Text
this is not just about a bowl of malatang.
this is about you wanting to feel capable. wanting to feel normal. wanting to be able to say, “I can go where I want, when I want,” without feeling scared, dependent, or less.
0 notes
Text
Ibn al-Qayyim رحمه الله:
"One of the signs of someone who truly knows Allāh is that they don't grieve over what they lose, nor do they become overly happy with what they gain. This is because they see everything as temporary and fading away, recognizing that in reality, they are just like shadows and illusions."
[Madarij al-Salikin | 3/318]
134 notes
·
View notes
Text
"It’s going to keep hurting, until you realize that there are places in the human heart created only by and for, God."
Yasmin Mogahed
3 notes
·
View notes
Text
Work on being in love with the person in the mirror who has been through so much but is still standing
~herunwrittencanvas~
5K notes
·
View notes
Text
Duhai hati yg terlalu lelah dengan hiruk pikuk dunia, tambahlah sedikit kesabarannya. :)
Bilik kamar | 16 Desember 2024
26 notes
·
View notes
Text
"You know, love doesn't mean "l never want you to change." But I don't think it means "I don't care if you change" either. So I suppose it might mean, "I believe that you'll always be the person I adore." A declaration of faith, perhaps."
– Sayaka Saeki, やがて君になる (Bloom into You), Via "freckled-lili" on Tumblr
32K notes
·
View notes
Text
When your thoughts are more refined than your appearance, your feelings more fragrant than your perfume, and your manners more attractive than your looks—that is when you are truly elegant.

330 notes
·
View notes
Text

"إن أعطيتني ما أرجو فبرحمتك
وإن منعتني فبحكمتك
وأنت تعلم وأنا لا أعلم"
862 notes
·
View notes
Text
Aku tak sekuat itu, aku hanya belajar menerima semua yang menjadi takdirku. Aku tak seikhlas itu, aku hanya belajar menerima sesuatu yang tak bisa ku ubah. Aku tak setenang itu, aku hanya belajar mengendalikan perasaanku. dan aku tak sepasrah itu, aku hanya percaya bahwa setiap do'a yang dilangitkan tidak akan kembali dengan sia-sia.
207 notes
·
View notes
Text
"Islam can make a woman so strong that she no longer strives to be noticed by men, no longer needs the admiring gaze to feel attractive, and no longer puts herself on display even though the entire world is doing just that. "
118 notes
·
View notes
Text
"How many paths I have travelled, all of them leading back to you. Ya Rehmaan. "

190 notes
·
View notes
Text
"My prophet (ﷺ) taught me that suffering does not harden the heart, but softens it."
82 notes
·
View notes
Text
" I am humbled by a lesson Allah has taught me again and again: We do not become strong from being hard, we become strong from being soft. "
72 notes
·
View notes
Text
Sheikh Ibn Uthaymeen ;
The believer is the one whose heart is aware of the feelings of the people.
Sharh riyad as- salihin (4/31)
143 notes
·
View notes
Text
Aku mulai ngerti, kenapa Rasulullah nggak over-reacting saat orang-orang yang menyebabkan traumanya terus menerus melakukan hal-hal yang men-trigger "alarm" emosi itu. Jawabannya, kata Ust. Nouman Ali Khan, adalah tahajjud.
Ada banyak emosi yang terus menerus diarahkan kepada Rasulullah. Makian, kemarahan, perendahan harga diri, pembunuhan orang tersayang, tuduhan tidak benar, pemboikotan satu kaum, penganiayaan verbal dan fisik, serta perilaku biadab lainnya, nggak mungkin hal-hal kaya gitu nggak meninggalkan bekas trauma.
Aku, kalau jadi Rasulullah, kayanya nggak tahan untuk tetap diam. Kita sama-sama tahu, Rasulullah juga manusia, punya hati dan emosi untuk merasakan. Tapi kenapa, hal-hal traumatis itu nggak jadi penyakit hati? Nggak jadi bikin pengen balas dendam?
Rasulullah rutin me-release semua rasa sedih, rasa nggak terima, rasa pengen membalas, dan kemarahan itu dengan tahajjud. Beliau juga rutin membersihkan dirinya dari penyakit hati dengan istighfar. Beliau mampu menahan diri dari ledakan emosionalnya. "Alarmnya" nggak sesenggol bacok itu sebab ditahan oleh pemahaman yang baik tentang Allah dan manusia, dan hatinya tidak sempit karena ucapan-ucapan manusia.
"Tahajjud itu ibadahnya da'i dan orang-orang shalih."
Kenapa? Shalih artinya lurus, konsisten. Benar pikirannya, benar ucapannya, benar tindakannya. Ketiganya selaras dan sinkron, dan da'i memang seharusnya begitu. Mereka tidak akan mengucapkan apa yang tidak mereka perbuat.
Dan itu dimulai dengan tahajjud, yakni ibadah yang dilakukan di saat sendiri. Saat kita memang hanya ingin dilihat oleh Allah saja. Kalau udah jujur kepada Allah, artinya akan punya integritas untuk kemudian jujur dalam tindakan-tindakan yang akan dilihat manusia, sehingga meskipun tindakannya dilihat manusia, mereka tidak melakukannya untuk mengesankan manusia.
Maka diam itu benar-benar emas ketika hati ingin menjelaskan berlebihan hanya untuk membersihkan nama baik kita. Ketika kita mungkin ingin mengeluarkan muntahan emosional yang justru kadang malah merugikan martabat kita. Hanya orang-orang yang bertahajjud yang mampu tetap menahan diri dan memelihara kehormatannya saat satu dunia menyalahpahami dan mendzoliminya.
Diamlah, biarkan kekuasaan Allah yang bicara untuk meluruskan pemikiran dan ucapan orang lain yang bengkok. Diamlah, yang terpenting adalah kedudukanmu di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Diamlah, manusia tidak menginginkan penjelasan darimu, tetapi Allah senantiasa menginginkan perbaikan darimu. Manusia mencemarkan nama baikmu sedangkan Allah selalu menjaga aib-aibmu.
— Giza, kali ini tolong lanjutkan perjalanan sambil hanya ingin dilihat Allah
713 notes
·
View notes