intelpersonal

[intelpersonal]

buat seimbang.

karena memang rasa dan logika tidak pernah berjalan beriringan,

mereka berada di ujung berseberangan,

bagai dua beban dalam tuas timbangan,

kita menaruhnya sedemikian rupa agar tetap seimbang.

[intelpersonal]

memilih logika

dibawah gemericik air yang jatuh

seketika terbesit di kepala

aku sudah bukan aku yang dulu

seseorang yang selalu melewatkan kesempatan

aku yang sekarang telah tumbuh jadi pribadi yang lebih kuat

aku yang sekarang tidak lagi melewatkan kesempatan

melainkan lebih memilih logika daripada perasaan

lebih memilih meninggalkan hal yang menyakitkan daripada terbelenggu dalam khayalan

lebih berani mengambil langkah daripada berdamai dengan angan

-

kesempatan ini datang padaku setelah sekian lama aku tunggu

namun sepertinya ini juga tidak tepat waktu

namun sepertinya ini akan membuatku hanya terbelenggu

aku tidak ingin lenyap tertelan waktu dan juga ragu

-

maka dengan segala buah pemikiran

dengan beraninya aku meninggalkan

biarkan semua jadi kenangan

biarkan semua berjalan walau tidak sejalan

[intelpersonal]

kamu

aku ingin kau tau,

begitu banyaknya manusia diluar sana yang menghakimimu juga masa lalumu,

merendahkanmu dan tak melihatmu berharga,

memandangmu sebelah mata tanpa melihat bagaimana dirimu yang sekarang,

yang tak percaya bahwa manusia bisa jadi lebih baik,

ingatlah,

ada satu jiwa yang percaya bahwa setiap manusia layak dicintai karena dia adalah dia,

lengkap dengan masa lalu,

masa sekarang,

dan masa depan nantinya..

[intelpersonal]

hadirmu pun ketakutanku

puan,

aku tidak sedang ingin bermain api

aku juga tidak sedang ingin bermain hati

maka selama ini aku coba bangkitkan diri

maka selama ini aku coba kuatkan hati

-

puan,

tiada pernah kusangka

engkau datang membawa bahagia

jalinan tanpa rencana

namun inilah realitanya

-

hari-hariku kembali bergairah

hadirmu, mengubah hari kelamku

memberi warna dan juga cahaya

namun aku masih terjerat trauma

-

jika ini hanya sementara

bolehkah ku pinta kau tidak perlu lagi ada?

hadirmu membahagiakanku

namun hadirmu pun ketakutanku

-jas-

[intelpersonal]

You good?

so far so good😇

[intelpersonal]

“Every word has consequences, every silence too.”

— Jean-Paul Sartre

[intelpersonal]

“If you knew how hard it was, and how long it took, to rebuild my little universe of peace and happiness then you would understand why I’m so picky about who I allow in my life.”

— Weird People

[intelpersonal]

namanya apa?

seseorang pernah memberi ruang percaya untuk seseorang

ia menceritakan segala bentuk rasa sakit yang pernah ia lalui

ia membagikan pengalaman buruknya

ia juga menyampaikan hal yang ia suka sampai hal yang tidak ia suka

-

pendengarnya,

dengan penuh perhatian mendengarkan dan memberikan ‘feedback’ positif

membuat si pencerita merasa nyaman dan tenang

-

di hari lainnya,

seseorang mendengar kabar

bukan kabar burung yang didengarnya

melainkan sebuah bentuk informasi paling valid yang disampaikan semesta

-

dalam benaknya “mengapa?”

‘mengapa kau lakukan sesuatu yang telah kau tau itu hal yang tidak ku sukai?’

‘mengapa kau ubah ruang kepercayaan itu menjadi ruang penuh keraguan?’

‘mengapa aku? apa ada sikapku yang melukaimu hingga aku harus menelan sakitnya ketidakjujuran?’

-

lalu, sekarang izinkan aku bertanya.

semua ini, namanya apa?

[intelpersonal]

salah

aku pikir, yang kau butuhkan adalah cinta yang murni

nyatanya, memang kau yang membuatnya tidak pantas

kau hanya ingin semuanya sempurna untukmu

walau kau harus mengenyampingkan kesan baikmu di mataku

saat ini,

aku tidak lagi melihatmu

maaf,

tapi aku sudah tidak ingin berada dalam permainan yang kau ciptakan

terima kasih,

karena telah membuktikan bahwa penilaianku terhadapmu, salah.

[intelpersonal]

abu-abu

percakapan ini membuat aku bertanya

sebenarnya, perasaannya ada atau tidak?

sebenarnya, kepeduliannya sebuah bentuk cinta atau tidak?

sebenarnya, yang ku lakukan benar atau tidak?

-

aku pikir, bagian tersulit dalam hidupku adalah mengelola emosiku

tapi nyatanya, lebih sulit untuk mengartikan situasi yang saat ini sedang terjadi

-

terkadang aku merasa diinginkan,

terkadang aku merasa tidak dibutuhkan.

lancangkah jika aku bertanya “apa maumu?”

-

jika diibaratkan warna,

setauku warna favoritmu adalah hitam

jadi, jangan buat semuanya abu-abu

yang kau ingin, hitam atau putih?

[intelpersonal]

pamit

jika kau bertanya keadaanku,

kira-kira jawaban apa yang ingin kau dengar?

jangan,

jangan seolah-olah peduli

atau jika memang peduli,

apakah ini caranya?

apa yang kau lakukan,

lebih menjelaskan segalanya

jangan,

jangan kau ucap apapun lagi

aku sudah tidak ingin mendengarnya

otakku sudah tidak sanggup berpikir

hatiku sudah tidak sanggup berada disini

pamit.

[intelpersonal]

halo puan,

saya akhirnya memilih untuk menyerah

terkadang, tidak semua yang kita tuju dapat kita capai kan?

terkadang, di tengah perjalanannya kita tidak dapat memaksakan untuk terus berjalan kan?

ada beberapa jalan memang,

aku sudah coba untuk mencari alternatif

ternyata semuanya buntu

akhirnya sampai di titik ini,

titik penyerahan namanya.

dimana kita taruh semua harapan dan berserah sepenuhnya.

mungkin ada hal-hal yang harus dihindarkan demi kebaikanku,

pula untukmu, puan.

[intelpersonal]

Kita sering merasa perlu menjelaskan diri, membela posisi, atau memastikan orang lain mengerti. Padahal, beberapa hal lebih baik dibiarkan berlalu. Tidak semua hal butuh respons. Tidak semua orang layak mendapat jawaban. Dan diam, juga adalah bentuk keberanian untuk tidak ikut bermain dalam dinamika yang melelahkan. Pilah mana yang penting, mana yang hanya sekadar bising.

[intelpersonal]

Hal kecilmu, Berarti buatku

Taukah kamu?

Apa yang kamu lakukan,

membuat aku kembali merasa layak disayangi

Segala hal kecil yang kamu perhatikan,

membuat aku merasa baik-baik saja saat dunia menghakimi

-

Jika memang kita tidak bisa bersama,

bolehkah ku minta untuk jangan beri aku hal2 kecil itu?

Hal kecilmu, berarti buatku

Hal kecil itu, berdampak besar terhadap perasaanku

Khawatirku, aku tidak dapat mengontrolnya.

-jas-

[intelpersonal]

maaf yaa,

jika aku masih berjuang untuk hidup yang lebih baik..

maaf yaa,

jika caraku menikmati hidup masih dengan cara sederhana..

maaf yaa,

nanti kita bertemunya saat aku sudah merasa pantas..

[intelpersonal]

jika kamu butuh ruang,

aku mengerti.

tapi jika aku berhenti menghubungimu,

itu bukan karena aku tidak peduli yaa.

[intelpersonal]

“cinta adalah tindakan, bukan sekedar perasaan”

Kamu serius, tapi hanya dengan lidah. Sayangnya, aku sedang belajar mencintai dengan seluruh tubuhku, bukan hanya telingaku.

-kutip-