Moslem | Smalane Surabaya | Faculty of Medicine Gadjah Mada University | Indonesian Red Crescent Yogyakarta, Indonesia
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Li Azwajina
Rabbanaa... terima kasih Engkau telah menciptakan dia
Rabbanaa... terima kasih Engkau telah mempertemukan aku dan dia
Rabbanaa... terima kasih Engkau telah memasangkan aku dan dia
Rabbanaa... satukan kami dalam ketaatan kepada-Mu
Rabbanaa... lindungilah dari pengkhianat-pengkhianat-Mu
Yang menjauhkan kami untuk taat kepada-Mu
Rabbanaa...
Kuingin dia tahu betapa aku mencintainya
Keringat dan deritaku semoga menjadi bahagia untuknya
Jerih payahku semoga menjadi syurga bagi anak dan keluarga
Hingga aku bisa nyenyak dengan senyum tulusnya
Hingga aku bisa melepas dahaga syahwat dengannya
Hingga aku dan dia bisa serumah..
Fid dunya wal akhirah
Ilal jannah
19-12-19
Madiun, Rumah Bapak
0 notes
Text
Beberapa nasihat diambilkan dari buku "Mahkota Pengantin" karya Majdi bin Manshur
Nasihat kepada suami agar istrinya tetap mencintainya
1. Perbanyaklah bermesraan dengan istri
2. Menanyakan kesehatannya di pagi hari
3. Memegang tangannya dan bercakap-cakap dengannya sebelum tidur
4. Tidak lupa untuk berterima kasih
5. Menjunjung etika saat berbicara dengannya
6. Melakukan ciuman pagi dan malam (ketika akan tidur)
7. Membuat kaidah-kaidah di awal kehidupan rumah tangga
8. Berekreasi bersama
Nasihat untuk suami dan istri
1. Saling membahagiakan satu sama lain
2. Saling memudahkan pasangannya
3. Tidak mengulang-ulang permintaan yang sebelumnya ditolak pasangannya
4. Tidak membicarakan percekcokan dan perselisihan yang pernah terjadi.
5. Tidak mengembalikan kesedihan dan kesulitan yang pernah terjadi di masa lalu.
6. Tidak berhadapan kecuali dalam keadaan tersenyum.
7. Tidak marah dalam waktu bersamaan
8. Hendaknya suamu lebih banyak bersabar dan tabah.
9. Saling mendengarkan satu sama lain. Tidak membodohi pendapatnya dan menghinakan akalnya.
Madiun, Rumah Bapak
19-12-19
0 notes
Text
Prinsip LDR
Alhamdulillah, 2 bulan pernikahan kami berjalan. Proses saling mengenali dan mendalami masih berlangsung meski posisi kami yang tinggal berjauhan dan tidak serumah setiap hari. Ternyata, ada salah satu prinsip LDR yang baru saja pahami saat saya menulis ini.
LDR merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karenanya, harus ada keputusan untuk mengakhiri kapan hubungan tersebut berlangsung sehingga kehidupan suami istri bisa menjalankan fungsi penuhnya dalam kehidupan rumah tangga.
Prinsip yang tidak boleh dilupakan saat LDR adalah senantiasa merasakan kedekatan pasangan kita. Meskipun kita posisi berjauhan, apa yang kita lakukan diharapkan merupakan hal-hal yang disukai pasangan kita. Mengubahnya LDR itu seolah-olah CDR, pasangan kita ada di dekat kita. Mirip dengan muroqobbatullah. Jika kita tidak bisa melihat Allah, maka biarlah Allah yang melihat kita. Karena hal itu akan tercermin dalam interaksi kita. Ternyata saya baru sadar.
Misalnya, bermain game. Jika pasangan kita tidak menghendaki kita bermain game, maka hendaknya jangan melakukan itu saat tidak bersama pasangan kita. Saya akhirnya baru sadar hal ini.
Pekerjaan menunggu pasien adalah pekerjaan saya 90%. Bisa dikatakan demikian karena dokter tidak bertemu pasien terus-menerus dalam kerjanya. Kalaupun ada, itu sudah rezekinya si dokter.he he. Akan tetapi, kebanyakan dokter akan menganggur ketika tidak ada pasien dan memanfaatkan hal lainnya untuk kesenangan dirinya di tengah-tengah beban pekerjaan yang menggelayuti. Diantara kegiatannya adalah ngegame, ngomeni status ga penting, dsb.
Bagi pasangan yang menjalani LDR ternyata hal tersebut adalah sesuatu yang dilarang untuk dilakukan. Meskipun dalam posisi LDR, kita seolah-olah merasakan kehadiran pasangan kita sehingga kita tidak melakukan hal yang disukainya.
Hal tersebut merupakan pesan agar pasangan yang menjalani LDR tidak lengah terhadap masing-masing pasangannya dan senantiasa melakukan apa yang disukai pasangannya.
Madiun, Rumah Bapak
19 Desember 2019
0 notes
Text
Alhamdulillah, sekian lama saya tidak menulis. Entah apa yg merasuki saya hingga akhirnya saya mau menulis lagi.hehe.
Yang jelas dengan adanya keinginan saya untuk menulis, kebiasaan lama saya termulai kembali, yaitu membaca. Dengan segala kesoksibukannya, saya tidak menyempatkan waktu untuk membaca buku. Padahal budaya literasi itu penting.
Dan, alhamdulillah, setelah saya menikah saya ingin membaca kembali buku-buku dulu yang saya beli sebelum menikah agar merefresh kembali apa-apa yang sudah saya baca dan saya lupakan.
...
Wonderful Love
Sebuah buku yang ditulis oleh pak Cah, seorang konsultan pernikahan terkenal, ini memberikan kiat-kiat agar suami dan istri mampu menemukan kesejiwaannya. Kesejiwaan atau bisa juga disebut chemistry merupakan suasana hati dimana hati dari masing-masing pasangan menjadi satu. Mudah-mudahan saya tidak salah menyimpulkan dari apa yang saya baca.
Kiat-kiat yang diberikan ada sepuluh (10) :
1. Berusaha saling mengerti dan memahami
Saya tidak mengerti kenapa dua istilah tersebut disebutkan. Apakah memang berbeda? Mungkin saja berbeda dalam konteks. Tapi yang menjadi kunci adalah kita harus menjadi orang pertama yang memahami pasangan kita.
Suami dan istri adalah dua jenis kelamin berbeda. Memiliki segala perbedaan yang merupakan karunia Sang Pencipta. Justru berbeda itulah akan menemukan titik temu yang disebut harmonis.
Beberapa sifat pada laki-laki: ingin diakui kemampuannya
Beberapa sifat pada perempuan: ingin dimengerti dan diberi empati
3L memberikan perhatian pada istri: Look, Listen, Link
-bersambung-
0 notes
Text
Listen to your patient, he is telling you the diagnosis.
Sir William Osler
0 notes
Text
Plato and Socrates
One day, Plato asked his teacher Socrates, “What is love? How can I find it?” Socrates answered, “There is a vast wheat field in front. Walk forward without turning back, and pick only one stalk. If you find the most magnificent stalk, then you have found love.” Plato walked forward, and before long, he returned with empty hands, having picked nothing. His teacher asked, “Why did you not pick any stalk?” Plato answered, “Because I could only pick once, and yet I could not turn back. I did find the most magnificent stalk, but did not know if there were any better ones ahead, so I did not pick it. As I walked further, the stalks that I saw were not as good as the earlier one, so! I did not pick any in the end.”
Socrates then said, “And that is LOVE.”
On another day, Plato asked Socrates: “What is marriage? How can I find it?” His teacher answered, “There is a thriving forest in front. Walk forward without turning back, and chop down only one tree. If you find the tallest tree, then you have found marriage”. Plato walked forward, and before long, He returned with a tree. The tree was not bad but it was not tall, either. It was only an ordinary tree, not the best but just a good tree. His teacher asked, “Why did you chop down such an ordinary tree?” Plato answered, “Based on my previous experience, I had walked through the field, but returned with empty hands. This time, I saw this tree, and I felt that it was the first good tree I had seen, so I chopped it down and brought it back. I did not want to miss the chance.”
Socrates then said, “And that is MARRIAGE.
On another day, Plato asked his teacher, “What is paramour?” Socrates answered, “Go to the forest again. You are allowed back and forth if you like, and pluck the most beautiful flower.” Plato walked forward, after 2 hours he returned with a vivid flower but a little drooped. His teacher asked, “Is this one the most beautiful follower?” Plato answered, “I had walked for 2 hours. I found this was the most beautiful flower, so I picked it. But it had been drooping on my way back.
Socrates then said, “And that is PARAMOUR.”
On another day, Plato asked his teacher, “What is life?” Socrates asked him to go to the forest again, allowed back and forth as well, and pluck the most beautiful flower. Plato walked forward. However he hadn’t come back for 3 days. His teacher went to find him. When he saw Plato’s camping in the forest, he asked:” Have you found the most beautiful flower?” Plato pointed a flower near to his camp and answered, “This is the most beautiful flower!” “Why didn’t you take it out?” Socrates asked. “Based on my previous experience, if I pick it, it would be drooping. Even though I didn’t pick, it would die in a couple of days for sure. So I had been living by its side while it was blooming. When it’s drooped, I was up to find another one. This is the second most beautiful flower I have found!”
Socrates then said, “You’ve got the truth of LIFE”
“Love” is the most beautiful thing to happen to a person, it’s an opportunity you don’t realize its worth when you have it but only when it’s gone like the field of stalks. “Marriage” is like the tree you chopped, it’s a compromise; you pick the first best thing you see and learn to live a happy life with it. Having an affair is alluring. It’s like lightning — bright but disappeared so quickly that you cannot catch up with and keep it. “Life” is to follow and enjoy the every beautiful moment of living. I especially like the thought of “life”, that’s why I can enjoy my life wherever I live.
0 notes
Text
Not Our Choice
Andai kita bisa memilih, mungkin kita akan memilih lahir dari orang tua yang taat beragama. Namun Allah lebih mengetahui mana orang tua yang terbaik untuk kita. Yang bisa kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah dengan memuliakan ayah ibu kita meskipun mereka berbeda keyakinan dengan kita seperti yang dicontohkan Rasul dan para sahabat.
Yang bisa kita lakukan adalah berusaha menjadi jalan hidayah bagi orang tua kita entah smpai kapan. Hidayah adalah hak Allah untuk diberikan kepada siapa yg Dia kehendaki.
-catatan seorang teman-
0 notes
Text
Sejuta Kebaikan
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi Penggalan ayat dari surat Al A’raf tersebut menggarisbawahi kunci memperoleh keberkahan adalah berbekal iman dan takwa. Dua hal inilah menjadi rumus berkah atau barokah itu. Lantas, apa makna kedua rumus itu? Saya sendiri belum melakukan riset mendalam mengenai kedua hal tersebut. Akan tetapi, secara sekilas, iman memberikan motivasi positif untuk melakukan suatu perbuatan, sedangkan takwa memberikan pagar peringatan untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang. Berkah adalah bertambahnya kebaikan. Jika kita melakukan suatu hal, kita mendapat kebaikan-kebaikan yang beruntun. Ibarat sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui, sekali kayuh dua -tiga rumah terlewati. Banyak manfaat yang diperoleh dari suatu usaha. Hampir mendekati efektif dan efisien. Keduanya sekaligus. Ini yang harusnya menjadi orientasi utama dalam setiap kegiatan. Berkah. Berkah melahirkan sejuta kebaikan.
0 notes
Text
Prinsip dan Rumus
Menghadapi pilihan bahagia atau barakah sepertinya masih sulit bagi kita. Manakah yang akan kita pilih dari pilihan tersebut. Akan ada sebagian kita yang nemilih barakah. Sebagian lagi memilih bahagia. Dan sebagian lagi akan memilih keduanya meski pilihan tersebut tidak ada. Kedua pilihan ini seakan kontradiktif, meniadakan satu sama lain. Bahagia memberikan kesan positif, sedangkan barakah memberikan kesan negatif. Kembali lagi, positif dan negatif dilihat dari sudut pandang mana? Mirip dengan pertanyaan mana yang lebih utama? Orang kaya yang bersyukur? Atau orang miskin yang bersabar? Seseorang dengan pemahaman dan kecerdasan spiritual yang tinggi menjawabnya dengan: yang lebih bertakwa yang lebih mulia. Tampak mudah sepertinya karena beliau memahami betul prinsip-prinsip yang dasar sehingga mampu memecahkan permainan teka-teki pertanyaan tersebut. Ya, kembali ke prinsip. Kembali ke pertanyaan di awal, bahagia atau barakah? Mari kita cari tahu prinsip rumus apa yang kita butuhkan untuk menjawab hal tersebut. -bersambung
0 notes
Quote
God heals, and the doctor takes the fees
Benjamin Franklin
1 note
·
View note
Text
Dimana Kewajiban Kita? - Kisah Koas #3
Dokter adalah manusia yang diberi kelebihan oleh Allah. Saya tidak sedang menganalogikan dokter dengan Nabi atau Rasul yang mempunyai kelebihan mukjizat dalam menyampaikan dakwah kepada kaumnya. Akan tetapi, kelebihan itu dimiliki karena mereka mempelajari ilmu-ilmu kebesaran Allah untuk membantu menolong pasiennya.
Kelebihan itu mewajibkan dokter menggunakan segenap kemampuannya dalam membantu menolong pasiennya. Great power comes great responsibility, aunt may said.
Akan tetapi, dokter tetaplah manusia. Meski mempunyai kelebihan sebagai orang manusia, dia tetaplah manusia biasa juga. Manusia yang memiliki kewajiban sebagai hamba di dunia untuk beribadah dalam arti sebenarnya kepada Allah.
Di sela-sela kesibukan itu dokter tetaplah mempunyai menunaikan kewajiban shalat lima waktu. Ini merupakan kewajiban yang harusnya tidak boleh terlewatkan sesibuk apapun dokter.
Mumpung belum menjadi dokter. Saar-saat koas ini konsistensi keimanan kita juga diuji bagaimana mengatur waktu sebaik-baiknya agar kewajiban tidak terlalaikan. Mari senantiasa mrnjaga shalat kita.
و الذين هم على صلواتهم يحافظون
RSUD Banyumas, 9 September 2016
0 notes
Text
Koas Rajin - Kisah Koas #2
Dalam perkoasan, istilah ‘koas manikom’ atau koas maniak kompetensi dan koas pato tentu sangat populer. Sebutan untuk mereka yang ‘ekstrem kanan’ dan ‘ekstrem kiri’ untuk para koas.
Sebagian orang akan berpendapat bahwa keduanya tidak baik untuk diikuti. Mungkin dikarenakan kedua hal tersebut adalah hal yang berlebihan sehingga akan dipilih jalan yang tengah, jalan yang saya sendiri tidak mengetahuinya secara pasti.
Entah kenapa, saya lebih sreg untuk memakai istilah ‘koas rajin’ dan ‘koas malas’. Kata rajin lebih berkesan positif dibandingkan maniak. Rajin disini tidak hanya mementingkan kasus untuk dirinya sendiri. Namun juga turut membantu teman-temannya untuk sama-sama belajar untuk bisa. Bisa memahami kasus, bisa untuk belajar keterampilan.
Disinilah, kita para koas berusaha menemukan jati diri kita sebagai dokter. Kita belajar untuk rajin untik menjadi dokter yang baik. Dokter yang tidak hanya cerdas secara pengetahuan, namun menjadi dokter yang juga berperilaku profesional dalam segala tindakan sekecil apapun itu. Semoga kita semua dimudahkan menjadi dokter yang baik.
{من عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيبة ولنجزينهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون} [النحل : 97] .
RSUD Banyumas, 29 Agustus 2016
0 notes
Text
Nikmatnya Belajar - Kisah Koas #1
Masa-masa koas atau menjadi dokter muda adalah satu fase yang harus dilalui bagi siapa saja yang ingin memperoleh gelar dokter. Pada fase inilah, hampir seluruh kemampuan naluriah calon dokter akan diasah.
Hampir kurang lebih selama 2 tahun itu, para calon dokter akan memperoleh kemampuan psikomotoriknya. Mereka akan bagian-bagian di rumah sakit untuk mendapatkan kompetensi keahlian yang diharapkan.
Bagi mereka yang sudah melaluinya, masa koas adalah masa yang sangat berkesan. Ada yang mengatakan sangat berkesan untuk dikenang, namun untuk diulangi. Ya, karena mereka hanya akan melaluinya satu kali selama menempuh pendidikan kedokteran.
Namun, tidak sedikit juga yang bertutur bahwa mereka ingin kembali menikmati masa-masa koas mereka. Masa-masa dimana mereka dapat belajar langsung dengan guru mereka, pasien. Masa-masa dimana mereka dapat menikmati keluguan menjadi dokter muda untuk belajar tanpa mempunyai beban dan tanggung jawab secara legalitas hukum.
Ya, masa koas adalah masa dimana saya menyebutnya freelancer. Seorang yang bebas untuk mengerjakan apa saja. Namun tentu dibawah bimbingan seseorang yang lebih ahli. Entah itu perawat, dokter umum (IGD), dokter residen hingga dokter konsulen.
Jangan sampai kita para koas untuk terlalu melewatkan masa koas-koas ini begitu saja. Ini adalah nikmat yang sungguh sayang untuk dilewati begitu saja. Nikmat yang harus benar-benar disyukuri. Syukur dalam arti memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
{وهم يصطرخون فيها ربنا أخرجنا نعمل صالحا غير الذي كنا نعمل أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر وجاءكم النذير فذوقوا فما للظالمين من نصير} [فاطر : 37]
RSUD Banyumas, 28 Agustus 2016
0 notes
Text
Sterilitas Belajar
Jika belajar adalah hal yang steril, maka mengontaminasinya dengan agen-agen pengotor merupakan hal yang utama dihindari. Asyiknya belajar terletak pada prosesnya, bukan hasilnya. Nikmatnya belajar penuh semangat meski berpeluh keringat seakan meniadakan hasil kurang baik yg didapat. Dalam belajar itu, bukan kesempurnaan hasil yang kita utamakan, tapi kesempurnaan proses yang harus kita usahakan. Sulit. Memang sulit. Kebahagiaan bukan orientasi, tetapi berkah adalah misi. Visinya adalah meraih ridha Allah. Ke-steril-an proses itu terletak pada pada usaha aseptik-aseptik mencegah kontaminan-kontaminan yang bertebaran. Mengutamakan belajar dengan cara-cara yang baik, menerima yang baik-baik, mengeluarkan dengan cara baik-baik. Semuanya dengan hal yang baik-baik. Sulit. Memang sulit. Innallaha thayyibun, laa yuqbalu illa thayyiban
RSUD Banyumas, 1 Maret 2016
0 notes
Text
Bahasa, Tali Penyambung Persaudaraan
Alhamdulillah, akhirnya kedua kaki saya keluar dari bus jurusan Jogja-Purwokerto di Banyumas malam itu sekitar pukul 9 malam di area RSUD Banyumas. Saya diberi kesempatan untuk belajar selama 2 minggu ke depan di bagian Kulit dan Kelamin RSUD Banyumas. Hujan turun rintik-rintik menemani saya melangkahkan kaki masuk ke dalam area rumah sakit ditemani seorang residen Neurologi yang saya baru mengenalinya setelah beliau turun dari bus yang kami tumpangi. Senangnya, saya ada teman untuk masuk.
Dari dulu, hal yang saya kagumi dari Banyumas adalah dialek bahasa jawanya yang khas, banyumas. Dialek ini juga digunakan di daerah-daerah seperti Purwokerto, Purbalingga, Brebes dan Banjarnegara. Bahkan, disini tidak hanya bahasa jawa banyumasan saja yang digunakan. Namun, bahasa Sunda juga dapat ditemukan disini, khususnya di RSUD Banyumas yang pasiennya bisa berasal dari daerah Jawa Barat, seperti Tasikmalaya, Ciamis, Indramayu.
Begitulah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya bahasa daerah. Merupakan tantangan bagi kita semua untuk mempelajari bahasa di mana kita tinggal agar mudah dalam berkenalan dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kita.
Salah satu tokoh yang saya kagumi karena kemampuannya berbahasa adalah Haji Agus Salim. Beliau adalah salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia di abad ke-19. Kemampuan beliau sebagai poliglot menjadikannya Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di awal masa-masa setelah kemerdekaan. Bahasa Inggris, Arab, Prancis, dan Jerman adalah bahasa-bahasa yang beliau kuasai. Luar biasa.
Dalam Al-Quran disebutkan: waja-alnaakum syu-uuban wa qabaa-ila li ta-aarafuu. Kita diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Lalu, bagaimana bisa kita berkenalan kalau berkomunikasi saja tidak bisa. Utamakan bahasa Indonesia, pelihara bahasa daerah, kuasai bahasa asing.
RSUD Banyumas, 1 Maret 2016
0 notes