irhamnianggit
220 posts
Tempat berbagi dan belajar soal hidup dari banyak sudut pandang
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Perjalanan menemukan diri sendiri
Perjalanan menemukan diri sendiri adalah perjalanan berteman dengan sepi. Jika sebelumnya kita memasukkan teralu banyak "bising" dalam hidup kita: berteman dengan teralu banyak orang, mendengar dan melihat teralu banyak. Maka perjalanan menemukan diri sendiri harus kita lalui dengan keheningan dan juga kesenyapan.
Menjadikan diri kita sendiri sebagai satu-satunya yang menemani kita di segala keadaan. Yang melihat tangis, senyum, semangat, dan juga hal-hal yang tidak pernah dilihat dan diketahui orang lain.
Perjalanan menemukan diri sendiri adalah perjalanan dalam memaafkan. Memaafkan diri kita dan memaafkan orang lain.
Memaafkan diri kita yang tak pernah merasa cukup dengan apa adanya kita. Memaafkan diri kita yang seringkali lebih mendahulukan kebahagiaan orang lain dibanding diri sendiri. Memaafkan diri kita yang terkadang menjadi begitu keras kepada diri sendiri.
Memaafkan orang lain yang menyakiti dan tak sengaja menyakiti kita. Memaafkan orang lain yang seringkali tak memahami maksud kita yang sebenarnya. Memaafkan orang lain yang jarang mau menerima kita apa adanya.
Perjalanan menemukan diri sendiri adalah perjalanan seumur hidup. Di dalam perjalanan itu kita akan dihadapkan dengan kebingungan, kehilangan arah, kesalahpahaman, kekeliruan, masalah-masalah dan ketidakpahaman kita dengan diri sendiri. Dengan apa yang sebenarnya kita cari.
Namun, melalui itu semua pula. Kita akan semakin belajar memahami diri sendiri. Dengan segala apa yang benar-benar diinginkan dan tidak diinginkannya. Dengan apa yang membuatnya bahagia dan sengsara. Dan dengan apa yang mendekatnya pada ketenangan.
Perjalanan menemukan diri sendiri adalah perjalanan yang begitu melelahkan dan menguras emosi. Karena , terkadang kita merasa lebih mudah untuk memahami orang lain daripada memahami diri sendiri. Karena memahami diri sendiri, berarti kita harus siap untuk melihat diri kita dalam keadaan "telanjang". Sebuah proses yang mau tidak mau membuat kita mengakui, bahwa di dalam diri kita ada begitu banyak sekali cacat yang harus diperbaiki.
Perjalanan menemukan diri sendiri adalah perjalanan kita untuk lebih sayang dengan diri kita sendiri. Sebuah perjalanan untuk menemukan, sebenarnya sosok seperti apa kita selama ini.
113 notes
·
View notes
Text
Aku terlalu menggenggam apa yang sejatinya bukan milikku. Lalu sama Allah diuji agar aku berlepas darinya; melepaskan dan mengikhlaskan adalah bagian yang tidak terpisahkan.
8 notes
·
View notes
Text
Seluruh alam semesta hidup dalam damai, tak ada yang tergesa-gesa.
Tak ada yang memaksa, tak ada yang khawatir tentang hasil.
Matahari terbit pelan-pelan, pohon tumbuh perlahan, laut tak pernah terburu-buru sampai ke pantai.
Semua menikmati prosesnya, tanpa panik, tanpa banding bandingin diri.
Kecuali Manusia, kita sering merasa tertinggal, merasa harus cepat berhasil, harus tau jawabannya sekarang juga.
Padahal apa apa yang ditanam dengan tenang, akan tumbuh dengan kuat.
163 notes
·
View notes
Text
Untuk Diriku di Masa Depan
Jika suatu hari kamu merasa hampa, kesepian, dan merindukan rumah dalam diri seseorang, ingat ini:
kamu pernah membangun rumah dari cinta, ketulusan, dan harapan—meski tak selalu dihuni, meski tak selalu disambut. Tapi rumah yang paling penting… adalah rumah untuk dirimu sendiri.
Jangan terlalu sibuk membangun rumah di hati orang lain sampai lupa menyiapkan ruang untuk dirimu bernaung saat badai datang.
Jangan terus menanti pintu orang lain terbuka, kalau kamu bisa membangun pintumu sendiri, dengan kunci yang hanya kamu yang punya.
Ada kalanya cinta tak berbalas. Ada kalanya kamu ditinggalkan saat sedang berusaha percaya. Dan tak apa. Kamu tetap layak dicintai, meski tak satu pun hati memilih untuk tinggal.
Jadi, jika kelak kamu kehilangan arah, ingatlah: kamu tak benar-benar kehilangan rumah. Rumah itu ada dalam dirimu— tempat kamu bisa menangis tanpa malu, berdiam tanpa takut, dan bertumbuh tanpa dihakimi.
Diriku, pulanglah. Bukan ke dalam kenangan, bukan ke dalam bayang-bayang, tapi ke dalam dirimu sendiri.
*mungkin ini akan menjadi tulisan terakhir yang ku tulis.🙋♀️🤍
16 notes
·
View notes
Text
Apabila Kita Meninggal dan Harapan Belum Juga Terwujud.

Pekan lalu saya dan teman-teman diminta untuk membuat pertanyaan bebas di secarik kertas. Lalu kertas itu digulung, diacak, dan kami ambil secara random. Sore itu saya masih agak ngantuk karena belum cukup tidur setelah lepas dinas malam. Namun, qadarullah, malah dapat pertanyaan yang deep pisan.. huft. Akhirnya saya coba menjawab setelah beberapa menit terdiam merenung.
Lalu di akhir sesi mba Noi bilang, "Pertanyaan-pertanyaan itu nggak kebetulan sampai kepada kita hari ini. Boleh jadi ada maksudnya, ada alasannya, kenapa kita yang mendapatkan pertanyaan itu". Pertanyaan yang saya dapatkan terus berputar di kepala saya dalam perjalanan pulang. Dan, ya. Saya rasa saya menemukan alasannya.
Belakangan ini, sedang ada suatu hajat yang sering muncul di benak saya. Berulang-ulang ditanyakan, berulang-ulang juga didoakan. Saya coba merefleksikan pertanyaan yang saya dapatkan, dan akhirnya muncul kembali satu pertanyaan baru: Bagaimana jika besok meninggal namun harapan saya belum terwujud? Deg. Ternyata pertanyaan ini datang untuk menguji keikhlasan saya.
Kadang ada yaa moment kita sebegitu inginnya dengan suatu hal. Lalu kita mengupayakannya, mengusahakannya dengan sekuat tenaga. Kita meyakini dan sangat berharap hal itu bisa terjadi di dalam hidup suatu hari nanti.
Impian dan harapan tentang suatu hal adalah sesuatu yang wajar kita miliki. Berusaha dan berdoa juga memang perlu dilakukan. Namun perkara hasil akhirnya nanti tidak ada yang tahu pasti. Apakah itu terwujud atau tidak? Apakah itu tertunda atau digantikan yang lebih baik? Atau malah..
Boleh jadi ternyata waktu hidup yang kita punya tidak sepanjang itu. Barangkali ternyata rezeki hidup kita tidak mencapai itu.
Sejenak tertegun. Di satu sisi ada sedikit kesedihan. Tapi di satu sisi, saya pun sadar bahwa Allah sudah menggariskan kematian setiap orang.
Lalu apakah jadi harus berhenti bermimpi, berharap, dan berusaha? Apakah harus jadi pesimis dengan dunia?
Tidak. Lanjutkan usaha dan doa-doanya. Allah mau lihat ikhtiar kita. Sebab memang hanya di dunia lah kesempatan kita untuk belajar dan beramal sebanyak-banyaknya, dalam rangka mencari ridhaNya.
Tapi semoga.. Ambisi terhadap hal-hal baik yang mau kita usahakan itu, tidak menjadikan kita buta dan lupa kalau kita tidak akan selamanya di sini. Bahwa akhirnya ada atau tidak adanya, pun terwujud atau tak terwujudnya harapan tersebut, yang pasti menghampiri adalah: masa dimana kita akan terhenti. Mati. Meninggalkan dunia ini.
Maka beruntunglah bila yang kita usahakan kemarin dan hari ini bisa menjadi bekal kita untuk perjalanan selanjutnya. Maka beruntunglah bila segala yang kita miliki, kehidupan kita di dunia, adalah hal yang diridhaiNya.
Semoga kita bisa terus mengusahakan dan meluaskan hal-hal baik yang bernilai untuk dunia dan akhirat kita.
Ya Allah, aku memohon ridhaMu terhadap kehidupanku serta impian-impian yang aku miliki. Ya Allah, aku memohon bimbinganMu dalam hari-hariku, pikiranku, hatiku, dan segala perbuatanku. Dan hadirkanlah kebaikan dari sisiMu atas segala yang aku usahakan.
8 notes
·
View notes
Text
Arti Menikah - Saling Mengupayakan.
nasihat ini aku dapatkan sehari sebelum adik laki-lakiku menikah. adik laki-laki yang dulu selalu mengantarkan kakak perempuannya ini kemanapun. ada satu momen dia sangat bersemangat mengantarkan kakak perempuannya ini pergi ke kajian. ada satu momen aku sangat bahagia ketika dia bersemangat ikut hadir dalam setiap jadwal pengajian. semoga semangat ini selalu anugerahlan kepadanya sekalipun ia telah menikah.
di keluarga ku, selalu ada momen dimana semua anggota berkumpul dan saling bercerita tentang hal apapun. entah nantinya berujung sebuah kesepakatan, kebahagiaan atau bahkan pertengkaran. bagiku ini wajar, normal. tidak ada keluarga yang sempurna kan ya? semua keluarga pasti akan mengalami fase seperti ini. namun yang membedakan adalah Bapak selalu mengingatkan kami untuk selalu jujur, dan selalu jangan tinggalkan sholat agar hidup tetap terarah entah gimanapun lika likunya.
"kamu mau menikah, dek. sholatnya dijaga. kamu akan jadi kepala rumah tangga, kamu yang nantinya akan dicontoh oleh istrimu dan anak-anakmu. sing sabar, banyakin mendoakan kebaikan buat pasanganmu dan keturunanmu. pada akhirnya yang merekatkan rumah tangga hanya Allaah bukan karena usahamu, atau cintamu kepada pasanganmu. namun harus terus saling mengupayakan satu sama lain." ujar Bapak kepada calon manten (adik laki-lakiku)
adikku hanya tersenyum, barangkali ia tersipu malu karena mau menikah.
aku penasaran dengan nasihat bapak yang mengatakan "sing sabar". urusan sabar sejauh yang aku tahu selama jadi anak di keluarga ini adalah Bapak. Bapak Masya Allaah luar biasa sekali sabarnya, hal yang dulu aku doakan dalam-dalam sebelum menikah salah satunya (aku ingin suamiku kelak, kesabarannya bisa seluas sabarnya bapak.)
"kenapa sing sabar, pak?" tanyaku penasaran.
"iya, sabar, kalau mudah marah gak Nemu ujungnya nanti. tingi-tinggian suara, siapa yang mau dengar."
aku paham maksud bapak, tapi aku masih merasa belum puas dengan jawaban bapak.
"kalau Bapak sendiri selama rumah tangga itu sabar apa ngempet (menahan diri)?" tanya kakak Perempuanku yang juga sudah menikah.
aku dan adikku saling memandang, sepertinya kita semua penasaran dengan jawaban bapak.
"ya sabar. kan Allaah yang perintahkan buat sabar. pada sabar ada sebuah ketenangan, pada sabar ada sebuah solusi. jika kita bisa bersabar, kita bisa jadi lebih tenang, kita bisa menangkan diri dengan sholat. dan Allaah akan datangkan pertolongan. mungkin nggak saat itu juga, tapi dari sebuah ketenangan bukankah itu adalah salah satu pertolongan Allaah?
Ada momen Bapak nggak sabar ke Ibu, Bapak nggak sabar ke kalian bertiga. kalau Bapak nggak sabar, Ibu yang sabar. kalau Bapak nggak sabar, kalian bertiga yang sabar. Ada momen juga dimana Bapak sabar, Ibu nggak sabar ke Bapak. ada dimana Bapak sabar ke kalian bertiga, salah satu dari kalian ada yang nggak sabar, ada yang protes, ada yang boikot juga kan ya.
tapi intinya apa? kan ada yang sabar salah satunya. tidak ada manusia yang sabar tanpa emosi. sabar sendiri artinya bukan menahan diri tidak melakukan apa-apa. sabar sendiri artinya tetap bergerak meski dengan menahan pergelokan dalam jiwa.
rumah tangga itu akan ada fase saling mencintai, saling menyayangi, saling berkorban, saling membahagiakan satu sama lain. namun ada juga akan ada fase lelah, ingin berhenti, bosan, jatuh dan hal-hal buruk yang tidak diinginkan. namun sholat dan sabar tidak boleh ditinggalkan ketika mengarungi bahtera rumah tangga itu.
ada banyak rumah tangga yang hancur ketika salah satu pasangan meninggalkan sholat. ada juga rumah tangga yang kandas meski keduanya menegakkan sholat atau bahkan keduanya orang yang shalih. pada akhirnya saling mengupayakan dengan saling mendoakan yang paling penting. bergantung hanya kepada Allaah, bukan kepada makhluk sekalipun itu pasangan kita.
karena yang menyatukan hati kita Allaah, yang menggerakkan hati kita juga Allaah. itulah mengapa untuk jangan tinggalkan sholat, sing sabar dan terus saling mengupayakan dalam mendoakan satu sama lain. biar Allaah yang akan terus menyatukan hati-hati kita, merekatkan hati kita dan pasangan kita untuk merasakan sakinah, mawaddah, dan rohmah.
rumah tangga yang tenang itu karunia, rumah tangga yang membahagiakan didalamnya itu karunia yang amat besar. capek kerja seharian, pulang dengan rumah yang tenang itu sungguh anugerah yang harus selalu disyukuri dan hanya Allaah yang bisa memberikan karunia itu. maka upaya kita adalah untuk bergantung hanya kepada Allaah saja. mewujudkannya dengan usaha, bagi laki-laki yaitu dengan bekerja dan mencukupkan diri dengan yang halal saja, bagi perempuan berkhidmat dengan penuh kasih sayang kepada suami dengan baik, dan mendoakan satu sama lainnya."
aku menjadi saksi betapa sabarnya bapak selama ini, yang jarang sekali aku dengar suara keras dirumah, yang tidak pernah aku menghirup asap rokok selama aku menjadi anak bapak. yang sejak kecil aku selalu melihat pemandangan bapak dan ibu sholat tahajud berdampingan. ada satu momen bapak marah kepada adikku, karena waktu itu adikku membawa potongan besi jemuran baju yang entah punya siapa kerumah. bapak marah sekali, bapak memukul adikku hingga kami bertiga menangis karena merasa takut. tapi semenjak itu kita menjadi paham untuk tidak boleh memasukkan/mengambil barang yang bukan milik kita.
kini, kami bertiga sudah menemukan pasangannya masing-masing. selalu dalam doaku, "mohon kepada Allaah agar menganugerahi kami hati yang lembut satu sama lain agar tetap akur, saling menyayangi, dan menolong satu sama lain sesama saudara. kehidupan masing-masing rumah tangga kita bahagia, sehidup sesurga dengan pilihannya yang melalui restu bapak ibu dan jalan yang baik.
terimakasih ya, Pak. hanya Allaah yang bisa membalas kebaikan, cinta, kasih sayang Bapak dan Ibu kepada kami bertiga dengan banyak kebaikan yaitu Surga Allaah. terimakasih sudah menjadi teladan yang baik bagaimana harus menjadi orangtua nantinya. tidak ada orangtua yang sempurna, tidak ada keluarga yang sempurna. semua berproses, bertumbuh untuk terus belajar menjadi baik setiap waktunya.
aku menuliskannya disini, aku ingin menjadikan setiap momen indah ini. barangkali momen ini adalah momen yang kelak aku rindukan. segala puji hanya bagiMu ya Allaah. Maha Suci Engkau yang telah menganugerahiku orangtua yang cintanya begitu tulus kepada kami. jadikan kami semua menjadi anak-anak yang sholih, berbakti, berkhidmat untuk kedua orangtua kami.
ruang syukur || 01 Agustus 2025
149 notes
·
View notes
Text
lapis-lapis penerimaan
ya Allah. engkau adalah Allah yang maha merencanakan. engkau adalah Allah yang maha menetapkan. engkau adalah Allah yang maha memiliki seluruh pengetahuan. ya Allah, aku beriman kepada-Mu dan kepada takdir-Mu. maka, bantu aku ya Allah.
bantu aku untuk tidak menentang takdir-Mu, ya Allah. bantu aku untuk tidak menyalahkan siapa-siapa, tidak mendendam kepada siapa-siapa, tidak membenci siapa-siapa. bantu aku untuk tidak berandai-andai tentang hal yang tidak bisa aku ubah. bantu aku untuk tidak mengungkit-ungkit hal yang hanya akan menambah luka. bantu aku ya Allah.
bantu aku untuk menerima takdir-Mu ya Allah. bantu aku untuk memahami bahwa setiap orang beriman pasti diuji. bantu aku menyadari bahwa ada takdir-takdir yang adalah karena ulahku sendiri. bantu aku mengerti bahwa yang terjadi pasti adalah yang terbaik menurut-Mu. bantu aku untuk memeluk setiap perasaan yang hadir bersama dengan ujian ini. bantu aku untuk memaafkan segalanya.
bantu aku untuk mensyukuri takdir-Mu ya Allah. bantu aku menemukan ibroh dan hikmah dari takdir-Mu. bantu aku sampai kepada khidr moment-ku. bantu aku tidak hanya untuk melihat pelangi setelah badai, tetapi juga memahami mengapa badai ini turun ke bumi, kepadaku.
bantu aku untuk mencintai takdir-Mu ya Allah. bantu aku untuk bertaubat. bantu aku untuk menjadikan ujian ini titik balikku, titik kebangkitanku, titik kembaliku. bantu aku untuk keluar dari badai ini sebagai seseorang yang baru, seseorang yang lebih tebal imannya, lebih bertakwa. bantu aku terus bergerak.
ya Allah, kata-Mu, tidak ada ujian yang melampaui kesanggupan penerimanya. dengan imanku yang aku upayakan ini ya Allah, aku yakin bahwa aku akan sanggup——jika engkau membantuku. maka, bantu aku ya Allah. bantu aku tidak menentang takdir-Mu. bantu aku menerima takdir-Mu. bantu aku mensyukuri takdir-Mu. bantu aku mencintai takdir-Mu, mencintai-Mu.
458 notes
·
View notes
Text
Kita hanya harus percaya bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kita. Dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita aman dari semua hal yang kita takutkan 🍂
- repost @dardawirdhaa
16 notes
·
View notes
Text
Perjalanan panjang itu bernama penerimaan.
Hidup yang kita jalani ini akan ada banyak sekali tantangan, ujian, tangis, sedih, duka, kecewa, marah, bahagia, haru, Cinta, suka dan segala emosi yang mungkin tak tersebutkan dan tak kita namai. Tetapi disetiap rasanya akan ada pembelajaran dibaliknya. Ada yang cepat menemukan ada yang lama sekali menemukan atau bahkan hingga akhir hayatnya baru menyadari Maknanya.
Dari semua hal itu semoga perjalanan panjang kita ini selalu bermuara pada penerimaan yang baik. Di dalam lingkaranku pernah sesekali membahas tentang takdir. Dikatakannya tidak ada takdir buruk. Semuanya merupakan takdir baik hanya saja kita yang lamban dalam menerima hikmah hingga menjustifikasi bahwa takdir yang hadir buruk. Jika kita mau sedikit lebih dalam bersabar maka kita akan menemukan bahwa takdir selalu baik.
Semoga nanti kita bisa menerima takdir yang hadir dengan lapang dada ya meskipun melewati waktu yang lama, proses yang panjang dan menyakitkan, air mata yang tak kunjung berhenti. Semoga Allah meridhoi langkah kita untuk selalu menuju-Nya.
15 notes
·
View notes
Text
Membelai Luka
Salah satu hal berharga dari luka adalah membelajarkanmu agar tak menjadikan telinga orang lain sebagai ruang dengarmu, tak menjadikan bahu orang lain sebagai sandaranmu, tak menjadikan pelukan orang lain sebagai tempat tenangmu. Sebab barangkali di depan sana banyak hal yang akan kamu hadapi sendirian atau bahkan orang lain enggan untuk membantumu.
Dari segala hal yang sempat membuatmu porak-poranda, begitu hancur, dan berantakan, semoga itu yang menjadi bekal hatimu kuat sekaligus lembut. Dunia memang menyeramkan. Banyak orang baik, tapi barangkali yang akan kau temui di jalanmu banyaknya adalah orang jahat.
Jadi belajarlah kuat, belajarlah hanya terus bersandar pada Tuhan. Hanya Ia yang takkan pernah meninggalkanmu bagaimanapun keadaanmu.
@terusberanjak
70 notes
·
View notes
Text
doa untukmu
jika ada, semoga Allah mengangkat semua rasa sedih, marah, kecewa, takut, curiga, dendam, dan khawatir dari dadamu. semoga Allah menggantinya dengan kelapangan dan kesabaran. semoga Allah menghapus dosa-dosamu dari datangnya perasaan-perasaan itu.
semoga Allah memberimu petunjuk hidup yang terang benderang. semoga hidayah selalu turun kepadamu. semoga kamu mendapatkan undangan dari Allah untuk senantiasa bertaubat.
semoga kamu bisa menerima kenyataan, memperoleh kemenangan. semoga kamu bisa memeluk dirimu sendiri dengan kejujuran---dan menjadi lebih kuat setiap harinya. semoga Allah menyembuhkan semua luka.
semoga kamu bisa memaafkan orang-orang yang menurutmu jahat, yang menurutmu telah merebut kebahagiaanmu. orang-orang yang melukaimu. orang-orang yang kamu tertawakan, kasihani, benci. tolong maafkan (kami) ya.
semoga kamu segera dipertemukan Allah dengan seseorang yang baik, yang menyayangi segalamu dengan segenap jiwa dan raganya, dengan ketaatan dan keimanan yang semestinya. yang menghargaimu dan selalu cenderung kepadamu, hanya kepadamu. yang janjinya selalu ditepati. yang membawamu ke tempat-tempat jauh itu.
semoga semua mimpimu terwujud satu per satu. semoga kamu mencapai semua garis finish. semoga kamu menaklukkan semua puncak. semoga yang kamu cintai tumbuh dan mekar dengan hebat.
semoga kamu menemukan ketenangan dan kebahagiaan. di dunia. di akhirat. selamanya.
759 notes
·
View notes
Text
buku doa
satu minggu terakhir, saya mengganti kebiasaan menulis saya. seringkali, saya menulis dengan sudut pandang orang kedua--semacam teman imajiner yang berbicara kepada saya. kalau saya menulis dengan diri saya sebagai orang pertama, tulisan saya biasanya saya tujukan untuk orang lain--kebanyakan dalam bentuk surat. kalau saya sedang dalam mode curhat, saya bercerita kepada langit. "hai ngit, apa kabar?"
satu minggu terakhir, jurnal saya isinya cuma doa. tulisan saya isinya saya dan Allah. apa yang saya baca setelah sholat, apa yang saya minta sebelum tidur, saat terjaga, itu pula yang saya tulis. lalu sering-sering, tulisan itu saya buka dan baca. menjadi semacam dzikir bagi saya.
ternyata doa saya banyak sekali. sampai mirip seperti cerpen yang panjang(?). tidak habis-habis meskipun banyak yang diulang.
menulis buku doa itu... melegakan ya? kenapa nggak dari dulu ya morning pages diisi dengan bercerita kepada Allah, memohon (sambil sedikit memaksa) kepada Allah? sebab nggak ada perasaan lain yang didapat setelahnya selain ketenangan dan kedamaian.
mungkin itu yang dinamakan perasaan ihsan, perasaan dilihat dan diawasi terus oleh Allah. bukan untuk menjadi takut (meskipun rasa takut alias khouf juga penting), melainkan untuk merasa dipahami, dimengerti. memang nggak ada lagi kan, yang paling memahami kita selain Allah?
dulu saya sering berpikir, di dunia ini, yang paling setia sama saya ya cuma tulisan saya. tulisan saya nggak akan pernah meninggalkan saya. meskipun tulisan saya dipatahkan, dibuang, dilepeh, ditertawakan, dicerca, atau dibakar oleh orang lain--tulisan saya tetap ada dalam hati saya.
sekarang saya semakin paham. di atas tulisan saya, yang paling setia sama saya ya Allah. Allah-lah yang nggak pernah meninggalkan saya meskipun saya menjauh dari-Nya. Allah yang tetap mau menemui saya, tak peduli saya sedang dalam keadaan apa. Allah yang tetap menerima saya meskipun berkali-kali saya berdosa.
cobain deh. punya buku doa. tulis sebagai pengganti morning pages. rasanya beda. :"
177 notes
·
View notes
Text
yang paling paling
kamu sering dengar kan, bukti cinta (kepada seseorang) yang paling tinggi, paling dalam, paling besar—karena paling sulit—adalah melepaskan. “jika benar cinta, lepaskanlah.”
sebelum menikah, hati kita mungkin pernah terpaut kepada seseorang. ternyata, kita belum berjodoh dengan seseorang itu. maka, melepaskan menjadi bukti cinta kita—katanya.
setelah menikah, urusan melepaskan juga masih ada. kehilangan bisa terjadi kapan saja dan karena apa saja. karena perceraian, karena kematian, bahkan karena kebersamaan yang tidak benar-benar bersama. siap tidak siap, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melepaskan.
melepaskan tidak hanya perihal pasangan. para ayah melepaskan anak perempuannya kepada laki-laki yang menggantikan peran dan tanggung jawabnya mendidik. para ibu melepaskan anak laki-lakinya untuk mengutamakan perempuan yang dimintanya. para anak melepaskan orang tuanya ke kehidupan yang berikutnya.
melepaskan juga tidak hanya perihal status. dalam beberapa kondisi, justru status perlu tetap dipertahankan. melepaskan yang lebih hakiki adalah melepaskan kepemilikan.
...
kamu dulu juga mengira, melepaskan adalah bukti cinta yang paling paling. tapi kamu mengerti sekarang, melepaskan itu bahkan bukan bukti cinta. melepaskan itu bukti keimanan. yah, kalau konsep keimanan terlalu melangit, sebut saja bahwa melepaskan itu bukti kesadaran.
pertama, kesadaran bahwa semua hal di dunia ini adalah titipan. kedua, kesadaran bahwa kita tidak pernah benar-benar memiliki. ketiga, kesadaran bahwa hati manusia mudah sekali terbolak-balik.
begitu kan? melepaskan adalah bukti keimanan, khususnya keimanan pada takdir. keimanan pada qodo dan qodar. melepaskan seseorang yang kamu cintai adalah bukti cintamu kepada yang menciptakan seseorang itu. bukti cintamu kepada dirimu sendiri, sebab kamu tidak terpenjara oleh perasaan mengingini, memiliki. tetapi, bukan bukti cinta kepada seseorang itu.
jadi apa? bukti cinta yang paling tinggi, paling dalam, dan paling besar itu? jawabannya adalah menjaga. termasuk, menjaga seseorang itu—seperti kata Sore—dari diri kita sendiri. saat kita sangat mencintai seseorang, kita tidak takut kehilangan. alih-alih, kita tidak mau seseorang itu tersakiti, apalagi karena diri kita sendiri. saat kita sangat mencintai seseorang, kita ingin tetap hadir untuknya, menjaganya, bahkan saat dirinya sedang menjadi versi diri yang paling tidak menyenangkan.
lalu bagaimana, jika kata takdir, seseorang itu sudah habis jodohnya untuk bersama kita? atau, jika memang tidak pernah berjodoh, bagaimana jika kata takdir, rezeki kita untuk mengenalnya sudah habis? kamu tetap bisa menjaganya, yaitu dalam doa.
lepaskan kepemilikanmu atasnya. bukan karena kamu mencintai melainkan karena kamu sadar dan beriman.
lalu jagalah dia. jaga dari api neraka. jaga dari orang lain yang hasad kepadanya. jaga dari situasi yang membuatnya sulit. jaga dari godaan setan yang terkutuk. jaga dari perbuatan, perkataan, bahkan pandangan yang tidak menghormatinya. jaga dari dirimu sendiri. jaga dalam doa. dan jagalah dia pada segala musim. saat dia indah, saat dia rengkah.
225 notes
·
View notes
Text
Kehidupan mengajarkan kita untuk tetap fokus pada tujuan, berbuat baik kepada sesama, dan mudah memaafkan, tapi juga mengingatkan bahwa kita tak selalu bertemu dengan orang-orang yang sama hati; ada yang hanya memikirkan kenyamanan dirinya sendiri meski harus menyakiti orang lain, dan kamu jangan pernah jadi seperti itu, karena kamu sudah belajar dan memahami bahwa kebahagiaan bukan tentang semua merasa nyaman, melainkan tentang mampu menjaga hati walau sering terluka.
75 notes
·
View notes
Text
Jika harimu berat, semoga ini dapat menjadi obat bagimu yang begitu lelah..
Ya Allah, Ya Hayyu Ya Qayyum,
Dzat yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus seluruh makhluk tanpa pernah lelah…
Dengan segenap kerendahan hati, aku datang kepada-Mu. Menundukkan hatiku, memohon ampun atas semua dosa-dosaku yang telah lalu…
Segala perbuatan zina, maksiat, dan kelalaian yang membuat hatiku gelap—ampunilah aku, ya Allah.
Ya Allah…
Ampuni dosa-dosaku, bahkan yang kuanggap sepele, yang tak kusadari, yang tak kusangka telah menyakiti-Mu…
Bersihkan hatiku dari noda masa lalu…
Lembutkan jiwaku untuk selalu berbenah…
Izinkan aku memperbaiki diri, izinkan aku tumbuh dalam hidayah dan cinta-Mu…
Bantulah aku untuk memaafkan orang-orang yang pernah menyakitiku, dan lembutkan pula hati mereka untuk memaafkanku.
101 notes
·
View notes
Text
semua ada takarannya.
semua sudah ada takarannya, sayang. semua sudah ada jatahnya masing-masing. barangkali satu pintu tertutup hari ini untukmu, akan ada pintu yang lainnya terbuka lebar untukmu. tidak ada makhluk hidup di dunia ini tanpa ada jatah rezekinya. semua makhluk hidup ada jatah rezekinya meski seringkali perasaan takut, cemas, khawatir selalu muncul.
semua sudah ada takarannya, sayang. semua sudah ada jalannya masing-masing. hal-hal yang kamu khawatirkan tentang masa depan yang belum pasti, tak boleh menjadikanmu seseorang tidak yakin atas kuasa Allaah akan hidupmu. setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. setiap dari mereka punya jalan rezekinya masing-masing. satu pintu tertutup untuknya, akan ada pintu yang lain terbuka untuknya juga.
semuanya sudah ada takarannya, sayang. barangkali hari ini mungkin belum terlihat jelas untukmu. namun kamu jangan menyerah, ya. kamu tidak akan pernah tahu kebaikan apa yang sudah Allaah siapkan untukmu atas kesabaran dan yakinmu kepada Allaah, Dzat Maha Pemberi Rezeki.
semua sudah ada takarannya, sayang. maka jangan pernah putus asa dari rahmatNya. jangan pernah menyerah atas apa yang kamu yakini dan kamu upayakan meski itu langkah kecil. kamu tidak sendirian. kamu tidak benar-benar sendirian. dan kamu tidak akan dibiarkan oleh Allaah sendirian.
maka rengkuh kembali keyakinan itu, ya, sayang. meski kamu harus tertatih-tatih kembali untuk mengaisnya. meski haru satu per satu kamu mengumpulkan serpihan-serpihannya. rengkuh kembali menjadi utuh. agar harapanmu tidak pernah benar-benar padam bahwasanya Allaah menolong hambaNya yang mengalami kesulitan.
semua sudah ada takarannya, sayang. kamu tidak perlu khawatir atas apa yang sudah ditetapkan untukmu. yang perlu kamu upayakan adalah bagaimana akhir hidup yang baik dan indah. pulang dengan kepulangan yang mana Allaah ridha kepadamu, dan kamu ridha kepada Allaah. ridha dengan segala takdir baik dan buruk. ridha dengan tetap tenang sebagaimana pun takdir yang telah ditetapkan untukmu.
semua sudah ada takarannya, sayang. tabahlah, tenanglah, semuanya akan baik-baik saja selama kamu bersama Allaah. semua boleh pergi namun pada akhirnya hanya Allaah yang tetap kekal dan tinggal.
sudut ruang kepergian || 20 Mei 2025 || 20.57
89 notes
·
View notes
Text
Kehilangan apapun di dunia ini, belum ada apa-apanya dibanding kita harus kehilangan Allah dan keimanan yang kita miliki.
Dunia dan isinya cukup sekadarnya saja, Allah dan ridha-Nya yang segalanya.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Bandung, 27 Mei 2025
@monicasyarah
17 notes
·
View notes