mas-han
mas-han
Kita Cerita
12 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
mas-han · 4 years ago
Text
Tumblr media
Langit purnama tidak pernah lagi bercerita tentang kota kita.
Kota-kota yang orang bilang, adalah tempat rindu bertumbuh dan mendewasa.
Kota-kota itu kini telah ditinggalkan. Menyisakan potongan-potongan rindu yang tak pernah tuntas...
5 notes · View notes
mas-han · 4 years ago
Text
“Perihal menuliskan sesuatu yang direncanakan, jika namamu kemudian ada dalam rencana-rencana masa depanku, bagaimana pendapatmu? Bagiku, menuliskan sebuah rencana masa depan, berarti juga menuliskan doa, mengabadikan pengharapan dalam sebuah catatan, yang tanpa disadari, ia senantiasa melangit bersama doa-doa yang dipanjatkan di penghujung malam Menuliskan namamu dalam rencanaku, berarti aku tengah merangkai doa-doa. Semoga segala pinta dapat bertemu di titik pengabulan dan kelak kita berujung pada titik pertemuan..”
— 02/10/17
5 notes · View notes
mas-han · 4 years ago
Text
mengerjakan dan memikirkan
kita mungkin sudah pernah mendengar kisah tentang segelas dan seteko air. kalau kamu belum tahu, begini kira-kira cerita itu.
seorang dosen psikologi membawa segelas dan seteko air ke dalam ruang kuliahnya. beliau bertanya kepada para mahasiswa: mana yang lebih berat, segelas air atau seteko air? dengan mudah, para mahasiswa menjawab bahwa seteko air tentu lebih berat.
kini, pertanyaannya diubah menjadi percobaan. seorang mahasiswa diminta untuk memegangi seteko air selama satu menit. mudah saja, tantangan itu mulus dituntaskan.
selanjutnya, mahasiswa yang sama diminta memengangi segelas air. kali ini, selama setengah jam. baru setengah waktu dari yang ditentukan, mahasiswa itu ingin menyerah.
kembali kepada pertanyaan mana yang lebih berat, kini semua memahami bahwa yang menjadikan sesuatu berat, lebih utama bukanlah berat mutlaknya, melainkan seberapa lama kita memeganginya, memikulnya. prinsip yang sama berlaku bagi masalah-masalah dalam hidup, dalam urusan-urusan sehari-hari.
belakangan–dengan banyaknya pekerjaan yang terasa menumpuk–saya teringat akan cerita segelas dan seteko air. saya menjadi tersadar bahwa beberapa hal terasa begitu berat bukan karena sesuatu tersebut sungguh-sungguh berat, melainkan karena saya tak kunjung menyelesaikan dan meletakkan gelasnya.
sebisa mungkin, saya menyuruh diri sendiri untuk meletakkan secepat mungkin semua gelas yang harus saya pegangi. ternyata, inilah yang bekerja bagi saya:
pertama, saya menghindari multitasking. dulu, saya pernah merasa bangga jika bisa melakukan banyak hal secara bersamaan. setelah belajar dan mengalami, saya menyadari bahwa itu adalah salah satu bentuk menumpuk masalah dan memegangi gelas untuk waktu yang lebih lama. ini kira-kira hitungannya.
misalnya kita punya 100 energi setiap hari dan kita harus menyelesaikan lima pekerjaan yang masing-masingnya butuh 100 unit energi agar bisa selesai. jika kita mengerjakan semua pekerjaan setiap hari, maka di akhir hari pertama, tidak ada pekerjaan yang selesai. yang ada adalah lima pekerjaan yang masing-masing dua puluh persen selesai. kalau kita mengerjakan dua pekerjaan di hari pertama, maka di akhir hari pertama, tidak ada pula pekerjaan yang selesai. yang ada adalah dua pekerjaan yang setengah selesai dan tiga pekerjaan yang tersentuh sama sekali. bagaimana jika kita hanya mengerjakan satu saja? satu pekerjaan akan tuntas selesai, artinya gelas sudah bisa diletakkan. meskipun masih ada empat lagi, paling tidak yang satu sudah.
kedua, saya membaca bahwa ada penelitian yang menyebutkan: kebanyakan orang terlalu banyak membuat rencana/resolusi yang tidak bisa dipenuhi dalam satu hari, tetapi terlalu sedikit membuat rencana/resolusi yang bisa dipenuhi dalam satu tahun. maka, saya pun mengganti penggalan waktu rencana dan resolusi hidup. rencana harian menjadi mingguan. resolusi tahunan menjadi kuartalan (per tiga bulan).
ketiga dan yang paling utama bagi saya adalah mengerjakan dan memikirkan–alih-alih memikirkan dan mengerjakan. mengapa begitu? saya belajar bahwa di dunia ini segala sesuatu membutuhkan gerakan. buku tidak akan pernah jadi tanpa betul-betul ditulis, misalnya. kita tidak akan pernah sampai di garis akhir dalam lomba maraton jika kita tidak melangkah. maka, bergerak saja dulu! bergerak adalah bagian dari berupaya, bagian dari merayu Tuhan agar kemudahan dan inspirasi diberikan kepada kita.
ingin menulis? coba buka dulu halaman kosongnya, lalu tulis apa saja. pada mulanya akan terasa sulit karena kita belum punya rencana, tak ada yang dipikirkan. lama-lama, mungkin yang berpikir adalah jari-jari kita, begitu mengalir kita menulisnya.
semangat ya. semangatlah menata hidup. semangat meletakkan gelas satu per satu. mungkin gelas itu skripsimu, naskah bukumu, laporan-laporan yang harus kamu buat, apa pun itu.
semangat! jangan lupa untuk meletakkan gelasmu.
856 notes · View notes
mas-han · 4 years ago
Text
kamu boleh lelah.
nggak berarti kamu nggak bersyukur atas apa yang kamu punya dan tidak punya. nggak berarti kamu nggak ikhlas atas apa yang kamu kerjakan dan tidak kerjakan. nggak berarti kamu nggak sabar atas apa yang kamu hadapi dan tidak hadapi.
lelah itu wajar. kamu manusia, bukan malaikat.
hanya saja, kalau kamu lelah terus-menerus, kemungkinan besar ada yang perlu diperbaiki. bisa jadi caranya perlu diracik lagi. bisa jadi perangkatnya perlu diperbarui. bisa jadi perihalnya yang harus diganti.
kamu tau? bersama rasa lelah, ada dua yang turut datang. pertama, rasa nikmat karena telah berjuang. kedua, salah satu di antara keinginan untuk berhenti atau keinsyafan bahwa kamu dapat terus bergerak.
pilihlah untuk terus bergerak. hingga rasa lelah itu sendiri kelelahan mengikutimu.
979 notes · View notes
mas-han · 4 years ago
Text
Sore ini
sore ini aku putuskan untuk membuat tulisan yang tak tau arahnya mau dibawa kemana.. seperti tujuanku yang akhir ini juga sudah tak tau arahnya, entah mengikuti filosofi socrates ,plato atau tuntunan nabi besar nabi muhammad. SAW
oh ya seseorang pernah bilang, kalau kamu lagi ga karuan pasti kamu bukan TUMBLR. iya sih,, hehe aku memang sering buka tumbr ketika kondisi hatiku sedang tidak begitu baik. dan sore ini kuputskan untuk menuliskan hal hal ketika aku tidak begitu merasa baik. ku putuskan juga untuk memblokir followerku yang ada di tumblr, kecuali satu akun yang kuizinkan untuk merekam setiap jejak tulisan serta jejak jejak langkah hidupku , entah sampai kapan aku akan mengizinkan dia bersamaku, atau dia yang sudah tidak mengizinkan aku bersamanya, atau Tuhan tidak mengizinkan kita bersama, itu mister yang tidak perlu aku pikiran. yang jelas aku bersykur dengan adanya dia disisiku. 
1 note · View note
mas-han · 5 years ago
Text
Tentang Menulis
orang bilang menulis bisa membuat pikiran yang tadinya keruh berubah jadi jernih. orang bilang menulis bisa mengobati hati yang tadinya rapuh sedikit demi sedikit kembali menjadi utuh. pram bilang menulis adalah bekerja untuk keabadian. orang bilang menulis adalah serentetan pengabadian momen perjalanan kisah hidup yang suatu saat bisa jadi pengingat.
0 notes
mas-han · 5 years ago
Text
Tanpa Judul
hidup itu unik ya, apalagi yang namanya perasaan. kadang ia begitu cepat berubah, dari senang menuju sedih begitu sebaliknya. 
begitupun dengan yang namanya mood. kadang sangat unik,, bisa balik lagi semangat dari yang tadinya males hanya karena liat tulisan-tulisan sederhana dari orang yang kita cintai. dari tulisan sendiri yang mungkin pada saat menulis dan ketika membacanya memiliki mood yang berbeda. 
0 notes
mas-han · 6 years ago
Quote
Kenapa harus takut kecewa, kalau bahagian bisa menjadi pelipur lara? Bukankah tuhan menciptakan semuanya berpasangan? Ada senang ada sedih, ada siang ada malam, ada suka ada duka. Mengapa kita harus menolak salah satunya? Sedangkan satu dari keduanya adalah ketentuan dariNya
0 notes
mas-han · 8 years ago
Text
Bisikan CintaNya
Kalaulah kamu menggangap bahwa kemudahan-keumdahan dari Allah SWT adalah anugerah.
Sementara kesulitan- kesulitan dari-Nya adalah musibah.
maka tanyakanlah pada hati nuranimu seberapa dalam kamu mengenal-Nya.
Boleh jadi kemudahan-kemudahan dariNya adalah patamorgana kasih sayangNya padamu yang sebenarnya Dia sudah enggan mendengar doa- doamu.
Dan boleh jadi kesulitan-kesulitan dari Allah SWT adalah bagian dari cara Allah SWT membisikan cinta-Nya kepadamu, seolah olah sebenarnya Dia selalu menanti dan merindukan setiap doa-doamu.
Lagi lagi tanyakan pada hati nuranimu, kepada jiwa ragamu, engakau yang merasa, engkau yang tau apakah itu rasa iba dariNya atau rasa cinta .
1 note · View note
mas-han · 8 years ago
Text
Pilih Baju atau Buku??
Tumblr media
As-Sakhawi dalam bukunya Adhau’ Al-Lami’ menegaskan profil singkat ahli bahasa, Imam Muhammad ibn Ya’qub Fairuz Abadi bahwa beliau menyeleksi buku-buku yang berharga. Sebagaimana sebagian orang pernah mendengarnya berkata, “Aku telah membeli berbagai buku seharga 50.000 mitsqal emas (Rp 21 Milyar 250 Juta). Meski buku-buku itu harus diangkut beliau tetap membawanya ketika berpergian. Setiap beliau singgah di suatu tempat, tak lupa beliau keluarkan buku-buku itu untuk dibaca. Dan apabila hendak melanjutkan perjalanannya beliau pun menaruh buku-buku tersebut ke tempat semula.”
Sederhana itu mulia. Sebab ia dihias rasa cukup tanpa selalu merasa kurang. Kehidupan kaum terpelajar pun seharusnya seperti itu. Agama yang jadi tuntunan mengajar akhlak ini. Penampilan yang rapi walau sederhana itu menarik. Tak perlu yang mewah untuk tampak sebagai kaum terpelajar. Yang harus dikayakan adalah akhlak dan ilmu.
Dewasa ini, sifat hedonis menjangkit kaum terpelajar hingga sampai pada titik yang sangat buruk. Alih-alih menghias diri dengan yang baik, tanpa sadar mereka sampai pada sifat boros dan berlebih yang sangat dicela Allah dan Rasul-Nya.
Di kalangan mahasiswi Islam hal ini tampak sangat mencolok. Tidak mengherankan seorang mahasiswi menamatkan pembelajaran selama empat tahun; jumlah sepatu dan baju jumlahnya berlipat-lipat dari jumlah bukunya. Fenomena ini menggambarkan satu lingkungan yang tidak pantas ada pada kaum terpelajar.
Dr. Abdul Karim Bakkar menggambarkan fenomena ini dalam salah satu bukunya,
“Sangat mengherankan seorang wanita barat lebih memilih sederhana dalam penampilan dan pakaiannya. Disaat yang sama perempuan muslimah menghabiskan pengeluaran yang banyak untuk itu, padahal seharusnya muslimah lebih berhak bersikap seperti itu.”
Menyisihkan sebagian uang bulanan untuk membeli buku terasa sangat berat jika dibanding dengan mengeluarkan uang beratus ratus ribu saat diskon di mal-mal. Sifat henonis di kalangan kaum terpelajar ini adalah hasil dari kurangnya peran kampus dan para guru untuk menghidupkan semangat ini. Ditambah lagi sekitar kampus dipadati dengan penjual baju dan aksesorisnya.
Pilih baju atau buku?
Baju yang ada cukuplah untuk dipakai walau sederhana. Memaksakan diri untuk terus mengikuti perkembangan trend dan style yang ada, hanya akan membuat kaum terpelajar itu semakin kehilangan indentitas dan tujuannya. Pahamlah bahwa ilmu yang ada pada diri seorang pelajar lebih dibutuhkan masyarakat dari penampilan yang harus selalu terdepan.
Pilih baju atau buku?
Pengetahun lah yang seharusnya terus diperbahurui. Itu di dapat dari membaca buku-buku yang mendukungnya. Pilih baju atau buku menentukan sikap kita yang sebenarnya dalam melalui perjalanan menunutut ilmu. Kaum terpelajar memilih baju yang rapi sederhana walau sudah lama dan menghabiskan banyak uangnya untuk terus menambah pengetahuan melalui buku-buku bacaannya.
Hidupnya penunut ilmu ada pada tumpukan buku, bukan ditumpukan baju dan sepatu.
Wallahu'alam bis shawab
758 notes · View notes
mas-han · 8 years ago
Text
Desir angin pinggir kota mengibaskan jilbab pendekku
Menerbangkan asa yang bergelora dalam jiwa
Tak berhasil, asa itu kembali pulang pada sang pemimpi yang lemah
Ratusan lampu jalan menerangi aspal-aspal yang pekat
Tak kunjung mendarat di tepian pantai
Dermaga pun tak terlihat
Tentu saja, kau sedang di atas jalanan raya berlapis aspal dari hasil menguras tanah
Bukan di laut apalagi di atas rel kereta
Tak masuk akal, jika perahu mendarat di terminal dan bus berhenti di stasiun.
Kecuali ada kebijakan pemerintah untuk mengubah nama-nama tempat peristirahatan
Juga andai saja kuburan namanya hotel Bintang lima
Aku yakin, suasananya tak se-menyeramkan ini
Tak cukup kata andai untuk seorang pemimpi
Dia harus tegap menatap lurus kedepan dan fokus akan tujuan
Tidak se-rumit yang di pikirkan.
Purwakarta, 23 februari 2018 (02:12 WIB)
4 notes · View notes
mas-han · 8 years ago
Text
“SANTRI MILLENIAL PELOPOR KEMAJUAN PERADABAN”
Sejarah telah mencatat peran santri dalam mengabdikan diri bagi umat dan bangsa sejak periode penjajahan hingga periode kemerdekaan hari ini. Santri telah mampu mewarnai berbagai dinamika kemajuan bangsa dengan mahakarya dan berbagai kontribusi aktif di dalamnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, dinamika kehidupan berbangsa kian mengalami perubahan, salah satunya disebabkan cepatnya arus informasi melalui berbagai macam media yang berbasis kemutakhiran teknologi. Begitupun dengan fenomena santri hari ini yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi yang turut memengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri. Perilaku-perilaku seperti cara berpakaian, musik favorit, kisah asmara, sampai kepada way of life santri mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan ini tentu dapat bernilai negatif maupun positif tergantung bagaimana santri dapat memfilter dampak yang dapat terjadi serta keteguhannya untuk tidak meninggalkan identitasnya sebagai santri.
Santri hari ini, atau istilah kerennya adalah santri zaman now, adalah bagian dari generasi millenial yang tentunya tidak terlepas dari karakteristik generasi millenial itu sendiri. Menurut Hassanuddin Ali, dalam bukunya yang berjudul Millenial Nusantara, yang dimaksud generasi millenial adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 – 2000, di mana millenial adalah istilah cohort. Dalam demografi, terdapat empat cohort besar yaitu Baby bommer, Gen-X, Gen-Y (generasi millenial), dan Gen-Z. Lebih lanjut lagi, Hassanuddin menerangkan bahwa setidaknya ada tiga karakteristik dasar generasi millenial, yaitu confidence (percaya diri), creative (kaya akan ide dan gagasan), dan connected (pandai bersosialisasi dalam berbagai komunitas). Karakteristik ini juga yang tentu dimiliki juga oleh santri zaman now sebagai bagian dari generasi millenial.
Di permulaan tahun ini, nampaknya ada beberapa hal yang menarik untuk diperbincangkan juga kemudian perlu dipersiapkan. Pertama, pada tahun 2018 kita akan menyongsong 20 tahun pasca reformasi Indonesia. Kedua, pada dua tahun berikutnya yaitu tepatnya tahun 2020, kita akan memulai fase dimana Indonesia akan mengalami bonus demografi. Kemudian yang ketiga, pada tahun 2030 diprediksi akan menjadi awal masa keemasan Indonesia. Lalu timbul pertanyaan, di manakah posisi santri saat itu? Akankah santri menjadi pelopor kemajuan di Indonesia ataukah hanya menjadi pengekor saja? Akankah santri menjadi pelaku sejarah atau hanya menjadi penikmat sejarah? Harapan besarnya adalah santri dapat menjadi pelopor peradaban kemajuan Indonesia. Selanjutnya, apa yang harus dilakukan santri dalam mempersiapkan dirinya agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia?
Menurut penulis, setidaknya ada tiga hal yang harus santri lakukan dalam mempersiapkan dirinya agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor kemajuan peradaban di Indonesia berdasarkan realitas yang ada. Pertama, persiapan yang harus dilakukan santri yaitu santri harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan daya nalar kritis dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Keilmuan santri harus mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman, sehingga tidak lagi dikotomi antara keilmuan dunia dan keilmuan akhirat. Santri harus bisa menguasai keilmuan-keilmuan yang mampu mengantarkan kemenangan di dunia dan akhirat. Imam al-Ghazali, dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, mengutip sebuah hadis bahwa: “Sesungguhnya kalian berada pada zaman di mana fuqaha’ (ahli ilmu) banyak sedangkan sedikit qurra’ (ahli baca al-Qur’an) dan khutoba’ (ahli pidato), maka amal pada zaman ini lebih baik daripada ilmu. Dan akan datang kepada manusia zaman di mana sedikit fuqaha’ sedangkan banyak qurra’ dan khutoba’, maka ilmu pada zaman ini lebih baik daripada amal”. Boleh jadi di era sekarang ini, memang menjadi suatu keniscayaan bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting, dan tentunya harus diimbangi juga dengan amal perbuatan.
Kedua, persiapan yang harus santri santri lakukan yaitu memiliki skill entrepreneur yang mumpuni dan terampil dalam melihat peluang bisnis. Potensi pasar Indonesia yang sangat besar diiringi laju pertumbuhan ekonomi yang pesat serta menjamurnya start-up bisnis dari kalangan pemuda harusnya direspon juga dengan sigap oleh kalangan santri. Santri zaman now tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan, akan tetapi harus sukses juga dalam entrepreneur. Rasulullah SAW. telah memberikan contoh langsung untuk kita teladani di mana beliau merupakan sosok pebisnis yang sukses. Kesungguhannya dalam berdagang mengantarkan Rasulullah mencapai kondisi yang mandiri secara finansial di usia muda. Contoh keteladanan inilah yang harus dicontoh oleh santri hari ini, bahwa mandiri secara finansial harus dirintis dan diperjuangkan dari sejak muda. Maka sudah sepatutnya, santri tidak hanya belajar membaca kitab kemudian menghukuminya saja, lebih dari itu santri harus bisa mengaktualisasikannya. Harapan besar lainnya juga santri bisa menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kemudian yang ketiga, persiapan yang harus dilakukan santri yaitu bahwa santri harus bisa berdiri di atas keteguhan dan keistiqomahan memegang prinsip karakteristik santri. Maraknya kenakalan remaja, kasus kriminal, dan merosotnya moral para pelajar di Indonesia yang diakibatkan kurangnya pendidikan berbasis karakter seharusnya tidak dialami oleh santri. Karena sejatinya, pesantren sebagai tempat pembelajaran bagi santri telah menerapkan pendidikan berbasis penguatan karakter, di mana tujuannya dapat melahirkan santri dengan etika luhur (strong ethic), berakhlak mulia (possesing a positive attitude), dan berintegritas (intergrity). Selanjutnya tinggal bagaimana santri setelah lulus dapat bisa mengistiqomahkan karakter kesantriannya di tengan godaan dan perang budaya kebarat-baratan dan ketimur-timuran di kalangan pemuda Indonesia.
Menurut penulis, kebangkitan pemuda adalah suatu keniscayaan yang akan membangun Indonesia di masa mendatang, yaitu dengan adanya fenomena bonus demografi yang kemudian berimplikasi setidaknya ke dalam tiga sektor yaitu organisasi, politik, dan ekonomi. Ketiga sektor ini menjadi wacana youth civil society, youth government, dan youth entrepreneurship akan lahir dari kalangan pemuda generasi millenial yang termasuk di dalamnya adalah kaum santri. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa santri akan menjadi pelopor kemajuan pemuda di bidangnya masing-masing, mengingat potensi besar yang dimiliki oleh santri. Sehingga santri millenial dengan kecerdasan intelektual yang tinggi, skill entrepreneur yang mumpuni, berintegritas, serta berakhlak mulia, bukan tidak mungkin akan menjadi pelopor kemajuan peradaban di Indonesia.
4 notes · View notes