nastishares-blog
nastishares-blog
CarpeDiem
90 posts
random babbling, taken photos, and the likes.
Don't wanna be here? Send us removal request.
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Unilever CR Family Day 2014 
1 note · View note
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media
Lyon at night, captured handheld. (Lyon, 2014)
3 notes · View notes
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dubai  thru my lense. "from a massive development of new dubai until an old arabic ambience at Old Dubai, from a gigantic thematic shopping malls to traditional souk, this city whose 85% population is expats now is trying to build its local generation. most of the photos captured at night after office hour. From me, i prefer that  local and modest Old Dubai, to just sit and enjoy your sisha while watching th creek.
photos captured are : old dubai, burj al arab, dubai fountain, burj al khalifa, gold souk, madinat jumeira, movenpick ibn batutta, mandi lamb restaurant, and unilever gulf office (well, this was bit personal) =)
4 notes · View notes
nastishares-blog · 11 years ago
Text
Chapter Terakhir- Menemukan Rumah Kembali (Trondheim, Stavanger, Oslo)
Trondheim (28-29 September 2014)
  Saya memutuskan untuk menulis jurnal  perjalanan terakhir kami, salah satu alasannya adalah jika rindu pengalaman backpacker pertama bersama Dika, tinggal mengintip jurnal ini. Menulisnya secara mundur, berawal dari  tujuan terakhir kami, Norway.  Kota yang dipilih adalah Trondheim, Stavanger, dan Oslo. Jauh dari  kota utama turis seperti Tromso atau Bergen. Alasan utama adalah bertemu kawan lama, dan mendaki Pulpit rock (yang tidak tercapai karena saya tepar dan demam, haha).
  Berangkat dari Dubrovnik, kota tua di Croatia dimana kami bertemu dengan Littlefinger, yes that littlefinger from the one and only abusive show, Games of Thrones. Ok. Dubrovnik akan diceritakan di chapter sebelumnya.  Kembali pada Norway. Dulu, salah satu teman saya pernah bilang, semakin dingin suatu tempat, semakin dingin pula orang-orangnya, namun untuk Norway adalah salah satu kasus anomali. Salah satu anomalinya adalah kita disapa terlalu hangat oleh petugas imigrasi.  Sempat-sempatnya mengobrol pula tentang cuaca buruk dan kamu perlu baju lebih hangat, katanya. Dari Vaernes airport yang sudah lebih ciamik dibanding 3 tahun lalu, transportasi menuju sentrum tersedia di luar pintu, Flybussen atau Airport bus lainnya. Harganya? Jangan Tanya.  Sekitar 200 nok untuk 2 orang, Dika untungnya dihitung sebagai mahasiswa (Thanks to student card- menulisnya dengan meringis T T).
  Keluar dari airport, ternyata suhu berkisar antara 7 derajat Celcius, damn! Saya salah lagi memprediksi cuaca, ditambah kondisi saya yang agak demam, greges-greges pun menyerang. Untungnya (masih untung), Dika sudah selesai teparnya  di Crotia. Untung kedua adalah Magne menjemput kami di  perhentian bus Ranheim jam 2 pagi di tengah hujan. Yap, Magne dan Mari-Ann adalah host family saya waktu ISFiT 2011. Magne adalah seorang veterinarian dan Mari-Ann berkreasi di bidang children welfare. Tugasnya adalah menjamin bahwa kehidupan anak- anak di Trondheim terjamin hak hidupnya dengan baik, pendidikan dan kesehatan yang utama.
  Keduanya adalah salah satu alasan terkuat saya kembali ke Trondheim.
Untuk sekedar berbicara dan berdiskusi banyak hal, dengan tenang.
  Magne masih sama seperti 3 tahun lalu, ber-sweater hijau dan jaket berlapis-lapis, saya langsung menghampiri dan memeluknya. Hangat, seperti menemukan rumah kembali setelah perjalanan jauh kami. Hujan menderas, membuat 7 derajat serasa 3 derajat celcius. Menuju rumah,  di Askadedveien, saya seperti ingin meluangkan apa yang terjadi 3 tahun belakangan kepada Magne yang menyetir.   Sesampainya di rumah, Mari-Ann, menyambut kami, memeluknya dan mengobrol sebentar , dan menyapa Freia, anjing kesetiaan Magne dan Mari-Ann, saya dan Dika segera terlelap di kasur nyaman kamar Marja.
  Paginya, kami disambut oleh Magne dan Mari-Ann yang sibuk menyiapkan sarapan. “OK, now I am going to make a big breakfast special for you!” Magne said. Saya pun terkekeh, big breakfast pastinya tidak jauh- jauh dari salmon. Ternyata memang sarapan yang sungguh besar dan sehat,  dan pastinya ada smoked salmon. Dalam hitungan detik, Dika pun sudah terlibat obrolan bersama Magne dan Mari-Ann. Mulai dari protest di Hongkong, referendum Scotland, Norwegian life, hingga flashback apa yang sudah terjadi dalam 3 tahun belakangan ini. Marja, anak kedua mereka telah menikah dan melahirkan anak kedua. Mathea sudah bekerja di oil company di Stavanger.  “Akhir- akhir ini pembangunan residential  semakin berkembang di wilayah Askeledveien”, sambung Magne. “Disini, gap antar kaya dan miskin sangat tipis.  Kau tahu, gajiku sebagai veterinarian hanya sedikit lebih rendah dibanding perdana mentri”, sambungnya.  “Pajak berlaku progresif sesuai pendapatanmu, kau tak akan bisa terlalu kaya disini”. “Semua orang bisa membeli salmon”.  “Well, beberapa pebisnis mengakalinya dengan membuka bisnis di Spanyol dan Eropa timur”, sambungnya.   “Aku sangat setuju sistem itu  asal pemerintahannya sudah sangat bersih dan reliable”. “Kalau sistem itu diterapkan di Indonesia sekarang, KPK bisa mati kecapekan”, kataku. Menyinggung KPK, Dika pun menjelaskan apa itu KPK kepada Magne dan Mari-Ann, dan sedikit optimisku bahwa Indonesia saat ini setidaknya menuju kondisi yang lebih baik.
Tumblr media
  (sarapan favorit ala Norway)
Mari-Ann berlalu mengambil album foto. Dengan antusiasnya dia bercerita menghabiskan liburan bersama geng perempuannya, mendaki dan berkuda selama 10 jam sehari selama 3 hari. Yang disambut melongo olehku dan Dika. Oh ya, Mari-Ann berumur 59 tahun. When you love nature, you will love Norway. Aku jadi ingat kata-kata temanku yang S2 di Norway.  Sejak kecil, anak- anak Norway memang sudah dibiasakan tumbuh bersama alam. Menjajaki salju tebal dengan ber-ski selama 10 jam dalam suhu -20 derajat celcius untuk menuju cottage adalah “liburan yang ditungu-tunggu” . Norwegian people juga terkenal sebagai backpacker, mencicipi belahan bumi lainnya, seperti Canadian dan Amrik. Walaupun begitu, mereka mengaku tidak bekerja terlalu keras dan terlalu suka liburan. Tapi jangan salah, etos kerja mereka sangat tinggi,  sangat efektif dan terkadang sakit tidak menjadi alasan untuk absen.
  “OK, saatnya kita makan siang!, sahut Magne. Padahal perutku masih sangat kenyang. “Apa yang mau kamu lihat  di Trondheim?”  “Anything, haha, I told ya, our main reason is to meet up with you and Mari-ann  again” “Let’s eat at Ergon then while you can enjoy Trondheim view from top”. “Kamu tak keberatan kan, kita naik mobil tuaku”, sambungnya sambil tertawa. “Kau tahu, mobil kami adalah mobil terjelek di area ini”.  Obrolan di Ergon  disponsori oleh kisah Magne menjadi volunteer researcher di Kambodja menangani kasus flu burung, dan Mari-Ann ikut  bersamanya sekaligus mengambil S2 di Kambodja. Saat itu, mereka berumur 40-an.  Kami pun menyambung dengan kisah sekolah kami di Taiwan dan Newcastle, sistem pendidikan yang berbeda dan bagaimana perspektif dan point of view yang melebar selama merantau di negeri orang.
Tumblr media
(150 m ski jump, Norwegian are crazy!!)
Tumblr media
(Sharing time at Ergon restaurant)
Dua hari terlalu singkat bagi kami untuk berbagi bersama Magne dan Mari-Ann. Sebelum berpisah, mereka dengan semangatnya membawa kami ke kantornya. Tour ala Magne adalah tour laboratory canggih analisis specimen dan jaringan, ruang autopsy yang dingin dan seram, dan  perkenalan dengan semua teamnya. Tiap perkenalan, dia selalu memulai dengan.. “Hi, they are our friends from Indonesia, they had traveled a lot..Nasti participated in ISFiT in 2011, she lived at our house”. Sedangkan tour ala Mari-Ann lebih sederhana, karena kantornya adalah kantor pada umumnya. Sedikit tercekat rasanya berpisah kembali. But hey, life is series of “goodbye” and “hello again”, isn’t it?”
Tumblr media Tumblr media
    Dear Magne and Mari-Ann,
Terimakasih atas kehangatannya selama ini. Kalian berperan dalam pemikiran dan keputusan kami untuk terus belajar dan berjalan, melihat dunia lain. Bahwa kebahagiaan tidak diukur hanya dari materi, bahkan dari yang tidak berkecukupan dan kesusahan, kita masih bisa tertawa dan berharap.
Bahwa untuk bertubrukan dengan pemikiran – pemikiran baru dan berbeda, tak perlu takut.  
Langit tak pernah bercerita dia tinggi.
Tak perlu saling berkompetisi menyuarakan lantang apa yang kau tahu, lakukan terbaik saja dengan apa yang kau punya, yang kau tahu.
Tumblr media
    PS : See you on February at Komodo Island!
0 notes
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Latest Prewedding Session with Vinda Dede..Cuteness overload
2 notes · View notes
nastishares-blog · 11 years ago
Text
never ending learning process
Beberapa hari lalu, saya membaca salah satu tulisan teman di http://told.byputy.com/2014/07/30/belajar-mencintai-dengan-sebaik-baiknya/. Sedari dulu memang, saya mengikuti blog nya yang sangat unique dan personalized. Fully recommended! Dari artikel yang teman saya tulis, saya jadi ingin juga sharing pengalaman selama 10 tahun belakangan ini. Saat ini, saya berusia 26 tahun dan saya memutuskan berhijab saat saya ulang tahun ke-16. So yeah it’s already 10 years of journey, and still counting to continue =). Dulu, respon pertama dari mama dan bapak adalah bertanya, berkali-kali. Memastikan apakah niatan ini serius apa temporer saja. Dibesarkan di keluarga yang cukup moderat, mengarahkan bukan memutuskan, berdiskusi bukan membatasi, semua keputusan ada di tangan saya. Kalau ditanya alasannya, hmm 10 tahun lalu, saya juga tidak bisa mendefinisikan secara lisan. Keinginan itu begitu kuat dan sederhana, sampai saya tidak sempat berpikir saya belum punya seragam sekolah berlengan panjang untuk esok paginya. Haha. 10 tahun saya belajar memahami diri saya, berdialog dengan Tuhan, dan menyadari iman adalah sesuatu yang terkadang tak perlu penjelasan logika. Ketimbang alasan takut dosa, tentu tidak ada yang salah dengan alasan ini, saya merasa berhijab adalah proses mencintai dan belajar yang tak ada habisnya kepada Tuhan yang Maha Baik. Tak hanya penampilan, tetapi kematangan pola berfikir, akhlak yang santun, dan iman yang kokoh. Karenanya, saya fikir ini adalah proses belajar tiada henti. Mungkin saat ini, tutur kata saya masih terkadang menyinggung, saya yang kadang malas mengambil kain seadanya kalau ada tamu lelaki datang, dan iman yang terkadang naik turun. Saya menikmati semua proses ini. Dulu, saat saya memutuskan berhijab, beberapa saudara, teman juga sempat khawatir, is it going to limit opportunity in front of you? Ternyata, Alhamdulillah, saya merasa banyak sekali kesempatan dan pengalaman, termasuk berhijrah selama 2 tahun ke Taiwan, mencicipi dialekta bersama pemuda-pemudi dari negara lain, dan berkreasi di bidang sustainability dan sosial saat ini. Saat saya di Taiwan, terkadang malah obrolan dibuka dengan pertanyaan seputar hijab. “Ga kepanasan itu, ini kan sedang summer?” “kalau di rumah, boleh dilepas tidak penutup kepalanya?” Hehe, dan belajar menjadi minoritas adalah memperluas perspektif saya. Menjadi muslim yang sebaik- baiknya, baik habluminnanas dan habluminaAllah, begitu banyak variable di dalamnya, tidak hanya soal penampilan, dan saya percaya kita punya peran masing-masing di dalamnya. Like my husband said.. You are representing Indonesia, You are representing Islam =) =). Dan lisan yang baik dalam mengingatkan selalu menenangkan. So i would rather say.. Enjoy the process, keep digging, and keep learning =D
0 notes
nastishares-blog · 11 years ago
Text
pensieve
Menyusuri jalan- jalan di bandung kadang terasa menyesakkan. Sesak akan kenangan yang saling bertabrakan dalam pikiran. Berjumpa dengan kawan lama, terkadang juga menyesakkan. Antara kadar rindu yang berbeda dan ketidaksiapan akan perubahan. Berjumpa untuk berpisah. berpisah untuk dikejutkan dalam perjumpaan tak terduga. Tahun ini, pikiranku dipenuhi bayangan akan salju di Trondheim dan Lagu Dear Sister Team Me yang mengawang-awang di hati. Kuputuskan untuk menengok kembali perjalanan solo pertamaku di Trondheim. 2011-2014, 3 tahun berlalu. Masihkah ada mimpi yang sama? Beberapa malam ini, mimpi dibuat dari potogan- potongan kolase Tainan. Tainan di 2011-2013. Dua tahun dengan, terlalu banyak hal yang ingin selalu dikenang. Rasanya tahun depan, akan menikmati cherry blossom di Tainan...
0 notes
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Jingga di Ambon dan Ora (Maluku,2014)
1 note · View note
nastishares-blog · 11 years ago
Text
Selamat Ulang Tahun, Bapak!
Kemarin bapak ulang tahun ke-62. Lelaki  yang selalu berbinar matanya sepulang kerja dan bercerita panjang lebar apa yang terjadi di tempat kerja. Tahun ini dan tahun-tahun lalu tidaklah banyak berubah. Bapak tetap sosok sederhana dengan prinsip hidup sederhana, lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan yang mengatur porsi lainnya. Bukannya jalan hidup bapak lurus-lurus saja, ditempa masa yang sulit di masa remaja hingga dewasa, Bapak gagal kuliah karena tidak ada biaya walaupun sudah diterima di Universitas Diponegoro. Pun bapak tidak menyerah, dan berjuang dengan kapasitas yang Bapak miliki.
  Binar mata Bapak sekarang berpendar tiap kali saya bercerita tentang kuliah saya, tentang pekerjaan saya, tentang pengalaman saya di tempat- tempat baru. Sekali tertawa dan  panic kalau saya melakukan kebodohan, seperti ketinggalan pesawat di Dubai,  atau saat saya bercerita saat diinterogasi di Schipol.  Bapak yang selalu menerima tantangan di depan dengan semangat dan kerendahan hati mengingatkan saya untuk berpikir sederhana saat  seringkali saya merumitkan banyak hal.
  Saat ini, Alhamdulillah bapak masih menyetir pulang pergi ke tempat berkreasi Bapak di Tangerang. Saat saya bertanya, “Pak mau pakai supir saja ga?” “Ga usah, wong Bapak enjoy menyetir”. Terakhir malah, mengajak pulang lebaran naik mobil, “Kan sekarang ada kamu, jadi drivernya tiga orang”.  Perkembangan waktu terkadang membuat gap antar saya dan Bapak dalam berfikir, mengambil keputusan, dan perspektif memandang sesuatu. Toh, Bapak tetap mendukung setiap keputusan yang saya ambil.  Bapak dan mama mendidik saya dengan keras, what I can say, they are not “an easy parents”. Sekali waktu di obrolan dan kopi sore, saya bertanya.. kenapa terkadang bapak dan mama sangat keras kepada saya, terutama dalam hal principal.
  “Karena kamu anak mama dan bapak satu-satunya”. “Ya, kamu punya saudara, tetapi bapak dan mama ingin kamu menjadi wanita yang kuat dan mandiri, yang dapat bertumpu pada kakinya sendiri, yang tidak mudah mengeluh, yang sabar dan pada akhirnya tetap sadar akan kodrat sebagai wanita tanpa harus membatasi  ruang berkreasi dan berkaryanya. Saat kamu sendiri tidak percaya pada diri dan kemampuan kamu, akan ada dua orang yang percaya and will push you to the limit, to the extent of your capabilities. They are your mom and dad”.
  Selamat ulang tahun Bapak. Semoga Bapak selalu diberi limpahan kesehatan dan semangat untuk terus dapat berkreasi dan berkarya.  Tahun ini, nasti dapat Director’s Award, penghargaan karyawan terbaik yang memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan. Ini buat Bapak.  =)
2 notes · View notes
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ipi ku.. =)
0 notes
nastishares-blog · 11 years ago
Text
The Raid 2 : Berandal Review
The Raid 2 : Berandal *this review may contain spoiler* Penantian lama akhirnya kesampaian juga. Effortlessly masterpiece di film pertamanya, The Raid 2 Berandal berhasil berpindah ke level yang jauh lebih tinggi. Semakin kompleks dengan berjubel karakter namun tetap membuat kita terjaga hingga menit terakhir. Cerita dimulai dengan tampilnya kakak Rama sebelum eksekusi di tengah sawah, scene pertama yang mengenalkan kita dengan sosok Bejo, Alex Abbad bermain sangat apik disini, bengis namun tetap terjaga ritme emosinya. Plot maju mundur sudah terang membuktikan Gareth Evans keluar dari pola nya di film pertama. Kita pun dibawa bernostalgia dengan bermunculannya aktor – aktor kawak dahulu, Roy Marten, Pong Hendratmo, dan Cok Simbara. Benang merah cerita semakin jelas dengan adanya 2 kubu mafia, Keluarga Bangun dan Keluarga Goto dari Jepang. Karakter Bangun yang simpatik, seperti biasa diinterpretasikan dengan sangat baik oleh Tio Pakusadewo. Masalah dan konflik mulai muncul dari sang anak, Uco, yang haus kekuasaan. Konflik keluarga, ayah dan anak, undercover cop, tentunya bukan sesuatu yang baru. Some parts will remind you of Infernal Affairs dan God Father. Ingat dialog antar Eka dan Rama di mobil scene? Mengingatkan saya akan dialog Tony Leung dengan anggota mafia temannya. Some comical parts and dark comedy also will remind you with Tarantino style in Kill Bill. Yang membuatnya menjadi luar biasa, karena Evans berhasil membawanya dalam substansi lokal, menjadikanya Indonesia cult classic. Terlalu banyak iconic scene, mulai dari mud fight scene, kitchen fight scene yang benar-benar membuat saya tak bernafas, hingga scene pembantaian 5 orang dengan pisau lipat di entah bioskop, atau ballroom hotel tua dengan warna merah yang mendominasi. Kadang mengingatkan saya akan tone, A Bittersweet Life, one of masterpiece Korean gangster movie. Sangat cantik. Gruesome terjaga tidak sampai menjadi gore dengan angle camera yang kadang menjauh saat sadistic scenes happen. Evans menjungkirbalikkan rasionalitas kita, saat kita mulai menebak,,”Ah ini pasti cerita tentang Jakarta, Ah ini pasti di Kota Tua” dengan hadirnya fight scene di tengah salju. Ya.. memang film ini tentang tempat antah berantah, yang melempar kita dari logika dan mendorong kita masuk dunia imajinasi Evans. Detil koregrafi yang sangat “personalized” di setiap karakternya, mulai dari Prakoso – Yayan, The Hammer Girl, Baseball Man (keduanya sangat potensial menjadi spin off – tentu kita penasaran hubungan antar keduanya), hingga The Assassin. Final showdown menggempur kita dengan Rama vs the hammer girl and the baseball man, dilanjutkan tanpa henti dengan Rama vs The Assassin. Face paced scene dengan long shot membuat kita susah bernapas. Kamera bergerak sangat cepat tanpa kehilangan detail pertarungan jarak dekat antar Rama dan The Assassin. Ending ditutup secara classic dan emotional antar Rama dan Uco diiringi score yang tak kalah “beautifully haunting”nya. Stand out performance diberikan oleh Arifin Putra, dengan karakternya yang kompleks. Detail – detail emosi, gesture, dan body language tersampaikan dengan sangat baik. Mulai dari memalingkan mata sebelum mengeksekusi sang bapak, hingga shivering hand and head after it. Saya cukup amazed dengan penerjemahan karakter Uco oleh Arifin Putra, which definitely will stuck in your head after it. 5 out of 5 dari saya, karena membuat Minggu sore saya sangat asik.
0 notes
nastishares-blog · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
10 pictures of Bali through my lense. Uluwatu, Dreamland beach, Jimbaran, Keris Dance, Tampak Siring, and Garuda Wisnu Kencana.
1 note · View note
nastishares-blog · 11 years ago
Text
Sepenggal dari Kawah Ijen
Sepenggal Tentang Kawah Ijen.
  Mimpi saya untuk bisa ke Ijen berawal dari melihat photo essay Kawah Ijen di Boston Big Picture. My heart trembled seeing those captures. Tidak hanya keindahan alamnya yang sungguh majestic tetapi  juga photo essay oleh Oliver Grunewald menyajikan perjuangan dari para penambang sulfur.
  2 tahun lalu, saya berjanji untuk dapat menangkap keindahan ijen dan para penambang dengan kamera saya. 2014 saya mewujudkannya bersama Myriam dan Laura, teman saya dari Paris.  Kami memulai perjalanan trekking dari Pos Paltidung  dimana kami memulainya jam setengah 2 pagi. Angin berhembus sangat dingin menembus tulang, hendaknya menyiapkan pakaian yang proper.  Perjalanan trekking di 2 jam pertama, saya kira adalah fase terberat dengan tanjakan tanpa henti dan sedikitnya jalur datar. Namun ternyata saya salah.
  Setelah trekking selama kurang lebih 3 jam, kami mencapai bibir kawah Ijen, saat itu pukul 4 pagi. Cuaca masih sangat gelap sehingga fenomena blue fire yang memang target utama foto saya, sangat terlihat jelas. Saya pun melonjak kegirangan, wah momennya pas sekali! It was totally paid off seeing that phenomenon.  Kang Rafiq, guide local kami, mengajak kami untuk menuruni kawah untuk melihat blue fire secara jelas. Kami pun mengiyakan tanpa mengindahkan “papan berbahaya, turist dilarang menuruni kawah”.
  Nah, perjalanan menuruni kawah ijen di pagi buta ternyata adalah fase terberat. Turunan curam dan terjal tanpa ada pijakan yang pasti serta penerangan yang hanya bersumber dari senter kami, membuat hati lumayan ketar – ketir. What am I doing here, you stupid Nasti!.  It seems that we were three hobbits going to Mordour. Hahaha.  Setelah mencapai middle point, sebenarnya kami sudah  dapat melihat blue fire secara jelas, namun kami tetap turun menuju pusat kawah. Smoke sulfur sebenarnya  cukup tebal namun kami pd  karena arah angin yang lawan arah. Setiba di bawah kawah, kami sempat mengabadikan beberapa foto, tiba- tiba smoke sulfur berhembus ke arah kami.
Tumblr media Tumblr media
  Sungguh. Seperti mau mati rasanya, smoke sulfur yang pekat membuat kami tidak bisa bernapas. Rasanya seperti tercekik dan mata langsung menangis karena perih yang teramat. Kami pun lari tunggang langgang ke atas dengan harapan smoke yang semakin menipis seiring bertambah ketinggian. Ternyata tips pertama adalah bernapas dengan mulut, kedua siram masker dengan air dan bernapas seperti biasa. Dan masker kain tidak akan membantu, harus  menggunakan masker APD dari local guide kita.
Tumblr media
  (kembali pada middle point- yeay kita berhasil!)
Tumblr media
(menuju lokasi penambangan)
Positivenya adalah karena dikejar asap sulfur, kami mencapai bibir kawah dalam waktu hanya 25 menit. Padahal saat trekking ke bawah kami menghabiskan waktu 1 jam. Hmm.. for the sake of survival. Haha.
Sampai di bibir kawah, pemandangan teramat elok menyambut kami karena matahari sudah terbit. Rasanya tak tergantikan. Gunung meranti dan keraung berdampingan dengan sangat cantik..
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
(find and define your own "shire")
 It was more beautiful because of the struggling path that we’ve been through..
It was heart wrenching seeing miners go up and down the crater bringing 80-120 kg of sulfur everyday only get paid for Rp 800/kg.
It was a kind reminder to me not to complain or grumble for any challenge and difficulties ahead..many people out there have harsher and challenging life to conquer.
After all it isn't about how fast you go but how you enjoy the scenery during your life travel.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
nastishares-blog · 12 years ago
Text
Taman Bunga Nusantara
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
nastishares-blog · 12 years ago
Text
Day Dreamy Woman Portrait
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
nastishares-blog · 12 years ago
Text
Lovely Man – Grab your heart string and leave a sweet mark in your mind.
Lovely  Man – Grab your heart string and leave a sweet mark in your mind.
  Sudah lama saya tidak menulis review tentang film. Review saya terakhir adalah  “Take This Waltz”. Dalam 2 hari ini, kebahagiaan saya disponsori 2 film yang saya tonton; Lovely man dan Short Term 12.  Saya akan  sangat merekomendasikan kedua film ini  untuk segala kekuatan kesederhanaanya dan menyadari kita bahwa film yang baik tetap akan tertumpu pada ide, kekuatan naskah, dan yang berperan di dalamnya.
  Lovely Man adalah karya dari Teddy Soeriaatmadja, sutradara Banyu Biru, Badai pasti berlalu, dan Rumah Maida.  Karya- karyanya selalu membawa satu angin segar, entah Banyu Biru dengan permainan imajinasi dan waktu nya, atau Ruang yang sangat kental dengan vintage ambience nya. Lovely Man tidak mencoba menghadirkan plot rumit namun mampu menahan saya untuk tidak bergeser dari awal hingga akhir. Skenarionya sangat terbangun dengan apik, natural, dan humanis tanpa terkesan preachy. Skenario yang baik tidak akan bersuara jika actor dan aktris  tidak mampu membuatnya “bersuara”.
  Kita kemudian sempat mengeryitkan dahi ketika mendengar nama Donny Damara, “yang pemain sinetron itu?”. Saya mungkin sebagian dari yang sangsi, namun Donny  “Ipuy” mampu membuat saya berkaca – kaca, miris, dan tersenyum di setiap scene dengan Raihanun  “Cahaya”. Rindu  Cahaya kepada sang bapak mampu ditampilkan dengan sempurna dari tatapan mata, suara tercekat, dan isak tangis yang lirih. Donny Damara mampu membolak –balikkan emosi saya, dia tampil cukup kenes dan ingin tahu seperti layakanya perempuan ketika menguping pembicaraan Cahaya dengan pacarnya dan menjadi sangat kebapakan and break your heart ketika menggendong Cahaya yang terlelap. Raihanun tampil meyakinkan dengan kepolosan dan rasa perihnya ketika menyadari sosok Bapaknya. After all, love is all that matters.
  Malam dan gelapnya Jakarta tertampilkan dengan sangat baik  termasuk segala sosok malamnya yang termajinalkan, direkam dengan oneheld Canon 7 D.  Selain tentunya  soundtrack yang selalu pas dengan tiap scene antara Ipuy dan Cahaya.   End of movie will break your heart cause you know what definitely what Ipuy will face with his decision.
  5 dari 5 karena mengembalikan era film yang bertumpu pada kekuatan naskah dan akting.
  Saya baca Lovely man adalah pembuka dari trilogy, film kedua adalah Something in the Way yang sama legitnya. Sayang sampai saat ini masih belum jelas distribusinya di negri sendiri.  Selamat Menonton! =D
0 notes
nastishares-blog · 12 years ago
Text
dyndyn & irul engagement party
My first project documenting someone's special occasion is my friends engagement party. i have known dyndyn since i was in college  time and getting closer with her during my last year. i wish you nothing but the best  and adventurous journey ahead, my dear dyndyn! i am so happy that i can be part of your special moments.
Here are some of photos of your engagement! Enjoy!
Bisous,
-N-
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note