kisahamin-blog

[kisahamin-blog]

Sementara aku menolak untuk menjadi pejabat, yg lebih dekat dengan kerakusan, layaknya monyet-monyet pada petani jagung, ketiaknya adalah saku kekuasaan

#puisicinta #puisiindonesia #puisirindu #ruukuhp #indonesia #koruptor #reformasimati

[kisahamin-blog]

Tersandera

Terurai segalaku

Kesatria penyandang sajak yg kalah

Sedari Kasus delapan bulan mengenalmu, kasus menyusup ke kota dadamu, kasus mepuisikanmu disayembara logika

Aku pun tersekap

Tersandera di kedalaman matamu

Hingga Menjadikanku pelari tanpa tenaga

Tunduk pada tundukmu

Terkesima pada segalamu; ini kota atau sekedar istana

Aku lemah pun

Malu pada semesta

#pesan_bumilangit #puisicinta #puisikasih #sajaksesak #sajakcinta #quotecinta #cintaindah #cintadanrindu #cintadankasih #hujan #sajakhujan #surat-pendek #penaimaji

[kisahamin-blog]

Hai putih

Setinggi-tingginya harapan yg kunisbatkan padamu adalah ketinggian tahta raja. Teguh pada pangkal cinta.

Bukan sekedar, bukan sewajar,

tapi sesederhana ketenanganku pada matamu yg mengisyaratkan bias batin, sungguh membelah dada, membelah kasta, dan membelah cakrawala kepalaku menebas fana.

Hai putih,

Mata dan rupa-rupa bunga dari bibirmu imajinasi hidup, menyentuh logika, menyentuh sukma, bahwa cinta benar-benar ghaib tapi bukan dedemit, menguasai panca indra, meringkus segala rengsa,

hingga aku padamu cinta tanpa bara.

#pesan_bumilangit #puisi #puisicinta #puisirindu #kekasih #sajak #sajak #sajakcinta #sajakkasih #sajakrindu #ceritacinta #cerpen #cinta #kamu #rindu #quotecinta #quotrindu

[kisahamin-blog]

Senjata pelepah pohon pisang

Memori lama memang selalu menarik untuk dibuka kembali, meski sebagian filenya sudah terkena virus zaman now, milenial sebagai gerbong Z yg secara sadar menggeser milenium 90an-2000. Namun mainan kala itu lebih memberikan kesan melekat, kreatif dan sosial bahkan di zaman itu kita bisa mengenal sepantaran sampai satu hingga tiga desa terdekat. Betapa itu adalah modal sosial untuk saling menghargai silaturahim yg nyata. Sungguh selalu merasa asek meski dgn keterbatasan teknologi.

Masih ingat kan!

Bahwa tauran antar desa dulu tiada henti dan tiada libur (pulang sekolah cap cus). Tapi justru itu membuat kita semakin akrab laksana kerabat. Dgn peralatan seadanya, dimana senjata api dari pelepah pohon pisanga, pedang dan keris dari bambu, dan batu2 kita susun sebagai benteng pertahanan dan semua tampa peluru dan kekuatan. Bunyi tembakan dan pedang dari mulut-mulut pemegangnya (betapa itu tauran polos tapi mencerdaskan).

Wkwkwkwk!

Berbanding terbalik dgn saat ini, dimana tauran tanpa bertemu namun bahanya mengguncang berbagai lapisan. Tak pernah bertemu apa lagi kenal bersikap sok tau hingga tarung dalam status dan komentar di berbagi media sosial. Dari saling mendukung, menolak dan ujaran kebencian hingga pada ranah kepolisian. Wow, betapa dahsyatnya mainan kita saat ini. Sampai banyak pula nama palsu seakan asli dan yg asli dipalsukan. Brrrrrrrr banget deh.

Ah, mending ke belakang rumah. Ngambil pelepah pohon pisang lalu tak buatkan adek-adek senjata mainan dan kuda-kudaan biar mainnya seperti drama dan wayang-wayang.

Wkwkwkwk. Salam main-main

#pesan_bumilangit #surat-pendek #puisi #cerita #ceritapendek #ceritamainan #ceritacinta #sajak #sajakcinta #puisicinta #puisibanget

[kisahamin-blog]

IG#PBL/pesan_bumilangit

[kisahamin-blog]

Perahu bambu

Sudah lama masih saja kita ingat,

Sejak zaman dimana aku dan spantaran suka warna-warni kelereng, layang-layang berbentuk ikan, pesawat, rumah bahkan manusia.

Bermain semua itu, di masa itu adalah benar-benar pembuktian kesatriaan laki-laki yg gagahnya melebihi pertapa di atas batu dgn kesaktiannya. Jauh berbeda dgn kegalauan para generasi milenial kali ini saat koneksi internet nya 3G (main game dan YouTube nya ngadet deh). Wkwkwkwk

Kental sekali di ingat, bahwa setalah bermain di bawah matahari yg menyengat adalah imajinasi mengajak untuk berlanjut kejar-kejaran di sungai sambil berenang hingga pada kreasi pembuatan perahu bambu.

#elitPBL