Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Entahlah, aku bingung?!
Keinginanku adalah menjadi ibu sejati, tapi aku juga ingin jadi diri sendiri. Aku ingin jadi istri mandiri, tapi senang dimanja dan sangat mengharapkan peran suami. Kalau marah padanya aku lari, tapi sebenarnya ingin sekali dikejar.
Aku sudah terlalu capek untuk jalan-jalan keluar, tapi merasa suntuk jika di rumah terus menerus.
Aku butuh ketenangan, tapi benci kesepian. Ketika anakku sangat aktif, aku ingin segera menidurkannya, tapi ketika dia tidur, aku malah rindu dengan keaktifannya. Aku suka sekali makan, tapi tak mau gemuk. Aku ingin langsing, tapi jangan terlalu kurus. Di akhir bulan aku bisa diet, tapi begitu awal bulan kembali jajan dengan alasan self reward.
Aku ingin hari-hari yang padat ini berlalu cepat, tapi tahun-tahun jangan terlalu cepat terlewati.
Jadi sebenarnya yang membingungkan itu aku atau keadaan ini?
Ternyata, apapun keadaanya bisa jadi potensi mengeluh, kalau aku tidak Bersyukur dan Menikmatinya.
8 notes
·
View notes
Text
Merdeka Apanya?
Pak/Bu... Jangan heran kalau air di sumur kami makin lama makin keruh. Sebab pasir di sungai dekat rumah kami yang seharusnya menjadi penyaring air tanah sudah dikeruk habis-habisan. Dibawa puluhan truk per hari dan dijadikan lahan bisnis orang-orang yang tidak kami kenal.
Dasar sungai semakin dalam, semakin dekat dengan dasar sumur kami. Padahal limbah yang mencemari air sungai semakin banyak, sangat mungkin zat kimia dan mikroba mengkontaminasi air tanah jika minim penyaring tanah (pasir) di dasar sungai.
Mereka yang mengambil pasir di sungai kami, mengaku mendapat izin dari pemerintah. Kami tak paham pemerintah mana yang mengizinkan, sebab setahu kami dampak negatif jangka panjang itu warga setempat yang merasakan, bukan pemerintah. Memang undang-undang menyebutkan kekayaan alam di tanah Indonesia itu milik negara, dikuasai negara. Tapi dalam kelanjutan ayatnya, dan (kekayaan alam itu) dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk segelintir pengusaha, sementara rakyat kecil hanya menerima dampak buruknya saja. Kira-kira mendapatkan izin dari pemerintah maharnya berapa ya? Tentu lebih banyak daripada nominal yang mereka tawarkan kepada kami, rakyat kecil.
Sayangnya, masyarakat kami sebagianpun tak paham dan pasrah dengan adanya penambangan itu hanya karena iming-iming uang tutup telinga (karena suara bising dari mesin mesin sedot) sebesar 150 ribu per rumah. Itupun hanya berjalan 2 atau 3 bulan pertama, setelah itu tidak ada lagi. Padahal itu tidak cukup untuk membeli air bersih untuk minum keluarga sebulan. Apalagi untuk membeli kemakmuran anak cucu kami dikemudian hari, dengan kondisi alam yang sudah dinikmati pemilik usaha tambang saat ini.
Dan pada kenyataannya, kami hari ini hanya terbawa suasana perayaan kemerdekaan, tapi sesungguhnya kami tidak benar-benar merdeka. Kami tidak dijajah asing, tapi malah terjajah oleh kebijakan.
Tepi sungai di desa tercinta, 17 Agustus 2024.
6 notes
·
View notes
Text
Terkadang, rasanya seperti terjebak di dalam lorong yang panjang. Ingin mundur tapi sudah terlanjur jauh. Pun memilih maju namun tidak mudah. Mustahil nampaknya.
Tapi aku tahu, Tuhanku Maha Kuasa. Dia mampu mengubah kemustahilan menjadi sebuah keniscayaan.
Terjebak di dalam lorong yang entah bagaimana solusinya, doa kemudian menjadi satu-satunya kekuatan.
Meskipun mungkin ini hanya asa, tetapi semoga menjadi nyata. Pun walaupun tidak menjadi nyata, semoga selalu baik-baik saja.
91 notes
·
View notes
Text
Aku rasa ada sesuatu yang salah dengan otakku. Sebagai seorang extrovert yang ingin selalu terhubung dengan orang lain, seringkali aku ingin sekali berkomentar pada story atau postingan mereka, tapi komentar itu ternyata hanya aku ucapkan sendiri dalam kepalaku, lalu lupa. Iya! Aku benar-benar lupa untuk mengetik balasannya.
Makin kesini, ingatanku semakin parah. Bahkan sering kali lupa apa yang dibicarakan suamiku di pagi hari. Beberapa hal juga ada sisi baiknya, karena aku sering lupa bahwa aku sedang marah dengan suamiku. Setelah dengan pedenya bermanja-manjaan, sejam kemudian baru ingat jika aku berkomitmen marah sampai dia minta maaf. Astaga..
0 notes
Text
Hati Yang Jelek
Pernah suatu ketika, di masa lalu yang teramat kelam. Seseorang yang dulunya kusebut pacar, dengan tega berselingkuh dengan dalih jalan pikiranku terlalu rumit, dan hubungan kita tidak mendapat restu orang tuaku, dan keras kepalaku membuatnya muak.
Lalu kemarin, kulihat istrinya menangis di media sosial perihal ia yang ketahuan selingkuh dengan teman kerjanya.
Akhirnya, setelah bertahun tahun aku bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri. Bukan aku yang buruk, rumit, dan keras kepala. Tapi memang dirinyalah sumber masalah bagi orang lain.
1 note
·
View note
Text
Jangan dulu berkecil hati
Jangan pernah menganggap keahlian dan pengalaman yang kamu pelajari sekarang, itu sia-sia dan buang-waktu.
Barangkali memang tidak bisa membuatmu bertahan dan menghidupimu saat ini.
Perjalanan yang membuatmu diremehkan. Perjalanan membosankan yang membuatmu hampir menyerah.
Bisa jadi suatu hari nanti akan menjadi bekal yang membanggakanmu.
Lanjutkan, jangan dulu merasa rendah diri meskipun selalu direndahkan.
Hari-hari yang hebat selalu dimulai oleh hal-hal yang remeh.
Jangan dulu berkecil hati.
Bukan kah kita akan memanen apa yang kita tanam?
Kalau sekarang selalu merasa gagal panen, tidak apa-apa, kita coba tanam lagi.
—ibnufir
189 notes
·
View notes
Text
Suami dan Istri
Menasihati suami itu seperti mengalirkan air ke atas, sulit dan mungkin ada yang bilang mustahil. Maka ia butuh kesabaran dan cara yang baik.
Menasihati istri itu seperti menebak cuaca, pagi cerah, siang mendung, dan malam bisa berpotensi hujan badai, rumit. Tapi itulah kewajiban suami.
Benar, keluarga itu soal seni menasihati, satu dengan yang lainnya. Rumit? Iya, pasti.
Tidak ada ibadah yang tidak butuh perjuangan. Keduanya harus saling sabar dan mengupayakan, bukan salah satunya saja.
@jndmmsyhd
485 notes
·
View notes
Text
Lelah.
Ada suatu masa, untuk memulai hari rasanya lelah sekali. Pagi masih dingin, embun belum menguap, hembusan nafas nafas kecil masih teratur, rumah masih sepi. Tapi pikiran dan hati sudah terdengar riuh.
"masak apa hari ini?"
"mau main apa hari ini?"
"apalagi tingkah anak-anak hari ini?"
"akankah si ayah pulang lebih cepat hari ini? Apa dia akan suka masakanku?"
Belum memulai hari, sudah lelah duluan. Sayangnya tidak ada waktu untuk memvalidasi kelelahan ini. Tak ada waktu untuk berkeluh kesah. Nafas nafas kecil itu selalu ingin disambut dengan senyuman secerah mentari dari sosok kesayangannya..
0 notes
Photo

Some days happiness seems hard and impossible, but it does get easier. Please keep trying. We may not be able to see the light now, but every day we work for our happiness is one day closer. ☀
Chibird store | Positive pin club | Webtoon
2K notes
·
View notes
Text
Tahun ke 5
September nanti, saya dan kekasih saya @ajinurafifah akan memasuki tahun ke-5 pernikahan. Tahun ke-5 adalah checkpoint kedua dalam berumah tangga yang kami buat. Ibarat kata sedang bangun rumah, 5 tahun pertama adalah fase membangun pondasinya.
Karena di 5 tahun pertama ini, ada banyak sekali kejadian. Proses adaptasi dengan pasangan, perubahan fase dari single ke menikah, kemungkinan kehadiran anak, penyesuaian ritme keluarga, proses membangun karir, proses membangun komunikasi efektif dengan pasangan, dan lain-lain. Banyak sekali hal yang terjadi di 5 tahun pertama pernikahan, ibarat kata kalau pondasi ini rapuh. Rumah Tangga yang akan dijalani di tahun-tahun berikutnya bisa jadi semakin berat. Untuk membangun pondasi pertama ini, dibutuhkan peran kedua belah pihak, suami dan istri. Tidak bisa dibangun sendirian.
Checkpoint pertama dulu ada di usia pernikahan 40 hari, ini sudah dibahas dibukunya Apik yang berjudul Melangkah Searah. Di checkpoint kedua ini, banyak sekali evaluasi yang kami lakukan sepanjang perjalanan. Bahkan, sampai hari ini, kami masih berusaha untuk mengenal satu sama lain, belajar berkomunikasi dengan lebih baik lagi untuk bisa menyampaikan gagasan dan juga perasaan.
Memahami bahasa kasih sayang satu sama lain yang ternyata berbeda. Memperkuat hubungan dengan keluarga besar kedua belah pihak. Dan juga bagaimana kami berkompromi untuk bisa saling mewujudkan mimpi masing-masing dengan segala tantangannya.
Semalam apik bertanya tentang bagaimana rencana ke depan. Dalam kondisi seperti sekarang, tujuan rumah tangga ini menjadi lebih sederhana tapi tidak mudah, yaitu bisa bertahan melewati kondisi pandemi dengan keadaan sehat badan, sihat jiwa, sehat mental, sehat finansial. Tak hanya untuk kami, tapi juga anak-anak. Agar mereka tetap bisa tumbuh dengan baik di tengah kondisi yang mungkin sedang terbatas.
Mohon doanya agar kami bisa melewati tahun demi tahun berikutnya dengan baik, menjadi kekasih, menjadi orang tua, menjadi anak. Peran yang kami jalankan dalam satu waktu. Semoga pun demikian dengan keluarga teman-teman, mudah-mudahan dikuatkan untuk melewati setiap fasenya. Karena ke depan, tantangan yang ada tentu akan semakin besar. Mudah-mudahan kita bisa tumbuh bersama menjadi keluarga yang pernah dicita-citakan.
Alhamdulillah, memiliki pasangan yang bisa diajak berjuang bersama adalah anugrah terbaik dalam berumah tangga. Mudah-mudahan teman-teman yang belum menikah juga bisa menemukan pasangan yang tepat, jangan buru-buru masuk ke dalam fase berumah tangga kalau kamu belum sepenuhnya yakin dengan orang yang akan kamu nikahi, atau kamu menikah karena terburu-buru. Pahami baik-baik, bahwa pernikahan itu perjalanan yang panjang. Kalau pun kamu gagal berkali-kali ketika menuju fase pernikahan, kukatakan sekali lagi bahwa lebih baik kamu gagal di tengah proses tersebut daripada gagal di tengah-tengah pernikahanmu.
©KURNIAWANGUNADI
456 notes
·
View notes
Text
Kapasitasmu tidak dinilai dari mahal tidaknya barang yang kamu pakai
Kamu tidak harus pakai sepatu nike dulu untuk berjalan lebih gagah. Tidak harus pakai jam tangan g-shock dulu supaya bisa memanajemen waktu. Kamu tidak harus memakai eiger dulu supaya bisa dibilang pendaki.
Kalau kamu merasa kadar kepercayaan dirimu lebih tinggi dengan memakai barang-barang branded, barangkali selama ini memang yang menjadi pusat perhatianmu adalah penampilan, bukan wawasan.
Sungguh, kamu tidak perlu terlalu bersikeras untuk memakai itu semua. Orang lain menghargai sikapmu; caramu berkomunikasi, sopan santunmu, tutur bicaramu, kebaikan-kebaikanmu, dan hal-hal lain yang sudah ada pada dirimu.
Daripada uangmu dihabiskan untuk itu semua, lebih baik uangmu dibelanjakan untuk keperluan lain yang bisa menambah wawasanmu. Perjalanan, pengalaman, dan, ilmu pengetahuan.
Tanpa kamera SLR kamu tetap bisa menjadi fotografer. Tanpa macbook pro kamu tetap bisa menjadi penulis, bisa menjadi desainer, bisa menjadi arsitek dan banyak hal lain yang masih bisa dikerjakan dengan spesifikasi laptop yang sehari-hari kamu pakai.
Kalau sekarang kamu merasa pakaianmu biasa-biasa saja, tidak apa-apa, itu bukan suatu masalah serius. Sebab untuk dihargai kamu cukup menjadi orang baik, profesional, berakhlak, dan berilmu.
—ibnufir
525 notes
·
View notes
Text
Kabari jika memang itu berarti, luangkan jika memang itu penting, dedikasikan jika memang itu berharga. Sebab yang bernilai dari timbal balik sebuah hubungan adalah; saat saling memberikan waktu. Sedemikian itu.
193 notes
·
View notes
Text
CINTA LAKI-LAKI
Nak, Ayahmu memang tidak sepanjang waktu bisa bermain denganmu, tidak bisa begadang sepanjang malam untuk menjagamu, bahkan kadang tak sabar menghadapi tangisanmu.
Namun lihatlah nak, Ia bekerja siang dan malam agar kebutuhan kita selalu terpenuhi. Rela mengorbankan kebersamaan dengan kita karena ingin kita bisa hidup nyaman di masa depan. Perhatikanlah nak, Ia sangat mencintaimu dan ibu lebih dari yang kita kira. Ia mencintai kita melalui keringatnya, kerja kerasnya, doa-doanya di setiap sujud, memastikan keselamatan kita di dunia dan di akhirat.
Ketahuilah nak, Ayahmu adalah laki-laki yang paling baik dalam hidup Ibu, yang memperlakukan Ibu dengan sebaik-baik perlakuan. Kelak jika kau menikah dengan seorang perempuan, cintailah Ia seperti Ayahmu mencintai Ibu.
Cepu, 9 Juni 2021
-Lintangra
1 note
·
View note
Photo

Oh Allah.. Jika Engkau membuatku jatuh cinta, pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, maka jatuhkanlah aku sejatuh-jatuhnya. . . #taarufkhitbahnikah #wedding #weddingday #pernikahan #pernikahansyari #pengantinmuslim #pengantinbercadar #muslimwedding #akad #gaunakad #walimahsyari https://www.instagram.com/p/BsYNv85HyXw/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1gowqr14loyk8
#taarufkhitbahnikah#wedding#weddingday#pernikahan#pernikahansyari#pengantinmuslim#pengantinbercadar#muslimwedding#akad#gaunakad#walimahsyari
6 notes
·
View notes
Text
06:26
Sudah ku katakan aku tak pernah sebaik itu bukan ? Akupun sama sepertimu, tertatih menuju baik.
Aku masih belajar bagaimana menata perasaan untuk kuat, saat ada yang tak menyukaiku, ingin menjatuhkanku, membenciku dan mengatakan banyak hal yang jika ku dengar hanya akan membuatku bersedih.
Aku masih belajar, tentang bagaimana menuntut ilmu dengan baik. Sungguh, aku masih berjalan dengan pelan, bahkan kadang rasa lelah datang menghampiri. Tapi, aku tidak ingin memutuskan berhenti atau berbalik arah. Aku hanya ingin terus berjalan, meski langkahku begitu pelan.
Aku barangkali tak sebaik persepsimu. Aku barangkali tak sesuai yang engkau harapkan. Bahkan, mungkin engkau banyak sekali mendapatkan kecewa setelah jauh lebih mengenalku, hidup bersisian denganku.
Tapi sekali lagi aku tak memaksamu untuk tetap disini, di hatiku, di perjalanan hidupku.
Jika engkau ingin memilih mundur tak apa. Jika engkau ingin melanjutkan perjalanan tanpaku tak apa. Karena aku sudah terbiasa dengan sepi, hidup dengan mereka yang hadir utuh dengan ketulusannya.
Dan aku, tetap disini. Aku tak ingin memaksa siapapun untuk berada di sampingku.
Sebab, apa jadinya jika berjalan tanpa ketulusan. Apa jadinya berjalan beriringan namun pura-pura. Terlebih lagi, betapa beratnya berjalan jika kita tak memahami bagaimana agar sampai pada tujuan yang sama.
Dan inilah aku, dengan segenap aku, bagaimana engkau mengenalku. Pernah ku baca sebuah kalimat “kenalilah seseorang sebagaimana engkau mengenalnya, bukan dari apa kata orang tentangnya”. Barangkali, demikian aku kepada engkau. Dan sebaliknya.
Jika engkau mulai lelah membersamaiku, katakan kepadaku ya! :)
Menyapa Mentari 🌻💙
496 notes
·
View notes