rasasenandika
rasasenandika
Terang pagi
58 posts
Begitu juga bolehh
Don't wanna be here? Send us removal request.
rasasenandika · 7 months ago
Text
begitulah kehidupan dewasa,
banyak harap yg harus diikhlas,
banyak hilang yg harus dilepas.
0 notes
rasasenandika · 7 months ago
Text
i'm just a kid
0 notes
rasasenandika · 7 months ago
Text
u can't control the wind but u can adjust the sail
0 notes
rasasenandika · 7 months ago
Text
hehe welcome back, bedanya skrg udah ga alay era lagi
0 notes
rasasenandika · 3 years ago
Text
Hanya karena terlalu jauh melihat ke depan, memperhatikan kanan kiri, menerawang ke dalam angan-angan. Kita jadi begitu mudah kehilangan satu nikmat, yaitu nikmat cukup atas apa yang terhidang di hadapan.
—ibnufir
209 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
I think I'm enjoying this remarkable song
" . . .
If you think i'm such as happy person,
No, you're wrong
By saying my laughter is louder than yours,
Shut your freakin mouth
No ones knows what i feel and what i suffer,
No, they don't know
So keep your thought and stop assuming that
Someone is always fine . . . "
And, I think this song also can drive my mind
0 notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Semoga besok aku nggak lupa caranya bersyukur ...
1 note · View note
rasasenandika · 4 years ago
Text
Perjalanan hidup seorang manusia adalah akumulasi dari peristiwa "kadang-kadang."
- Sastrasa
29 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Seneng ya kalau hidup kaya yutup,, bisa di rewind
0 notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Ketika nantinya sudah memiliki segalanya. Jangan lupakan mereka yang telah memberi segalanya.
197 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Aku tak pernah ingin melukai, karna aku bergerak di bawah kendali. Mungkin itu salahmu sendiri, yg mendekati saatku lepas kemudi.
1 note · View note
rasasenandika · 4 years ago
Text
Akan ku ceritakan sedikit kisahku tentangmu. Kau tau, berkesempatan mengenalmu adalah hal terindah yg sangat kusyukuri pada masa nya. Kala itu ku kerap berdoa agar takdir berpihak pada kita. Semakin ku mengenalmu, semakin aku merasa tuhan meng-anak tunggalkanku. Dan benar, kita terikat bukan dalam waktu yg singkat. Bahkan semakin lama semakin erat. Kita tetap erat walaupun stigma liar mencekat. Tentu, aku takut akan jarak, aku pun takut hatimu koyak. Boleh saja kau anggap ini berlebihan, toh kala itu kau sama sekali tak keberatan. Bukankah kau sendiri yg melarangku untuk berdamai dg banyak orang? Bukankah kau pernah meminta untuk diingatkan dan dilarang? Bukankah kau sendiri yg membuat perjanjian untuk tidak saling meninggalkan? Lalu, apakah aku salah jika aku mengindahkan semua itu? Aku tak pernah mendahulukan diriku sendiri kawan. Bahkan untuk hal yg sangat kuperlukan. Aku tak pernah membencimu atas kesalahan yg kau lakukan. Lalu, kenapa sekarang seakan aku yg menistakan? Apakah aku melakukan kesalahan? Bagian mana? Tolong jelaskan. Apakah kesalahanku tak pantas dimaafkan? Atau memang selama ini aku bukan yg diprioritaskan? Kau bisa membayangkan betapa luar biasa yg kurasakan. Bahkan, ketika aku mencoba mencairkan keadaan, kau berperilaku seakan tak pernah berkenalan. Haha, lucu ya. Dan setelah semua gerbong terlewati, kau menjelaskan bahwa ini demi kebaikan semua pihak yg bersangkutan. Apakah ada orang yg mengubah caramu berpandangan? Apakah kau tak berpikir semua yg kaulakukan menyesakkan? Apakah kau tak merasa kehilangan? Sudah kuduga, ternyata selama ini aku yg terjebak dlm permainan. Permainan penuh intrik yg sudah termaktubkan. Mungkin selama ini aku salah menaruh harapan. Semua yg kulakukan mungkin tak pernah tersimpan di brangkas kenanganmu. Aku tau hadirku selalu mengganggumu. Bukankah aku pernah bertanya ` apa aku harus jadi org lain biar kehadiranku sedikit berperan?'. Kala itu kau berkata 'cukup jd dirimu yg apa adanya'. Kupikir aku patut percaya itu. Ku pikir kau benar² membutuhkanku. Sekali lagi, ternyata aku salah memijakkan kepercayaan. Ya, walau bagaimanapun aku tetap tdk bisa benar² menghapus lukaku. Sejuta kejadian akan tetap mengantarku kepada kenangan tentangmu. Walau kutau kau yg sekarang sudah menemukan hakikat kebahagiaan. Dengan tanpa hadirku sebagai beban. Tak apa, berbahagialah. Biarlah aku membahagiakan diriku dg kenangan. Menganggap semua hal ini tak pernah terlewatkan. Biarlah sekarang kau menganggapku makhluk paling menyebalkan. Aku tak akan peduli. Biarlah aku menghibur diriku sendiri. Berkatmu aku mendapat banyak pelajaran. Terimakasih kawan.
1 note · View note
rasasenandika · 4 years ago
Text
“Perasaan itu lebih baik diselesaikan mulai dari sekarang, daripada menjadi benalu di kemudian hari.”
— Sastrasa
40 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Mungkin aku perlu merevisi target-targetku.
Mungkin juga aku butuh merivisi skala prioritasku.
Tapi, tunggu sebentar.
Mungkin satu hal yang harus kurevisi adalah diriku sendiri,
Semua kebiasaan burukku yang memperkeruh kondisi.
Aku perlu merevisi aku.
- Ssastrasa
64 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
Kadangkala perlu untuk memaki diri sendiri, agar segera sadar diri.
- Sastrasa
112 notes · View notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
" ....
Namun aku akan tetap disini
Menunggu alam semesta menerima
Dan angin membawakan jawabannya
.... "
0 notes
rasasenandika · 4 years ago
Text
"I have a really necessary path to make welfare"
"Wow, what is that?"
"That's just throwing away egoism and creating harmonism, right?"
"I don't think that anyone can do that"
"Yeah, just start from yourself bro!"
"..."
0 notes