kulikata
kulikata
abi awwabin
410 posts
aku berlatih menulis puisi, karena aku telah melihatnya, dalam dirimu
Don't wanna be here? Send us removal request.
kulikata · 6 years ago
Text
Kulikata is back
saya kembali untuk memperbaiki alam semesta
2 notes · View notes
kulikata · 8 years ago
Quote
aku bukan rindu yang kau bayangkan
0 notes
kulikata · 8 years ago
Quote
saat paling tak berguna bagi diri adalah saat terbaik untuk putar balik dan berbenah
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Maha Suci Pasar Senggol Singaraja dan segala bakso uratnya. 🍜 (at Pasar Anyar Singaraja)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
The Families . . Semua pulang dan rumah yang kamu rindukan telah membawamu pada satu kata: keluarga. (at Desa Pegayaman)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Dalam beberapa hal kita sering khilaf, silaf dan perlu kata maaf. Mohon maaf lahir dan batin teruntuk semua handai taulan yang mengenal dan ter-interaksi dengan kami. (at Aling-Aling Waterfall, Sambangan, Buleleng)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Aku membayangkan diriku sedang duduk di bandara, duduk bersisian dan saling menyapa dengan jendela dan kaca. Mengucapkan selamat jalan kepada meja dan kursi yang hilang bersama tenggelamnya mentari. . . Aku seolah telah duduk di sisi jendela pesawat sedang perlahan mendekati tempatmu dengan bekal segenap rindu yang memenuhi koperku. Beribu tutur yang aku masukkan paksa ke dalam tas jinjingku yang telah genap muatannya. . . Rindu teh hangatmu telah aku peluk semenjak tadi pramugari membacakan peraturan keselamatan, aku membelai dengan perlahan keinginan bertemu yang telah lincah berlari-lari mencari induknya. . . Aku sungguh malu dengan sekelilingku, pesawat ini penuh dan rinduku menangis melengking, memenuhi seisi pesawat dengan Tanya. Aku mencoba membuatnya diam, dan dia berjanji akan diam setelah melihat ujung jilbabmu di bandara. . . Bandara terlihat begitu kelam, aku tiba dan semua awan-awan tenggelam bersama debur pantai, menelan semua angan antara tangan dan senyumanmu. . . Langkahku gontai, mencari kehidupan yang tenggelam bersama pias wajahmu di pagi hari saat membangunkanku. Aku terkulai lelah dan menunggu lembut tanganmu menghelaku. . . Aku rindu dan aku butuh kamu, selalu. . . (Surat Kesebelas - Surat Rindu Kepada Ilma, 2017)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
"Surat-surat yang aku kirim laksana pelukan, aku mengirimnya setiap hari agar kau hangat, agar rindu tak lagi menyengat " . . Surat kepadamu yang pertama begitu pedih, tapi kasih sayang di dalamnya meloncat-loncat, seperti anak-anak hujan yang berlari ke sungai lalu tentram dalam pelukan samudra . . Pesanku padamu beribu-ribu susun, ungkapan keinginan bertemu laksana kafilah angin malam yang berdesir menggugurkan dedaunan kering, menyeruak setiap jiwa yang haus akan temu. . . Kata demi kata aku terbangkan ke kotamu, semoga ia hujan di depan kamarmu, mengisi setiap sedih dan kosongmu dan tumbuh menjadi dedaunan rindu yang baru . . Ungkapan sayang dan cinta yang aku kirim semoga teduh seperti pohon rindang itu, memberi sejuk dan rasa aman bagi senyummu yang candu. . . Semoga surat-suratku sampai dengan santun, mengisi setiap Tanya yang beralun dan kita akan bertemu menghabiskan waktu di alun-alun. . . (Surat Keenam dalam Surat Rindu Kepada Ilma, 2017) #20022017 #SatuPurnamaBersama
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Kekasih, sungguh jauh tempuh hingga kuraih sekecupan, alangkah sepi langkah-langkah sebelum kau kudapatkan! Mengikuti derak kereta melewati hutan hujan sendirian. Tidak ada fajar mekar di Taltal, musim semi juga enggan. Tetapi, Kekasihku, kau dan aku, adalah kita yang sama, bersama dari pakaian hingga uratakar dan tulangrangka: bersemi di musim gugur, di alir air kita, di pinggang kita, hingga hanya ada kau, hanya aku — kita bersama semata. Bayangkan jerih-perih arus di batu-batuan yang terbawa, turut hanyut jauh hingga ke mulut muara sungai Boroa; renungkanlah kita dipisahpaksa kereta dan batas negara, tiada lagi lain cara kau dan aku mesti saling mencinta: dengan sepenuh keluh peluh, sebagai lelaki dan wanita, bumi yang mengasuh rimbunan semak hingga berbunga. -Pablo Neruda (at Halong, Maluku, Indonesia)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Pain Healer 👰 (at Masjid Habiburrahman)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
Holding your hand is always amazing 💍 (at Kualanamu International Airport)
0 notes
kulikata · 8 years ago
Text
Curhat : Kehidupan Pascamenikah (40 Hari Pertama)
*harusnya ini ditulis setelah 40 hari, eh malah ditulis setelah entah hari ke berapa.
Sebelum menikah, guru saya pernah berpesan sesuatu pada saya, yang saya praktekkan di awal pernikahan. 
“Pik, nanti kalau sudah menikah, 40 hari pertama nggak boleh berantem. Nggak boleh marahan sama sekali.”
“Sama sekali bu?”
“Sama sekali. Meskipun kamu harus nangis-nangis nahan emosi, tahan. Jangan diluapkan. Jangan sampai kamu berkata-kata yang nggak baik, jangan sampai ribut-ribut. Dieeem aja, tahan. Sampai 40 hari.”
“Emangnya kenapa bu?”
“Nanti kamu akan terbiasa untuk meredam ego dan emosimu. Ibu dulu juga dipeseni hal serupa sama teman ibu yang menikah duluan. Kata beliau 40 hari pertama itu sedikit-sedikit mulai terbuka kelebihan dan kelemahan pasangan, jadi harus banyak sabarnya.”
Akhirnya waktu sebelum menikah saya mengajukan permintaan ini kepada suami. Supaya yang berjuang nggak saya sendiri. HAHA. 
Terus gimana Pik 40 hari pertamamu?
Hari pertama sampai ke tujuh masih mulus, jalan tol, terus makin hari makin tahu gimana ternyata pasangan kita. Ada momen-momen dimana rasanya pas ituuuuuuuuuu kzlll harus nahan-nahan. Apalagi saya sama suami nggak LDR dan suami bekerja di rumah, jadi hampir 24 jam penuh kami saling membersamai. Kadang kalau udah kesel, nangis-nangis sendiri. Sampai nulis-nulis di diary sambil terisak-isak WAHAHAHAHA LEBAY. gak ding, ga terisak-isak juga. 
Namanya juga dua orang asing, beda pola asuh, beda karakter, beda sifat, beda deh pokonya. Jadi harus maklum kalau ada yang nggak pas kadang-kadang. Misalnya nih kejadian di kami seperti ini : Mas adalah tipikal orang yang disiplin dan lebih banyak thinking, sedangkan saya cenderung selow dan lebih banyak feeling. Mas suka bersih-bersih, nggak kotorpun dibersihin. Sayanya bersih-bersih nggak sebegitunya. Mas lebih suka warna-warna seperti abu-abu, hitam, putih, dan merah. Kalau saya warna-warna cerah dan mostly pink. Mas suka terlalu hemat, saya realistis (kalau butuh beli, pengen mendekati butuh ya beli hahahaha). Mas hampir Vegan, dan saya masih betah dengan daging, lemak, dan jeroan. Wk. Dan banyak hal-hal lain yang bertolak belakang. Banyak yang harus saling diterima. 
Tapi alhamdulillah, kami lulus 40 hari nggak berantem dan marah-marahan. Dan memang pembelajarannya kerasa sekarang, semoga sampai kami menua. Saya jadi belajar buat diem dulu kalau kesel, baru kalau udah enakan saya cerita. Kalau Mas lagi emosi, juga belajar buat nggak lama-lama. Dan kami berdua belajar nggak mengungkit-ungkit kesalahan pasangan (ya meski nggak bikin perjanjian untuk ini, tapi tanpa dibilangpun saya belajar dari Mas buat nggak ngungkit kesalahan). Kalau salah yaudah, salah, minta maaf, sebisa mungkin jangan diulangi.
Kalau prinsip Mas : komunikasikan. Semuanya harus dikomunikasikan dan emosi nggak boleh kebawa tidur. Kalau kesel bilang. Nggak boleh sok kuat. Kalau saya beda: sok kuat dulu di awal. Komunikasikan kalau lagi pas nggak marah, biar enak. wkwkwk. Nah lho. Tapi pada intinya, kita harus belajar untuk meredam lalu mengkomunikasikan semuanya dengan baik dan baik-baik. Saya masih belajar sih, huhu. Kadang malah nggak tahu harus gimana bilangnya, terus malah ditulis. Berharap Mas baca. Tapi saya sembunyiin. Dasar perempuan WKWK. 
“Darimana pasanganmu bisa tahu atau berbenah kalau kamu nggak bilang?” kata Mas.
Pasangan kita juga perlu tahu apa yang kita rasakan, agar jika itu menyangkut kekurangan, bisa saling instropeksi. Dan jika menyangkut kelebihan, biar bisa saling berbahagia. Tapi nggak boleh tersulut emosi. Boleh kalau demi kebaikan–marah, tapi jangan marah-marah :)
Terimakasih bu, untuk pelajaran 40-Hari-Pertama-Anti-Berantem-dan-Marah-Marah. Kami belajar banyak. Semoga, bisa menjadi hikmah untuk teman-teman semua. Buat yang sudah menikah, nggak papa 40 harinya nggak pertama, di tengah-tengah juga nggak papa, asal disepakati dan diusahakan berdua. Biar sama-sama berjuang dan kebiasa. Intinya sih, ini cuma pembiasaan dan peredaman ego/emosi.
Semoga curhatan ini bermanfaat!
1K notes · View notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
namun aku belum mau pulas
Jika ada tempat paling liar di muka bumi, maka itu adalah kemilau hitam pada bola matamu. ia mampu menelan malam juga kesedihan, dan menggantinya dengan bintang.
jika ada tempat paling liar di muka bumi, maka itu adalah puisi-puisi yang keluar dari mulutmu, mereka sepoi meninabobokan, namun aku belum mau pulas.
1 note · View note
kulikata · 8 years ago
Link
0 notes
kulikata · 8 years ago
Text
Tulisan : Perempuan Setelah Menikah
Barangkali dulu, ketika masih gadis. Di usianya yang telah memasuki kepala dua dan usia pernikahan, salah satu kekhawatirannya adalah tentang pasangan hidup. Entah bentuk khawatir seperti; apakah ada laki-laki yang mau menikahinya? atau apakah ia cukup siap untuk menjadi seorang istri? dan lain sebagainya. Dan kekhawatiran itu pun tumbuh subur seiring usianya yang merangkak naik, seiring banyaknya laki-laki yang datang silih berganti tapi tak satupun menarik hatinya.
Di bayangnya, kehidupan pasca menikah, apalagi menikah dengan laki-laki yang dicintainya adalah kehidupan yang segalanya indah. Padahal tidak demikian. Kata siapa bahwa selepas menikah, kekhawatiran perempuan akan sirna begitu saja? Justru sebaliknya, kekhawatiranya bertambah, semakin banyak. Dan ini menjadi sesuatu yang mungkin tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya.
Khawatir ketika sudah menikah tapi belum juga hamil. Apalagi ketika melihat teman-temannya yang lain memperbarui halaman sosial medianya dengan berita kehamilan atau kelahiran. Lebih khawatir ketika ditanya oleh keluarga. Dan ini menjadi pembelajaran berharga bagi siapapun, bahwa barangkali ungkapan kebahagiaan kita di sosial media bisa menjadi sebab ketidakbersyukuran seseorang yang melihatnya. Juga ini akan menjadi pelajaran berharga bagi semua perempuan yang menikah nantinya dan belum segera dikaruniai anak, ia akan menjadi lebih memahami dan lebih empati kepada perempuan yang lainnya.
Kekhawatiran ketika suami atau anaknya sakit. Apalagi ketika melihat mereka tidak bisa tidur tenang, tidak bisa makan masakan yang dibuatnya dengan susah payah.
Kekhawatiran ketika belum bisa memasak. Meski kita tahu bahwa memasak bukanlah sebuah hal paling penting dari kesiapan menikah seorang perempuan. Tapi bagi perempuan itu sendiri, memasak untuk keluarga, apalagi melihat keluarganya memakan apa yang ia buat dengan susah payah adalah kebahagiaan yang entah bagaimana menjelaskannya. Khawatir ketika suami tidak mau memakan masakannya, khawatir kalau masakannya tidak enak. Meski, sang suami berusaha untuk menganggapnya bukan sesuatu yang penting. Tapi tetap saja itu penting bagi istrinya.
Kekhawatiran tentang bagaimana ia bisa berbaur dan bergaul dengan keluarga suami. Entah tentang bagaimana ia bisa membuka pembicaraan dan mertua. Bagaimana ia bisa menjadi menyenangkan untuk saudara-saudara suami. Dan memang selama ini tidak ada panduan tentang bagaimana membangun hubungan antara istri dan mertuanya. Dan itu selalu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi perempuan yang akan dan baru menikah.
Ada begitu banyak kekhawatiran yang semakin hari semakin bertambah. Dan perempuan yang perasa, membuat kekhawatiran itu kadang tumbuh tak terkendali. Dan tugas laki-laki yang menjadi seorang suaminya nanti sebenarnya sederhana yaitu; jangan menambah kekhawatirannya. Jadilah laki-laki yang baik.
©kurniawangunadi | 10 Februari 2017
4K notes · View notes
kulikata · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
kulikata · 8 years ago
Text
JIKA SUARAKU TIDAK MAMPU MENGGAPAIMU
Tumblr media
Jika suaraku tidak mampu menggapaimu,
tambahkan padanya gema —  gema puisi-puisi lama.
Dan di bait-baitnya —  seorang putri. Dan di putri itu, kecantikanmu.
Dan di kecantikanmu —  hati seorang pecinta.
Dan di hati pecinta itu —  rasa rindu
1 note · View note