pelanginh
pelanginh
Gadis perindu pelangi
447 posts
Hanya gadis biasa yang kadang rindu akan warna-warni pelangi di kala matahari datang menghapus rintik hujan | Curahan hati gadis biasa tentang sosok keturunan adam yang mampu memporak-porandakan hati | Muslim
Don't wanna be here? Send us removal request.
pelanginh · 1 year ago
Text
Kalau tidak bisa berempati, setidaknya jangan mencemooh.
8 notes · View notes
pelanginh · 2 years ago
Text
Mengenal Dirimu Sendiri
Berapapun angka usiamu hari ini, jangan pernah bosan untuk terus menerus mengenali siapa dirimu sebenarnya.
Di luar sana, tidak sedikit orang yang sudah matang secara usia, sudah berkeluarga, berkarir bertahun-tahun, tetapi masih belum mengetahui secara utuh siapakah sesungguhnya ia dan apa tujuan hidupnya.
Hanya karena kita sudah mengalami banyak hal dan peristiwa, jatuh bangun menjalani hidup, kita sudah merasa tahu siapa diri kita. Sudah kenal dengan amat sangat. Padahal belum tentu.
Hidup ini terlalu riuh. Kesibukan dan aktivitas kita, tak lain sebenarnya adalah distraksi. Mereka mengurangi waktu kita untuk berbicara dengan diri sendiri. Mendengar kebutuhan diri sendiri. Termasuk keluh kesah yang kita alami.
Sebab itu, sediakanlah waktu untuk menyendiri. Merenung dan menghitung. Resapi bagaimana hari-hari kita. Terima kesulitan dan kekurangannya. Hargai perjuangan dan pengorbanannya. Besar ataupun kecil.
Lihat lagi lebih dekat, sudah sebanyak apa kita mengumpulkan amal baik. Sudah seikhlas apa kita tersenyum dan meringankan beban orang lain. Sudah seteguh apa kita bersabar menerima keadaan yang Tuhan berikan.
Diri sendiri perlu didengar dan dipahami. Lebih dari itu, diri sendiri juga perlu dikenali, siapa ia, apa kelebihannya, apa kekurangannya, juga apa kebutuhannya dan apa yang hanya menyia-nyiakan usia.
Akan ada kebahagiaan. Akan muncul gemercik semangat yang tak biasa. Selepas kita tahu. Lalu menjalani hari dengan segala potensi dan kelemahan itu.
Desember 3, 2023
150 notes · View notes
pelanginh · 2 years ago
Text
Doa yang Kuat
Apa kamu pernah melihat secara kasat mata bagaimana doa yang kuat bisa membuat takdir yang terasa angan menjadi kenyataan? Aku pernah. Sampai tak habis pikir, bagaimana sebuah cerita yang tak terhubung bisa terhubung, seperti bagaimana air dan minyak bisa larut, seperti bagaimana es bisa tak mencair di panas terik. Rasanya tidak masuk akal, tapi bisa-bisanya terjadi.
Aku yang jarang berdoa ini tak bisa memungkiri keteguhan doanya. Doa ibunya, doa bapaknya, yang selaras.
"Bagaimana rasanya menjalani doa yang menjadi kenyataan?" tanyaku.
"Bahagia sekali," ujarnya tersipu malu.
766 notes · View notes
pelanginh · 2 years ago
Text
Jika nanti giliranku punya rumah sendiri. Aku upayakan ruangan itu akan dipenuhi oleh banyak kasih; banyak kehangatan; banyak rasa aman.
Kupastikan ada pula ruang untuk merasa takut, merasa lemah, waktu untuk didengarkan, dipeluk, digenggam.
Aku upayakan disana banyak kedekatan, tawa, tangis, pengertian, pula meja yang terhias makanan lantas kebersamaan di sekelilingnya.
Pintunya akan selalu terbuka, aku akan sedia menunggu. Pastikan kau pulang ke rumah itu.
Disana akan ada kebaikan, ada cinta, ada kasih. Semuanya akan kucintai.
Akan ku upayakan.
Arief Aumar | akankuupayakan
528 notes · View notes
pelanginh · 6 years ago
Text
Beda Jalan
Ada yang menikah di usia 20an, alhamdulillah. Energi masih banyak. Idealisme masih membara. Perjuangan membangun keluarga insyaallah menjadi amal salehnya.
Ada yang menikah di usia 30an, 40an, atau lebih, alhamdulillah. Secara finansial sudah lebih mapan. Lebih matang juga dari berbagai segi. Kesabaran menjaga dan menyiapkan diri insyaallah menjadi amal salehnya.
Ada yang bekerja sesuai impian dan passion, alhamdulillah. Kerja jadi ngga kerasa kerja. Dedikasi insyaallah menjadi amal salehnya.
Ada yang bekerja di luar passion, alhamdulillah. Ada manfaat untuk sesama yang kadang lebih utama daripada impian pribadi. Kelapangan hati insyaallah menjadi amal salehnya.
Ada yang memulai bisnis dan berhasil di usia 25, alhamdulillah. Masa mudanya produktif dan bermanfaat. Kerja keras insyaallah menjadi amal salehnya.
Ada yang mencoba berbisnis berkali-kali dan baru berhasil di usia 40, alhamdulillah. Pengalaman gagal bisa jadi jalan buat rezeki tak ternilai bernama kebijaksanaan. Ketekunan insyaallah menjadi amal salehnya.
Hidup tidak selalu berjalan sama untuk semua orang. Ada banyak hal yang terjadi di luar kendali kita. Tetapi, itu ngga perlu jadi masalah. Kita hanya berbeda dalam memilih jalan amal saleh. Tujuan kita tetap sama, kan?
Kita mungkin bertolak dari titik yang berbeda. Rute perjalanan kita barangkali ngga sama. Waktu keberangkatan dan kedatangan kita pun mungkin beda. Tetapi, jika kita mengarah ke tujuan yang sama, perbedaan itu tidak menjadi masalah.
Rute mana pun yang tengah kita jalani, duluankah atau belakangan kita memulai, cepat maupun lambat kita berjalan, selalu ada kesempatan untuk menghimpun amal saleh.
Toh, yang ‘menang’ bukan yang paling duluan sampai. Tapi yang paling banyak bawa muatan amal saleh selama perjalanannya. Biasanya kalau pengen dapet muatan banyak, perjalanannya pun bakal lebih berat. Semoga kita kuat.
2K notes · View notes
pelanginh · 6 years ago
Text
Kita sering mengira, kondisi tak memiliki tujuannya adalah kondisi memiliki. Belum menikah seolah tujuannya adalah menikah. Belum punya anak seolah tujuannya adalah mempunya anak. Belum mapan seolah tujuannya adalah mapan. Belum punya ini punya itu seolah tujuan hidup kita harus punya ini punya itu. Sehingga segala upaya dikerahkan untuk mencapai tujuan itu. Bila tak didapatkan habis kesabaran kemudian kecewa, sebagian dari kita putus asa, sebagian sudah tak peduli.
Bagaimana bila kita mengubah konsep bahwa tujuan kita adalah Allah. Sehingga saat dalam kondisi serba belum kita mampu menikmati kesabaran sebagai hal terindah untuk menikmati rasa syukur menjadi seorang hamba dari Allah. Kemudian memiliki atau belum memiliki menjadi tidak terlalu penting. Sebab di titik itu kita menyadari, dianugerahi dengan limpahan hidayah dan ketenangan melewati apapun fasenya adalah kekayaan yang tidak bisa digantikan oleh kepemilikan kita atas apapun di dunia ini.
Alizeti, Jakarta
554 notes · View notes
pelanginh · 6 years ago
Text
Lelah dibalik jadi halel, bukan halal. Jadi ga usah gegayaan pengen nikah kalo motivasinya cuma karena lelah sama masalah.
Lelahlah dengan bertanggung jawab. Mungkin kamu cuma perlu istirahat. Jangan mencari pelarian. Menikah tak akan menyelesaikan masalah-masalahmu jika sikap dan mentalmu tak berubah.
— Taufik Aulia
954 notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Seni Menolak Orang
Tumblr media
Seni menolak pinangan dan yang semacamnya adalah dengan tidak basa-basi tapi tetap menghargai.
Banyak perempuan tampaknya kesulitan dalam menolak lelaki, dan mungkin juga sebaliknya. Barangkali karena takut menyakiti atau menyinggung perasaan.
Di saat seperti ini, menjaga perasaan orang bukan lagi hal yang paling penting. Karena yang paling penting adalah menghilangkan zona abu-abu yang bisa saja jadi multitafsir dan memberikan harapan.
Saat kamu bilang, “Maaf, saya belum bisa terima?” Orang tersebut akan berpikir, “Belum? Kenapa belum? Berarti masih bisa diusahakan dong? Gak bisa? Berarti mau? Tapi suka kan? Ah, masih ada harapan sepertinya.”
Maka penting sekali untuk memberi jawaban yang lugas, jelas, dan tidak mengundang banyak pertanyaan. Seperti:
“Maaf, saya gak suka dan gak mau sama kamu.”
“Maaf, saya sudah ada calon. Tolong hentikan ya.”
Disini tujuanmu adalah menolak dan tidak memberi harapan. Soal menjaga perasaan, perkataan yang paling lembut sekalipun tidak akan mampu melindungi perasaannya dari perihnya ditolak.
Justru, mengutarakan penolakanmu selugas-lugasnya akan menjaga perasaannya dalam jangka panjang, sebab dia bisa lebih cepat pulih selepas harapan dan usahanya pupus dari mendapatkanmu.
Sampai disini, paham?
Mampang Prapatan | © Taufik Aulia
2K notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Sudah saatnya aku berhenti mencoba membangun masa depan dengan seseorang yang seharusnya berada di masa lalu.
Second chance apparently doesn’t work for us. // Andira W.
Bandung, 17 Februari 2019.
580 notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Apa sih yang kamu harapkan dengan menggantungkan harap kepada makhluk yang terkadang ingkar janji ?
1 note · View note
pelanginh · 7 years ago
Text
Kacamata yang Salah
Tumblr media
Aku ingat, dulu ada seorang teman yang pernah bilang, kalau hidup ini, sesekali terasa membingungkan. Sampai-sampai aku bingung, bagian mana yang membingungkan itu.
Dan sekarang, kami sedang menjalani hidup masing-masing, jalan hidup yang katanya pilihan kami. Meski nyatanya, ini jalan yang Tuhan beri. Hanya saja kami beruntung, untuk hal ini, kami diberikan sesuai dengan apa yang kami pilih.
Tapi kalau kembali merunut kebelakang, tentu tidak semuanya berjalan seperti itu. Ada beberapa bagian dalam hidup kami yang berjalan tidak sesuai dengan rencana, tidak sesuai dengan keinginan. Tapi nyatanya, setelah dijalani, semuanya baik-baik saja. Entah karena kami sudah tidak terlalu mempedulikan, atau mulai lupa karena sudah terbawa suasana.
Mungkin yang sedang dijalani sekarang masih dirasa kurang nyaman, yang sedang dikejar rasanya belum juga tercapai. Tapi mungkin kita tidak tahu, dalam rentang waktu itu, adanya kita justru menjadi kebaikan untuk orang lain, mempermudah urusannya, atau menjadi jalan untuk kebaikan yang lain.
Untuk kedepan pun, aku rasa tidak akan jauh berbeda. Kita hanya bisa memilih, mengupayakan, lalu kemudian menyerahkan. Yang terjadi kemudian, tentu yang terbaik.  
Sampai sekarang pun aku masih terus belajar, memang banyak hal yang tidak bisa dipahami begitu saja disepanjang hidup kita. Tidak hanya untuk hal-hal yang masih ada di depan, yang masih belum kita alami, tetapi juga untuk yang sudah kita lewati, juga untuk yang sekarang sedang kita jalani.
Untuk memahami kadang membutuhkan waktu yang panjang, juga hati yang lapang. Kalau kita masih memandang penuh kecewa pada-Nya, bisa jadi, sebenarnya kita yang salah memakai kacamata.
Danny Dzul Fikri - Siang yang panas di Surabaya
313 notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Khawatirmu Tentang Masa Depan
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi 'masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan 'masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Allah tak pinta kita untuk sibuk menghabiskan waktu demi karir. Justru Allah ingin karir kita hidup untuk menyelamatkan waktu kita yang sempit ini; menghidupkannya menjadi ibadah yang bernilai berat di timbangan akhirat.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
3K notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Siapa sih yang ngga ingin menikah ? Aku rasa setiap orang menginginkannya. Ayolah, pertanyaan-pertanyaan kapan nikah dan turunannya itu sangat tidak nyaman ditanyakan kepada orang yang sedang berproses menuju ke dunia pernikahan. Mungkin jodohmu memang tepat dan cepat datangnya, tapi bagi sebagian orang ada yang sangat mendamba namun yg didamba tak kunjung menggambarkan.
0 notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Relakan Saja
Jika seseorang yang kamu inginkan berusaha menjauhimu, mungkin baginya kamu memang payah. Ia punya standar yang gagal kamu penuhi, karena itu ia pergi. Relakan saja. Bila perlu, beri ia sayap agar dapat terbang sejauh yang ia mau. Setidaknya, dengan begitu, kamu punya ruang untuk introspeksi diri. Merenung tentang hal-hal yang harus kamu perbaiki. Setidaknya, dengan begitu, kamu punya keleluasaan untuk menemukan seseorang yang lain. Menanggalkan kaca mata kuda yang selama ini kamu kenakan dan mulai mencari dengan sudut pandang lebih luas. Pasti ada seseorang di sana. Yang kamu inginkan dan menginginkanmu. Yang kamu hargai dan menghargaimu. Yang kamu terima kelemahannya dan bersedia memaafkan ketidaksempurnaanmu. Pasti ada seseorang di sana, yang hatimu bergetar kala menatapnya dan tersipu saat kamu memujinya. Ia yang tak rela membiarkan sebelah tanganmu menepuk-nepuk udara. Ia menyambut sebelah tanganmu dengan tepukan, lalu terdengarlah suara cinta.
21 Januari 2019
2K notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Ujung
Jalan ini begitu jauh sampai ujungnya tak terlihat. Sementara di sepanjang perjalanan kita belajar, bahwa ujung perjalanan ini bergantung pada bagaimana kita saat ini mempersiapkan diri.
Saat itu aku tidak mengerti.
Kalau jalan ini memang berujung, mengapa ujungnya berubah bergantung pada apa yang kita persiapkan? Bukankah seharusnya ia tetap sejak semula kita memulai perjalanan ini?
Musim berganti, aku masih tidak mengerti.
Sampai suatu hari, aku berteduh di sebuah saung di tepi perjalanan. Di sana ada beberapa orang yang juga melakukan perjalanan, beberapa diantaranya saling berbicara.
“Apa isi doamu hari ini?” “Semoga aku bisa mengakhiri perjalanan ini dengan baik”
“Mengakhiri?” pikirku.
“Berarti, ujung perjalanan ini adalah pilihan kita? Kita mau berhenti dimana dan dalam keadaan seperti apa?” pikirku lagi.
Aku memandang jauh ke depan, dunia ini tidak ada ujungnya, sungguh. Bahkan sampai habis usiaku, tidak akan pernah sampai jika kukejar seluruhnya.
Aku mendapatkan pemahaman baru, hari ini. Yogyakarta, 6 Januari 2019 | ©kurniawangunadi
720 notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Jangan menikah modal nekad. Karena menafkahi istri, mendidik istri, membesarkan anak, menjalankan keluarga, tak bisa dijalankan dengan ke-nekad-an
Menikahlah dengan kesiapan ilmu
450 notes · View notes
pelanginh · 7 years ago
Text
Tips : Kondangan Mantan (Meniqa)
Tumblr media
Sebenernya yang minta tips ini cuma sebiji @waldschlaf​ sih, tapi gw rasa beberapa sahabat followers butuh juga tips ini. Hmmm, gw ga ngerti ya tips nya gimana karena gw ga pernah ke nikahan mantan, soalnya ga diundang (kezel ciiiin).
Jadi, ini tips dari gw berdasarkan asumsi aja, jangan gampang percaya loh, karena ini tanpa data. Tips ke kondangan mantan versi Dini yang ga pengalaman :
1. Ga usah tampil maksimal dengan tujuan bikin mantan kamu nyesel. Tips kayak gitu basi banget, ngotorin hati aja sih. 
Tampil sebaik mungkin aja kayak mau ke kondangan temen, karena memang menghargai yang ngundang lepas dari dia mantan atau bukan. Percaya deh, orang mau nikah tuh ujiannya udah buannyakkkk, 
kita ga perlu jadi ujian tambahan dengan mencoba jadi pemandangan mengesankan atau mengembalikan kenangan. Itu sudah jadi tugas setan, kita ga perlu ambil bagian.
Lagian, ya kalo kita bakal lebih cakep dari pasangannya? Kalo gak? Kan usaha kita sia - sia belaka. Huuuahahahahaha *ketawa setan.
2. Kalo ini beneran nih pernah baca di sebuah artikel bagus, tapi lupa sumbernya. Katanya, justru jangan bawa temen kencan kalo emang ga punya pasangan. Bawalah teman berjenis kelamin sama dengan kita. 
Kenapa? Karena kalo kita maksain diri bawa seorang lawan jenis dengan tujuan biar kita ga keliatan jomblo di depan mantan, percayalah, kita justru menyedihkan. Pede aja kali, bareng temen atau sahabat, kita ga perlu ‘terlihat’ punya hidup sempurna. Sewajarnya, sepatutnya, karena itu tanda bahwa kita sudah rela. 
3. Beri sebaik - baiknya kado. 
Barusan habis baca tips ke kondangan mantan, masa ada yang kasih saran untuk ngado barang kenangan? Sekali lagi, ujian orang akan menikah itu banyak bro sis, kita ga usah ambil bagian untuk merusak kebahagiaan orang. 
Beri sebaik - baiknya kado dan yang kira - kira dibutuhkan. Peralatan rumah tangga kek, peralatan ibadah, atau sejenisnya. Sprei juga ide bagus untuk kado, kalo butuh sprei buat kado, bisa hubungin gw ya, nyokap gw produksi sprei dan mukena sendiri. *loh, promosi.
4. Berdoa supaya diri sendiri dikuatkan
Karena beberapa orang mungkin masih sulit move on dari mantan, banyak - banyak berdoa untuk dibuat ridho dan dilembutkan hatinya supaya mampu merelakan. 
Percaya deh, suatu hari, kita bakal nemu kok hikmahnya kenapa ga jadi jodoh sama mantan 1, mantan 2, dst. Kita bakal nemu hikmah kenapa pada akhirnya kita dibiarkan sendiri lama, atau dikasih jodohnya orang lain. Kalo udah nemu hikmah ini, insyaa Allah kita bakal bisa move on dengan lapang hati.
*dari Dini, yang pernah ditinggal mantan nikah tapi ga diundang. 
369 notes · View notes