irpurnama
irpurnama
Hello moon!
653 posts
Pecinta bulan, pengagum pungguk.
Don't wanna be here? Send us removal request.
irpurnama · 4 days ago
Text
“I over-analyze situations because I’m scared of what will happen if I’m not prepared for it.”
— Turcois Ominek
888 notes · View notes
irpurnama · 12 days ago
Text
Sebagai anak introvert mentokk, interaksi sosial paling menguras energi itu sebenarnya bukan dateng ke acara reuni atau acara keluarga. Tapi, ngobrol sama orang egosentris yang dunianya hanya berpusat pada dirinya sendiri. Itu sungguh sungguh lebih melelahkan.
0 notes
irpurnama · 19 days ago
Text
Aku sukaa sekali kalimat, “semuanya terasa tepat” in any context.
Kalimat yang penuh keyakinan, setidaknya untuk dirinya sendiri. Rasanya tidak ada yang bisa membantah jika dirinya sendiri sudah menemukan rasa “tepat”.
Dalam konteks apapun kalimat ini selalu menenangkan untuk didengar, juga jawaban paling melegakan untuk didengar.
Merasa tepat di suatu tempat, dalam sebuah pilihan, atau apapun itu pastilah anugrah.
Daaan aku baru mendengarnya lagi kemarin, seorang teman memutuskan untuh pindah ke tempat baru tanpa kepastian apakah dia akan tumbuh dan berkembang dengan baik di tempat tersebut.
Dia menyatakan setuju hanya dalam satu kali kunjungan, jawabannya sederhana saja, “entahlaah, ada perasaan dimana sepertinya aku memang sebaiknya tinggal disini. Disini semuanya terasa tepat”.
Bahagia sekali mendengarnyaa, rasanya aku tidak perlu lagi membuang energi untuk rasa khawatir. Dia sudah memutuskan untuk menerima dan bertanggungjawab atas pilihannya.
0 notes
irpurnama · 24 days ago
Text
Badai Pasti Berlalu
Dulu tahunya ini tentang badai beneran yang berlalu aja. Makin gede mulai paham kalo badai yang dimaksud adalah sebuah “masalah”. Semakin dewasa mulai sadar ternyata badai pasti berlalu maknanya jauh lebih dalam dari sekadar masalah yang berlalu.
Makna kata “berlalu” yang ternyata rasanya lebih dalam dari yang aku kira.
Sebuah masalah memang pada akhirnya akan berlalu juga seiring berjalannya waktu. Namun, bagaimana cara dan proses masalah itu berlalu yang istimewa.
Sejak awal Mei lalu aku dibuat cemas tidak karuan karena orang terdekatku menghadapi masalah kesehatan serius. Saat itu terjadi aku dan orang-orang dekatku yang lain kebingungan, kami mencari cara agar dia bisa sehat seperti sedia kala. Segala cara dicoba dan diupayakan. Namun ternyata hasilnya yang diterima tidak semaksimal yang diharapkan.
Perlahan harapan untuk sembuh seperti sedia kala berubah menjadi “setidaknya buat dia untuk merasa nyaman”. Jika menjadi sembuh secara utuh rasanya sulit maka menjadi nyaman saja sudah cukup.
Pada akhirnya badai tersebut memang benar berlalu, meski dengan cara yang (awalnya) tidak kami harapkan.
Ternyata masalah yang usai atau berlalu tidak harus menghasilkan jawaban sempurna, adakalanya kita harus menerima bentuk jawaban lain yang paling bijaksana.
0 notes
irpurnama · 26 days ago
Text
Untuk Bapa..
Aku akan selalu memamerkan kebaikan dan kehebatan bapa dalam menjaga dan mendidikku kepada siapapun. Bapa akan selalu ada dalam cerita keseharianku saat bersama teman. Semua yang mengenalku harus tahu betapa aku selalu bangga pada apapun yang diajarkan oleh bapa.
Semoga semua kebaikan yang telah bapa ajarkan akan menjadi amal jariah untuk bapa.
Semoga kebaikan yang selalu aku pamerkan bisa menolong bapa di alam sana.
Semoga doa kecil yang sangat dalam ini bisa sampai pada tempat yang tempat.
love you miss you muaah muaah
2 notes · View notes
irpurnama · 27 days ago
Text
Belajar Berkesadaran
Beberapa tahun kebelakang aku merasa waktu cepet banget berlalu, kayak baru ngedip udah beda tahun lagi.
Jadi setahun kemarin aku mulai belajar untuk lebih mindful lagi. Aku belajar untuk menjalani hari dengan berksedaran. Walaupun aku tipe anak yang santai, namun rasanya sulit sekali belajar memfokuskan diri hanya pada apa yang sedang dikerjakan. Mungkin itu karena selama ini aku terbiasa melakukan sesuatu dengan autopilot, hingga tak jarang aku menemukan moment “eh bentar tadi aku ngapain yaa” buat ngelambatin lagi pace-nya.
Selama setahun belajar untuk “sadar” dalam keseharian itu sangat membantu banget. Setahun kemarin tuh yaa berasanya setahun ajaa bukan sekedipan mata lagi rasanya hehe.
Belajar sadar itu jadi semacam terapi untuk aku yang biasanya sering “kabur” dari masalah dengan benar-benar hadapi masalah pake badan sendiri, jadi belajar memahami diri sendiri pake sudut pandang lain.
Dulu setiap kali merasa overwhelmed selalu bingung menghadapi diri sendiri. Sekarangpun masih bingung juga sih, tapi setidaknya saat ini si diri sudah bisa diajak diskusi dengan baik dan kooperatif.
Selama mengusahakan untuk mindful rasanya aku menemukan semakin banyak hal dari diriku sendiri yang selama ini tersembunyi dibalik ego dan juga emosi.
Namun dalam proses belajar tersebut bukan berarti aku jadi terbebas dari luka dan kecewa lagi, tentu periode seperti itu masih ada (namanya juga manusia) hanya saja tingkat kepahitannya tidak sedalam sebelumnya :))
Meskipun saat ini belajar menjalani hari dengan berkesadaran, namun ada kalanya aku merasa tidak cukup untuk diriku sendiri, merasa gagal karena tidak bisa melakukan yang sepantasnya aku lakukan. Berkesadaran dalam membuat keputusan saja tidak cukup jika tidak diimbangi dengan kemampuan beraptasi pada rencana atau keputusan yang kita buat.
Ditengah rasa gundah karena merasa belum juga menemukan jalan untuk menjadi lebih bijak lagi pada diri sendiri, aku secara tidak sengaja menemukan tulisan baik dari buku yang sedang aku baca.
Kemarin aku sedang membaca novel Welcome to the Hyunam Dong Bookshop (by the way buku ini hangat dan menenangkan sekali, kamu harus baca!). Salah satu karakter di buku itu mengatakan dia merasa frustrasi karena melakukan yang terbaik sambil menantikan masa depannya terjadi seperti ini, karenanya dia enggan memikirkan bagaimana dia dalam beberapa tahun kedepan karena itu diluar kendali manusia. Disitu aku menyadari hal lain yang aku lewatkan, yaitu sepertinya aku (masih) berekspektasi berlebih pada diri sendiri.
Sejak awal aku paham bahwa berekspektasi pada orang lain adalah benih dari sebuah luka. Pun sudah lama aku tidak lagi menaruh ekspektasi pada orang lain. Aku tidak membiarkan diriku terluka lagi.
Tapi ternyata tanpa sengaja aku menjadi peramal paling andal untuk diriku sendiri. Setiap kali sesuatu berjalan dengan baik aku tiba-tiba menaruh harap pada masa depan yang sama baiknya dengan hasil yang aku terima hari ini. Sedangkan proses yang terjadi untuk terbentuknya masa depan tidak selalu konsisten, akan selalu ada variabel lain yang mempengaruhinya. Menjadi tidak adil jika menilai hasil masa depan hanya dihitung dari proses pertama saja, bukan?
Aku senang menemukan kalimat itu dalam buku tersebut. Itu sangat membantu aku untuk lebih memahami diriku sendiri.
Masa depan biar terjadi sebagaimana mestinya saja, apapun yang sedang diusahakan cukup usahakan yang terbaik. Tidak perlu menunggu masa depan untuk menikmatinya. Nikmati hari ini, rayakan hari ini, karena hari inipun aku sudah bekerja keras dan sangat layak untuk aku nikmati dan rayakan.
Jakarta, Mei 2025.
1 note · View note
irpurnama · 2 months ago
Text
youtube
WHOAAAA TUMB! Look at this!
Ini gimana nulisnya yaa, mas nico bagus bangeet disini mana lagunya enak pula aduh!
Menit pertama kayak mau meledak jantungnya saking kerennya liat mas nico, masuk menit kedua mulai sadar sama setiap gerakan mas nico ada maknanya. Liat mas nico sendirian, mondar-mandir, linglung lalu dia legaa jadi ikutan lega jugaa kayak “fyuuhh akhirnyaa” in elegant way gituu.
Mba yura bilang, “tolong kasih tau kesannya dan pertanda apa yang kamu dapet setelah nonton mv ini yaa”.
Aku mau jawab ah, kesannya itu bingung lalu legaa, diwakilkan dengan baik sama gerakan dan ekspresi mas nico :)) untuk tanda yang didapat itu juga sama seperti setiap lirik di lagu ini, tentang sebuah jawaban yang sebenarnya sudah ada sejak memutuskan untuk mulai berharap.
~karena bingung linglung adalah sebuah proses yang mau gamau harus dijalani ketika sudah berkomitmen untuk berharap dan mendapatkan jawaban.
0 notes
irpurnama · 2 months ago
Text
2 Mei 2025
Aku masih ingat dengan jelas bagaimana hancurnya aku 4 tahun lalu. Aku masih ingat sebingung apa aku hari itu, apa yang aku lakukan, apa yang aku pikirkan, seperti apa bentuk ketakutan yang aku rasakan hari itu, aku masih ingat. Aku ingat bagaimana warna langit hari itu, aku ingat bagaimana derasnya hujan malam itu, AKU MASIH INGAT.
Aku ingat, akan selalu kuingat, dan harus aku ingat karena itu hari terakhir aku bersamanya. Aku rinduu bapa banyak banyaaaaaaak sekali pokonyaa pa.
alfatihah bapa 🥀
1 note · View note
irpurnama · 2 months ago
Text
Sejujurnya terharu bangeet pas dapet voice note ini dari ponakan, rasanya kayak dapat keyakinan baru kalo jalan yang selama ini aku usahakan gak (sepenuhnya) salah 😊
0 notes
irpurnama · 3 months ago
Text
Rasanya hidup tuh jadi baik-baik aja kalo masih bisa liat bulan di langit mendung.
1 note · View note
irpurnama · 3 months ago
Text
Untuk perempuan merasa cantik untuk diri sendiri itu HARUS dan CUKUP.
Kita perempuan seharusnya gak perlu pengakuan dari orang lain, misal ketika ngaca lalu ngerasa “ih cantik juga gue” udaah sampe situ aja mikirnyaa, gak perlu sampe punya ekspektasi orang lain akan punya pemikiran yang sama.
Inget! Standar cantik tiap orang kan beda, jadi gausah ngebebanin diri dengan nyamain selera kita sama orang lain.
Jangan sampe karena perbedaan selera yang sebenarnya kita gatau itu, justru bikin kepercayaan diri kita turun (lagi).
Kita cantik, kita tahu, kita sadar, itu cukup.
0 notes
irpurnama · 3 months ago
Text
Sepuluh tahun lebih jadi anak rantau tapi tiap mau berangkat lagi selalu jadi kayak anak SMA yang baru pertama kali ninggalin rumah; berat bangeet sampe bikin sesek napas :((
3 notes · View notes
irpurnama · 4 months ago
Text
Tiga puluh tahun pertama
Sebelum masuk ke usia 30 aku rungsing gak karuan karena gak terima akan nambah kepala. Kayak, “kok bisa si aku udah 30 tapi masih banyak yang belum dicapai?” Aku rasa pertanyaan seperti itu hampir ada disetiap kepala manusia usia peralihan macam aku. Mungkin memang selalu ada masanya orang tuh mempertanyakan usahanya sendiri.
Semakin dekat dengan pergantian umur akhirnya aku mulai sadar dengan diriku sendiri. Sadar kalo selama ini aku sudah melakukan banyak hal, mengubah banyak hal, mencapai banyak hal yang setidaknya berdampak banyak pada diriku sendiri.
Masuk ke usia 30 aku mulai menata hidup dan menyusun rencana-rencana masa depan lagi. Suprisingly diusia 30 ini aku dengan mudah memutuskan untuk menyesuaikan mimpi-mimpiku. Rasanya baru kemarin aku menggebu ingin mewujudkan mimpi yang plek ketiplek seperti yang aku bayangkan. Bagiku selama mimpi itu masih masuk akal dan mampu untuk aku wujudkan maka harus aku wujudkan dengan bentuk yang sama. Baca lagi yaa "harus sama" biar rasa bahagianya sama kayak yang aku bayangin :'))
Untungnya.. hidup harus tetap berjalan (eh?) Iyaa bernadya benar, tapi selain untungnya hidup harus tetap berjalan untungnya juga aku sadar kalo ternyata mendamba mimpi yang sempurna justru awal dari datangnya rasa kecewa dan rasa tidak bersyukur.
Usia 30 mengubah tujuanku (seperti) dalam jentikan jari. Tiba-tiba aku merasa perlu menyesuaikan tujuanku yang tidak lagi relevan untuk 10 tahun kedepan. Mungkin karena dulu aku membayangkan bahwa usia 30 adalah usia manusia benar-benar dikatakan dewasa fisik dan mentalnya. Rasanya mempersiapkan 30 itu artinya aku harus siap merelakan mimpi idealis menjadi serealistis mungkin.
Dan lagi lagi beruntungnya, pemikiran itu datang tanpa paksaan. Aku merasa menyesuaikan tujuan menjadi sebuah kebutuhan bukan keterpaksaan.
Memutuskan untuk melakukan penyesuaian itulah yang justru membuat hati tenang, memberi ruang untuk kecewa itu rasanya aku sudah merasa menang bahkan sebelum perperang hehe. Ini terlalu jumawa si memang, maklumlah anak baru di geng pertigapuluhan lagi onfire banget belajar jadi si bijak.
Duhh i lovee banget jadi tua dewasa gini sebenarnyaa, kayak makin dewasa tuh makin sering dipertemukan dengan jawaban-jawaban dari kebingungan masa muda. Jadi ada banget "ooh moment atau aha moment" nya di 30 ini :))
Kalo hidup tuh isinya belajar ajaa tanpa harus "merasa" berlomba dengan pencapaian orang lain juga gak harus "merasa" bertanggungjawab atas harapan orang lain, pasti seribu kali lipat lebih seruu. Eh iya gasii?
2 notes · View notes
irpurnama · 5 months ago
Text
I knowww.. beautiful things dont ask for attention tapi dia cakep bangeet. Aku harap orang-orang bersedia mendongakkan kepalanya untuk menyapa bulan yang mempesona ituu :))
0 notes
irpurnama · 6 months ago
Text
Beberapa waktu lalu teman baikku perasaanya sedang dilanda kekacauan dan kerumitan. Berkali-kali aku meyakinkan dia bahwa memiliki perasaan yang demikian tidaklah salah dan merugikan. Namun sebijak apapun kalimatku pasti akan terdengar seperti omong kosong ditelinganya.
Perasaan dan kekecewaannya sangat valid dia rasakan, pasti sangat sulit untuk memahami konsep penerimaan diawal waktu seperti ini.
Aku mengerti.. aku hanya tidak sabar melihat dia bersedih terlalu lama. Bersedih untuk hal yang pada akhirnya dia akan syukuri rasa sakitnya itu.
Dulu ketika mendengar kalimat "trust the process" rasanya terdengar seperti slogan iklan di telingaku. Namun setelah melewati banyaak purnama akhirnya aku sadar betapa bermaknanya kalimat itu.
Rasanya Isti muda tidak akan pernah menyangka bahwa sebuah perjalanan yang menurutnya menyakitkan dan tidak menyenangkan itu akan dia syukuri dimasa dewasa. Perjalanan yang pada kala itu terasa seperti beban nyatanya berisi pelajaran yang amat berharga untuk hidupnya. Pelajaran yang mengubah banyak hal, perilaku, sudut pandang dan cara berpikirnya.
Setelah paham begitu berharganya sebuah proses, aku yang sekarang lebih bersemangat pada proses daripada hasil. Bahkan untuk sekarang aku berpikir bahwa proses adalah hasil itu sendiri, sedangkan hasil jadinya seperti hadiah bagiku.
1 note · View note
irpurnama · 6 months ago
Text
Makasih 2024 untuk cerita, pengalaman, pelajaran, dan memori baiknyaa. Walaupun tahun ini gak selalu berjalan sesuai harapan tapi aku suka caraku menghadapinya. Aku merasa tahun ini lebih mindful banget jalaninnya, jadinya aku bisa let it comes let it go let it flow dan live in the moment. Yeaay! 👏🏻
Untuk 2025-ku yang penuh pesona, percayalah aku akan bawa kamu ketempat yang lebih bersinar dari sebelumnya. Siap-siap dari sekarang aja yaa, biar nanti gak kaget liat aku yang makin keren ☺️
0 notes
irpurnama · 7 months ago
Text
Sudah Desember, tapi mau berterima kasih dulu sama November.
Makasih yaaa Nov untuk memori baik dan makanan enakknyaaa. Semoga bulan Desember makin banyak makanan enakk yang aku cobaa ☺️
0 notes