Text
Memahami Birthplan

Masih membahas terkait notulensi “Plannying your birthplan back to Al-Qur’an and Sunnah” kali ini terkait Memahami Birthplan dari seorang dokter obgyn (kandungan)
Narasumber : dr. Hilman Sp.OG
Waktu : 13.30 – 14.30 WIB
Masa persalinan normal manusia itu ada di usia 37-42 minggu, pada usia ini bayi sudah bisa lahir karena organnya sudah sempurna. Biasanya HPL (Hari Perkiraan Lahir) itu ada di usia 40 minggu. Namun pada kenyataannya bisa bayi bisa lahir maju 2 minggu, atau mundur 2 minggu. JIka ternyata sampai 42 minggu belum lahir juga, maka harus segera diperiksakan ke tenaga kesehatan karena terlalu lama di dalam juga tidak baik.
Selama masa kehamilan itu akan ada banyak perubahan pada ibu dan bayi:
Berat badan ibu bertambah.
Jumlah darah bertambah, kurang lebih 40% pada ibu hamil selama kehamilan.
Bayi akan terus tumbuh dan akan ada perubahan pada berat badan bayi, posisi bayi, yang man hal ini akan mempengaruhi pada persalinan nantinya.
Apa persalinan normal itu?
Persalinan normal pervaginam : yaitu persalinan yang terjadi melalui jalan lahir tanpa atau dengan pemberian induksi (obat perangsang mules) dan tanpa alat bantuan (forceps dan vakum).
Persalinan spontan pervaginam : yaitu persalinan yang terjadi melalui jalan lahir TANPA ADANYA INTERVENSI APAPUN dan hanya berasal dari kontraksi rahim ibu dan meneran ibu.
Persalinan normal menurut WHO : berlangsung secara spontan (mules secara alami,, risiko rendah (tidak ada penyakit baik medis: diabetes, asma, hipertensi dll) sejak awal persalinan dan seterusnya sehingga lahir bayi. Bayi lahir secara spontan pada posisi belakang kepala dengan usia kehamilan 37-42 minggu.
Posisi kepala lahir itu ada yg tengadah, normalnya saat lahir itu kepala bayi posisinya menunduk jadi diameternya kecil dan mudah keluar dari jalan lahir. Sedangkan saat posisi kepala bayi tengadah maka biasanya itu pembukaannya akan terjadi lebih lama. Jika lahirnya kurang dari 37 minggu maka ini disebut prematur dan akan ada perbedaan perawatan terhadap bayinya.
Persalinan dan kehamilan merupakan dua hal yang terkait, keberhasilan persalinan juga sangat tergantung keberhasilan selama proses kehamilan. Jadi selama proses kehamilan itu akan sangat berpengaruh terhadap proses persalinan berlangsung.
Nahhh untuk perencanaan persalinan ini sebaiknya sudah dimulai sejak pemeriksaan kehamilan. Birth plan itu tidak dibuat saat mau melahirkan saja, tapi dari awal periksa.
Persalinan terbagi dari 3 tahap, yaitu:
Kala 1 : sejak mules muncul dengan frekuensi 2-3x dalam 10 menit, dari pembukaan 1-10 (lengkap). Saat kala 1 tenaga kesehatan pun hanya memantau saja, namun ibu yang berperan banyak bersama pendamping persalinan untuk manajemen nyerinya. Hati-hati, saat pembukaan belum lengkap ibu TIDAK BOLEH MENGEDAN karena hanya akan membuat serviks (jalan lahir) jadi menebal dan menyulitkan persalinan. Saat tahap ini jangan lupa makan dan minum supaya fisik ibu tetap terjaga hingga nanti kala 2 tiba.
Kala 2 : ketika pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Saat di kala 2 ini ibu BOLEH MENGEDAN, . Di sini tenaga kesehatan berperan untuk membantu ibu melahirkan, namun tetap ibu yang lebih banyak berperan saat mengedan.
Kala 3 : setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir ibu tidak perlu mengedan, dokter/ bidan pun hanya memantau. Bidan dan dokter sangat berperan dalam membantu lahirnya plasenta.
Faktor yang mempengaruhi persalinan:
Kekuatan persalinan (power), terdiri dari kontraksi rahim dan tenaga meneran ibu. Kontraksi rahim tidak kuat otomatis persalinan akan macet/ perlambatan. Meneran ibu terutama yang melahirkan anak pertama biasanya akan merasa masih kuat di kala 1, tapi tiba-tiba habis tenaga saat belum pembukaan lengkap sehingga ujungnya akan meminta sesar. Padahal persalinan anak pertama itu akan menentukan proses bersalin anak kedua, ketiga, dst.
Bayi dengan kondisinya (passenger): berat badan bayi, posisi bayi, letak bayi.
(a) Posisi bayi : misal letak lintang, kepala miring, dsb. Otomatis persalinan tidak akan berjalan dengan baik karena bayi tidak akan bisa lewat. Contoh kita buka pintu , pintunya kecil, didorong orang yg gemuk buat keluar tapi tetap tidak bisa karena kegemukan tsb. Artinya harus mengoptimalkan BB bayi yg tidak terlalu besar (hindari makan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi gula).
(b) Kekuatan bayi: ada kondisi bayi tidak cukup kuat, di mana bayinya gawat janin/ distres yaitu kondisinya kekurangan oksigen ditandai dengan DJJ (detak jantung janin) kurang dari normal sehingga hal ini tidak bisa dipaksakan lahir normal karena harus cepat dan harus dirujuk oprasi sesar.
© Jalan lahir : luas jalan lahir yg dapat mengakomodasi keluar bayi. Hati-hati pada wanita dengan tinggi badan < 145 cm, ada kecurigaan bahwa pinggulnya kecil. Definisi pinggul kecil sangat bergantung dari ukuran bayi. Kalo berat bayi 2,5 kg kita diperiksa pinggulnya kecil maka tidak bisa normal. Tapi kalo bb bayi kecil dan pinggul kecil ya itu baru bisa normal. Masalahnya bb minimal untuk ukuran 9 bulan adalah 2,5 kg, kurang dari itu adalah berat bayi rendah.
Jadi proses persalinan adalah penyesuaian bayi terhadap jalan lahir ibu. Jadi sebenarnya seninya bersalin itu tergantung berat badan bayi, tapi jalan lahir kan segitu segitu aja dikasih dari Allah jadi kita harus mengatur BB bayi supaya tidak terlalu besar.
Proses bersalin
Mulai dengan adanya mules. Mules akan menekan kepala bayi ke jalan lahir sehingga membuat serviks dilatasi/ pembukaan. Tanda persalinan itu akan diawali dengan keluar lendir campur darah.
Peran panggul sangat penting sekali, dia akan membuka terus. kalo diperhatikan bahwa jalan lahir ternyata tidak seperti jalan tol mulus, tapi bayi itu keluarnya itu berbelok-belok karena pada dasarnya jalan lahir ibu itu bentuknya tidak lingkaran seperti kepala bayi tapi sedikit lonjong sehingga proses bersalin itu seninya si bayi mengikuti bentuk jalan lahir si ibu.
Faktor yang menyebabkan persalinan normal tidak mungkin dilakukan, jika:
Faktor ibu: Panggul sempit, hipertensi, gangguan jantung, tiroid, hal-hal yang menyebabkan ibu tidak boleh meneran (seperti mata minus >7 yang retinanya tipis, jika retinanya tebal biasanya masih diperbolahkan melahirkan dengan proses normal), bekas operasi sesar 2x atau lebih (jika sesar sebelumnya dikarenakan alasan menetap: pinggul sempit, tapi kalo penyebabnya tidak menetap: bayi melintang, plasenta menutup jalan lahir hal ini msih ada peluang melahirkan normal) penelitian membuktikan 80% wanita yang sebelumnya sesar berhasil untuk melahirkan normal.
Faktor janin: bayi besar, letak lintang/ letak kaki.
Faktor plasenta (ari-ari): plasenta menutupi jalan lahir. Jika plasenta menutupi jalan lahir maka sudah dipastikan tidak bisa lahir normal. Plasenta ibarat akar pohon karena akan memberikan makan pada bayi. Kalo dipaksakan lahir lewat bawah maka plasenta akan lahir duluan, lalu bayi akan dapat makan dari mana? Jadi tidak bisa, harus bayi yang lahir duluan. Hal ini termasuk birth plan juga, jika plasenta sudah letak di bawah maka sudah dipastikan birth plannya tidak bisa lahiran normal. Lalu tidak boleh berhubungan dengan suami juga karena bahaya perdarahan.
Persalinan Normal:
kala 1 dibagi 2 : ada fase laten (butuh 8 jam dari pembukaan 1-4, ini untuk anak pertama untuk anak kedua biasanya lebih cepat) dan masuk ke fase aktif (pembukaan 4 – lengkap) biasanya butuh waktu sekitar 6 jam. Hanya saja harus diperhatikan, pada awal persalinan akan berjalan lambat, kemudian masuk ke pembukaan 4 setelah itu dia akan naik semakin cepat, lalu pembukaan 8 biasanya akan mengalami perlambatan makanya kadang2 udah pembukaan 8 lama banget ga lengkap2 itu karena perlambatan ini.
Artinya intervensi medis bisa terjadi dalam proses ini. Ini gambaran persalinan secara normal: tapi ketika pembukaan sudah 12 jam ga maju-maju maka harus dilakukan intervensi, birth plan yang udah dibuat harus ada perubahan. Jika di birth plan gamau diinduksi karena akan terasa lebih sakit maka harus mau berubah karena ini sudah lewat dari waktu seharusnya. Makanya birth plan itu bisa saja dalam perjalanan harus berubah sesuai dengan kondisi kemajuan persalinan.
Setelah 14 jam pembukaan lengkap, maka anak pertama harus udah lahir dalam waktu 2 jam. Kalau anak ke 2 dan 3 biasanya 1 jam lahirnya. Jika lebih dari itu maka barulah harus ada bantuan alat seperti vakum atau forceps. Bayi tidak boleh terlalu lama berada di dalam panggul, karena nanti akibatnya kepala bayi menekan panggul nanti jantung bayi akan kekurangan oksigen. Maka dari itu persalinan buatan/ persalinan dengan bantuan forceps atau vakum harus dilakukan.
Proses persalinan adalah senantiasa dinamis dan senantiasa berubah. Kemudian persalinan juga butuh pengawasan dan antisipasi komplikasi. Kalo ada birth plan yang menyatakan tidak mau pemeriksaan dalam dalam justru hal ini salah, pemeriksaan dalam juga ada indikasinya yaitu setiap 4 jam sekali.
Prosedur tindakan medis hanya dilakukan atas indikasi dalam upaya menyelamatkan jiwa ataupun mencegah komplikasi. Contohnya: jika bayi sudah lama didasar panggul namun belum bisa keluar maka contohnya bisa harus di epis/ digunting jalan lahirnya karena supaya tidak terlalu lama.
Bagaimana menekan risiko kegagalan persalinan normal?
“Kontrol kehamilan yang adekuat, baik kuantitas maupun kualitas”
Kontrol kehamilan, secara Depkes menyarankan kontrol persalinan itu sebenernya ga banyak. minimal 4x yaitu: 1x trimester 1, 1x trimester 2, 2x trimester 3. Kemudian secara WHO USG itu hanya 1x saja di trimester 2 dilakukan. Karena perlu dipahami bahwa hal ini supaya bisa dilakukan disemua tempat/ wilayah.
Kalo ibu-ibu periksa kehamilan wajib bagi ibu untuk periksa BB, tekanan darah (tensi), Tinggi fundus uteri (TFU), ini yang penting setiap kali kontrol ke tenaga kesehatan. Kemudian konsumsi tablet FE. Imunisasi TT (ini kalo ada rencana lahiran di paraji/ yang kesterilannya belum seperti Rumah Sakit).
“komunikasi dengan petugas kesehatan untuk rencana persalinan dimulai sedini mungkin”
Indikasi operasi sesar
Sesar primer : dari awal saat hamil belum ada mules dsb sudah direncanakan operasi sesar jika pada kondisi letak bayi melintang, panggul sempit, plasenta menutupi jalan lahir, kondisi medis ibu.
Sesar sekunder : operasi yang dilakukan ketika ibu dalam proses persalinan (misal: sudah 24 jam bayi ga lahir-lahir, sudah lebih dari 2 jam kepala bayi ga mau turun, ketubannya sudah hijau artinya bayi sudah stres, dicek bunyi jantung bayinya kalo stres keliatan nanti jadi lebih lambat).
Asuhan persalinan normal
Di WHO sudah ada hal ini yaitu mengacu pada asuhan kebidanan yang bersifat normal, ada SOP nya.
Asuhan sayang ibu dan bayi
Asuhan yang menghargai kebudayaan, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. Bahkan segala bentuk aktivitas tradisional yang terkadang aneh menurut medis tetap diperbolehkan dilakukan asal tidak membahayakan ibu dan bayi. Dalam persalinan harus terjadi kerjasama semua pihak mulai dari tenaga kesehatan, klien, dan pendamping persalinan seperti suami.
Hal-hal dalam perencanaan persalinan:
Pendamping persalinan.
Kalo bisa jangan hanya ada suami saja, tapi ada anggota keluarga lain/ kerabat juga.
Persalinan adalah suatu proses.
Contoh: saya akan lahir di RS besar, di sana ada bank darah jadi pasien ga takut ada pendarahan. Nah ternyata ada kondisi di mana darah sedang kosong, jadi harus ada keluarga yang sama golongan darahnya dan dipersiapkan sudah di briefing dari jauh hari jika ada apa-apa maka anggota keluarga lah yang akan menolong terlebih dahulu.
Persiapan biaya.
Sejak awal positif hamil sebisa mungkin langsung nabung untuk lahiran, persiapakan rencana seburuk mungkin seperti operasi sehingga menyiapkan uang lebih banyak.
Kesiapan menghadapi komunikasi
Keputusan saat melahirkan itu ada di suami, jangan asal menolak tindakan-tindakan tapi harus ada alasan yang jelas. Misal seperti menolak imunisasi, menolak vitamin K (padahal bermanfaat untuk mencegah perdarahan), salep mata, yang katanya jika dilakukan pada bayi sejak setelah melahirkan maka bayi jd dapet intervensi medis terlalu banyak takut stres. Bayi itu pastri stres saat lahir, salah satu hal yg bisa mengurangi stres bayi saat baru lahir adalah IMD (inisiasi menyusui dini) menyimpan bayi di dada ibu untuk mencari puting, sambil menghangatkan badan, dan hal tsb akan memberikan kenyamanan serta kehangatan yang dilakukan sekitar 1 jam.
Pemotongan tali pusat dipotong nanti, adanya dalam APN (Asuhan Persalinan Normal) yaitu hanyalah penundaan pemotongan tali pusat yaitu selama 30-60 detik ini bisa meningkatkan Hemoglobin bayi. Ada juga bayi yang kurang sehat harus segera dipotong segera. Jadi informasi harus tepat dan jelas, dapet informasi orang tua dari mana? Apakah dari google atau dari tenaga kesehatan.
Kenali faktor yang dapat menghambat mendapatkan pertolongan persalinan (lalulintas, libur panjang, cuaca).
Sang dokter pernah dapat rujukan pasien dari Rancaekek yang banjir dan macet dan tidak tertolong, nah sudah tau kalo lokasi jauh harus diperhitungkan waktunya, atau lebih baik tinggal di rumah saudara yang dekat dengan lokasi tempat bersalin sehingga tidak terlalu jauh nanti jaraknya
Selalu sediakan pilihan kedua bahkan ketiga, sebagai alternatif.
Kalo sudah berencana di bidan 1, kalo penuh udah tau mau ke bidan 2, atau jika dirujuk ke RS mana sudah tau dan punya rencana.
Pelajari kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam memberikan pertolongan persalinan.
Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan persalinan normal?
(1) Kekuatan persalinan (power)
Mempersiapkan fisik dan psikis ibu. Orang hamil itu HARUS BANYAK AKTIVITAS. Banyak aktivitas bisa melenturkan organ panggul sehingga bisa memudahkan saat bayi keluar dari jalan lahir. Jangan banyak tidur-tiduran di sofa atau leyeh-leyeh, ibu hamil itu bukan orang sakit, tapi justru harus selalu banyak gerak
(2) Mempersiapkan bayi dengan kondisinya (passanger)
Pemeriksaan rutin selama kehamilan. Misal: bayi sudah 3 kg tapi masih 8 bulan, nah artinya berat badan bayi tidak boleh lebih besar lagi dan ibu harus diet.
(3) Persiapkan jalan lahir (passage)
Melalui latihan yang teratur dan aktivitas yang terukur. Contoh seperti pijat perineum bisa dilakukan setelah usia 36 weeks dibantu oleh suami, sekali pijat 1 hari 1x sekitar 5 menit, lalu kompres perineum dengan air hangat (perineum itu space antara vagina dan anus). Penelitian menyebutkan pijat perineum bisa mengurangi robekan derajat tiga (yaitu robekan hingga anus). Cek pijat perineum bisa di yutub.
Ibu harus mau menghadapi rasa sakit, kareana bahaya juga kalo ga timbul sakit nanti banyak ibu yang ketagihan melahirkan. Pemberian obat anestesi (anti nyeri) selama proses persalinan dapat meningkatkan risiko sesar tapi signifikan dapat pembukaan lebih lama dan meningkatkan untuk persalinan dengan bantuan alat seperti vakum.
Kesimpulannya adalah
Perencanaan persalinan dilakukan sedini mungkin selama kehamilan.
Komunikasi yang baik melalui pemeriksaan kehamilan yang berkualitas menghasilkan rencana perslainan yang matang.
Persalinan aman dan nyaman harus diupayakan tanpa melupakan hakikat persalinan merupakan sebuah proses dinamis (jadi ibu mau menginginkan birth plan seperti ini itu, tapi ingat di tengah jalan kemungkinan rencana berubah juga sangat mungkin sekali, harus fleksibel).
Asuhan persalinan normal merupakan metode persalinan yang menjadi standar persalinan normal di Indonesia.
Bandung, 10 Januari 2018
Notulensi workshop oleh @yulialatifah
61 notes
·
View notes
Text
Persalinan Maryam “Memetik Hikmah Kisah Maryam, Melahirkan Keshalehan”

Narasumber : Bidan Mugi Rahayu, Amd.Keb., S.Fil., MPH
Tanggal Workshop : 6 Januari 2018
Tempat : Hotel Malaka Bandung
Waktu : 09.00-11.00 WIB
Latar belakang Bidan Mugi menjadi seorang Bidan.
Bidan Mugi adalah seorang founder Persalinan Maryam, beliau adalah Bidan yang dulunya menempuh pendidikan Kebidanan di Stikes Aisyiyah Yogyakarta saat usianya 27 tahun. Sebelumnya beliau menempuh pendidikan kebidanan, ternyata beliau sempat menganyam pendidikan S1 Filsafat di UGM. Setelah lulus dari UGM beliau melanjutkan kuliah di Kebidanan. Hal ini berangkat dari keinginan ibunya yang sangat ingin memiliki anak perempuan yang bisa menjadi seorang penolong perempuan ( hal ini karena pengalaman 2 kehamilan sebelumnya, Ibunya Bidan Mugi harus mengalami keguguran, barulah saat kehamilan ke-3 yaitu saat mengandung Bidan Mugi Ibunya bisa memiliki anak dan berharap jika anaknya perempuan untuk bisa menjadi penolong perempuan karena merasakan rasanya banyak kesulitan saat proses hamil dan melahirkan waktu itu) + suami juga yang saya nikahi saat semester 5 kuliah di mana beliau kebetulan bekerja di Rumah Sakit memiliki keinginan untuk memiliki istri Bidan maka cocoklah keinginan ibu dan suaminya tsb sehingga Bidan Mugi pun mencoba untuk berkuliah di Kebidanan dan bergelut di dunia kebidanan selama 7 tahun.
Doa ibu hamil itu sangat diijabah oleh Allah SWT, maka mintalah yang baik-baik jika sedang hamil. Ibunya Bidan Mugi pun begitu.

Latar Belakang Persalinan Maryam dilakukan ada 3, yaitu:
(1) Panduannya adalah Al-Qur’an yang sempurna, terjaga, dan lengkap.
“Yakin ga dia terjaga? Yakin”.
“Lengkap ga? Lengkap”.
“Sempurna? Ya”.
“Sudah digunakan belum oleh kita? Belum”.
Nah hal ini yang jadi tantangan Bidan Mugi sebagai Bidan masa kini untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan dalam melakukan tindakan-tindakan menolong persalinan. Harusnya jika Al-Qur’an sempurna maka jadikanlah sumber dan kembalikan kepada Al-Qur’an jika ada masalah apapun. Manusiapun jika ada masalah apapun cobalah buka secara acak Al-Qur’an, pasti nanti akan menemukan sesuatu yang merupakan petunjuk bagi kita.
(2) Indonesia Muslim Terbesar
Ini adalah ladang dakwah dan ladang amal terbesar, muslim terbesar adalah modal terbesar kita dan seharusnya jika semuanya kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah mungkin akan tenang dan rahmatan lil alamin nanti akan terjadi. Jika Allah sudah menetapkan suatu kodrat maka terimalah. Kodrat perempuan spt: hamil, melahirkan, menyusui., dll Dikatakan jika ada laki2/ perempuan yg menolak kodratnya maka di dunia ini bisa terjadi kerusakan.
Kerusakan tsb terjadi karena ulah tangan manusia sendiri. Contohnya seperti menolak melahirkan normal. Apakah ada perempuan seperti ini? Adaaa!! seperti takut sakit, takut mati, takut tidak ditemani suami saat melahirkan, dan takut lainnya. Hal ini boleh ga? Tidak boleeh karena seharusnya ada ikhtiar terlebih dahulu untuk bisa bersalin normal.
Contoh lainnya lagi adalah wanita takut untuk menyusui karena takut sakit, takut kendor, dsb. Hal ini tentunya tidak boleh karena termasuk menolak kodrat sebagai perempuan yang seharusnya menyusui sang anak.
(3) Persalinan itu fisiologis
Persalinan Maryam adalah dasar persalinan fisiologis/ alami. Maryam tidak di epis (gunting), tidak di induksi, tidak di sesar bahkan melahirkan sendiri. Intervensi medis boleh dilakukan jika dalam keadaan darurat. Manusia boleh merencanakan birth plannya, namun tetap harus punya adab dalam menyampaikan rencana persalinannya. Kita harus percaya bahwa dokter/ tenaga medis memiliki ilmu yang memumpuni dalam memberikan saran saat kita menyampaikan rencana persalinan kita.
Belajar dari Maryam, tujuan kita dari kehamilan & persalinan yaitu:
(1) Selamat di dunia & akhirat
Ini yg harus kita perhatikan. Di dunia menjadi orang shalih dan shalihah untuk diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Ibu yang shalihah maka akan menjadikan keluarga yang shalih shalihah juga. Menjadikan anak yangshalih dan shalihah itu tidak mudah, harus berasal dari orang tuanya terlebih dahulu. Usahakan suami ikut dalam proses kehamilan dan melahirkan karena akan berpengaruh terhadap bonding Ayah terhadap anaknya kelak.
Ada cerita saat Bidan Mugi membantu persalinan, kemudian sang Ayah langsung sujud syukur kemudian menangis. Hal ini membuat Bidan Mugi merinding. Saat bayinya lahir kemudian IMD (inisiasi menyusui dini), ayahnya sangat meriah menyambut anaknya. Hal ini dikarenakan sejak kehamilan, sang Ayah selalu mengajak mengobrol sang bayi di perut dan merasa sudah berkomunikasi sejak lama dan saat sudah muncul ke dunia sang Ayah sangat terharu. Proses kehamilan sampai persalinan selain ruang belajar untuk sang ibu juga tentunya adalah ruang belajar bagi sang Ayah.
(2) Tentang hijrah dan menjaga diri dan janin
Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. (QS. Maryam 19 : 22)
Dalam (QS. Maryam 19 : 22) menceritakan bahwa Maryam Hijrah untuk menjaga diri dan janinnya. Hal ini harus Maryam lakukan karena jika tidak hijrah maka akan membahayakan diri dan janinnya, masyarakat saat itu menghujat Maryam karena beliau hamil tanpa ada laki-laki yang diketahui siapa Ayah dari sang Bayi. Maryam pun tidak bisa menjawabnya karena kehamilan tersebut merupakan pemberian Allah SWT langsung.
Hal ini menggambarkan bahwa dalam kondisi saat ini ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang cukup kondusif seperti: keluarganya, masyarakatnya, dan juga tenaga kesehatannya. Ibu hamil perlu mengusahakan lingkungan yang baik untuk calon anaknya kelak yang merupakan calon seorang pemimpin masa depan, dan hal ini juga adalah tugas sang Ayah dalam mengusahakan lingkungan tersebut. Lingkungan yang mendukung juga pada zaman sekarang bisa dengan mencari ilmu sebagai bekal, olahraga dan berkumpul dengan orang-orang shaleh/shalehah sehingga dapat menjadi syari’at untuk membantu kepercayaan diri calon ibu.
(3) Tentang sakit, syukur, dan posisi.
Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.” (QS. Maryam 19: 23)
Tentang rasa sakit. Apakah Maryam merasakan rasa sakit? YA tentu, Maryam merasakan rasa sakit yang membuatnya hampir putus asa, bahkan sudah mengatakan lebih baik mati daripada merasakan rasa sakitnya ini. Padahal Maryam adalah salah satu dari empat perempuan yg dijamin Allah masuk surga, namun beliau juga ternyata merasakan sakit saat melahirkan layaknya perempuan. Lalu kita yang perempuan bukan siapa-siapa, kalo menolak rasa sakit itu padahal dibalik rasa sakit itu Allah menurunkan ampunan. Kalo kita menolak, betapa meruginya kita menolak rasa sakit tersebut, justru kita harus beryukur, kita harus terima, karena ada nikmat didalamnya. Ya walaupun sulit menahan rasa sakit namun harus ingat dengan adanya ampunan dari Allah SWT ini.
Rasa sakit akan membuat perubahan momen pada seorang perempuan, pada saat hamil dan melahirkan inilah momen yang paling banyak diijabah doanya oleh Allah SWT. Kalo dari sisi Allah meninggal saat melahirkan itu ya mati syahid. Jadi jangan takut kita menghadapi rasa sakit! proses hamil ini hanya sebentar, tapi melahirkan itu sampe 9 bulan, dan proses membesarkannya itu seumur hidup dan seumur hidup pula ladang amal seorang perempuan untuk menggapai Surga Nya.
Siapa kita dibandingkan Maryam? Bukan siapa-siapa!. Maka syukurilah rasa sakit yang ada karena adanya ampunan tadi dari Allah swt. Kehamilan, persalinan, menyusui, semuanya serahkan kepada Allah swt karena beliau lah yang akan menolong kita kelak.
Posisi Maryam saat melahirkan yaitu bersandar ke pohon kurma dan setengah duduk. Berdirikah? Tidak. Bidan Mugi menganjurkan tidak memilih posisi berdiri saat melahirkan karena lebih banyak mudorotnya daripada manfaatnya. Mudorotnya gimana? Saat melahirkan itu posisinya jangan harus enak di pasien saja tapi juga harus sama-sama enak dari segi posisi tenaga kesehatan yang menolong. Jika dalam posisi berdiri, maka cara untuk tenaga kesehatan observasi akan menjadi sulit dan jika air ketubannya pecah ya bisa langsung habis mrebes ke bawah. Jadi dianjurkan untuk posisi setengah duduk, bisa sambil bersandar/ sambil istirahat.
(4) Tempat yang rendah, kabar baik
Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, “Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” (QS. Maryam 19: 24)
Ini tentang pendamping persalinan yaitu Bidan/ dokter/ suami. Terutama untuk VBAC (melahirkan normal setelah riwayat sebelumnya operasi sesar) Bidan Mugi menekankan bahwa sang istri harus mendapatkan izin dari sang suami. Saat melahirkan, ibu yang sedang berproses fokus melahirkan tentunya tidak akan bisa memutuskan keputusan, maka suamilah yg nantinya akan memberikan keputusan jika ada apa-apa. Sang tenaga kesehatan pun harus membantu proses melahirkan dengan tetap mengembalikan segalanya kepada Allah SWT tetap rendah diri.
Bidan Mugi pernah mendapatkan kasus istri yang sangat-sangat manut terhadap suami, padahal pembukannya sangat lamaaa sekali prosesnya. Ibunya sudah lemas, tapi dia malah semakin manut sama suaminya. BIdan Mugi pun menganjurkan untuk dirujuk karena pembukaan lambat. Namun suaminya tetap yakin untuk tetap di sini lalu memberikan motivasi kepada istrinya, dan istrinya malah semakin manut. Ketaatan pada suami ini ternyata membantu sang istri untuk bisa bertahan dan memudahkan persalinannya. Ini adalah contoh ketaatan kepada suami yang akhirnya Allah SWT ijabah dalam bentuk kemudahan.
Ketaatan kepada ibu. Seorang perempuan saat melahirkan akan menjadi ibu. Doa ibu adalah doa yang sangat mujarab. Bidan Mugi juga pernah ada kasus di mana seorang perempuan akan melahirkan di usia 35 minggu, sudah kontraksi luar biasa namun karena prematur jadi beliau merujuk ke RS. Ternyata saat 36 minggu beliau datang lagi dengan sakit yang sama, jadi saat dirujuk ke RS ternyata hanya kontraksi luar biasa yang berlangsung selama empat hari namun tiba2 hilang. Sehingga beliau bilang saat usia kehamilan 37 minggu silahkan datang lagi dan diperiksa pembukaan ternyata baru membuka sangat sedikit sekali.
Ternyata saat proses melahirkan tersebut, terlihat sang anak sangat berprilaku tidak sopan kepada ibunya. Akhirnya Bidan Mugi menyuruh anak tsb meminta maaf kepada ibunya, karena jika tidak mau minta maaf otomatis Bidan Mugi akan merujuknya ke RS karena hal simple tsb. Akhirnya si ibu anak tersebut malah yang memberikan maaf terlebih dahulu dan meminta Bidan Mugi untuk tetap menolongnya. Setelah hal ini dilakukan maka proses melahirkan pun bisa lancar dan lebih tenang.
Hal ini perlu menjadi pelajaran bahwa kita harus tetap patuh dan sayang terhadap orang tua kita, ada baiknya justru sebelum melahirkan kita meminta maaf terhadap orang tua kandung atau mertua kita, minta doa dan restu kepada mereka supaya persalinan ini dilancarkan.
Terkait kabar baik dan buruk maksudnya adalah jika tenaga kesehatan akan menyampaikan suatu kabar kepada pasien maka bagusnya tidak secara blak-blakan, namun akan lebih baik jika kabar baik ataupun kabar buruk itu disampaikan dengan cara yang baik kepada pasien ataupun keluarganya.
(5) Keyakinan sempurna, kurma
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (QS. Maryam 19: 25)
Tanpa keyakinan sempurna ibu tidak bisa melahirkan. Yakinlah! Harus yakin kepada Allah swt, bukan yakin kepada bidan, dokter, tatau kepada siapapun tapi kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah SWT bisa memberikan kita ketrampilan untuk melahirkan nanti dengan dibarengi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan.
Tentang kurma, kurma adalah multivitamin alami, dalam satu butir kurma mengandung 19 kandungan kebaikan. Penelitian tahun 2011, menunjukkan bahwa kurma dapat membantu mempercepat dilatasi serviks (pembukaan), mempersedikit jumlah perdarahan, mempermudah persalinan. Selain karena penelitian pun, kurma, minyak zaitun, madu, semuanya ada dalam Al-Qur’an sehingga kita harus meyakininya. Ini adalah makanan alami yang proses pengolahannya sedikit sekali campur tangan manusia.
Selain kurma, ibu hamil bisa jugaminumlah air campur madu saat bangun tidur, kemudian disertai 7 butir kurma selama waktu dhuha berlangsung, kemudian mengkonsumsi minyak zaitun juga akan membantu memperlancar persalinan. Namun untuk takaran/ dosis minyak zaitun ini masih butuh diteliti lagi (fyi kalo informasi dari Bidan Farida dari Amani Birth 2 sendok pagi hari dan 2 sendok sore hari).
(6) Makan dan minum, sedikit berbicara
Maka makan, minum, dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.” (QS. Maryam 19: 26)
Pada saat bersalin sang ibu harus disertai dengan makan dan minum supaya fisik ibu kuat. Lalu saat bersalin biasanya ibu bawaannya ingin berbicara terus, atau bahkan berteriak nah seharusnya sedikit berbicara saja seperti yang dilakukan Maryam yang sedikit berbicara. Selain untuk mengurangi tenaga untuk berbicara, maka alangkah baiknya juga ibu berbicara yang baik-baik saja. Contohnya pada saat IMD kuping bayi tentunya akan dekat sekali dengan mulut sang ibu. Jika bisa murojaah lakukanlah, atau sampaikanlah kalimat dan doa-doa yang baik dan bagus kepada bayi.
Selain makanan dan minuman, beberapa anjuran sunnah Rasulullah yang baik untuk ibu hamil, ada juga gerakan sholat yang menurut Bidan Mugi sujud yang tuma’ninah bermanfaat juga untuk maksimalisasi posisi janin terutama bagi yang berposisi sungsang (bokong janin berada di bagian bawah jalan lahir). Jadi ibu hamil tidak ada alasan untuk tidak sholat.
Selain itu gerakan ruku sangat membantu meredakan nyeri pinggang yang biasa dirasakan oleh ibu hamil terutama menjelang persalinan. Hal ini biasanya diakibatkan oleh posisi bayi yang mulai turun masuk ke panggul sehingga menyebabkan kekakuan otot pinggang dan ruas tulang belakang. Sehingga sholat menjadi jawaban yang sederhana untuk dapat membantu kelancarakan proses hamil dan bersalin. Juga menjadi jalan bagi kita untuk memohon pertolongan Yang Maha Pencipta agar memudahkan segalanya.
Kemudian disarankan ibu hamil untuk membuat form mutabaah harian yang bisa dilakukan oleh ibu hamil sehari-hari. Maksudnya adalah list aktivitas disertai kegiatan spitirualsupaya tetap mengingat Allah SWT, contohnya seperti di bawah ini:

(Dokumentasi Cek List Harian Kelas Bumil Cerdas, yang merupakan modifikasi dari Program Mutabaah Persalinan Maryam dan telah mendapatkan izin untuk diubah)
Kesimpulan,
“Jadi pada hakikatnya kehamilan dan persalinan adalah tugas mulia yang Allah SWT berikan kepada seorang ibu. Sehingga di dalamnya sebaiknya diisi dengan amalan-amalan sunnah dan keshalehan bukan hanya bagi sang ibu namun juga penolong persalinan. Segalanya dikembalikan sesuai apa yang Allah syariatkan. Mengambil dari kisah persalinan Maryam r.a , salah satu sunnah yang dapat diambil adalah konsumsi kurma selama hamil dan di dalam proses persalinan, minimal 7 butir/ hari. Selain itu Maryam r.a juga dikisahkan menjauhkan diri dari kaumnya menjelang proses persalinan yang dapat diartikan bahwa ibu sebaiknya mencari lingkungan yang mendukung secara psikis untuk kelancaran persalinannya. Untuk zaman sekarang, mencari ilmu sebagai bekal, olahraga, dan berkumpul dengan orang-orang shaleh dapat menjadi syariat untuk membantu kepercayaan diri calon ibu.” - kesimpulan dikutip dari IG @harkel_bandung
Bandung, 10 Januari 2018
Notulensi Workshop oleh @yulialatifah
246 notes
·
View notes
Text
Catatan Audio 13 - Prinsip Stimulasi Pralahir dalam Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan

0 notes
Text
Keberkahan teman adalah ketika kamu bersamanya, ibadahmu jadi semangat.
Keberkahan pekerjaan adalah ketika waktu untuk ibadahmu tidak terganggu.
Keberkahan rumah (tangga) adalah ketika orang-orang di dalamnya saling menyemangati dan berlomba dalam ibadah.
417 notes
·
View notes
Text
CATATAN SEKOLAH QURAN IBU HAMIL (SEQUMILO) BATCH 3
**
Pendidikan Janin dalam Kandungan Sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah - Series I (Bidan Iiv Hayyu)
Sabtu, 13 Maret 2021 (15.30 - 17.00 WIB)
**
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur..”
-QS An Nahl: 78-
Ayat tersebut merupakan salah satu modal dasar dalam pendidikan prenatal. Menegaskan konsep fungsi sam’ (indera pendengaran), abshar (indera penglihatan), dan af’idah (hati).
Lebih jauh, dalam surat al Mu’minun ayat 14 Allah menjelaskan bahwa masa kehamilan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap nuthfah, ‘alaqah, dan mudghah. Kondisi-kondisi yang dialami oleh ibu hamil perlu dipahami oleh pasangan suami-istri dan perlu dihadapi dengan ketakwaan kepada Allah.
Beberapa keistimewaan proses pendidikan fase kandungan diantaranya:
Otak janin masih mampu menampung banyak informasi
Mendidik janin lebih mudah, tidak ada penolakan, ibunya paling berpengaruh
Ketika fase janin adalah fase emas yang paling emas
*Hubungan biologis pun masuk dalam proses pendidikan.
Anak dalam kandungan sudah dapat dididik dengan alasan:
Periode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan (al-hayat).
Setelah berbentuk segumpal daging (mudghah) Allah SWT meniupkan ruh kepadanya. Ruh inilah yang menjadi titik mula dan sekaligus awal mula bergeraknya motor kehidupan psikis manusia.
Aspek penting bagi janin yaitu aspek agama yang sudah dibawa anak sejak lahir (fitrah). Sesuatu yang sudah siap untuk dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tuanya, melainkan sekadar memberikan stimulus yang diproses secara edukatif dalam kandungan melalui ibunya.
Dr. Baihaqi menjelaskan bahwa hakikat metode mendidik anak dalam kandungan adalah dengan cara sederhana, yaitu dengan memberikan stimulasi atau sensasi.
Rene Van de Car (Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital Bangkok) menyebutkan bahwa:
“Janin yang diberi stimulasi, maka lebih cepat mahir dalam membaca, menirukan suara, menyebut kata per kata, tersenyum spontan, tanggap terhadap musik dan mampu mengembangkan pola sosial yang lebih baik saat dewasa.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa janin yang sering dilakukan stimulus maka kapasitas kognitif, emosi, dan sosialnya akan jauh lebih baik daripada yang belum pernah dilakukan stimulus. Ketika hamil, perlu mem-breakdown materi-materi apa saja yang akan diajarkan kepada anak sesuai dengan visi misi pernikahan yang ingin dicapai, kelak anak akan dididik sebagai apa.
Beberapa contoh materi pendidikan janin diantaranya: tauhid, syahadat, asmaul husna, bacaan dan gerakan sholat, nama-nama nabi, sholawat nabi, huruf hijaiyyah, angka, dll. Disesuaikan dengan tujuan pengasuhan keluarga ingin ‘membentuk’ anak yang seperti apa di masa depan.
Otak janin yang sering dilakukan stimulasi lekukan pada otaknya akan semakin rumit, sehingga janin akan semakin jenius.
METODE PENDIDIKAN JANIN
Metode Doa
Dilakukan sepanjang proses kehamilan, terutama di usia <4 bulan. Doa telah ditegaskan dalam sebuah Hadist sebagai senjata bagi orang-orang yang beriman (ad-du’a shilaahul mu’minin). Para nabi dan orang-orang saleh terdahulu banyak melakukan metode doa, seperti Nabi Ibrahim. (QS. Ash- Shaffaat: 100, QS. al-Furqaan: 74), keluarga Imran ( QS.Ali Imran: 38), Nabi Zakariya ( QS. al-Anbiyaa’: 89, QS. Maryam: 5).
Metode Ibadah
Melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungannya, selain melatih kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah, juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh, dan berkembang menjadi dewasa.
Metode Membaca dan Menghafal
Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya.
Jika Ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang bacaannya hingga hafal betul.
Metode Dzikir
Ketenangan ibu akan memengaruhi tempramen anak. Dzikir secara umum berarti waspada dan ingat bahwa berstatus sebagai hamba Allah di mana setiap kegiatannya tiada lain adalah pengabdian diri kepada Allah semata dalam keseluruhan waktunya. Seorang ibu yang mengandung hendaknya selalu memasukkan kegiatan dzikir ini dalam agenda program pendidikan anak dalam kandungannya, sebagai upaya penjagaan dari tipu daya syaitan.
Metode Dialog/Komunikasi
Sampaikan dengan suara yang minimal bisa didengarkan oleh sang ibu. Indera yang paling bisa direspon adalah pendengar. Selama masa kehamilan, ibu perlu lebih banyak bicara, terutama dengan kalimat-kalimat positif. Dengan metode dialog diharapkan seluruh unsur anggota keluarga dapat dilibatkan untuk melakukan interaksi secara dialogis dengan anak dalam kandungan. Dalam usia 20 minggu sebaikanya intenskan komunikasi dengan ayah.
TEKNIK PENDIDIKAN JANIN
Teknik Audio. Memperdengarkan semua materi yang ingin disampaikan mulai usia 18 minggu. Bisa ditargetkan misalnya anak khatam mendengarkan al Quran minimal satu kali selama masa kehamilan.
Teknik Perabaan. Untuk mengajarkan huruf hijaiyah, huruf maupun angka, mulai usia 12 minggu, maksimal di usia 30 minggu. Usia di atas 30 minggu agar bisa fokus pada persiapan persalinan. Atas kuasa Allah, ketika ibu hamil mengajarkan dengan teknik perabaan maka pesan yang disampaikan saat perabaan akan disampikan melalui gelombang dalam perut melewati cairan ketuban dan sampailah kepada otak sebagai pesan yang diterima janin.
Pendidikan janin dalam kandungan dapat dimulai saat usia kandungan memasuki 18 minggu (untuk audio) karena saat itu indera pendengaran sudah berfungsi maksimal.
Waktu Mengajarkan Janin
Ibu dalam keadaan rileks
Ibu setelah selesai makan
Ibu lakukan tarik nafas panjang 3 kali sebelum mengajarkan
Ibu lalu lakukan baca bismillah
Ibu dalam lingkungan yang nyaman (kondusif)
Dapat dilakukan 3 kali sehari (lakukan dalam waktu yang tetap/rutin; bisa pagi, siang, dan menjelang tidur) dengan durasi kurang lebih 15 menit.
Mengajarkan Huruf Hijaiyyah
Pembukaan/pengantar (kenalkan siapa yang akan mengajarkan hari ini). Contoh: “Assalamu’alaykum Dek, ini Bunda, hari ini kita belajar huruf hijaiyah alif ya..”
Usapkan (agar tersampaikan secara maksumal) bentuk huruf sambil kita mengucapkan huruf tersebut. Contoh: “Ini huruf alif, Dek.”
Ulangi beberapa kali
Satu huruf 3 hari
Jika sudah lebih dari 1 huruf, maka lakukan murojaah setelah materi utama
Tambahkan audio lagu-lagu terkait huruf hijaiyah
Contoh Teknik Komunikasi Ibu Hamil dengan Bayi
Lakukan aktivitas ini ketika bunda dalam kondisi dan suasana terbaik
Siapkan mushaf dan duduklah sembari memegang perut, serta mulailah komunikasi dengan sang janin
Permulaan komunikasi: “Assalamu’alaykum sayangnya bunda, sehat terus yaa, Nak, di dalam perut bunda. Hari ini bunda ingin belajar bareng dengan adek tentang kitab al-Quran. Bunda akan membacakan tilawah al-Quran beserta artinya. Semoga dengan ini Allah meridhoi adek jadi anak yang shalih/shalihah, serta Allah mudahkan proses persalinan dengan lancar dan normal. Aamiin. Baik, kita mulai ya sayang..”
Proses: ketika membacakan al Quran. fokuslah dengan apa yang dibaca dengan tangan mengelus-elus bagian perut. Bacakan dengan suara yang orang lain bisa mendengarkannya.
Akhiri: setelah selesai, sampaikan kepada sang janin apakah target membaca al Quran hari ini sudah selesai atau belum. Jika sudah selesai, berikan apresiasi kepada sang janin dengan teknik sentuhan yang lebih sering dan kata-kata motivasi kepadanya. Jangan lupa berdoa kepada Allah, semoga proses ini diridhoi olehNya.
Mengajarkan Hafalan
Buat jadwal susunan surat tiap pekan
Baca atau setelkan surat pekan tersebut secara rutin (3 kali sehari), awali dengan menceritakan tentang nama surat, jumlah ayat, isi, dll.
Tilawah langsung oleh sang ibu lebih baik. Ketika dengan murottal maka pesan yang masuk adalah gelombang elektromagnetik.
Cara memfokuskan suara: ibu hamil bisa dengan menggunakan kertas yang keras atau funandoskop.
Surat pertama al-Fatihah selama satu pekan
Kuncinya adalah istimror (rutin)
Mengajarkan Sholat
Ajak sholat 5 kali sehari
Jelaskan tentang sholat, sambil praktikkan gerakannya
Buat jadwal hafalan bacaan sholat (iftitah, doa ruku’, doa sujud, doa i’tidal, doa antara dua sujud, doa tahhiyat)
Ulang bacaan tersebut selama sepekan
Setiap akan sholat, katakan kepada anak, “Nak, kita mau sholat subuh, di pagi hari..”
Contoh Pengajaran Kepada Janin
3 menit pertama hafalan surat
3 menit kedua huruf hijaiyyah (huruf hidup, fathah, dhomah, kasroh)
3 menit selanjutnya bacaan sholat (bisa diganti dengan materi asmaul husna, shalawat, cerita nabi, dll)
5 menit murojaah dan bermain
Ketika Sudah Lahir Dilakukan dengan Visualisasi
Mulai flashcard hijaiyyah (merah, kuning, biru) pada usia 2 bulan (mata anak pada usia ini sudah mulai fokus), warna kontras pada usia 4 bulan
Metode Glenn Doman dengan huruf hijaiyyah terlebih dahulu baru latin. Pada teori ini anak diajarkan bahasa, menayangkan 5 kartu dalam 1 minggu)
Buat jadwal murojaah murottal. Dilakukan pada saat bangun dan menjelang tidur karena pada waktu ini otak ada pada gelombang teta.
Manfaat Mendidik Anak dalam Kandungan
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari pendidikan pralahir yang diberikan kepada bayi, diantaranya bayi yang mendapat stimulasi sebelum lahir biasanya lebih penuh perhatian, terutama terhadap orang tua mereka dan lebih termotivasi untuk belajar. Hal ini karena selama berbulan-bulan sebelum bayi dilahirkan, bayi belajar mengenali pola-pola suara tertentu sebagai sesuatu yang berhubungan dengan perilakunya. Selain lebih memperhatikan, bayi yang mendapat stimulus sebelum lahir akan lebih cerdas dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat stimulus saat dalam kandungan (Ramayulis, 2008, 34)
_
Siti Nur Rosifah
**SEQUMILO adalah program pendidikan bagi ibu yang sedang hamil atau program hamil serta muslimah untuk bekal mempersiapkan kehamilan dan fase lainnya.
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu, padanya Allah mudahkan jalan menuju surga”.
(HR Muslim)
17 notes
·
View notes
Text
Wanita yang sangat giat belajar bahkan malamnya digunakan untuk belajar dengan sedikit tidur, bukan ingin mengalahkan laki-laki, tapi dia menyadari bahwa ada amanah untuk melahirkan generasi-generasi terbaik, maka untuk mencetak itu, harus dengan ilmu.
BarakaAllaahu fiikum
74 notes
·
View notes
Text



Setiap Ibu Berhak Memiliki Anak yang Sangat Mulia
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Dia tidak yatim. Tetapi ayahnya berangkat ke medan jihad fii sabiliLlah ketika ia masih dalam kandungan. Ayahnya terhalang untuk segera kembali ke Madinah. Tidak tanggung-tanggung. Bukan setahun, bukan dua tahun. Tetapi berpuluh tahun. Satu rentang waktu yang cukup untuk mengantarkan Rabi’ah Ar-Rayyi ibn Al-Farrukh tumbuh menjadi sosok manusia dewasa tanpa kehadiran seorang ayah. Meskipun ayahnya ghaib alias tidak hadir dalam proses tumbuh kembangnya (fatherless), Rabi’ah Ar-Rayyi ibn Al-Farrukh tumbuh menjadi pribadi yang sangat matang, kokoh dan memiliki ilmu sangat tinggi. Dialah ulama hadis terbaik di kalangan tabi’in. Di antara yang berguru kepadanya adalah Imam Malik, guru dari Imam Syafi’i.
Sebuah pelajaran, fatherless tidak menghalangi Rabi’ah Ar-Rayyi menjadi pribadi yang agung, sosok dermawan yang sangat berilmu. Single parent tetap memiliki hak untuk membesarkan anaknya menjadi pribadi yang hebat.
Berbeda dengan Rabi’ah Ar-Ra’yi ibn Al-Farrukh, pada generasi berikutnya kita menjumpai sosok yang juga ahli hadis. Ia digelari Amirul Mukminin fil Hadis disebabkan kepakarannya dalam bidang hadis yang tidak tertandingi oleh ulama manapun di muka bumi pada saat itu. Ia masih sempat bertemu ayahnya, memperoleh didikannya, tetapi ayahnya wafat di saat ia masih kecil. Selanjutnya ia dididik oleh ibunya hingga ia baligh dan bahkan sampai umur dewasa.
Ketika Sufyan Ats-Tsauri telah dewasa sedangkan ia masih menuntut ilmu, maka ibunya menyuruh menyuruh untuk terus mendalami ilmu hadis. Ibunya menyatakan akan membiayai sepenuhnya, padahal beliau termasuk orang yang sangat miskin. Ibunya memperoleh penghasilan dari upah memintal benang. Ini semua sekaligus menunjukkan bahwa membiayai mukallaf bukanlah kezaliman. Sungguh, sebaik-baik generasi adalah sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Dan Sufyan Ats-Tsauri termasuk yang terbaik dari generasi terbaik, yakni generasi tabi’ut tabi’in.
Ibunya berkata, “Wahai Sufyan anakku, belajarlah. Aku yang akan menanggungmu dengan usaha memintalku”.
“Anakku, jika engkau menulis 10 huruf, lihatlah! Apakah kau jumpai dalam dirimu bertambah rasa takutmu (kepada Allah), kelemah-lembutanmu, dan ketenanganmu? Jika tidak kau dapati hal itu, ketahuilah ilmu yang kau catat berakibat buruk bagimu. Ia tidak bermanfaat bagimu.”
Sekali lagi sebuah pelajaran bahwa setiap ibu berhak untuk memiliki anak yang hebat, bahkan paling hebat di antara orang-orang hebat, meskipun ia sendirian mendidik anaknya. Ia single parent. Pada saat yang sama ia adalah pelajaran bahwa setiap anak berhak untuk meraih kemuliaan yang besar dan derajat yang tinggi, meskipun hampir-hampir tidak merasakan kasih-sayang serta pendidikan dari ayahnya.
Apakah kehadiran ayah tidak penting? Sangat penting. Tetapi jika ayahnya sudah tiada, maka tidak perlu membuatkan patung ayah di rumah agar kehadirannya terasa nyata. Sebaliknya meskipun ayahnya hidup, tidak ghaib (ada tetapi tidak jelas dimana atau ada tetapi praktis tidak hadir dalam kehidupan anak), bahkan bisa lebih buruk manakala ayahnya bukan saja rusak. Lebih dari itu merusak.
***
Memenuhi permintaan pembaca di media sosial, saya tulis sekedar contoh sederhana mengenai orang-orang hebat yang tumbuh tanpa kehadiran ayah. Fatherless. Contoh lain? Masih sangat banyak; di masa itu hingga masa-masa berikutnya yang amat jauh.
© Ust Fauzil Adhim
1 note
·
View note
Text
Mertua dan menantu, hubungan unik yang sudah terlanjur banyak dilabeli hubungan yang banyak menimbulkan luka. Ah masa iya menantu harus selalu nggak akur sama mertua? Kita bahas yuk!
#menantu #mertua #marriedbydesign #freepik @freepik










107 notes
·
View notes
Text
“Hati yang mati adalah hati yang sudah tidak merasakan lagi sakitnya maksiat. Bahkan ia merasa senang dan berbangga dengan maksiat yang ia lakukan Sehingga ketika ia hendak akan berbuat ketaatan, hatinya terasa berat.”
— Faidah Kajian Ustadz Abu Yahya Badrusalam حَفِظَهُ اللهُ (part 2)
116 notes
·
View notes
Text
Bagaimana pun saya percaya pada kemampuan saya menjaga diri, saya tetap butuh penjagaan. Saya butuh merasa dilindungi, dibela dari prasangka dan tipu daya, ditenangkan dari gelisah yang sewaktu-waktu bisa terasa takpernah sudah.
257 notes
·
View notes
Text
Penyebab meninggal Suul khatimah adalah dosa-dosa rahasia. Penyebab meninggal Husnul khatimah adalah amalan-amalan rahasia.
Ust. Muhammad Nuzul Dzikri
155 notes
·
View notes
Text
Menggali Potensi Bakat dan Skill Pada Anak
(Seni Mengasuh anak tahap Thufulah 2-7)
بسم الله
Ustazuna Abu Salma Muhammad حفظه الله
Bakat akan memberikan peran pada anak untuk menjadi manusia / Khalifah dimuka bumi. Jika bakat tidak dicari tahu akan tenggelam.
Skill diperoleh dengan cara dilatih sehingga Allah akan memberikan karunia tersebut.
Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau menuliskan tentang ilmu parenting Islam. Didalam bukunya Pentingnya orang tua memahami bakat/potensi pada anak.
Orang tua, harus menyadari dan memahami bahwasanya ada pontesi pada anak. Jika orang tua memaksa yang tidak sesuai minat maka anak akan sulit menjalankan sesuatu itu dengan maksimal.
Jika anak anda memiliki penalaran dan pemahamannya yang baik, ini merupakan tanda ia siap menerima ilmu dan juga kesiapan dia untuk mencari ilmu.
Anak-anak yang seperti ini, lebih baik digerakkan pada bidang keilmuan akademisi.
Apabila ada kecenderungan untuk berdagang, produksi, cepat menghitung maka hendaknya anak dikokohkan dalam bidang perdagangan. setiap anak diciptakan sesuai tabiatnya
Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling mengerti untuk melihat bakat sahabat-sahabatnya. Zaid bin Tsabit menjadi sekretaris Rasulullah ﷺ pada usia belasan tahun yang sudah mampu mempelajari berbagai macam bahasa bahkan dengan mutqin (memahami secara verbal dan lisan).
Kemudian Rasulullah ﷺ melihat Abdurahman bin auf yang Ahli pada bidang pasar.
Sehingga dengan kepercayaan yang diberikan Rasulullah, skill dan bakat semakin bertambah.
Sebagian orang tua kesulitan memahami bakat dan minat sang anak.
Namun sang anak akan memiliki kecenderungan untuk memperoleh keahlian, dari sang ayah misal profesi ayah seorang guru, tukang, atau bahkan tukang bersih-bersih maka ia akan berusaha meraih keahlian tersebut dari ayahnya dengan cara taqlid (meniru). Ini merupakan momen yang baik ketika anak meniru orang tuanya dengan belajar dan bersih-bersih, tak mengapa meskipun nanti ketika besar bakat dari anak tidak mesti sama dengan orang tuanya. Dan begitu sebaliknya bila anaknya tidak mau mengikuti orang tuanya, maka tak mengapa.
Manusia pada umumnya jika bapak seorang dokter, dan orang tuapun memiliki keinginan mau dijadikan anaknya seorang dokter juga.
Syaikh Al-albani rahimahullah , seorang Ahli aqidah memiliki beberapa anak laki-laki namun beliau tidak memaksa anaknya untuk mengikuti dirinya menjadi ulama.
Orang tua tidak berkewajiban untuk menjadikan anak seperti mereka inginkan, namun orang tua tetap berusaha menjadikan anaknya orang yang sholeh. Yang senantiasa selalu mendoakan orang tuanya dalam lisan dan hatinya, itu lebih dari cukup. Adapun bonus lainnya, ia dapat memberikan manfaat untuk orang lain dengan skill dan bakat yang dimiliki.
Orang tua harus fokus mengajarkan anak kepada dinnyah (agama), maka dunia akan mengikuti. Karena dunia tidak ada harganya dibandingkan dengan kehidupan akhirat
Dunia dari kata "dana" sesuatu yang rendah, bahkan Rasulullah ﷺ pernah mengibaratkan dunia adalah sebagai bangkai anak kambing yang cacat.
Perpisahan yang abadi ketika salah satu keluarga ada yang disyurga dan nekara, Wallahu waliyyut taufiq. Didunia hanya perjumpaan sementara.
Bahwa sejatinya anak-anak sudah Allah karuniakan instrumen/alat kemampuan, ibarat pisau bermata dua bisa diarahkan pada kebaikan dan keburukan. Maka tugasnya orang tua membimbingnya.
Berusaha menggali dan fokuskan pada bakat lalu dikembangkan. Cara mengetahui Allah memberikan skill anak dengan berlatih, itupun perlu proses karena setiap anak berbeda ada yang cepat dan lambat.
🌷Fasilitas yang terbaik untuk anak adalah keberadaan dan kasih sayang dari orang tuanya.
Sesi tanya jawab
1. Apakah berdosa orang tua yang menitipkan anak hanya kepada sekolahnya?
Berdosa, termasuk pengabaian kepada anak, anak adalah amanah dari Allah. Tugas orang tua yang pertama mengajarkan anak tentang agamanya, artinya orang tua harus belajar "jangan sampai punya mindset, saya tidak punya ilmu dan baru hijrah, jangan putus asa yaa aba dan umma, ketika anda tau sudah hijrah maka berusaha untuk memperbaiki dan banyak belajar"
Adapun setelahnya kita boleh mencari mitra untuk anak dalam pendidikannya seperti sekolah jangan jadikan anak hanya sebagai transaksi antara sekolah dan orang tua.
--
2. Bagaimana jika anak sudah terpapar dengan bakat kaum liberal?
Bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, meminta maaf kepada anak serta menasehati anak dengan cara baik-baik. Kita perbaiki komunikasi dengan anak, sentuh hatinya lalu sentuh secara kognitif (akalnya).
Kemudian pelan-pelan untuk menarik/mengambil kembali darinya alat-alat yang tidak sesuai syariat.
Dalam hal aqidah, orang tua harus membangun imunitas hati anak dengan mengajarkan "aqidah yang benar". Nak.. jangan menyekutukan Allah, selalu merasa diawasi oleh Allah, diajarkan untuk mencintai ibadah ,dan mengajarkan amalan Ma'ruf nahi Mungkar, agar anak kita tidak menjadi orang yang pasif.
Misal, ada temannya yang bekata tidak baik, maka seorang anak yang aktif ia akan mengingkari dan berusaha menasehati temannya sehingga akan menimbulkan sikap keberanian pada anak. Anakpun tidak akan mudah ikut-ikutan dengan perbuatan buruk temannya.
Membentuk imunitas dari sisi aqidah dan muroqobah sangatlah penting.
--
3. Saya suka kesal dengan anak sehingga saya suka memberikannya hukuman secara verbal sehingga menimbulkan bekas?
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat demikian dan semoga Allah memberikan hidayah pada penanya.
Lebih baik tidak boleh memberi hukuman anak secara verbal apalagi sampai membekas kecuali pada perkara haknya Allah itupun ada aturannya.
Rasulullah ﷺ sedikitpun tidak pernah menghukum anak secara verbal meskipun beliau memperbolehkan untuk melakukannya. Rasulullah ﷺ sangatlah menyayangi anak-anak.
Dengan perbuatan kasar kepada anak, bisa jadi fitroh anak yang dari lahir mencintai orang tua sedikit demi sedikit terkikis.
Ketika orang tua tidak ada disisi anak dia senang dan merasa bebas. Dan ketika org tua ada disisinya, anak merasa terkekang. Jangan sampai menorehkan luka-luka (hingga akan menimbulkan inner child) semua manusia punya emosi (ada postif dan negatif) contoh yang negatif adalah kemarahan.
Rasulullah ﷺ telah mengajarkan kita untuk memanajemen emosi negatif , apabila ia marah hendaklah diam, merubah posisi, jika masih marah ambil air wudhu.
Jangan sampai kita menghukum anak dalam keadaan emosi/marah, ini termasuk dalam perbuatan dosa dan anak akan mencontohnya. Hukuman fisik diberikan jika hanya dibutuhkan/urgensi saja.
-dikutips secara makna dan sedikit tambahan-
Wallahu'alam bissowab, barakallahu fiikum.
190 notes
·
View notes
Text
istri mandiri, istri melekat.
Persepsi saya soal independensi istri pada suami diuji.
Sebelum menikah, saya pikir seorang istri harus sadar jika ia adalah hamba Allah yang mandiri. Yang dengan adanya perhatian suami atau tidak, ia tetap utuh, ia tetap memiliki kekuatan tersendiri.
Jadi ketika satu sama lain berbuat ulah, baik dirinya maupun suaminya– tidak perlu dibuat pusing. Karena sederhananya, itu mah biarlah menjadi urusan yang berbuat ulah dengan Allah, toh kita sebagai pasangannya sudah mengingatkan.
Namun, ketika sudah menikah, ada kemelekatan yang terjalin.
Rasanya kuatir jika pasangan berbuat begini dan begitu. Ada rasa tak rela jika pasangan berlaku apa-apa yang menurut saya kurang patut.
Awalnya, fokus saya adalah perilaku-perilaku suami yang tak sreg bagi saya. Tak sreg bukan berarti perilakunya salah, ya. cuma kurang sesuai dengan preferensi pribadi saya (hal ini baiknya didiskusikan supaya kadar sreg istri dan suami bisa saling diselaraskan he he). Selanjutnya, yang menjadi fokus saya adalah diri saya sendiri, “Mengapa saya merasakan kemelekatan ini. Mengapa rasanya ingin selalu bersama-sama. Mengapa kok saya jahat, suka gampang kesal, dan nggak mau kasih ruang bagi suami untuk tumbuh..”
Terkadang saya capek sendiri dengan pemikiran ini. Belum tau caranya meredam rentetan “mengapa’ dalam diri. Ingin rasanya tidak usah terlalu peduli.
Tapi dimana unsur saling menjaganya? Yang namanya seimbang itu sulit ya. Namun seorang teman mengatakan, "Jangan tolak kemelekatan."
Iya. Kemelekatan hadir untuk saling memberi ruang berkasih-sayang, saling menjaga.
Hanya saja penempatannya harus tepat, berikut saat-saat yang tepat kapan fitur kemelekatan ini perlu diberdayakan, kapan justru perlu dikurangi.
Sesekali, momen menjarak seperti berpisah karena tugas-tugas tertentu, justru jadi berkah tersendiri.
Keberjarakan berguna. Untuk mengingatkan bahwa ada karya dan kekuatan yang perlu dibangun mandiri, Untuk memikirkan bagaimana menempatkan kemelekatan dengan presisi, Untuk melihat suami dari sudut pandang berbeda, disamping kurang dan lebihnya– sebagai insan berpotensi.
Beliau yang siap saya doakan dan saya dukung.
*Foto kejepret tangan sendiri.
913 notes
·
View notes
Text
“He is happiest, be he king or peasant, who finds peace in his home”.
-
Ikatan emosional sama nyokap jadi landasan dari cita-cita gue sejak membujang, untuk belajar jadi suami & ayah yang bener sampai sekarang.
Banyak banget cerita, hikmah, do’s & don'ts yang bernilai dan terpatri sebagai prinsip. Diantaranya, hikmah bahwa rumah adalah titik tolak penting dari pendewasaan seorang laki-laki muda.
Karena pada dasarnya, keadilan para laki-laki berawal dari rumah. Sejalan dengan hikmah yang kita petik dari surat An-Nisaa, bahwa adil terhadap istri adalah ujian pertama para suami.
Sebagai suami, sebagai pemakmur bumi, karena para lelaki diperintahkan untuk membina hubungan dengan istrinya - secara layak & semestinya.
Ujian yang berat karena sebaik apapun kesan yang para lelaki coba bangun di luar rumah, istrinya akan menjadi sosok pertama yang menilai keabsahannya.
Seberapa sering suaminya berlaku adil, bersabar dengan kondisi, memperhalus hati sang istri dengan menunggu hingga amarahnya mereda ketika perasaannya memang sedang berkecamuk hebat.
“Kalau malem tuh, jangan tidur dulu kalau ngeliat istri kamu lagi sedih. Tanyain, ada apa”.
Sebelum “Men are from Mars, Women are from Venus”, nyokap udah sering ngingetin tentang pentingnya empati dalam merawat hubungan di rumah.
Kalau perempuan memangku peranan esensial di rumah, akhirnya peran para suami untuk memelihara kondusivitas keluarga bukan urusan sebelah mata.
Karena lewat rahim para istri, setiap pejuang dilahirkan. Amru Khalid sebut, tanpa kita sadari, para istri bersabar ketika disulitkan oleh suaminya seperti pergi berperang 100x setiap hari.
Pungkas Amru Khalid dalam tulisannya, “Allah tahu engkau berperang atas kesabaran pada suamimu dan juga pemeliharaan terhadap rumahmu”.
Selain menjadi tempat pulang paling tenteram, rumah juga bisa berkarakter sebaliknya ketika para laki-laki enggan berlaku adil untuk mengelola keluarga sesuai dengan peran dan fitrahnya.
Kumpulan nasihat nyokap bikin gue mawas kalau keadilan di tataran rumah, jadi pilar esensial yang juga menopang kepemimpinan seorang laki-laki.
Gimanapun, pada akhirnya, semua hal penting selalu berpulang ke rumah. Termasuk titik tolak atas perbaikan yang kita terus coba upayakan. Ayo, awali setiap perbaikan dari rumah :)
111 notes
·
View notes
Text
Segala aktivitas, seharusnya mengantarkan kita pada kualitas kebaikan yang baru —yang tentu semakin membaik..
Apa saja pencapaian yang tengah diperjuangkan, semestinya mengantarkan kita pada satu titik yang lebih baik, bukan?
Jika tidak, maka apalah makna dari semua yang kita lalui? Getirnya langkah kaki, tetesan keringat di pipi, ataupun luka yang kamu dapati, bukankah seharusnya layak ditukar dengan 'bahagia' yang selama ini dicari? Jika hingga sekarang itu tidak kamu dapati, maka kemana arah semua ini?
Belum lagi jika setiap apa yang kita perbuat di bumi ini tak sedikitpun menambah keimanan dan lumbung pahala diri. Lalu, untuk apa semua ini? Untuk siapa?
Bukankah setiap perjalanan terhitung? Bukankah setiap bergulirnya hari bernilai? Kita tak dapat menunda atau mempercepat perjalanan ini. Bermanfaat atau tidak, kita akan menuju pada pemberhentian yang sama..
Di akhir semua nanti, kita akan mendapati sebuah perjalanan baru. Perjalanan yang semua perbekalannya hanya dapat disiapkan di dunia ini..
Sudah selelah ini. Sudah sejauh ini. Apa yang telah didapat? Atau apa yang sebenarnya dicari?
**
Langkahnya terhenti. Ia memilih mundur. Sebab ia tau mana yang perlu diperjuangkan dan mana yang tidak..
Ia terdiam, lama sekali. Tak ada suara, tak ada air mata, hanya helaan napasnya saja yang terdengar. Lalu menangis, sendu sekali. Ia membiarkan air matanya jatuh begitu saja. Dibiarkannya begitu, menghela napas seraya rintih. Pada akhir doanya, ia memutuskan pergi. Baginya ini sebuah jawaban dariNya. Bahwa langkahnya sudah terlalu jauh dalam menaruh harap. Sementara Allah tidak menginginkan satupun tandingan menandingi kebesaranNya..
Kini, ia menangis. Bukan karena melepaskannya, tetapi karena dirinya terlalu banyak membuat kecewa dan bermaksiat kepadaNya. Lalu terdiam, lama sekali..
Ia memandang langit, lekat-lekat, lama sekali. Airmatanya luruh, sekali lagi, seraya meminta, "Allah, ampuni diri ini yang telah melampaui batas. Mampukan aku untuk menerima semua takdirMu, dengan ridha dan kesabaran yang baik.."
Ia terhenti, membasuh air mata dengan kedua tangannya. Ia memandang langit kembali, dengan tenang, lekat-lekat lalu tersenyum..
***
Allah, aku pun pernah jatuh dan sepayah itu, lalu keyakinanku kepadaMu mengalahkan segala lelahku. Lalu bagaimana mungkin aku menyerah dan kalah, jika semua upaya dan kekuatan berasal dariMu? Lalu bagaimana aku bisa lelah dan berhenti upaya, jika segala takdirMu adalah ketetapan yang terbaik untuk diri ini?
Wahai Rabbku, aku menangis sebab merasa sungguh lelah dan ingin sekali menyerah. Namun lagi dan lagi, Engkau menyelamatkanku dengan banyak cara yang terkadang ku takjubi setelahnya. Aku meminta kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, aku meminta kepada Allah yang Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa. Lalu pada bagian mana aku akan dibiarkanNya jatuh dan kalah?
__
Jangan pernah lelah untuk terus meminta padaNya, supaya langkah dan hati kita tetap terjaga dari apa-apa yang seharusnya memang dijaga. Sulit pada awalnya, tapi semua akan terbiasa seiring berjalannya masa..
Wahai diri, melembutlah..
0 notes