monicadeasy
monicadeasy
Aku
49 posts
Tinggal di Bumi yang sama denganmu.
Don't wanna be here? Send us removal request.
monicadeasy · 1 year ago
Text
Romantisasi
Terima kasih sudah membersamai naik-turunnya kehidupan selama satu tahun penuh
Menerima segala ketidaksempurnaanku dalam banyak hal
Untuk kamu, aku menghaturkan banyak “maaf” Atas segala kecewa yang kamu peroleh selama denganku,
Terlebih atas ucapanku yang seringkali di luar ambang batas kemampuan kontrolku
Maaf, untuk banyaknya waktu yang aku lewatkan tanpa turut serta dalam mengukir senyum indah di dirimu
Satu tahun yang berharga, bukan hanya karena terlalu banyak keindahan untuk disyukuri, pun juga kesedihan yang teramat mendalam
Melepasmu sama sekali tidak pernah ada dalam daftar keinginanku
Mungkin seperti ini rasanya cinta tak direstui Untuk kamu, teruslah tumbuh
Aku percaya kamu bisa, tapi bukan (lagi) aku alasan untuk itu
Seperti ilmu padi yang kamu tanyakan padaku tempo hari,
Maka seperti itu pula cara kamu akan bertumbuh
Rasa bangga ini, tidak akan pernah pudar atau berganti
Rasa tulusmu dalam merawat sesuatu, kelak akan membuahkan kesuksesan di masa mendatang
Dan pada masa itu, kita akan bertemu kembali dengan sejuta perjalanan naik-turun kehidupan yang belum sempat diceritakan kepada masing-masing kita Sehat dan bahagia selalu, karena kamulah definisi dari “romantisasi; keindahan tiada tara” itu sendiri
28 Februari 2024
Monic
0 notes
monicadeasy · 2 years ago
Text
Bubbu
Bubbu, kucing pertama yang sengaja aku beli dan rawat. Aku bukan penyuka semua jenis hewan, termasuk spesies seperti Bubbu. Tapi hari ini, 15 Januari 2024, mengawali tahun yang baru ini aku memberanikan diri untuk mengadopsi Bubbu. Bubbu adalah nama pemberian pemilik sebelumnya, wanita paruh baya yang hobi merawat kucing. Bubbu aku beli dengan harga yang bisa dibilang murah, untuk kitten jenis Persia di usia dua bulan ini. Saat itu bahkan aku belum memiliki kandang, pasir, dan hal dasar lainnya untuk merawat seeokor mahluk hidup bernama kucing. Tepat sepulang kerja, aku langsung menjemput Bubbu di rumah nenek (pemiliknya), ditemani Vivi. Saat itu di rumah nenek ada tiga kucing lainnya dengan jenis dan usia yang berbeda. Tapi yang paling menarik perhatianku adalah Bubbu, kucing bercorak putih abu, yang paling muda, kurus, dan hampir terlihat seperti tidak terurus. Setelah transaksi berlangsung, kami langsung membawa Bubbu ke kamar kos berukuran 3x5. Di sana lah aku, Vivi, dan kini Bubbu tinggal.
0 notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
“Mungkin memang ini bukan hubungan yang baik. Tapi rasanya perpisahan jauh lebih menakutkan ketimbang bertahan.”
263 notes · View notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
Aku mau kasih kepercayaan sepenuhnya sama pasanganku. Pertanyaanya, kamu bisa dipercaya atau engga?
0 notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
Masih (Kamu)
sekarang, aku hanya sedang fokus pada diri sendiri bagaimana caraku menjadi anak yang baik adik yang pengertian, kakak yang bisa diandalkan dan bagaimana aku bertanggungjawab atas hidupku kepada Sang Pencipta
meski di sela-sela fokusku, semua tentang kamu selalu memicu rasa penasaranku tentang siapa yang kau hubungi dari bangun hingga lelap tentang apa yang membuat harimu baik atau buruk tentang siapa gadis yang membersamaimu di saat baik atau buruknya harimu
dan pertanyaan lainnya yang akan sangat menunjukan ketidaktahu-dirianku masih kah tentang aku? masih kah ada aku? masih kah aku orangnya?
*** jawaban "masih" dariku atas pertanyaan yang sama :)
1 note · View note
monicadeasy · 3 years ago
Text
Rasa Bagaimana rasanya?
Kau suka dengan keadaan yang kau ciptakan?
Keadaan yang sedari dulu kau harapkan
Memintaku untuk tidak melulu mengirim pesan, dengan alasan kau butuh “me time”
Memintaku untuk tidak menghubungi, dengan alasan kau butuh ruang sendiri
Juga memberitahuku bahwa hidupmu tidak melulu soal aku
Beri aku waktu untuk menjelaskan, karena selama ini kau tidak pernah bertanya mengapa
Bung, aku tidak perlu dikirimi pesan, kalau memang tidak sempat. Kalau boleh memilih, aku lebih ingin bertemu dan menanyakan bagaimana harimu. Daripada mengirimu pesan yang tak kunjung ada balasan ketika statusmu online
Aku juga tidak ingin dihubungi lewat telepon yang di dalamnya terasa hambar, tidak ada pembahasan atau sekedar bertanya kabar. Hanya suara kipas yang kau namai sekai menderu di telingaku yang sedikit kesal. Bung, aku lebih ingin tidur di pangkuanmu, mendengarkanmu bercerita sampai larut. Lagi-lagi, itu kalau aku boleh memilih.
Dari jarak 305 KM, izin melapor. Aku sudah mulai terbiasa dengan tuntutan yang kau buat. Semoga yang kau ajarkan bisa membawaku lebih baik.
Jadi, Bung. Permintaanmu yang mana, yang tidak aku penuhi?
0 notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
Kau yang Selalu Tenang, Namun Mampu Dikenang
Kau yang selalu tenang Tak banyak bicara Tak banyak bertanya Tak banyak menyapa Seseorang menyebutmu makhluk berdarah dingin Entah atas dasar apa Panggilan itu dilontarkan padamu Betapa hebatnya sosokmu, sungguh Kau ada didaftar orang yang ingin aku bahagiakan Kelak, saat aku besar Saat aku telah sukses; seperti inginmu Aku ingin memberi sesuatu padamu Memberimu tas, atau sekedar mentraktirmu makan di Pujasera Akan aku perkenalkan kau dengan pendampingku Percayalah, dia begitu manis Kau yang selalu tenang, namun mampu dikenang Terima kasih, dengan segala kasih yang kupunya dan aku berikan padamu; yang terkasih Kamu telah sangat membantu Sehat selalu, semoga kelak aku dapat mewujudkan inginmu yang lain Kenang aku, kau berharga.
3 notes · View notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
Akukah Nahkoda Itu?
Teringat suatu cerita yang membawaku dalam hening sesaat Tentang nahkoda dan kapalnya Kala badai pun kala tenang Nahkoda itu tetap memegang roda kemudi
Ia bagai raja dalam dongeng Mengambil-alih setiap pergerakan kapal Lalu mengarahkannya kemanapun ia suka Aku benci sang nahkoda
Lalu, akukah nahkoda itu? Nahkoda yang tak merelakan kapalnya pergi berlayar Aku merasa begitu memiliki Hingga akhirnya lupa sebagai apa aku disni
Aku merasa sangat membutuhkan Merasa begitu takut kehilangan roda kemudi Karena saat jauh, aku merasa begitu buruk Maaf, aku payah menyoal ini
Pergilah wahai kapal yang sudah lama tak mengenal lautan Arungi ombak yang seakan menantang di depanmu Pergilah dengan angin bebas yang membawamu Jangan biarkan nahkoda itu membatasimu
Bandung, 12 Mei 2017
1 note · View note
monicadeasy · 3 years ago
Text
Geram
Hai luka Dan hai, Sang pembuat luka Apa kabar? Lama tak menjamu Apa kau rindu? Percayalah, aku telah sangat merindu.
Kemana merah padam itu? Masihkan merah? Atau hanya padam yang tersisa? Kau mati, Sang pembuat luka?
Sewindu sudah, kau tak menyapaku Aku rindu belatimu Kau bilang, kau sudah cukup geram dengan tingkahku Omong kosong! Aku bahkan telah sangat paham Kau tengah menyusun rencana baru
Untung saja kau belati Belati dengan moncong padam Layaknya kerambit Aku mungkin tlah habis kau lukai.
(Bandung, April 2017)
1 note · View note
monicadeasy · 3 years ago
Text
Pagi itu dingin. Tak ada secangkir kopi. Tak ada kehangatan. Pait. Namun saat kulihat dua orang tua yang mulai keriput, melihatku dengan tatapan penuh rasa bangga, saat itu entah mengapa hati ini layu. Lelaki tua itu menyapaku dengan sedikit berceloteh, “Tak ada yang lebih menenangkan hati selain melihat putriku tersenyum”. Dengan sedikit tersipu, aku tersenyum. Berkata aku bahagia, bersama kalian. Aku siap dengan hari ini dan hari-hari lainnya yang akan aku jalani bersama kalian. Mereka memancarkan sesuatu dari matanya, sesuatu yang paling aku benci. Sesuatu yang tak ingin sekalipun aku lihat dari mata mereka; air mata. Aku benci. Tapi pagi itu aku menyukainya. Aku menyebutnya air mata bahagia, karena memang hanya ada kebahagiaan didalamnya.
Monica Deasy✔
3 notes · View notes
monicadeasy · 3 years ago
Text
Bukan seorang yang senang dipuji, tapi sedih ketika dicela berkedok “bercanda”.
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Quote
Sebelumnya dalam setiap pertengkaran aku yang selalu memohon untuk berbaikan. Hari ini memasuki hari kedua, aku masih menunggu. Menunggu kamu melakukan hal yang biasa aku lakukan. Aku ingin tahu seberapa berarti aku untuk kamu. Dan mana yang lebih penting, aku atau egomu sayang?
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Quote
Beberapa hari sebelum pertengkaran, kami menguatkan tekad untuk berjuang bersama-sama demi cinta. Kamu dengan harapanmu, dan aku dengan harapanku. Kupikir, setelah hari itu tidak akan ada lagi yang memisahkan kita, baik itu pertengkaran. Aku melupakan satu hal, musuh yang paling besar bagi setiap hubungan adalah ego masing-masing. Dan sampai hari ini tidak ada yang mau mengalah meski hati dan pikiran selalu tertuju pada satu sama lain. Aku tahu itu.
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Quote
Gue ga sengaja pergi untuk dicari, tapi gue pergi karena tersadar. Dan gue pengen, lo juga sadar kalo gue gabisa selamanya ngertiin lo, tanpa lo ngerti gue.
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Text
Sedang ingin menulis. Tidak ada kawan untuk berbincang. Hanya ada saya, dan orang-orang asing dalam perjalanan menuju Bandung, tempat saya menimba ilmu. Mau mulai bercerita, boleh? Sedang rindu seseorang, yang baru saja saya temui beberapa menit ke belakang. Pakaian yang dikenakannya, masih saya ingat. Kabarnya, saya pastikan sehat walafiat. Wajah syahdunya, masih melekat dalam ingatan saya, dan akan selalu. Bahkan jerawat di dagunya yang baru saja muncul beberapa hari lalu itu. "Aku bakal kangen kamu," begitu katanya, menjelang keberangkatan saya besok. Kami memang pasangan yang penuh drama, terutama saya; yang entah mengapa begitu mudah menangisi perpisahan kami. Karena saya tau, betapa berartinya pertemuan, bagi kami yang berjauhan. - - - - 08:08-09:45
@monicadeasy
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Quote
Sayang, tolong mengerti. Tidak ada yang tak mau didengar, Baik kamu, ataupun saya. - - - 12 Juli 2019
0 notes
monicadeasy · 6 years ago
Quote
Deep in my heart I know I am a loner. I have tried to blend in with the world and be sociable, but the more people I meet the more disappointed I am. So, I’ve learned to enjoy myself, my family, and a few good friends.
Steven Aitchison
Read More on wordsnquotes
(via wordsnquotes)
2K notes · View notes