randomthoughtoftheday
randomthoughtoftheday
Random thought of the day
168 posts
Her daily random thoughts
Don't wanna be here? Send us removal request.
randomthoughtoftheday · 11 months ago
Text
Terjebak dalam ruang persepsi orang asing. Menggantungkan diri kita pada apa pendapat mereka. Lantas mau sampai kapan? ucapan-ucapan mereka menghalangi diri kamu untuk maju. membatasi potensi-potensi besar diri kamu yang seharusnya kamu kulik, asah, dan kembangkan. Apa kehidupanmu ditanggung sepenuhnya oleh mereka? Apakah kesuksesanmu kedepannya didukung oleh kekuatan daya mereka? Jika tidak, sampai kapan kamu akan terus menggantungkan diri kamu pada persepsi mereka? 
Maumu apa? kenapa kamu sering terjebak dalam pendapat orang dan nyinyiran2nya? 
Apa kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri? Berarti selama ini apa yang kamu sering katakan kalau kamu paling tau tentang dirimu dan tujuanmu sendiri itu BOHONG. Kamu hanya butuh claim dan validasi dari mereka diluar kamu. 
Nggak apa-apa kok, kalau kamu tidak memperdulikan apa kata mereka (yang negatif). Nggak apa-apa kok, kalau kamu tetap berjalan dengan pilihan dan keyakinan-keyakinanmu. 
Kamu nggak perlu menuruti apa yang orang katakan, karena ini hidup kamu. karena ini jalan hidup kamu hidup. Mau sampai kapan kamu selalu ragu karena pengaruh dari orang diluar dirimu? mau sampai kapan kamu jalan di tempat karena ragu atas dirimu sendiri? 
setiap pilihan, Lin, pasti sepaket dengan konsekuensi. apapun itu. Kamu hanya perlu belajar tanggung jawab dengan apapun pilihan-pilihan kamu, karena kamu pasti belajar sesuatu yang baru akan hal itu, pasti. Nggak apa-apa, tidak perlu takut. Nggak apa-apa, tidak perlu goyah. Coba tutup rapat kedua telingamu, dan tetap berjalan ke depan, 
0 notes
randomthoughtoftheday · 1 year ago
Text
Unidentify
Belakangan, cukup sering merasa satu perasaan yang aneh. Sebelumnya tidak terlalu notice kalau ternyata perasaan itu ada. Semakin hari tanpa disadari perasaan itu menguat, mungkin tahun ini fase ini puncaknya. Saat perjalanan solo trip ke Vietnam dua bulan lalu, ketika di pesawat aku banyak merenung dan perasaat itu semakin kuat menunjukan keberadaannya. Mungkin sejenis perasaan kosong, hampa, bingung, lost of nowhere, dan teman-temannya. I still can even identify that kinda feeling.
Part yang cukup mengagetkan adalah ketika randomly merasa lost of nowhere di moment aku traveling, satu aktivitas yang biasanya paling excited ketika melakukannya. Semacam bingung aja gitu dan banyak bertanya-tanya ke diri sendiri "sebenernya apasih yang dicari?" "kebahagiaan?" "kepuasaan dalam diri?" "validasi?" atau apalagi? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu yang mengarahkan pada muara unidentify feeling itu.
Jujur lumayan kebingungan sendiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Jawabannya masih ngawang. Seketika merubah mood perjalanan jadi absurd. Sepanjang trip kemarin pertanyaan-pertanyaan itu masih terngiang di kepala, sembari mencoba mengurai satu persatu jawabannya. Menyebalkannya, perasaan itu masih ada hingga sekarang. Jadi ketika melakukan segala sesuatu hanya mengalir saja tanpa ada girah didalamnya. Kutukan macam apa ini, God.
Moment lebaran kemarin, kumpul keluarga, bercanda, mengobrol, berjalan lewat begitu saja. aku seperti bukan aku yang biasanya selalu excited dan fully cherish each moments. Entah kenapa terasa kosong, dengan isi kepala yang iruh. My current life just pass by, I don.t even live every moments in the front of me.
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
A Contemplation Trip
Hi! Aku menulis saat masih menunggu pesawatku boarding di bandara Soekarno Hatta. Salah satu bucket list untuk solo travelling Alhamdulillah Allah kabulkan. Ya, Allah Maha Baik, bahkan pada hamba-hambaNya yang sering lalai seperti aku. Alkhamdulillah 'alla Kulli Nikmatillah.
Aku menyebut perjalanan kali ini sebagai sebuah perjalanan kontemplasi ke dalam diri sendiri. Ingin mengobrol mesra lebih banyak lagi dengan diri sendiri. Selama ini ada banyak sekali nikmat yang sering sekali luput untuk disyukuri. Aku hanya berfokus pada hal-hal diluar kendali yang tidak sejalan dengan isi kepala dan keinginanku. Berfokus pada keinginan, kesenangan, hal-hal material yang fana. Aku sering lupa arah, kemana seharusnya perahu dijalankan seperti tujuan awal. Banyak value yang mulai bergeser dari tempatnya. Mimpi-mimpi yang terbengkalai, entah kapan akan direalisasikan.
Berlarut-larut rasanya menenggelamkan diri dalam perasaan ragu, takut, minder, gengsi, dan sebagainya. Perasaan-perasaan negatif yang lebih mendominasi. Melakukan banyak hal hanya atas dasar "kesenangan" yang semu. "Do whatever makes you happy" seems sounds good for those who want to feel the happiness in this life, tapi, setelah baca beberapa lembar dari buku Cak Nun, aku mulai tersadarkan kalau ada hal fundamental yang jauh lebih penting dan sejati dari pada perasaan senang itu sendiri. Adalah kebermanfaatan. Kata Rasul, manusia-manusia terbaik adalah mereka yang menjadi manfaat untuk sekitarnya. Mereka yang membawa manfaat sebanyak-banyaknya, tidak perdulu sekecil apapun bentuknya.
Manusia, aku, terlalu larut dalam kesenangan, sampai lupa kalau kita manusia butuh waktu untuk sepi. Melihat sekitar, redirecting the goals, melihat diri lebih dalam lagi.
Lalu di trip kali ini, aku ingin melakukan itu. Bismillah, Allah ridhoi perjalanan ini.
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Menerima
Sudah lewat dua minggu momen itu terlewati, dan kau masih baik-baik saja ternyata. Salah satu hal yang paling kau takutkan, akhirnya benar-benar terjadi. Riuh redam isi kepalamu yang selama ini berlomba-lomba mengganggu keseharianmu, benar-benar terjadi. She has nothing but herself and her only God.
Lebih dari 10th waktu terlewati tanpa sedikitpun mengurangi rasa lembut hati dan ketulusan. Selama ini, tidak seorangpun diizinkan untuk tau perihal itu. Semua hal disimpan dengan rapi, sendiri. Hari demi hari, bulan dan tahun berganti, harapan itu masih tetap ada disana, tak bergeser satu centi meter pun dari tempat yang sama 10th lalu. Segala hal selalu berhasil mengajak ia menapak ingat tentang dia.
Tak terhitung berapa banyak rapalan doa-doa yang dilangitkan dengan menyebut namanya. Ah, mungkin saja Tuhan suka tertawa saat mendengarkan kau berdoa, menggelikan. Tapi tak apa, tugas manusia memang diwajibkan untuk terus berdoa dan bersandar pada Tuhan, bukan dengan sesama manusia.
Kau sepertinya mulai menyadari kemana ujung perjalanan dari harapanmu selama ini. Mulai banyak petunjuk-petunjuk yang Tuhan dengan sengaja mengajakmu "membacanya" dengan mata, dengan telinga, dan dengan kesadaranmu. Mungkin saja Tuhan sedikit kesal dengan sikap keras kepalamu yang bebal itu saat dikasih tau. Tapi tenang, Tuhan selalu menyayangimu dengan caraNya yang unik.
The day has come. Hari itu datang juga, hari yang paling menakutkan, benar-benar terjadi. Keyakinanmu selama ini, luluh lantak berantakan. Keyakinan hatimu yang selalu kau yakini dan jadian panduan, dihancurkan sampai kepingan-kepingan yang paling kecil. Every single thing was broken to be the smallest pieces. You don't even have a single world to express the sadness(?).
Cukup menyadari dengan sepenuh hati, dengan kesadaran yang penuh, kalau hal itu sudah benar-benar terjadi. Its hurt like crazy, but it shall pass, sooner or later, dude. Duniamu dan dia berada di gelembung kehidupan yang berbeda. Masa lalu, ada untuk dikenang, dan sebagai media manusia belajar. Menengok ke belakang sesekali, untuk mengingat dan mengambil yang baik-baik untuk bekal perjalanan ke depan yang masih panjang.
Keyakinan hati manusia akan suatu hal ternyata punya potensi yang besar untuk salah. Egonya yang menggebu selalu merasa diri paling benar. And yes, the past year you proved that Daniel Bedingfield was wrong. So, the only thing you can do from now on is accepting.
Accepting for what you have now, no matter what it is. Accepting the fate that come to you. Accepting the feeling. Accepting the condition if all the prayers you have been praying are not coming back as you expected. But remember, God loves you in unique way. indeed.
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Terjebak dalam ruang persepsi orang lain. Langkah yang terjerat dan terbenam dalam pelabelan-pelabelan yang disematkan pada diri. Katanya, kamu bisa mengenali dirimu sendiri dengan baik, tapi selalu terbawa pendapat orang. Katanya, kamu yang paling tau tentang diri kamu, keinginan serta tujuan kamu ke depan. Tapi, tak jarang sering tenggelam dalam pendapat- pendapat yang tidak sejalan. Jadi, maumu apa?
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Live in the bubble of paradoxical
“Kita selalu bisa menjadi jenih untuk kekeruhan orang lain” it seems that is one of the reasons why God has created human being default as a social creatures. Yes, we need other people to live with. Yet in many times Sartre was also right, hell is other people. 
We used to live in our own bubble of life, inside the paradoxical parade. 
3 notes · View notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Percaya.
Jelas bagiku, Amba. Soal menunggu, maksudku, ketika kita berbicara tentang menunggu, kita tak berbicara tentang beberapa jam, berapa hari, berapa bulan. kita berbicara tentang titik dimana kita memutuskan untuk “percaya,” percaya bahwa yang ditunggu itu ada. Menunggu adalah tentang percaya.
Dalam buku Amba - Laksmi Pamuntjak
2 notes · View notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Bukan Aku.
Ternyata salah satu hal yang paling ditakutkan benar-benar akan terjadi. I don’t know how to accept them all. I do not know what should I do. I do not know how to deal with the pain —again. One of the things I scared most just going to be happen. Masih membutuhkan waktu untuk bisa mencerna dengan baik kalimat demi kalimat yang diucapkannya. Silence and lost of nowhere. I feel more pain as I was. The same pain hit me again and again, as I predicted before. 
Allah tau, namanya selalu jadi penghuni tetap dalam rapalan doa-doaku. “Reda dan redalah, atau mendekatlah” kalimat yang paling sering terdengar berulang-ulang. Rencana-Nya memang penuh misteri. kita tidak bisa membaca apa yang akan datang setelah badai ini. Apa sebenarnya yang sedang Allah persiapkan setelah ini.
And when you feel hurt so much, you could’t even cry. 
Kata Nadin, banyak yang tak ku ahli, begitu pula menyambutmu pergi. Banyak yang tak ku ahli, begitu pula menyambutmu pergi. Banyak yang tak ku ahli, begitu pula.  menyambutmu tak kembali.. 
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Barangkali
Barangkali keyakinanmu akan dia, hanyalah dominasi alter ego mu saja. Barangkali keyakinanmu selama ini tentang dia, hanyalah harapan yang kau reka sendiri. Barangkali, selama ini keyakinan itu hanya punyamu saja, Semesta tidak. Barangkali, 
Manusia tidak memiliki cukup daya untuk meraba apa yang akan terjadi pada fase kehidupan selanjutnya. Ia memang lemah tanpa mu, Mulia. 
Barangkali, perasaan baik ketika bersama dengan dia, hanya ilusi semata. Barangkali, pusat dari semua permasalahan ini ada di ego mu, bukan dia, bukan Dia.  
0 notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Tumblr media
It's my 7 year anniversary on Tumblr 🥳
3 notes · View notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Yang sering terlupa, membiasakan berprasangka baik kepada Pemilik Semesta.
2 notes · View notes
randomthoughtoftheday · 2 years ago
Text
Now you know he is not the one.
He is not the best answer you have been asking for.
He is not the one Allah want to give you
He is not the one. No longer the one.
And I couldn’t even cry
0 notes
randomthoughtoftheday · 3 years ago
Text
Sepertinya konsep “pernikahan” versi kamu dan aku memang beda, terlampau jauh.
Kamu mendefinisikan pernikahan sebagai suatu pencapaian, prestasi, maka semakin cepat semakin baik —yang sialnya tanpa diikuti pertimbangan dan persiapan rencana jangka panjangnya yang matang.
Tidak jarang lebih sering mendengar seseorang meminta didoakan semoga segera ‘menyusul’ bukan meminta didoakan yang terbaik (waktu yang baik, jodoh yang baik, kehidupan dan keturunan yang lebih baik.)
Aku, selalu melihat pernikahan adalah suatu hal yang sangat kompleks. Komitmen jangka panjang dengan segala konsekuensi nya. Didalamnya ada pemelajaran seumur hidup, bagaimana belajar mengkomunikasikan suatu dgn baik. Belajar mentoleransi hal-hal yang bisa jadi bertolak belakang dengan diri kita sendiri. Belajar perencanaan finansial untuk pemenuhan kebutuhan materiel manusia. Belajar ilmu parenting untuk mempersiapkan pendidikan yang sebaik-baiknya untuk anak-anak (Iya, aku selalu percaya kalau pendidikan yang paling fundamental adalah berawal dari keluarga itu sendiri.) Juga belajar berdiplomasi dan membuat kesepakatan pembagian peran dgn pasangan.
Yang paling penting, aku selalu menitik beratkan pada tujuan. Percuma klo sudah lama bersama, sudah cepat2 ingin menikah tapi tidak memiliki *tujuan* hidup, atau tujuannya berbeda.
Tujuan yang akan menjadi navigasi kemana, untuk apa, dan bagaimana hubungan itu akan berjalan, beriringan.
#eakk
1 note · View note
randomthoughtoftheday · 3 years ago
Text
Mungkin karena terbiasa dipendam. Mungkin karena terbiasa lebih banyak diam. Mungkin karena terbiasa, mengartikulasikan isi kepala jadi sangat menguras energi rasanya.
0 notes
randomthoughtoftheday · 3 years ago
Text
Halo, Lin.
Ini sudah hari ke sekian puluh sejak dia nggak di sini. Kamu masih baik-baik saja. Sesekali kamu merindukan tempat mu untuk bercerita random dan memdebatkan sesuatu yang tidak berguna. Semoga, selanjutkan akan tetap baik-baik saja. Dipertemukan dengan yang jauh lebih baik.
1 note · View note
randomthoughtoftheday · 3 years ago
Text
Kalo kamu mau sesuatu yang baik, usahanya juga harus “baik” dan istiqomah. Sesuatu yang baik tidak akan pernah sia-sia. Try to deal with the reality you’re gonna spend your many days more without him. Its okay.
0 notes
randomthoughtoftheday · 3 years ago
Text
Ya ndakpapa, nanti pasti akan ada gantinya —yang lebih baik.
0 notes