terdiri dari tiga versi yang membuat gue makin percaya, kalau lo fans berduit dan lo bisa beli lebih dari tiga biji dan dengan sukarela membagi-bagikannya kepada seluruh warga di RW lo, itu bisa membantu Seventeen buat ningkatin jumlah album fisik yang terjual. Jadi, secara nggak langsung, lo bisa membantu Seventeen juga untuk menjadi ‘raja’ di beberapa tempat seperti Hanteo, Gaon, dan beberapa Korean music chart lainnya. Kebukti kan, waktu tanding sama salah satu girlband di Music Bank, sebenernya Seventeen tuh kalah telak. Cuman kebantu sama data penjualan albumnya. Jadilah Seventeen yang menang.
2. COVER-nya tuh hard cover dan unik mampus. Kenapa? Karena ngingetin gue sama ensiklopedia jadul gitu. Sumpah, keren banget. Gue jatuh cinta sama cover-nya!
3. PHOTOBOOKLET-nya lebih gede dari yang sebelumnya (“Going Seventeen”), jadi bisa lebih puassss~
4. Meskipun gede, tapi tetep RINGAN, kok. Kalo lo lagi jenuh di kelas dan lo butuh ‘hiburan’, pandangi aja photobooklet Seventeen-nya. Nggak bakal ketauan! Karena cover-nya ngecoh banget! Lo bakal disangka lagi (paling-paling) baca novel jadul gitu, sih. Asal, jangan lupa copot dulu cover pembungkus luarnya, ya! Ehm, jangan ditiru. Cuman becanda.



mirip ensiklopedia jadul, wkwk. paling suka yang mana? “All” version!
5. KARTU POSnya, dong! Apalagi? Bisa jadi pajangan foto juga, lho. Soalnya yang ditonjolin (pastinya, lah) foto anggota Seventeen-nya, bukan fungsinya sebagai kartu pos, lol.
CONS (-)
1. COVER PEMBUNGKUS LUARNYA, rentan banget lecek, kotor, dan sobek. Kalo “Going Seventeen” yang sebelumnya kan ‘dibungkus’ pake kinda box yang cukup kuat, jadi nggak keliatan penyek-penyek rusak gitu. Ini belom apa-apa album yang “Alone” version punya gue tuh udah sobek di pinggirannya, kan kzl.

huhu.jpg
2. FOTO di dalam photobooklet, yang sampe ngebikin muka Woozi ‘kebelah’, dan leher Joshua yang malah jadi ‘tak bertulang’. Kalo seandainya memungkinkan, mending dibikin satu halaman aja kali ya. Cuman mungkin ngeri bangkrut juga kalo satu muka dicetak satu halaman, wkwk
3. POSTER. Ukurannya jadi lebih kecil dibanding yang sebelumnya, dan bahan kertasnya tuh rentan sobek, rentan lecek, dan rentan cacat. Jadi, gue simpen dan gak gue pajang di kamar. Masih aman di dalam tube, huhu. Semoga aman.
4. BONUSnya nggak secetar yang kemaren. Hampa rasanya. Yang makin-makin bikin hampa tuh karena nggak ada bonus foto atau gambar atau apalah yang berguna. Maksud gue, foto berdua gitu. Misal, foto Seungkwan ama Vernon, gitu. Ehm, kan itu bisa memanjakan sisi liar gue sebagai penggila OTP-OTP di Seventeen menunjukan sisi persahabatan dan kekeluargaan pada tiap-tiap anggota *senyum mesum*
5. STIKERnya bikin nyesek. Bhay. Gue nggak ngerti itu stikernya gue pake buat apaan.

bahkan nama-namanya pun agak sulit dibaca.
6. HARGAnya agak mahal ketimbang sama mini album sebelumnya. Padahal bonusnya lebih cetar yang kemarenan. Sedih aku, tuh.
Tapi ‘yaudah’ lah ya, sama album fisik. Yang penting kualitas lagunya. Sumpah, siapa di sini yang dari tanggal 22 Mei kemarenan sampai detik ini masih kecanduan dengerin lagu “Don’t Wanna Cry”, sampe di-repeat tiap hari nggak bosen-bosen? Kalo bisa dan boleh ngejawab pertanyaan sendiri, gue akan menjawab, “YA! ITU GUE!”.
0 notes
Text
SVT As Just Shower Thoughts
S.Coups: Every time I listen to music, I listen on shuffle but skip every song until I get to the ones I want to hear anyways.
Jeonghan: My laziness is exactly as the number 8. If it lays down, it becomes infinite.
Joshua: I forgot to bring a towel
Jun: Ever since smart phones came out I spend so much more time pooping then I ever did before
Hoshi: I wonder if my burger meat and cheese on a single cheeseburger have ever came from the same cow
Wonwoo: My neighbor is an old farmer guy and he complimented all the hard work I’ve been doing on my garden. It feels like I got the rural equivalent of street cred. I got field cred.
Woozi: It’s acceptable to say how reliant and addicted you are to a drug as long as the drug is caffeine.
DK: According to a box of Mac and Cheese, i’m a family of four
Mingyu: I wish I could use CTRL+F to find shit in my house.
The8: I feel like Google should be paying me for the amount of times a day I tell people to Google something.
Seungkwan: It would be so cool if we just pushed a button on our phones and it notified the ice cream man of a customer. Sort of like lyft/uber. But it’s an ice cream truck.
Vernon: I listen to music so often that sometimes I measure how long it takes me to do something based on the amount of songs I listened to doing it.
Dino: If I was about to turn into a zombie, the first thing I would do is put on some roller skates. Either I am unable to stand and therefore can’t ever hurt anyone, or I become the most dangerous zombie ever.
880 notes
·
View notes
Photo
MINGYU TEASING WONWOO IS MY FAVOURITE THING
6K notes
·
View notes
Text
food critic!mingyu
tbh everyone knows who he is
like yeah food critics are supposed to be like undercover or whatever but 1) he’s handsome so he attracts attention and 2) if he’s at a restaurant with a friend he starts using Food Words and gets really excited when the food is “exquisite”
food critic!mingyu and at home!mingyu are two completely different people
fuck it they’re not even the same species
everyone in the food industry thinks that mingyu invented chic and that he probably models for like,,,,,armani or louis vuitton (rumor has it that he owns diamond encrusted undies)
but seventeen + friends have witnessed him eat pizza from a pizza box that was in the garbage and run for the hills whenever gyu looks like he’s about to sneeze
tl;dr: mingyu is a God in public and a Mess in private
like the first time minghao went with mingyu on a business meal, minghao just stared at him for like 5 minutes while mingyu tried the food and read descriptions as he typed them into his phone
mingyu: *using Big, Fancy words and using Extra descriptions*
minghao: who The Fuck are you
seventeen likes to make fun of him during these lunch/dinner dates bc his hyungs are like “!!look at bb mingyu all grown up!! so professional!! i feel honored to be in your presence!!” and the younger ones r like “i wish i could be as Fabulous and Successful as you, King Mingyu!! will u pls sign my used napkin??!?!?!?”
(he’s now reluctant to bring them along)
mingyu rly has a passion for food and he loves how food can make you feel and how creative you can get with it
he adores his job like he gets so Excited to go to new restaurants so he can pick apart every flavor and texture and the visuals of the dish and the feel of the place
and tbh he never lets his job or rank or whatever get to his head he’s so H U M B L E
he’s always insanely polite to staff and other food critics and his readers even though they, and many other people, can be really mean to him
he gets frustrated sometimes tho bc a lot of people don’t take his job seriously
like yeah he gets to eat as part of his job, but he also has to write sometimes harsh reviews and has spent years memorizing countless ingredients and cooking styles
and sometimes the harshly honest reviews bring him hate and he’s lost sleep over anonymous threats and forces himself to go to the gym every single night bc he knows that so many people only like him for his looks even though he works his ass off
:-(((((((((((((((((((
so many people see him though as this Untouchable Millionaire person because of how he presents himself
like he’s always wearing shiny watches and crisp shirts and slicked back hair and stylish glasses (can u fuckin imagine tho)
but tbh he’s just this big puppy that sits on his thrifted couch in boxers and a tshirt with his feet dangling off the end, only wearing one sock because he forgot to do laundry, while watching spongebob and eating a microwaved burrito
he has an italian greyhound named penne that he spends more money on than he does on him. that dog is his Child.
(he didn’t know what to name her so…………..he put out a bunch of foods and let the dog decide………..)
penne has her own mini closet and is also the logo on mingyu’s food blog
speaking of which, his blog looks very classy and sleek but the cursor is a pink paw print that leaves a trail of dog treats when u move it
he has a food insta too and it has like 700k followers bc 1) the quality of his pics is insane and the food looks so good and 2),,,,,,,,sometimes he recreates food for penne,,,,,,,,and posts pictures of it
(he has a separate instagram account for penne….) (he spams it)
(everyone follows that account like u have at some point of ur life found a picture of penne in ur camera roll)
and u know who mr. kim is bc ur a waitress at a restaurant in one of the top hotels in the country so you’ve been anticipating his visit and by Anticipating i mean Practicing To Call In Sick for when the day comes
but lucky for you your Wednesday late-night shift starts with you introducing yourself to mingyu and explaining the different items on the liquor menu
u get back to the kitchen after he orders some $9 drink and u clutch the doors shut and ur like “……..guys……….He’s Here” and everyone’s like “excUse mE whAT” and ur boss is like “if u screw this up you’re washing all of the dishes after last shift for three months”
n ur like nO pls just get me this drink before i die from The Pressure Everyone Is Putting On Me Right Now
u get the drink out to him and not to be Dramatic or anything but when u set down the drink he looks at you with this liL SMILE
and he’s like “thank you~!” he sounds like a child it’s so cUte!!!!!!!
you ask if he’s ready to order and he’s like “i sure am!” and he keeps looking back and forth between you and the menu and whenever u make eye contact he gives u That Smile™ and laughs to himself when u quickly look back to ur notepad
when u take the menu tho ur hands brush and he’s like “oH sOrry”
u hurry off to the kitchen and he’s sitting there with red cheeks and u let out a breath once the doors shut behind u
the entire kitchen staff at once: WHATS HIS ORDER
as ur serving other tables, u catch mingyu looking at you a few times while sipping his drink like fuCk oK dAmN bOi
and he’s not even trying to be Sexy he just thinks ur rly cute like he noticed how u stuttered when u introduced yourself and how you nodded every time he named off a menu item and how your voice sounded when you described the dishes
its abt the little details to him let me tEll u
the entire time you’re waiting for them to finish his order, you’re nervously pacing around the kitchen or playing with the pen between orders becAuse 1) he’s Powerful and Influential and Handsome AF and 2) @ ur boss pls don’t make me wash dishes
his order is finally ready and ur carrying it out and the entire time you’re walking over, his eyes are going from you to the table to his drink to you to the floor because he’s nErvOus
u set down the plates carefully and accidentally kinda let the second plate drop onto the table and ur like iM soRry and quickly put down the third plate and ask if he needs anything else
when u look @ him he’s smiling tho lmao
and he says “nope everything looks good thank u” but he means to say “ur number. pls.”
u tell him to enjoy the food and slip back into the kitchen after making a quick round to check on other customers
tbh u stay in the kitchen mostly while he eats bc ur like whAt if i Fucked It Up i should’ve called in siCk daMmit
u reluctantly go back to his table once he’s almost done and u ask him the usual “how was everything? could i help you to anything else?”
and all he asks for is the bill and a piece of chocolate cake
bUt bAby liTtle do u kNow
u get him the bill and the cake and he’s being Extra Smiley towards u and ur co-workers r sulking in the kitchen lmao
he leaves and with him goes the weight off of your shoulder but when you go to collect the tip, the piece of chocolate cake is untouched and on the napkin is a note with 10 numbers on it, “i hope you like chocolate,” and his signature
bonus: he finishes his signature off with a lil doodle of penne
142 notes
·
View notes
Photo

如果有人对你不好,不管你有多爱他,你都需要爱自己多一些,勇敢离开那个人。 When someone isn’t treating you right, no matter how much you love them, you’ve got to love yourself more and walk away.
95 notes
·
View notes