pramudyazen-blog

[pramudyazen-blog]

We all have to keep living in a life full of regrets. You have no right to run from this!

– Ann Takamaki, Persona 5: The Animation

[pramudyazen-blog]

*Fan girl scream*

OMG! Chapter 56 is the best chapter in the manga yet! ^0^ It totally lives up to the book (from what I can tell, since I can only go by the pictures) Yakumo & Haruka for ever! I’m totally gonna color this when I get the time^^!

[pramudyazen-blog]

Colored manga chapter. Shinrei Tantei Yakumo/ Psychic Detective Yakumo chapter 56. 

Shinrei Tantei is own by Manabu Kaminaga and illustrations belong to Suzuka Oda and Asuka Magazine.

Media:Photoshop CS6

[pramudyazen-blog]

[pramudyazen-blog]

Amazing!

Finally!!! The last four pictures! The calendar will now have the following motives:

5x Heiji and Kazuha 4x Shinichi/Conan and Ran 1x Shinichi/Conan and KID 1x Ran, Conan, Heiji and Kazuha 1x Heiji and co.

[pramudyazen-blog]

Ergo Proxy -OP (BD clean version)

[pramudyazen-blog]

Omg, so cool😍

Tokyo Ghoul Planetary Symbolism (insp)

[pramudyazen-blog]

More art by Kiyokazu Satake! Now I realized the “delusion” part from last time meant “season 3 never”. Also I saw that this little animation by him ranked on pixiv the other day.

[pramudyazen-blog]

Ousama Game The Animation TV Series ED Song - Lost Paradise Pile

[pramudyazen-blog]

Upcoming “Fall anime 2017“ you should be looking forward to. Series 4,5, and 6 are perfect with Halloween around the corner.

(Click on the images for full size + date airing)

[pramudyazen-blog]

People ask me why I watch anime

It’s because it teaches us the importance of believing in 

Ourselves

Our Friends

And our families

It warns us of the pains of

Bullying

Violence

And Death

It prepares us for

Struggle

Goodbyes

And Heartbreak

It shows us that change can be

Good

Bad

And Accepted

But most importantly it shows us how strong we can be

Together

Part 1 [x]

Part 2 [x]

[pramudyazen-blog]

tokyo ghoul:re + quinx squad members

[pramudyazen-blog]

Mengurus Visa Schengen di Jepang

Ngurus visa Schengen di Indonesia? Tinggal ke kedubes atau pakai agen. Informasi juga tersedia dimana-mana. Mau tanya temen, juga banyak yang tahu. Tapi, bagaimana kalau kita mau urus visa Schengen saat sedang tinggal di luar negeri, misalnya… Jepang? Nah, di sini saya mau berbagi pengalaman tentang bagaimana mengurus visa Schengen untuk jalan-jalan di Eropa sebagai orang asing saat sedang tinggal di Jepang.

Akhir tahun 2016 lalu, saya diajakin keluarga untuk tahun baruan di Hamburg, Jerman, tempat kakak saya tinggal untuk studi. Lalu saya rencananya akan berangkat bersama suami dari Osaka dan keluarga di Indonesia berangkat dari Jakarta, lalu ketemuan di Hamburg. Berhubung kalau ke Eropa itu sayang untuk dihabiskan hanya di satu negara, akhirnya saya dan keluarga memutuskan untuk mampir ke Perancis dan Belanda juga, sehingga visa yang dibutuhkan adalah Visa Schengen (visa yang bisa digunakan untuk jalan-jalan ke negara Uni-Eropa). Itinerary diatur oleh kakak saya dan hotel juga dipesan sama kakak. Nah, yang pertama kali saya lakukan setelah rencana perjalanan jadi adalah pesan tiket pesawat. Saya pesan Emirates keberangkatan dari Osaka dengan harga 80 ribu yen untuk perjalanan PP (harga peak season, lho ini! Nggak semahal yang saya kira ternyata). Penerbangan dari Osaka menjadi pilihan saya dibandingkan dari Nagoya karena pilihannya yang lebih banyak dan harganya yang lebih murah. Kenapa pilih Emirates? Pelayanannya oke dan makanannya halal semua. Tiket pesawat sudah selesai dipesan, maka selanjutnya adalah…urus visa!

Mengurus visa Schengen akan dilakukan di kedutaan besar negara dimana kita akan menghabiskan waktu perjalanan paling lama di sana. Karena liburan kali ini saya habiskan paling lama di Jerman, maka saya mengurusnya di Konsulat Jerman Osaka Kobe yang ada di Umeda, Osaka. Visa yang saya urus adalah visa kunjungan keluarga dan keterangannya bisa didapat di sini. Prosedur dan dokumen yang dibutuhkan nggak jauh beda sama visa turis kok, cuma beda di surat undangan dan surat booking hotel aja.

Dokumen yang dibutuhkan untuk visa kunjungan keluarga ini adalah:

1. Surat formulir aplikasi dan deklarasi yang bisa di download di website. 2. Pas foto (bisa foto di photobox stasiun ukuran untuk visa/paspor) 3. Paspor dan fotokopi paspor. 4. Resident card (zairyuu kaado) dan fotokopiannya. 5. Buku tabungan dan fotokopi buku tabungan 6 bulan terakhir. 6. Asuransi perjalanan (bisa dibuat di HIS atau kantor agen lain, harga tergantung lama kunjungan dan jenis asuransi yang dipilih, untuk perjalanan selama 12 hari saya habis 10,000 yen lebih. Mahal qaqa T_T). 7. Surat referensi, contoh:    a. Karyawan: surat referensi dari kantor yang menyatakan bahwa kita memang pegawai di sana dan nominal gaji bulanan (pakai Bahasa Inggris juga boleh).    b. Mahasiswa: surat referensi dari kampus.    c. Wirausaha: surat  registrasi komersial atau bukti pajak    d. Ibu atau Bapak rumah tangga: Surat keterangan kerja suami/istri  8.Letter of Guarantee atau surat undangan dari pihak pengundang di Jerman (saya dikirimkan surat ini via email oleh kakak di Jerman, nggak perlu pakai materai dkk, yang penting ada tanda tangannya, alamat/nomor telepon, nomor paspor, dan nomor resident card pengundang di Jerman). Supaya lebih aman, sebaiknya lampirkan juga fotokopi paspor dan resident card pengundang. 9. Bukti reservasi pesawat dan fotokopiannya. 10. Biaya visa (60 EUR, bisa dibayarkan dengan JPY sesuai kurs yang berlaku).

Beberapa dokumen yang nggak tertulis di website tapi ternyata diperiksa di konsulat adalah:

1. Rencana perjalanan atau itinerary selama kunjungan di Eropa, termasuk bukti reservasi pesawat/kereta domestik. 2. Bukti reservasi hotel. 3. Juminhyo atau surat keterangan tinggal di Jepang. Karena saya berangkat ke Eropa bersama suami, saya diminta surat ini. 

Saran saya, siapkan semua dokumen ini atau dokumen perjalanan lainnya untuk jaga-jaga, biar urusan cepat beres dan nggak perlu bolak-balik. Waktu saya mengurus visa, saya lupa membawa juminhyo karena di website nggak tertulis begitu. Untungnya, si ibu-ibu yang jaga bilang bisa dikirim via email. Mungkin ngelihat juga ya saya datang jauh-jauh dari Mie, makanya bisa dikirim via email. 

Oh ya, untuk memasukkan dokumen ke konsulat nggak bisa asal datang, lho. Tapi harus bikin appointment di website ini. Surat appointment ini bisa di-print dan harus dibawa saat datang menyerahkan aplikasi. Lokasi konsulat di Osaka hanya untuk kota-kota kawasan Kansai. Dalam website dijelaskan kota mana saja yang harus diurus di Kedutaan di Tokyo dan mana saja yang bisa mengurus di Konsulat Osaka. 

Di konsulat, selain kita akan ditanya-tanya keterangan mengenai perjalanan (detail penjamin, kemudian dicek tanggal landing dan tempat penginapan, dkk) dan juga diambil sidik jari satu persatu. Bila proses sudah beres, maka kita bisa pulang, dan bisa minta paspor berserta visa dikirim via pos (siapkan amplop A4 yang sudah ditulis alamat dan nomor telepon, pembayaran CoD). Kalau lolos, visa akan diterima seminggu hingga dua minggu setelah pendaftaran aplikasi di konsulat. 

Mengurus visa di Konsulat Jerman Osaka ternyata nggak se-hectic yang saya bayangkan. Orang Jepang nggak perlu visa sih kalau mau ke Jerman, jadi yang saya lihat di konsulat cuma 2 orang asing asal Asia yang mau apply visa liburan dan 1 orang Jepang yang sepertinya mau apply visa tinggal di Jerman. Tapi deg-degannya, saat saya mengurus visa, ada satu orang bule yang datang untuk protes ke konsulat karena visanya ditolak. Petugas konsulat dengan cool-nya bilang “Kami tidak tahu menahu tentang alasan penolakan visa.” Serem juga ya. 

Untuk meminimalisir kesalahan saat pengumpulan dokumen, ada baiknya kita bikin daftar check list dokumen yang dibutuhkan. Kalau kita masukin aplikasinya bareng-bareng dengan keluarga atau teman, ada baiknya kita menyamakan dokumen. Waktu mengurus visa, suami saya ternyata bawa bukti booking hotel yang sudah di-cancel karena kami sudah ganti reservasi. Karena bukti reservasi hotel saya dan suami beda, kena tanya-tanya deh. Untungnya setelah dijelaskan semuanya bisa beres. Ibu-ibu yang jaga, walaupun mukanya serem dan tegas, tapi ternyata baik banget. Nggak menyulitkan dan ‘percayaan’ dengan ketulusan wajah kami (ealahh…). Kalau di Indonesia, pasti saya langsung disuruh pulang dan bikin appointment baru. Jepang walaupun strict, tapi nggak mau ‘nyusahin’ client-nya. Mungkin sadar juga kalau ambil cuti kerja di Jepang buat ngurus visa itu susah atau mungkin ngerti juga kalau ‘bisa efisien kenapa harus ribet’. Hehehe… 

Selamat mengurus visa dan jalan-jalan ke Eropa dari Jepang! ^_^

Baca juga:

7 Hal Unik Di Supermarket Berbagai Negara

10 Anggapan Salah Orang Indonesia Yang Pertama Kali Ke Jepang

Traveling Manja Ke Gunung Fuji

[pramudyazen-blog]

BEST. DAY. EVER. I am so blessed that I got to meet 2 heaven sent angels today. 💕

[pramudyazen-blog]

I love this💕

                                   Let justice be done though the heavens fall.

[pramudyazen-blog]

my aesthetic is Inaho using overly cheesy pick-up lines.

blame this person for getting me into this ship

better quality <- here or click the picture

[pramudyazen-blog]