Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Merayakan Kehilangan ( Part 1 : Tana )
Tana.
did u ever feel like what i feel ? menyayangi dan mencintai seseorang yang sangat sulit untuk kalian mengakui sejak awal pertama bertemu dan bertatap wajah dengannya. ketika dia baru keluar dari kedatangan di bandara ngurah rai, dan aku hanya bermodalkan foto nya dan asal menebak saja bahwa yang ada di hadapanku ini adalah dirinya. dan tentu ia tampak begitu bingung, seharusnya sahabat ku yerdi yang harus menjemputnya tapi pada oprasi di lapangannya aku yang di mintai tolong oleh yerdi untuk menjemput tamu agung nya di bandara.
" sorry, nama kamu siapa tadi ?" " ohh iya.. tana " " yerdi, kemana tan ? kan seharusnya dia yang jemput aku .. " " iya seharusnya dia, acara pernikahan adat itu banyak yang harus di persiapkan nay " " oh gitu, but he should told me first. jadi aku bisa mandiri buat ke gianyar nya " " jangan nay, gianyar itu loh jauh dari sini.. mahal ongkos nya nanti, ohh iya nay.. tato nya bagus " " ehh thank you.. tan " " A•K •U , apa itu artinya nay ?" " oh itu cuma singkatan nama doang kok tan Arsy Kanaya Utomo AKU :) "
sepanjang perjalanan kami mengisi dengan saling bercerita dan ia pun bertanya perihal pernikahn adat khas bali itu seperti apa. sudah lama sekali kalau di pikir-pikir disaat aku bertemu dengan nya.
hari ini.. aku menghampirinya di kota kembang. sudah berapa tahun lama nya aku tak mendengarkan kabar dari nya secara langsung, bahkan berteman di BBM pun hanya sekedar formalitas saja. hari ini aku membuka pintu kosan yang elit tapi pelit, kenapa pelit ? karena aku harus beragumentasi dengan satpam untuk masuk ke pintu utama di lantai 1 agar aku diizinkan masuk. dan aku sempat beradu mulut dengan seorang mahasiswa di dalam lift saat perjalanan menuju ke lantai 4 tempat naya bersemayam. ku raih gagang pintu itu dan pintu perlahan terbuka. naya sedang menghisap sebatang rokok, lalu meneguk jose dari tangan kirinya. kami saling menatap seolah saat itu dunia bergerak lambat disaat aku bertemu dengannya. aku hampiri dia dan menepis botol jose itu dari tangannya dan memeluknya erat-erat, dia ragu untuk membalas pelukanku dan masih terlihat kaku. lalu aku kembali menatap nya dan menanyakan ke adaannya, ia membuang rokok yang tadi ada di tangannya, lalu menarik nafas dalam dan mulai berbicara padaku. " mau ngapain disini ?" aku diam dan tak bisa menjawab nya, entahlah bibirku ingin saja berkata " saya datang karena saya sayang kamu " tapi itu terlihat begitu classic dan sangat cengeng untuk ukuran lelaki macho seperi aku. berkali-kali naya menjatuhkan pertanyaan yang sama hingga aku liat matanya mulai berkaca-kaca dan mulai menitihkan air mata. pada saat itu aku pun kembali memeluknya dan kali ini ia membalasnya. tangisan nya pecah dan meraung seperti ada rasa sakit yang ada di dadanya tak mau berhenti tak mau hilang dan tak ingin berkurang.
“ nay, gua bantu ya biar rasa sakit di dada lo hilang.. gua cabut belati yang di tancepin di dada lo , gua mau membahagiakan elu “ sedikit kedengaran seperti banci sih, tapi ya seperti itu yang aku rasakan dan itu yang ingin ku lakukan untuk kanaya. kanaya sejenak menatap ku dan sepertinya ia menyetujui dengan perkataan yang ku ajukan sebelumnya. dan malam itu kanaya menceritakan semua yang terjadi di kehidupannya dan apa yang menyebabkan ia menjadi seperti ini. dan di malam itu pula kami atau tepatnya aku memutuskan untuk menjadi kekasih dari seorang Arsy Kanaya Utomo.
-------
Kanaya,
Secepat dan sesingkat itu, malam itu terjadi sangat cepat. meskipun terkadang sulit untuk mu menyayangi/ mencintai seseorang secara instant tapi aku harus mencoba mulai membuka hati ku untuk tana, setelah kejadian yang sangat penuh drama kini dia menjadi kekasihku . (ahh terlalu kaku bahasaku ) baiklah.. sepanjang weekend aku habiskan bersama tana, dia adalah orang yang membuat aku meninjakan kaki lagi ke paris van java. “ siang bolong gini babe, biar lo liat matahari lagi “ “ sakit lo ah.. “
“ lagian nay, lu udah beberapa hari gak keluar kamar juga kan. makan juga delivery doang. nah sekarang lo mau makan apa ? “ “ gak nafsu makan.. “ “ jutek aman sih ini perempuan, yaudah kita nonton aja dulu baru makan “ “ nonton apaan ? “ “ udah pokok nya lu gak boleh bawel. hari ini gua cuma mau lu nemenin gua kesana dan kesini “ “ capek ah kalau kesana kesini “ “ gua gendong ... kalau capek “ “ serius ? “ “ demi .... “ “ ok deal !! “ mungkin tana adalah orang tersabar yang bisa menghadapi ku, karena dengan segala watak ku yang sangat menyebalkan hari itu, dia cuma membalas dengan senyum dan pelukan. dan jujur , jika orang-orang berkata pelukan bisa melepaskan rasa sedih atau membuat km merasakan nyaman kepada seseorang , aku merasakan itu saat pelukan itu di daratkan kepadaku. tubuhnya yang berisi membuat ku merasa aman. ( tana kalau lo baca ini , terima kasih buat gak berhenti memeluk gua )
--------
Tana,
singkat cerita gua dan naya sudah menjalanin hubungan ini berjalan hampir 12 bulan, banyak hal yang kami lewati.
kesalahpahaman dalam berpacaran, aku yang datang ke bandung hampir setiap weekend atau naya yang ke bali hanya untuk memastikan kami bukanlah pasangan long distance yang harus menunggu waktu berbulan-bulan untuk bertemu. bagiku kebahagiaan naya adalah segalanya dan keuangan ku tak pernah merasa kekurangan.
kami selalu bersama hingga kami pun percaya satu sama lain, komunikasi dalam berpacaran itu penting. karena hanya dengan sedetik info yang kalian sampaikan salah atau bahkan tidak memberikan info sedetik itu bisa membuat hubungan kalian hancur lebur.
dan kurasa naya sudah bisa mencintaiku dan menyayangiku, ku lihat dari senyumnya yang tampak begitu bahagia.
akhirnya kami pun bertemu di jakarta.
tepat di bulan desember naya dan aku menghadiri sebuah acara arisan keluarga besar ku. dan naya sudah kenal dekat dengan beberapa sepupu dan keponakan ku bahkan dengan kedua orangtua ku.
beruntunglah aku di berikan keluarga yang sangat pengertian dengan keadaan dan situasi ku, dan mereka pun menyetujui aku dan naya .
selama di jakarta aku dan naya menghabiskan waktu bersama selalu terasa bahagia dan nyaman yang aku rasakan bersama naya. sesosok seseorang yang sederhana.
aku ingat dulu disaat aku menyadari yerdi menyukai naya, dan aku hanya bisa memendam perasaan ku selama bertahun-tahun karena aku mengetahui yerdi sangat menginginkan naya menjadi miliknya.
tapi entah kenapa naya dan yerdi tak pernah bersatu dulu, ketika yerdi mendengar aku dan naya berpacaran ia menelpon ku dan memaki ku karena aku di tuduh pengkhianat.
yerdi masih menyimpan rasa kepada naya, dalam kondisi yerdi sudah memiliki kekasih. ( JERK )
berbulan-bulan hubungan kami berdua tetutup rapat tanpa di ketahui yerdi, hingga akhirnya semua terbuka karena naya mencium ku disaat kami sedang berada di acara ulang tahun salah satu sahabat ku di kudeta saat itu. lalu akhirnya berita itu sampai ketelinga yerdi. naya dengan kebesaran hati nya mempertemukan aku dan yerdi dan akhirnya kami membahas hal ini ber 3 mungkin memang aku dan yerdi tak bisa berteman seperti dulu tapi setidaknya tak ada hal yang harus kami sembunyikan lagi.
setahun bersama naya.
dengan segala hal yang kami hadapi semua nya harus berakhir, aku hanya ingin memiliki naya seutuhnya dan siap untuk mengikat naya dalam ikatan pernikahan tapi naya selalu menolaknya dengan alasan yang masuk di akal.
tapi buat lelaki yang berwatak keras ini, aku menolak menerima segala alasan yang di berikan naya, yang membuat aku dan naya harus menyudahi hubungan ini.
pernikahan itu sakral, dan buat naya dia masih terlalu muda dan ia pun masih berstatus seorang mahasiswi tingkat 5.
“apa kata orangtua ku nanti ? “ katanya.
hubungan kami berakhir dengan baik dan hingga saat ini hatiku hanya akan selalu mengarah kepadanya. entah kenapa.. rasa cinta dan sayang di berikan oleh naya itu lebih tulus dari siapapun yang pernah ada di hidupku sebelum atau sesudahnya.
Naya. aku rindu.
0 notes
Text
Merayakan Kehilangan.
Kanaya,
pernah gak sih kalian ngerasa sudah berjuang dengan darah penghabisan kalian tapi ternyata itu semua gak di anggap / bahkan di buang gitu aja ? disini.. hari ini detik ini.. itu yang pernah aku rasakan. 1 tahun lama nya akhirnya semua itu bisa aku sampaikan apa dan kenapa semua hubungan yang baik-baik aja, bisa jadi berantakan bahkan terlepas dan tak saling mengengam lagi. dengan lika liku perdebatan ala ala bocah baru berjembut dengan aku sendiri yang memikirkan kesehatan jasmani dan rohani nya ketimbang materi. kesehatan psikologis dan bahkan pertama merasakan cinta yang bukan berarti cinta pertama. ok. SELAMAT DATANG DI KEHIDUPAN PERCINTAAN , yang penuh dengan tanda Tanya buat orang orang. dan disini yang sayang buat di lewatin dan buat mereka butuh penjelaskan dengan apa yang terjadi di kehidupan gua.
Semua kisah tolol ini berawal disaat kuliah semester ke tiga yang makin kesini makin membuat seorang Aku Jengah dengan hal-hal kuliah yang semakin dirasakan begitu membosankan.
Mulai lagi dan mulai lagi..
Bangun pagi membukakan mata di kamar kosan rutin ku ini, melihat semua benda tak pernah ku ubah dari awal aku menginjakan kaki di kosan yang sangat mencekik leher ini.
Fasilitas yang minim dan cici penjaga kosan yang rewel dan bawel minta ampun,
Aku ingat aku sudah hamper 4 hari tak ingin keluar dari kamar kosan ini, yang ingin kulakukan hanya tidur, makan, nonton dvd dan meminum berbotol-botol jose carvo karena ketololan ku yang lupa memesan air galon untuk mengisi di dispenser ku,
Im being tipsy every day, like a stupid. Seseorang bertanya apa yang terjadi denganku .
Kenapa aku bisa setolol dan sepemabuk itu itu.
Tapi yang harus kalian tau. Disaat saat terpuruk dan tak ada harapan untuk segala hal di kehidupan.
Ini dimana aku pertama kali merasakan bahwa lelaki yang bernama Tana ternyata menyayangiku.
Tana, 24 Th.
Lelaki yang berasal dari keluarga yang memiliki segalanya, dan ternyata dia telah menyimpan rasa kepadaku sedari pertama kami bertemu dulu. ( begitulah yang ia katakan ) malam itu Blackberry Messenger ku selalu menunjukan notifikasi dari nya, mungkin karena last posting status yang aku lakukan mungkin itu yang membuat ia merasa cemas. dia mencoba menghubungi tapi tetap saja aku malas untuk mengangkat panggilan telpon dari nya.
Hingga akhirnya aku muak dan mulai mengangkat panggilan telpon dari nya, ia cemas.
Begitu katanya dan aku membalas dengan makian dan berhujung dengan isak tangisan yang aku tak sanggup menahan lagi, ITU EFEK JOSE !!
Dia semakin cemas dan panic, mencoba menenangkan ku, tapi yang hendak aku keluarkan hanya seperti balita yang baru belajar berbicara dan aku memilih untuk menyudahi telpon itu.
Lalu muncul BBM dari tana, “ Tenang, jangan sedih. Besok jangan kemana-mana “ entah apa maksud dan tujuannya berbicara seperti itu dan aku hanya membalas dengan emoji senyum.
Dan kembali kuraih sebotol jose carvo yang baru dan meminumnya dan berharap apa yang ada dipikiran ku ini menghilang dan aku bisa melupakan.
Lalu aku pun tertidur.
Terbangun dengan melihat sebotol jose yang berada tepat di sampingku.
Ahh aku semabuk itu semalam. Kepala ku sudah tak begitu berat seperti awal aku mencoba minuman ini, mungkin kepala dan seluruh tubuh ku sudah mulai terbiasa dengan kebiasan buruk yang baru terjadi 4 hari belakangan ini,
Aku memesan makanan lalu aku pun menuju kekamar mandi untuk membersihkan tubuh ku.
Sial ini hari jumat dan besok weekend, dan aku tetap taka da niatan untuk keluar kamar atau sekedar membuka jendela kamar untuk melihat matahari yang sudah beberapa hari ini hanya mengintip malu-malu dari tirai ku yang ku paksa tutup serapat-rapatnya.
Entah apa yang ada di pikiran ku, aku tutup semua ventilasi udara yang secara gamblang bisa melihat aktifitas bodoh ku di dalam kamar.
Jika kalian bertanya “ loh ? terus lo pesan makanan kagak buka pintu ? kagak liat matahari ? “ percayalah para teman-teman yang ber lebel “ TEMAN “ , kosan ku pun terlihat mengerti akan kesenduan yang sedang aku rasakan dan lagi pula aku berada di sebuah kosan di dalam gedung. Jadi tak secara gamblang pula matahari masuk dan permisi melalui pintu kamarku.
Setelah aku menyelesaikan aktifitas di kamar hari ini, aku pun kembali meneguk jose dan membakar sebatang rokok. Dalam keheningan kamar ku dan suara jalanan yang sudah terasa mulai padat oleh para kendaraan yang hilir mudik pergi.
Mungkin mereka sedang menikmati hari menuju weekend, dan hari sudah mulai gelap.
Aku pun menyalakan lagu dan kembali menikmati suasana kamar ku, kepulan asap rokok yang ku tatapi lekat-lekat.
Tatapan kosong, sebotol jose masih menemani. ( thanks for Nathan yang sudah mengirimkan 8 botol jose )
Aku terbawa dan mulai sedikit mabuk, setidaknya itu yang kurasakan disaat pintu kamar ku di buka oleh sesosok lelaki dengan paras tampan khas lelaki bali dengan wajah yang cemas dan menatap ke arahku.
Lelaki dengan tinggi 176 cm itu, TANA.
1 note
·
View note