Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
MARTABAT 7 (AHADIAH)
- Tuhfah al-Mursalah Ilan Nabi (S.A.W.)
- Kitab Al-Tuhfah al-Mursalah Ila Ruh al-Naby dikarang oleh Muhammad Ibnu Syeikh Fadhlullah Al-Burhanfuri Al-Hindi.
- Beliau adalah seorang sufi dari Gujerat (wafat 1620M).
- Ajaran Martabat 7 nya berdasarkan atas faham dari Ibn Arabi (wafat 1240M).
- Sheikh Muhammad Fadhlullah merupakan Bapa Martabat 7 di nusantara.
- Ajaran Martabat 7 yang muncul dari Gujerat ternyata segera mempengaruhi perkembangan pemikiran mistik Islam di Acheh.
- Dalam abad 17 ada 4 orang tokoh pemikir sufi di Acheh mengembangkan ajaran Martabat 7 dari faham Muhammad Ibn Fadhlullah iaitu
- Hamzah Fansuri, Shamsuddin Pasai (wafat 1630M), Abdul Rauf dari Singkel (1617-1690M) dan Nuruddin Ar-Raniri.
- ISTILAH MARTABAT TUJUH
Istilah ajaran martabat tujuh, tidak pernah dikenal pada masa Rasulullah, beliau tidak mengajarkan secara khusus. Ajaran martabat tujuh di dalam tasawuf merupakan perkembangan dari ilmu tauhid yang diajarkan oleh Rasulullah.
Kedudukan ilmu ini sama halnya dengan mempelajari ilmu fiqh, ushul fiqh, filsafat, ilmu dirayah hadist, riwayah hadist, ilmu Alqur'an dan ilmu tafsir (ilmu-ilmu ini tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah secara khusus), akan tetapi ilmu-ilmu ini merupakan pembahasan yang mengacu kepada dasar yang telah diajarkan oleh Rasulullah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan ilmu-ilmu itu muncul.Hadist Rasulullah, yang merupakan qauli (ucapan), fi'li (perbuatan) dan taqriri (ketetapan), ditulis oleh para periwayat hadist secara sederhana, sehingga tidak semua orang mampu mengerti kedalamannya. Dengan bahasa yang digunakan oleh Rasulullah banyak diantara sahabat yang bukan orang asli Arab setempat tidak mengerti maksudnya.
Hal ini disebabkan gaya bahasa yang disampaikan terlalu tinggi balaghahnya (biasanya sering menggunakan bahasa perumpamaan), yang terasa sulit bagi kita untuk mengerti, akan tetapi pada saat itu para sahabat boleh langsung bertanya kepada Rasulullah apabila ada kalimat yang tidak boleh difahami.
1. Martabat Ahadiyat
- Iaitu martabat la Ta'yun dan ithlaq.
- Ialah tahap yang belum mengenal individuasi,
- inilah martabat yang tersembunyi (kosong),
- kerana belum ada idea-idea,
- namanya Dzat Mutlak.
- Hakikat ketuhanan.
- tak seorangpun dapat meraih-Nya, bahkan nabi-nabi dan wali-walipun tidak.
- Para malaikat yang berdiri dekat Alloh tidak dapat meraih hakikat Yang Maha Luhur,
- tak seorangpun mengetahui atau merasakan hakikat-Nya.
- Sifat-sifat dan nama-nama belum ada, sebuah manifestasi yang jelas pun belum ada.
- Hanya Dialah yang ada dan nama-Nya ialah " wujud makal" - hakikat segala hakikat.
- Ada-Nya ialah kesepian atau kekosongan ( kosong tapi ADA).
- Siapakah gerangan yang tahu akan hal keadaan ini?
- Diantara semua martabat, tak ada satu pun yang melebihi martabat ini yang bernama Ahadiyah.
- Semua martabat lainnya berada dibawahnya.
2. Martabat ta'yun awal
( awal kenyataan)
- Pada tahap "Wahdah" ini mulailah individuasi.
- Inilah kenyataan Muhammad yang tersembunyi di dalam rahsia Tuhan,
- didalam cara-cara berada dzatNya.
- Semua kenyataan belum terpisah antara yang satu dengan yang lainnya, karena masih terikat satu sama lain dalam cara-cara berada itu.
- Antara idea yang satu belum ada perbedaan dengan idea yang lain, karena masih tersembunyi di dalam "Wahdat".
- Mereka masih terkumpul di dalam (kenyataan) Muhammad yang merupakan awal pemancaran cara-cara berada hakikat sejati.
- Yang dinamakan "Wahdah" ialah hakikat Muhammad,
- semua hakikat masih berkumpul dalam martabat wahdah dan belum terpisah-pisah.
- Martabat wahdah ini dapat di ibaratkan dengan sebutir biji,
- batang, cabang-cabang dan daun-daunnya masih tersembunyi di dalam biji itu dan belum terpisah- pisah.
- Batang, cabang-cabang dan daun-daun melambangkan engkau, aku, mereka,
- sedangkan bijinya tunggal (wahdat)
- Masih ada perumpamaan lain, yaitu tinta dalam wadahnya.
- Semua huruf terkumpul di dalam tinta, huruf yang satu belum dibedakan dari huruf lain.
- demikian juga dalam wahdah semua huruf, tuhan dan kita, sebelum terpisahkan
- Dari tinta inilah segala sesuatu itu terjadi, gambar rumah, gambar gunung, gambar manusia, batu, angin dan bentuk-bentuk lainnya.
- Dan Tinta itu bukanlah yang menulis,
- akan tetapi Dialah Yang menggerak kan, Yang hidup, Kuasa, Yang Gagah,
- dengan demikian muncullah sifat-sifat "siapa" yang menggoreskan tinta itu.
- Islam menyempurnakannya dengan langsung kepada Dzatulloh, tidak berhenti kepada sifat-Nya ,
- yaitu dengan menafikan (mengabaikan), segala sesuatu kecuali Alloh.
- Jelas dengan tegas bahwa Alloh mengarahkan kita untuk menyembah DZAT-NYA bukan Nama-Nya bukan Sifat-Nya.
- Islam tidak mengenal perantara, seperti tercantum dalam :
- Surat Al; An'am 79 :
"Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada wajah Dzat Yang Menciptakan langit dan bumi dengan lurus,
- dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Robb (aku tidak melalui perantara siapapun)".
3. Martabat ta'yun ke 2, (wahidiyat)
- Iaitu kesatuan yang mengandung kejamakan, tiap-tiap bagian telah jelas batas-batasnya.
- Sebagai hakikat manusia.
- Ibarat ilmu Robb terhadap segala sesuatu secara terperinci, sebahagian terpisah dengan lain.
- Ke 3 martabat tersebut bersifat bathin dan ilahi, terjadi semenjak dari qadim.
- Urutan kejadian dari ke 3 nya bersifat akal, bukan perbedaan zaman.
- Dari ke 3 martabat bathin muncullah empat (4) martabat lahir.
4. Martabat alam arwah
- Merupakan aspek lahir yang masih dalam bentuk mujarrad dan murni.
5. Martabat alam mitsal
- Ibarat sesuatu yang telah tersusun dari bagian-bagian, tetapi masih bersifat halus, tidak dapat dipisah-pisahkan.
6. Martabat alam ajsam (tubuh)
- Yakni ibarat sesuatu dalam keadaan tersusun secara material telah menerima pemisahan dan dapat dibahagi-bahagi.
- Iaitu telah terukur tebal tipisnya.
7. Martabat Insan
- Mencakup segala martabat diatasnya, sehingga dalam manusia terkumpul 3 martabat yang sifat bathin dan 3 martabat lahir.
i . 3 martabat sifat batin
ii. 3 martabat sifat lahir
- Kalau kita perhatikan ajaran martabat (7) tujuh, pada dasarnya adalah mengungkapkan secara berurutan asal kejadian manusia mau pun alam semesta.
- Didalam pengurutannya Syekh Muhammad Ibnu Fadhilah menempatkan Dzat sebagai hakikat dari segala sesuatu.
- Kerana itu Dzat disebut sebagai la ta'yun tidak bisa dikenal hakikatnya.
- Keadaan-Nya tidak kenal penyebutan karena segala persepsi tidak bisa menggambarkan keadaan-Nya.
- Keadaan yang masih belum ada apa-apa.
- Ini digambarkan oleh Al Qur'an sebagai orang yang pingsan (suatu keadaan yang di alami oleh Nabi Musa as.)
- Kesimpulan:
- Di dalam ajaran tasawuf para sufi tidak wajib melalui martabat 7. Tidak wajib.
- Akan tetapi disarankan memiliki wawasan ketuhanan yang baik agar kita tidak mudah taqlid (kagum) kepada orang yang menyelewengkan ajaran ini.
- Ajaran Martabat 7 ini baik untuk pegangan atau referensi di dalam perjalanan menuju Robb.
- disamping ilmu-ilmu yang lainnya sebagai pendukung.
- Firman Alloh :
Hai Manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Robb mu , maka pasti kamu akan menemui-Nya
(QS. Al Insiqaaq:6)
Semoga Allah menerima amalan kita.
4 notes
·
View notes
Text
0 notes
Text
0 notes
Text
0 notes
Text
0 notes
Text
0 notes
Text
0 notes
Text
5. Ta’qib Shalat Subuh
BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMADIN WA ALI MUHAMMADIN WAHDINI LIMAAKHTULIFA FIIHI MINALHAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MINTASYAA’U ILA SHIROTHIM MUSTAQIMIN
Artinya :
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan tunjuki aku dengan izin-Mu kebenaran dalam sesuatu yang diperselisihkan, sesungguhnya Engkau memberi petunjuk ke jalan yang benar orang yang Kau kehendaki.
ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMADIN WA ALI MUHAMMADIN LAA’AWSHIYAA’I RRODHIINA MARDHINA BI AF’DHOLI SHOLAWATIKA WABARIK A’LAIHIM WA ALA ARWAHIHIM WA AJSAADIHIM WA RAHMATULLAHI WABARAKAATUHU. 10X
Artinya :
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, yang menerima wasiat, yang ridha dan diridhai, dengan shalawat yang paling utama. Berkahi mereka, arwah dan jasad mereka. Semoga Rahmat Allah keberkahan-Nya selalu tercurahkan kepada mereka. ( 10X )
SUBHAANALLAHIL A’DHIM WA BIHAMDIHI WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL A’LIYYIL A’DDHIM. 10 X
Artinya :
Maha Suci Allah yang Agung, dengan mengakui ketuhanan-Nya tidak ada daya dan upaya kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. (10 X).
BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM LAA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL A’LIYYIL A’DDHIM. 7 X
Artinya :
Atas nama Allah sumber rahmat, pemancar kasih sayang. Tidak ada daya dan upaya kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. (7 X).
YAA FATTAHU 70 X
Artinya :
Ya Allah yang Maha Membukakan pertolongan rezeki. (70 X)
LAA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI TAWAKKALTU ALAL HAYYA LLADZII LAA YAMUUTU WAL HAMDULILLAHI LLADZI LAMYATTAKHIDZ WALADAN WALAM YAKUN LAHU SYARIIKUN FII MULKI WALAM YAKUN LAHU WALIYYAN MINADDZULLAN WA KABBARHU TAKBIRAN.
Artinya :
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah, saya bertawakal kepada Allah Yang Maha Hidup tidak mati. Ketuhanan itu milik Allah yang tidak memiliki anak dan tidak ada sekutu pada kerajaannya dan tidak ada pelindung yang dapat menghinakan-Nya maka bertakbirlah sebenar-benarnya takbir.
A’UWDZU BILLAHISSAMI’IL A’LIM MIN HAMAZATI SSYAYAATHIN WA A’UWDZU BILLAHI AN’YAHDHURUN INNALLAHA HUWA SSAMI’UL A’LIM.
Artinya :
Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui dari godaan bisikan setan-setan dan aku berlindung kepada Allah dari hadirnya setan-setan itu, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
SUBHAANALLAHI WALHAMDULILLAHI WALAA ILAHA ILLALLAH WALLAHU AKBAR. 10 X
Artinya :
Maha Suci Allah dan Ketuhanan itu milik Allah dan tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan Allah itu Maha Agung. (10X)
0 notes
Text
4. Ta’qib Shalat Isya
- ALLOHUMMA INNAHU LAISALI ILMUN BI MAODHI’I RIZQI - WA INNAMAA A’THLUBUHU BI KHATHORTIN TAKHTHURU ALA QOLBI FA’AJULU FI THOLABIHI BUDNA FA’ANAA FIYMAA AN’THOLIBUN KAA HAIRNI LAA A’DRIYA A’FI SAHLIN HUWA AM’FI JABALIN AM’FI ARDHIN AM’FI SAMAA’IN AM’FI BARAN AM’FI BAHRIN - WA ALA YADAYA MAN WAMIN QIBALI MAN WAQOD A’LIMTU A’NNA I’LMAHU I’NDAKA - WA A’SBAABAHU BIYADIKA WA AN’TA LLADZIYA TAQSIMUHU BILUTHFIKA - WA TUSABBABUHU BIRAHMATIKA.
- ALLOHUMMA FASHOLLI ALA MUHAMMADIN WA ALIHI WAJ’AL YA ROBBA RIZQOKALI WASI’AAN WA MATHLABAHU SAHLAN - WA MAA KHODZAHU QORIBAAN - WALAA TU’NANNI BI THOLABI MAA LAM TUQODDARLI FIHI RIZQON FAI’NNAKA GHONNIYUN AN A’DZBI - WA AN’FAQIRUN ILA RAHMATIKA FASHOLLI ALA MUHAMMADIN WA ALIHI WAJUD ALA ABDIKA BIFADHLIKA INNAKA DZUFADHLIN A’DHIMIN.
Artina :
- Ya Alloh, enyaan abdi teu nyaho dimana rizki abdi. Abdi milarina ku ngaduga-duga dina hati, laju abdi nyusulan na ditiap penjuru negeri. - Abdi teu ubahna seperti jalma anu kabingungan, teu nyaho naha aya dina kemudahan, di gunung, di bumi, di langit, didaratan atawa di lautan. - Andi teu nyaho aya di tangan saha atawa dihadapan saha. Sementara abdi nyaho yen ilmuna aya disisi-Anjeun jeung sebab-sebabna aya ditangan- Anjeun. - Anjeun lah nu ngabagikeun rizki ku karunia-Anjeun jeung menyebabkeun datangna rizki ku rahmat-Anjeun.
- Ya Alloh, dugikeun shalawat ka Rosululloh sareng keluargana, jeung jadikeun jang abdi ya Robbi keluasan rizki ti sisi-Anjeun, kemudahan dina milarina, kedeketan dina meunangna. - ulah ngantepkeun abdi nyiar rizki nu teu ditakdirkeun jang abdi, - Anjeun Maha Kaya tina nyiksa abdi, abdi ngabutuhkeun rahmat-Anjeun. - dugikeun shalawat ka Rosululloh sarenh keluargana, srg anugerahkeun kedermawanan-Anjeun ka hamba-Anjeun ku karunia-Anjeun, - saenyana Anjeun eta Anu Maha memiliki karunia anu Agung.
1 note
·
View note
Text
3. Ta’qib Shalat Maghrib
- INNALLOHA WAMALA’IKATU YUSHOLLUUNA ALANNABI YA AYUHALLADZINA AMANUU SHOLLU A’LAIHI WA SALLAMU TASLIMAAN. - ALLOHUMMA SHOLLI ALLA MUHAMMADIN NNABIYI WA ALA DZURRIYATIHI WA ALA AHLI BAITIHI.
Artina :
- saenyana Alloh srg para malaikat Anjeun-Na bershalawat ka Nabi saw - he jalma jalma nu iman, bershalawatlah maneh ka anjeuna jeung ucapkan salam ku salam anu sebenarna. - Ya Alloh, dugikeun shalawat ka Muhammad saw, ka keturunan sareng ka ahlul baitna.
- BISMILLAHIRROHMANNIRROHIM - LAA HAOLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI A’LIYYIL A’DHIM 7X
Artina :
- Atas nami Alloh Sumber rahmat pemancar kasih sayang. Teu aya daya sareng upaya kecuali ku Alloh anu Maha Tinggi tur Maha Agung. (7 X )
- ALHAMDULILLAHI LADZI YAF’ALU MAA YASYAA’A WALA YAF’ALU MAA YASYAA’U GHAIRUHU.
Artina :
- Segala puji kanggo Alloh nu nga lakukeun naon nu dikehendaki sareng teu ngalakukeun naon nu dikehendaki selain Anjeun-Na.
- SUBHAANAKA LAA ILAHA ILLA ANTA IGHFIRLI DZUNUUBI KULLAHAA JAMI’AAN FA INNAHU LAA YAGHFIRU DZUNUUBA KALLAHAA JAMI’AAN ILLA ANTA
Artina :
- Maha Suci Anjeun, teu aya deui Ilah/Robb iwal ti Anjeun, ampunkeun sadayana dosa abdi, - saenyana teu aya anu ngampunkeun sadaya dosa iwal ti Anjeun.
- ALLOHUMMA INNI AS’ALUKA - BIWAJHIKAL KARIM - WA ISMIKAL A’DHIM - WA MULKIKAL QODIM AN’TUSHOLLIYA ALA MUHAMMADIN - WA ALIHI WA ANTAGHFIRULI DZANBIL A’DHIM INNAHU LAA YAGHFIRUL A’DHIMA ILLAL A’DHIM.
Artina :
- Ya Alloh, abdi ngamohon ka-Anjeun melalui wajah-Anjeun Nu Maha Mulya, - srg melalui nami-Anjeun Nu Agung - srg melalui Kekuasaan-Anjeun Nu Ti payun (aya saacan ayana sesuatu). - Hendakna Anjeun limpahken shalawat ka Muhammad saw seg keluarga Muhammadbsaw, - supaya Anjeun ngaampunkeun dosa abdi nu besar karena saenyana teu aya anu ngampunkeun dosa nu besar iwaal ti Alloh Anu Maha Agung. (3 X )
- MAA SYAA’ALLOHU LAA QUWWTA ILLA BILLAHI ASTAGHFIRULLOH 3 X
Artina :
- naon nu Alloh kehendaki pasti terjadi, teu aya kekuatan iwal ti Alloh, abdi mohon ampun ka Alloh. (3 X)
- ALLOHUMMA INNI AS’ALUKA MUJIBAATI ROHMATIKA - WA AZ’IM MAGHFIROTIKA - WANNAJAATA MINANNAR - WAMIN KULLI BALIYYATIN - WAL FAWZA BIJANNATI - WARRIDHONI FI DARISSALAM - WAJWIRI NABIYYIKA MUHAMMADIN A’LAIHI WA ALIHISSALAM - ALLOHUMMA MAA BINAA MIN NI’MATIN FAMINKA LAA ILAHAA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIKA
Artina :
- Ya Allih abdi mohon kepastian rahmat-Anjeun, sareng kemestian ampunan-Anjeun, keselamatan tina neraka srg keselamatan tina segala bencana, sareng kebahagiaan ku syurga sareng keridhoan ku “Darul al Salam” (Syurga) srg babarengan sareng Nabi Muhammad Saw. - Ya Alloh, naon wae nikmat anu abdi rasakeun maka eta ti-Anjeun, - teu aya Ilah/Robb lain iwal ti Anjeun, abdi mohon ampun srg tobat ka-Anjeun.
1 note
·
View note
Text
2. Ta’qib Shalat Ashar
- ASTAGHFIRULLOH ALLADZI LAA ILAHA ILLA HUWAL HAYYUL QOYYUM ARROHMAN NURROHIM DZULJALALI WAL I’KROM.
- WA AS’LUHU AN’YA TUBA ALA TAUBATA ABDIN DZAYILIN KHODI’IN FAQIRIN BI’ISIN MISKIN MUSTAJIRIN LAA YAMLIKU LINAFSIHI NAF’AN - WALA DHORRON - WALA MAUTAN - WALA HAYATAN - WALA NUSYURON.
Artina :
- abdi ngamohon ampun ka Alloh Anu Maha Agung. Teu aya Ila/Robb lain iwal ti Anjeun Na, Anu Maha Hirup sareng Ngahirupkeun, Anu Maha Welas tur Maha Asih, Anu Maha Tinggi tur Maha Mulya. - Abdi tobat ka Anjeun-Na seperti tobat saurang hamba nu hina, lemah tur fakir, sengsara miskin jg papa, nu dirina teu bisa ngamiliki manfa’at jeung mudharat, kamaotan jeung kahirupan serta kebangkitan deui.
- ALLOHUMMA INNI A’UDZUBIKA MIN NAFSIN LAA TASYBA’U - WAMIN QOLBI LAA YAKHSYA’U - WAMIN ILMIN LAA YANFA’U - WAMIN SHOLATIN LAA TURFA’U - WAMIN DUU’IN LAA YUSMA’U.
- ALLOHUMMA INNI AS’ALUKAL YUSRO BA’DAL U’SRI - WAL FAROJA BA’DAL KARBI - WARROJAA’A BA’DA SSYADATI.
- ALLOHUMMA MAA BINAA MIN NI’MATIN FAMINKA LAA ILAHAA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIKA
Artina :
- Ya Alloh, abdi nyalindung ka-Anjen - ti jiwa nu teu pernah kenyang, - hati nu teu khusyu’, - ilmu nu teu manfa’at, - sholat nu teu diterima, - sarng do’a nu teu didenge.
- Ya Alloh, abdi ngamohon ka-Anjeun - kemudahan saentos kesulitan, - kebahagiaan saentos kesusahan, - kesempatan saentos kesempitan.
- Ya Alloh, naon wae nikmat nu kami dapatkeun sadayana ti-Anjeun, - teu aya deui Ilah/Robb lain iwal ti Alloh, abdi mohon ampun ka-Anjeun - sareng tobat ka-Anjeun.
1 note
·
View note
Text
TA'QIB SHALAT DAN DO'A
-TA’QIBAT KHUSUS
- Dzikir dan Do’a setelah Shalat
1. Taqib Shalat Zhuhur
- LAA ILLAHA ILOLLOHUL A’DHZIMUL HALIM - LAA ILAHA ILLOLLOHU ROBBUL ARSYIL KARIM, - ALHAMDULILLAHI ROBBIL A’LAMIN.
- ALLOHUMMA INNI AS’ALUKA MUJIBATI ROHMATIKA - WA AZ’IMA MAGHFIROTIKA - WAL GHONI’MATA MIN KULLI BIRIN - WASSALAMATA MIN KULLI ISYM.
- ALLOHUMMA LAA TADA A’LI DZABAAN ILLA GHAFARTAHU - WALA HAMMAN ILLA FARRAJTAHU - WALA SUQMAN ILLA SYAFAYTAHU - WALA A’YIBAN ILLA SATARTAHU - WALAA RIZQON ILLA BASATHTAHU - WALA KHAUFAN ILLA MANTAHU - WALAA SUU’AN ILLA SHOROFTAHU - WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDHOON WALIYA FIIHA SHOLAHUN ILLA QODHOYITAHAA YAA ARHAMARROHIMIN AMIN YA ROBBAL A’LAMIN.
- Artina :
-Teu aya Ilah/Robb lain iwal ti Alloh Anu Maha Agung tur Maha Santun. - Teu aya Ilah/Robb lain iwal ti Alloh, Robb Arsy Anu Mulya. - Sadaya puji kanggo Alloh Robb Sadaya Alam.
- Ya Alloh abdi mohon ka-Anjeun - curahan rahmat- Anjeun, - kepastian ampunan-Anjeun - sareng limpahan ti sadayana kasae an, sareng kasalametan ti stiap dosa.
- Ya Alloh, ulah anjeun ngantepkeun dosa abdi iwal Anjeun ngahapunten, - lara abdi iwal Anjeun bagjakeun, - penyakit abdi iwal Anjeun nu nga damangkeun, - aib abdi iwal Anjeun nu nutupan, - rizeki abdi iwal Anjeun nu ngalan carkeunn, - kasieun abdi iwal Anjeun nu nga amankeun, - kagorengan abdi iwal Anjeun anu ngaleungitkeun. - jeung ulah ngantepkeun hajat abdi nu Anjeun ridhoi jeung nyandak mas lahat jang abdi iwal ti Anjeun nu maparinan, - ya Alloh ya Robb Anu Maha Welas ti sadaya anu Mikawelas, amin ya Alloh ya Robbal ‘alamin.
- BILLAHI ’ TA SHOMTU - WA BILLAHI A’SYIKU - WA ALALLOHI WATTAWAKKALU
Artina :
- Abdi nyepeng teguh ka Alloh, - Abdi yaqin ka Allah, - sareng abdi tawakal ka Alloh.
- ALLOHUMMA IN A’DHUMAT DZUNUBI FA AN’TA A’DHUMU - WA IN KABURO TAFRITHI FA ANTA AKBARU - WA INDAMA BUKHLI FA ANTA AJWADU. - ALLOHUMMAGHFIRLI A’DHIMA DZUNUBI BI A’DHIMI AFWIKA - WAKASYIRO TAFRIYTHI BI DHOHIRI KARAMIKA - WAQMA’ BUKHLI BIFADHLI JUDIKA. - ALLOHUMMA MAA BINAA MIN NI’MATIN FAMINKA LAA ILAHAA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUBU ILAIKA
Artina :
- Ya Alloh mun dosa abdi ageung Anjeun Maha Ageung, - mun abdi kalewatan bates,Anjeun Maha Agung , - mun kebakhilan abdi nuluy,Anjeun Maha Berehan. - Ya Alloh, ampunkeun dosa abdi nu ageung kalawan kebesaran maaf- Anjeun, rean na keterlaluan abdi kalawan tembongna Kemuliaan-Anjeun, - elehkeun kebakhilan abdi ku limpah an Kadermawanan-Anjeun. - Ya Alloh, naon wae nikmat nu abdi nampi sadayana ti-Anjeun, - teu aya deui Ilah/Robb iwal ti Anjeun ya Alloh. - Abdi mohon ampun ka-Anjeun sareng abdi tobat ka-Anjeun.
1 note
·
View note
Text
PAMIANGAN – PAGELARAN – PAMULIHAN.
◙ PAMIANGAN ( INNA LILLAHI )
- Kedah didasaran ku Iman ka anu ma rentahna.
- Sing dugi ka Ma’rifat ka Manten-Na Upami parantos Ma’rifat hartosna urang tiasa nga-Haqul Yakin keun kana Dalil :
- INNA LILLAHI,
Asal ti
1. Alam Ahadiat (Dzat)
2. Alam Wahdat (Sifat)
3. Alam Wahidiat (Asma).
-Ieu kedah kapendak ka uninga ti ayeuna
-margi eta teh Asal Pamiangan urang nu tangtuna oge KIBLAT PANGBALIKAN URANG.
◙ PAGELARAN
- Dina mangsa gumelar di Pangumbara an mah salian urang kedah Iman kanu Marentah-na teh oge kedah disarengan ku Iman kana Parentahan nana.
- Sing tumut, taat kana ukuran- ukuran jeung katangtuan-katangtuan, sajeroning urang rumingkang di :
1. Alam Arwah
2. Alam Ajsam
3. Alam Misal (Elmu Ma’rifat ka Asal)
4. Alam Insan Kamil (Manusa Sampurna).
- Ieu Alam anu 4 dina Pagelaran teh mangrupa Af’al-Na Alloh Ta’ala.
- Sajeroning di umbarakeun teh Diri urang kedah di eusian ku :
1. Elmu Pengetahuan
2. Elmu Teknologi (IPTEK).
- Elmu Rosululloh ku RUKUN AGAMA
(Sareat–Tarekat– Hakekat–Ma’rifat).
-Iman tur Taqwa (IMTAQ).
-TAKHALLI
Ngosongkeun tina Tekad–Ucap–Lampah anu goreng, anu ngarugikeun batur, anu ngaruksak tur nyilakakeun batur. (Nafsu Amarah, Lowamah, Sawiyah).
- Hadas Leutik
Tekad (Hate) ulah aya :
Sirik pidik jail kaniaya, goreng sangka, ujub, ria, takabur jeung munapek.
- Ucap (Baham)
ulah aya bohong, ngupat simuat, mitnah, gureuhan, cawadan, openan, songong, sugal jeung garihal.
- Lampah (Wujud)
ulah 5M, Maen, Mabok, Maling, Madon (lacur), Mateni (Maehan).
- TAHALLI
Upama wujud urang parantos kosong atawa bersih tina kokotor (dosa),
-tinggal diseusian ku
Tekad – Ucap – Lampah
anu hade (Nafsu Mutmainah).
-khusyu ibadah :
Sholat Sareat, Sholat Tarekat (Sholat khusus), Sholat Da’im (khususil khusus = Saendeng-endeng).
- Amal na :
Sopan santun, hormat ka Sepuh, ka Guru, ka Ratu (Pamarentah), bear budi, someah hade kasemah, berehan.
- TAZALLI
Kumargi Diri (Wujud) urang parantos kosong, bersih tina dosa-dosa, nyingray Hijab (pipinding),
-atuh molongpong Panon Qolbu tiasa Awas ka NUR MUHAMMAD atuh ka beh dituna NURULLOH (JOHAR AWAL).
◙ PAMULIHAN
Tah dina Pamulihan oge, upami urang tiasa ajeg ngalaksanakeun
TAKHALLI – TAHALLI – TAZALLI,
insya Alloh tiasa nyumponan Dalil :
WA INNA ILLAIHI ROJI’UN.
-Kieu ari balakna mah :
LEBUR BADAN Jadi NYAWA (RASA JASMANI)
LEBUR NYAWA Jadi RASA (RASA ROHANI =
1. Narun 2. Hawaun 3. Ma’un 4. Turabbun
-atawa NUR MUHAMMAD). Ieu mah disebut PULANG KA ASAL, ngaraos NI’MAT (SAWARGA).
LEBUR RASA Jadi CAHAYA (RASA NURANI ) =
Nurulloh, Johar Awal, Hakekat Muhammad (Sagara Hirup).
LEBUR CAHAYA,
Mulih RASANA maring DZATTULLOH,
SIRNA MARING KERSANA ALAM SUWUNG (Dzat Laesa Kamislihi Syaeun).
- Ieu anu disebut PULIH KA JATI.
- Ieu pisan Kiblat Pamulihan anu jadi panyileukan tur udagan sarerea.
- Tah ayeuna mah mugi pang nuduhkeun upami Kiblat Pamulihan
-hoyong ka dinya -kedah ka mana -sareng kedah kumaha
- Ari kendaraan teh nyaeta TAREKAT. Seueur tinggal milih mana anu sakinten enggal dugi.
- Bade 1. TAREKAT QODARIAH 2. TAREKAT NAKSYABANDIAH 3. TAREKAT MUHAMMADIAH 4. TAREKAT ANFASIAH 5. TAREKAT JUJIAH 6. TAREKAT KAMALIAH 7. TAREKAT HAQ MALIAH - jsb.
- Engke baris dipasihan katerangan sareng cara-cara sakumaha mistina ti Guru Tuduh, anu nuduhkeun pikeun tepang sareng Guru Mursid (Sajatining Guru = Guru Bathin).
---------------
2 notes
·
View notes
Text
NUR
Rasululloh SAW. Bersabda :
AN SYA’IDI AL-KHUDRY RA QOOLA :
- QOLA RASULULLOHI SALLAHU ALAIHI WASSALAM I’TAQUU FIRASATAL MU’MINI INNAHU YANDHURU BI NURILLAHI AZA WAJALLA
- Hartosna :
Ti Said Al-Khudry r.a. anjeuna nyaurkeun :
- Rosululloh nyaurkeun “ Ati-ati kana Firasat Jalmi anu ber-Iman, sabab saenyana manehna tiasa ningal kalawan Nur Alloh Azza Wa Jalla.
- Ari NUR teh salah sawios Jenengan Alloh dina Asmaul Husna.
- Alloh ngangkeun Wujud-Na NUR. - Manten-Na ngajantenkeun
Kitab-Na NUR,
Rosul-Na NUR,
sareng Agama-Na NUR.
- An-NUR nyaeta titik-titik (cecek-cecek) anu aya dina JERO QOLBU/HATE Jalma.
- Ku eta NUR ngalantarankeun bisa uninga mana anu HAQ (Bener) sareng mana anu BATHIL (Salah),
- anu asalna nyaeta TAQWA.
Peryogi kauninga kieu :
- Boh di Alam Semesta (Alam Kabir),
- boh dina Alam Wujud (Alam Sagir)
mangrupi NUR LAHIRIAH, nyaeta :
1. Nur Panon Poe,
2. Nur Bulan,
3. Nur Bintang.
- Di Alam Malakut (Gaib), mangrupi NUR BATINIAH, anu dibagi 3 bagian nyaeta :
1. NUR ILMU
Nyaeta kawas BENTANG,
kakuatannana bisa katingali di waktu peuting, anu poek,
sarta bisa ningali dina perkara-perkara Akhirat (Gaib).
2. NUR MA’ANI
Nyaeta kawas BULAN,
kakuatannana bisa ningali di Tungtung Tauhid sareng bisa ningali (ngintip) ka Dzat Alloh.
3. NUR MA’RIFAT
Nyaeta kawas PANON POE,
kakuatannana bisa ningali di Tungtung Tafrid (Katunggalan Alloh),
sareng bisa nguatan kayakinan sarta nyaangan enggoning
- Pikeun jelasna mah kie :
1. Ari NUR ELMU
nyaeta NUR CAHAYA PANON, Nur anu tiasa ningali anu bukti- bukti wungkul.
- Ieu mah aya disaban jalma
- malah di sato oge aya.
2. Ari NUR MA’ANI
Nyaeta NUR CAHAYA QOLBU/HATE,
- Nur anu ngandung harti bisa ngajelaskeun Nangkeup Perasaan Akal Pikiran (pipikiran asa cararaang).
3. Ari NUR MA’RIFAT
Nyaeta Elmu anu Haqiqi,
- tiasa ningali kana Dzat-Sifat Na Alloh Ta’ala.
- ari gunana NUR
pikeun Nyaangan ngungkap tina hakekat sagala hal pikiran nguninga mana anu bener mana anu salah.
- Ari gunana PANON QOLBU/HATE,
pikeun Hikmah
(ningali bebeneran anu hakiki).
- Ari gunana QOLBU/HATE, pikeun taat sareng ngalanggar, pikeun ngaku sareng ingkar.
- Dawuhan Alloh :
FAMAN SYAROHALLOHU SYODROHU LIL’ISLAMI FAHUWA ALA NURIN MIN ROBBIHI
- Hartosna :
Saha-saha anu di Caangan ku Alloh kana Hatena pikeun Islam,
eta Jalma kenging pancaran Nur Cahaya.
- Eta pisan anu nganteur hate ka Hadirat Alloh anu Maha Gaib.
- mugi urang tiasa faham tur di pasihan Nur Cahaya ku Alloh Nu Maha Suci.
1 note
·
View note
Text
PANIMGGAL QOLBU/HATE
- Upami parantos leungit karagu-raguan, saterasna leungit SIFAT WUJUD DIRI,
- parantos leungit Rasa Jasmani, nya saharita tiasa ningal Dzat-Sifat Alloh ku Kersaning Alloh.
- Ari satungtung masih keneh ningali sifat-sifat ka Dunya an sareng Rasa Jasmani mah, henteu acan tiasa nguninga Dzat – Sifat Alloh,
- numutkeun dalilna oge :
“ WA ‘ANNALLOHA MAHALUNA’N TASYHADU MAAHU SIWAHU “,
Hartosna :
Mustahil urang bisa ningali Alloh bareng jeung Wujud sejen.
- Hakekat na :
Upami sifat-sifat anu anyar parantos NAFI (Leungit)
- waktu eta ISBAT-na (Hadirna) anu QODIM nyaeta Dzat – Sifat Maha Suci.
- Dalilna :
KULLU SYAEIN KHALIKUN I’LLA WAJHAHU, - Hartosna :
Sagala hal ngalaman ruksak, kajaba Dzat Alloh anu BAQO (Langgeung).
- Tah kitu Paningal Qolbu/Hate teh.
- NUR
- Dina Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 35, dijelas keun :
- “ALLAAHU NUURUSSAMAAWAATI WAL’ARDHI
- MATSALU NUURIHII KAMISYKAATIN FIIHAA MISHBAAHUN
- ‘ALMISHBAAHU FIIZU JAAJATIN. A’ZZUJAAJATU KA’ANNAHAA
- KAWKABUN DURRIYUN YYUUQADU MIN SYAJARATIN
- MMUBAARAKATIN ZAYTUUNATIN’LLAASYARQIYYATIN
- WALAA GHARBIYYATIN YYAKAADU ZAYTUHAA YUDHII’U WALAW
- LAM TAMSHASHU NAARUN. NUURUN ALAA NUURIN.
- YAHDILLAAHU LI NUURIHII MAN YYASYAA’U.
- WA YADHRIBU ‘LLAAHU ‘AMTSAALA LINNAASI
- WA LLAAHU BIKULLI SYAI’IN ALIMUN //.
Q.S (24) AN-NUR : 35
- Hartosna :
- Alloh masihan NUR (Cahaya) ka Langit sareng Bumi.
- Cahaya Alloh teh ibarat dina hiji LIANG anu teu tembus.
- Dijerona aya Lampu gede, aya sajeroeun kaca.
- lir Bintang anu Cahaya na kawas mutiara.
- Anu di hurungkeun na teh ku minyak tina tangkal anu ageung berkahna nyaeta Tangkal Zaitun.
- Minyak na oge parantos Caang sanajan henteu disengeut.
- Anu jadina teh henteu di Beulah wetan, teu di Beulah kulon.
- Cahaya anu manglapis-lapis NURUN ALA NURIN.
- Alloh ngabingbing kana Cahaya-Na ka saha bae anu Dikeresakeun.
- Alloh ngajantenkeun conto-conto pikeun manusa, sarta Alloh Maha Uninga kana saniskara.
- Oge salah sawios Hadist Nabi anu diriwayatkeun ku Ibnu Mas’ud r.a, :
- Nabi ngadawuh :
DI SISI ALLOH MARANEH EUWEUH BEURANG EUWEUH PEUTING, SEDENGKEUN CAHAYA NUR LANGIT, NUR BUMI nyaeta
- Nur Cahaya Dzat – Sifat Alloh.
- Salajeungna dina Shahihul Muslim, anu diriwayatkeun ku Abi Zarrin, Mantena nyaurkeun :
- KURING NAROS KA ROSULULLOH NGAWALERNA KIEU :
KURING NINGALI “ NUR ‘.
- Aya deui anu diriwayatkeun ku Abi Said :
ANA’BI SAIDIN QOOLA, QOLA ROSULULLOHI TTAQU FIRASATAL MU’MININ FAINNAHU YUNDURU BI NURILLAHI TA’ALA.
- Hartosna :
Pikasieun Firasat urang Mu’min, sabab sabenerna maraneh na ningali ku pitulung NUR CAHAYA ALLOH.
- Tina Kitab Qusyairiah :
AL-KANNANI YAQULU : AL-FIRASATU MUKASYAFATU AL-YAQINI WA MU’AAYANATUL GHAIBI WA HUWA MIN MAQOMATIL IMAN.
Hartosna :
Al-Kannani sasauran :
Firasat, nyaeta Mukasyafatul Yaqin (Nyaeta kabukana tirai/dingding kulantaran kayakinan na).
- Jeung Mu’ayatul Ghaib (nyatana hal-hal nu Ghaib).
- Jeung hal eta nyaeta sabagian tina tingkat Ka-Iman an.
1 note
·
View note
Text
TAHAPAN-TAHAPAN TAZALLI
- eta aya 4 tahap :
1. TAZALLI AF’AL
Nyaeta leungitna Gerak/Padamelan, kasilih ku timbulna Gerak Alloh Ta’ala.
- Dalilna : - WALLAHU KHOLAQOKUM WAMA TA’MALUN, - Hartosna :
Jeung Alloh anu ngajadikeun maneh katut naon-naon anu ku maneh dipigawe.
2. TAZALLI ASMA
Nyaeta leungitna ingetan kana diri na, sareng bebas tina sifat-sifat (bukti-bukti anu anyar),
tina RASA JASMANI,
saterasna lebet kana kalanggeungan Alloh Ta’ala.
- Sategesna teu aya anu katingali, kajabi kabukana NUR ILAHI dina kaayaan anu biasa,
jadi parantos aya di ALAM BATIN.
3. TAZALLI SIFAT
Nyaeta SIFAT AL-HAQU TA’ALA nyilih SIFAT INSANI.
- Tazalli-na Alloh ka mahklukna mangrupi Karunia Manten-Na.
4. TAZALLI DZAT
Nyaeta WUJUD MUTLAK, manunggalna Kawula lan Gusti na nu langgeung DZATTULLOH.
- Dalilna : LA MAUJUDA ‘ALALI’ TAQI’I ILALLAHU, - Hartosna :
Teu aya Wujud sacara Mutlak, kajabi Dzat Alloh.
- Di dieu parantos nembus Qolbu ku NUR = CAHAYA. - Waktos eta Qolbu teh CAANG ka uninga rasiah karunia sareng RAHMAT ALLOH TA’ALA.
- Tah kitu Tahapan-tahapan TAZALLI sareng ma’nana !.
- mugi tiasa kapaham
- Alhamdulillah mugi ka hartos perkawis Tazalli .
- perkawis Paninggal Qolbu, kumaha eta teh ?
- Ari Paninggal Qolbu teh disebatna
AL-BASHIRAH atanapi disebat oge PANON BATIN.
- Sifatna teh kieu : “ NINGAL DINA WUJUD FIKIRAN, TANGKEPAN AKAL” :
- Gancang ngarti kana hiji masalah
- Mangrupi ILHAM, ujug-ujug jelas dina jero Qolbu/Hate,
hartina ningal anu Qodim Al-Kholiq.
- Jadi sing saha anu leuwih kawasa Paningal Qolbuna/Hatena batan paningal panon,
nya paningal Hatena teh tiasa noropong wujud tangkepan akal pikiran, rahasiah-rahasiah Bathin sareng hal-hal gaib.
- Tah Jalmi anu kitu disebat Arif (Ahli Ma’rifat). - Hartosna parantos ningal Dzat – Sifat Alloh ku paningal Qolbu/Hatena,
- sakumaha kasauran Syaidina Ali r.a. :
“ ROAETU ROBBI BIAENIL QOLBI FAQUNTU LASYAKKA A’NTA-ANTA”,
- Anu Hartosna :
Katingal Alloh ku Paningal Hate/Qolbu kuring, sarta kuring nyarita, moal salah deui nya Salira Alloh.
- TAHAPAN-TAHAPAN PANINGAL QOLBU/HATE,
aya sababara tahapan di antarana kieu :
1. Kalangkan Qolbu/Hate, disebat NURUL AKLI atawa ILMU YAKIN
2. Elmu Yakin nyaeta kayakinan anu timbul saenggeus ayana katerangan tina dalil
ﻋـﻠـﻢﺍﻠـﻴـﻘـﻴﻦ ﺍﻠﺬﻯ ﻫـﻮﻤـﻌﺮﻓـﺗـﻪ ﺗـﻌﻼ ﺒـﺎ ﻠﺒﺮﺍﻫـﻴﻦ
- Artina :
Ilmu Yakin nyaeta Ma’rifat ka Alloh Ta’ala kalawan sababaraha dalil.
3. Paningal Qolbu/Hate, disebat NURUL ILMU atawa AINUL YAKIN
4. Elmu Ainul Yakin - nyaeta kayakinan anu di dasarkeun kanyataan jeung pembuktian.
ﻮﻤﺷﺎﻫﺪ ﺗـﻪ ﺗـﻌﺎﻻ ﻗـﺒﻞ ﻜﻞ ﺷﻰ ﻮﻫـﻮﺍﻠﻤﺴـﻤﻰﻋـﻧﺪﻫﻢ ﺒﺎﻠﻤﻌﺎﻴـﻧـﺔ
Artina :
- Musyahadah ka Alloh Ta’ala samemeh nyaksikeun sagala sesuatu anu nurutkeun para Arif disebut Mu’ayanah (Kenyataan/pembuktian).
5. Hakekat Paningal Qolbu/Hate, disebat NURUL HAQ atawa HAQUL YAKIN
6. Haqqul Yakin nyaeta keyakinan anu sabenerna
ﺤﻖ ﺍﻠﻴـﻘـﻴـﻦﻫـﻮﻤﺷـﺎﻫـﺪ ﺗـﻪ ﺗـﻌﺎﻻ ﻓﻰ ﻜﻞ ﺷﻰ
ﺒـﺎﻻﺤﻠﻮﻞ ﻮﺍﺗـﺤﺎﺪ ﻮﺍﻧـﻔـﺼﺎﻞ ﻮﻻ ﺍﺗﺼﺎﻞ
Artina :
Haqqul yakin nyaeta musyahadah ka Alloh SWT,
dilebeut segala sesuatu
tanpa Hulul (bersatu),
tanpa Ittihad (terpadu),
tanpa Ittishol (bersambung) jeung
tanpa Infishol (berhubung-hubungan).
1 note
·
View note
Text
◙ PERTINGKAH SHOLAT SAREAT SARENG MAK’NA NA
- PERTINGKAH TAKBIRATUL IKHROM
Ngagambarkeun Hurup Tasjid ( ω ) ngasalkeun tina JOHAR FARID - (Cahaya Panon Poe).
- PERTINGKAH NGADEG
Ngagambarkeun Huruf ALIP ( ﺍ ) ngasalkeun tina SENEU - nu ngandung 4 perkara :
1. ROH IDOPI
2. ROH NURANI
3. ROH RAHMANI
4. ROH ROHANI
- Anu numuwuhkeun AJEG PAMADEGAN, wani kana bebeneran dina tangtungan sorangan NAFSU NA AMARAH.
- PERTINGKAH RUKU
Ngagambarkeun Huruf LAM AWAL ( ﻞ ) ngasalkeun tina ANGIN - nu ngandung 4 perkara :
1. NUFUS
2. ANPAS
3. TANAPAS
4. NAPAS
- Wijining Hurip anu numuwuhkeun RENGKUH, Ngajenan ka sasama, Sabar, Tawakal - NAFSUNA LAWAMAH.
- PERTINGKAH SUJUD
Ngagambarkeun Hurup LAM AHIR ( ﻞ ) ngasalkeun tina CAI - nu ngandung 4 perkara :
1. ROH ROBBANI
2. ROH NABATI
3. ROH NAFSANI
4. ROH JASMANI
Anu numuwuhkeun SUJUD HANDAP ASOR/DEPE-DEPE, Rukun hirup sauyunan - NAFSUNA SAWIYAH.
- PERTINGKAH LUNGGUH
Ngagambarkeun Hurup HE ( ﻪ ) ngasalkeun tina TANEUH anu ngandung 4 perkara :
1. WADI
2. MADI
3. MANI
4. MANIKEM
Anu numuwuhkeun SABAR, Tenang, Qonaah, Tawado, sadrah sumerah, Ikhlas - NAFSUNA MUTMAINAH.
- Tah upami parantos pertingkah LUNGGUH (ATAHIYAT), - eta mah ngagambarkeun Lafadz Muhammad ( ﻤﺤـﻤﺪ ) :
- Didieu mah sing tiasa ical RASA JASMANI atawa leungit RASA DUNYA malah Diri sakujur oge teu inget istuning khusyu cengeng ka Nu Maha Suci.
- Lami-lami Rasa Jasmani kasilih ku Rasa Jati (NUR MUHAMMAD).
- Malah upami kenging Ridho sareng di kersakeun, tangtos tiasa Ningali DZAT – SIFAT ALLOH (Hakekat Muhammad atawa Tasjid ( ω ) anu kaya EMAS sinangling ).
- Geuning Dawuhan Alloh (QS. Ar-Rahman : 26-27) :
KULLU MAN ALAIHA FANIN WA YABQO WAJHU ROBBIKA DZUL JALALI WAL IKROM. - Anu hartosna :
Saban Jalmi bakal binasa atawa Fana (Leungit).
- Sedengkeun Dzat Alloh tetep langgeung, kagungan Sifat Sampurna sareng Maha Agung.
KULLU SYAI’IN HAALIKUN ILLA WAJHAHU, - Anu hartosna :
Sagala sesuatu leungit sirna tur ancur teu aya arti, iwalti Dzat-Na. (QS. Al-Qoshos : 88).
MAA INDAKUM YANFADU WAMAA INDALLAHI BAQIN, - Anu hartosna :
Naon anu aya di aranjeun bakal ancur, jeung naon anu aya di Alloh langgeung abadi. (QS. An-Nahl : 96).
- Atuh dina Kitab Iqadzul Himan, Ahli-ahli Tasawwuf nyaurkeun :
MAN RO’ALHAQQO TA’ALA GHOBA ANAFSIHI WA MAN RO’A NAFSAHU HUJIBA ANNILOHI" - Anu hartosna : Saha-saha anu ningali Dzat Alloh, pasti FANA (Leungit) dirina.
- Sawangsulna,
saha-saha anu masih keneh ningali dirina, pasti ka HIJAB (Kapindingan) ka Dzat Alloh.
- Tah upami parantos tiasa leungit RASA KADUNYAAN, RASA JASMANI, nembe bakal ngartos kana NAFI–ISBAT.
- Kumaha pereleannana NAFI–ISBAT
Ari Alloh teh, NAFI – ISBAT, kapan padika Alloh mah benten sareng Manusa,
- Alloh anu ngadamel Manten-Na anu Jumeneng.
- Ari Manusa mah pisah sareng hasil padamelan nana.
- Alloh teh asal NAFI (Ghaib teu ngajirim),
- jadi ISBAT (Aya bukti).
- Tah ISBAT-NAFI janten Ngahiji ngagulung. -nu mawi Lafadz
“ LAA ILLAHA ILA ALLOH :
1. LAA Kanyataan Ayana DZAT
2. ILLAHA Kanyataan Ayana SIFAT
3 ILLA Kanyataan Ayana ASMA
4. ALLOH Kanyataan Ayana AF’AL
- Ieu teh Tileum-Timbul. - Upami nuju NAFI (Rohani anu timbul) - atuh ISBAT-na kedah Tilem (Rasa Jasmani tilem).
- Sholat Sareat sareng ma’nana, - Sholat Tarekat sareng ma’nana - Sholat Tazalli, anu hartosna Awas.
dasarna sareng tahapan na perkawis Tazalli
- dasar hukumna jeung tahapan na. kieu :
- Dasar na Dalil (Surat Al-Araf 143) :
FALAMMA TAJALLA ROBBUHU LIL JABALI JA’ALLAHU DAKKAN WAHORO MUSA SO’IQON
Artina :
- Waktos awas ka Gunung, kajadian gunung ancur, sareng Nabi Musa jadi kapiuhan.
- Ma’na tina Dalil di luhur, nalika Nabi Musa parantos FANA DIRINA (disebat kapiuhan) nembe TAZALLI (Awas) ka Dzat – Sifat Alloh Ta’ala.
1 note
·
View note