riskaputri

[riskaputri]

kalau suatu hari aku berhenti memenangkanmu, kamu harus tau bahwa bukan karena aku nggak sayang lagi sama kamu. tapi karena aku lebih sayang sama diriku sendiri lebih dari apapun. karena aku lebih ingin memenangkan diriku sendiri lebih dari apapun.

Aku memilih diriku sendiri dan begitulah beberapa hubungan berakhir.

Aku memilih Tuhanku, dan begitulah beberapa hubungan membaik.

[riskaputri]

kenapa bukan kamu orang yang tepat itu, ya?

kita mulai menjauh.. karena enggak ada yang cukup berani untuk tetap tinggal 🥹

maybe i dont need closure to heal. maybe i just need to stop asking why and start saying thank you. terima kasih karena pernah membuatku merasa sangat hidup.

meski ceritanya enggak tepat buat aku, enggak apa apa untuk kangen dengan semua waktu baik yang pernah aku lalui bareng dia. karena gimana pun juga, dia emang pernah jadi bagian dari hidup aku.

ya Allah… kenapa relate??

[riskaputri]

apa yang terjadi ya, seandainya waktu itu aku nyamperin kamu dan bilang “kamu sengaja ga mau bales pesan aku ya?”. apa yang terjadi ya seandainya waktu itu aku maksa kamu buat kasih penjelasan. apa yang terjadi ya, seandainya waktu itu kita ‘say goodbye’ dengan benar. apa yang terjadi ya, seandainya waktu itu aku dapet ‘closure’ yang jelas dari kamu.

mungkin aku akan sangat lega karena semuanya clear, yang ku butuhkan memang kejelasan. tapi aku tidak akan sampai pada banyak pemahaman, yang hanya bisa aku dapatkan jika kamu pergi tiba-tiba.

aku akhirnya paham bahwa ujian perempuan itu di menunggu. aku akhirnya paham kenapa harus utuh dulu sebelum menikah, karena menikah itu perkalian. aku akhirnya paham kenapa harus sembuh dulu, harus selesai sama diri sendiri dulu, harus fulfill dulu sebelum menikah. karena tidak mungkin mengajak orang lain masuk, kalau diri sendiri aja masih banyak yang harus dirapikan. dan masih banyak pemahaman-pemahaman lainnya yang lahir setelah aku bertemu (dan berpisah) sama kamu.

bisa-bisanya, kamu pergi pun, hidupku masih penuh oleh kamu.

[riskaputri]

unanswered question~

🧕🏻 ada yang mau aku obrolin sama kamu. 👨🏻 maaf ya aku belum bisa kalau sekarang, perasaanku lagi ga baik-baik aja. 🧕🏻 oke gapapa, take your time. let me know kalau kamu sudah siap ngobrol. dan setelah beberapa waktu.. 👨🏻 mau ngobrol apa?

__________

di lain waktu.. 🧕🏻 ada yang mau aku konfirmasi ke kamu, boleh nggak? 👨🏻……. (no answer)

lalu ku coba lagi.. 🧕🏻 yaudah let me know kalau kamu masih mau ngobrol sama aku 👨🏻….. (no answer) 🧕🏻 (hm.. menyebalkan..)

__________

oke, kalau begitu aku pergi. i deserve more than just unanswered questions. bye..

[riskaputri]

entah melepasmu atau menunggumu, keduanya bukan perkara yang mudah. keduanya punya konsekuensinya masing-masing. melepasmu aku belum siap, menunggumu aku terombang ambing. 

dan pada akhirnya, aku memilih mana yang membuatku tenang menjalaninya. menunggumu. tentu, aku tidak tau apakah ini keputusan yang paling tepat. aku hanya sedang mengupayakan yang terbaik yang aku bisa. toh menunggu kamu tidak pernah mengubah hari-hariku (kecuali aku jadi semakin romantis di hadapan Allah).

tapi aku selalu berdoa, semoga menunggu kamu adalah keputusan yang tepat.

rabu ketiga, 25 Juni 2025

[riskaputri]

“bahasa yang paling indah adalah melangitkan banyak doa untukmu”

rabu kedua, 18 Juni 2025

[riskaputri]

beradaptasilah disana, betah-betah disana, enjoy disana.

aku disini, masih mempertaruhkan hal yang sama, tidak berubah - menunggu kamu.

pun doaku masih sama, kita pasti akan bertemu lagi di versi terbaik dari diri kita masing-masing.

[riskaputri]

aku tidak pernah menyangka kalau “take your time until you’re ready” akan menjadi my love language for him 🥹

ya Allah… panjangkan sabarku…

[riskaputri]

I found myself…

when I met you,

when I had a conversation with you,

and when you told me “you are doing well”

———

rabu pertama, 11 Juni 2025

(tidak tau apakah akan ada yang kedua)

[riskaputri]

hal inilah yang membuatku belum rela untuk melepasmu. menunggumu sedikit lebih lama adalah usaha yang bisa ku lakukan untukmu. aku tidak mau menjadi perempuan yang mudah menyerah. aku tidak mau menyesal di kemudian hari karena tidak memperjuangkanmu semaksimal mungkin.

tadinya…

aku berpikir bahwa hanya aku yang bisa melihat proses bertumbuhku. aku berpikir bahwa hanya aku yang akan mengapresiasi proses bertumbuhku. aku berpikir bahwa tidak akan ada orang lain yang menyadari proses bertumbuhku.

sampai aku bertemu denganmu.

ternyata kamu melihat semua prosesku. kamu mengapresiasi prosesku. kamu menyadari hal-hal yang aku usahakan selama ini. kamu bilang aku keren karena bisa sampai di fase ini.

i’m crying. coz it means a lot for me.

[riskaputri]

menunggumu.

“hati kecilku tau sampai kapan aku harus menunggumu, dan kapan waktu yang tepat untuk melepasmu.”

aku sendiri yang mengatakan bahwa menyatakan perasaan tidak pernah menjadi perkara yang sederhana. lantas mengapa aku mendesak kamu untuk memberikan jawaban yang aku inginkan? mengapa aku tidak memberi waktu sedikit lebih lama untuk kamu berpikir? dengan keegoisanku, aku lupa memikirkan kamu yang juga sedang berkelahi dengan pikiran dan perasaanmu. 

toh, aku tidak menunggumu seumur hidupku. harusnya aku bisa menunggumu sedikit lebih lama, demi seumur hidup yang lama itu. aku masih disini menunggu kamu.

aku akan berusaha menepati perkataanku. bahwa aku akan membantumu melalui sabarku dalam penantian, sampai kamu siap. bahwa aku memberikan waktu yang luas untuk kamu berproses dengan dirimu sendiri.

sampai bertemu di versi terbaik dari diri kita masing-masing ya, mas. semoga Allah jaga kita selalu. 

Bandung, 8 Juni 2025~

[riskaputri]

tadinya…

aku berpikir bahwa hanya aku yang bisa melihat proses bertumbuhku. aku berpikir bahwa hanya aku yang akan mengapresiasi proses bertumbuhku. aku berpikir bahwa tidak akan ada orang lain yang menyadari proses bertumbuhku.

sampai aku bertemu denganmu.

ternyata kamu melihat semua prosesku. kamu mengapresiasi prosesku. kamu menyadari hal-hal yang aku usahakan selama ini. kamu bilang aku keren karena bisa sampai di fase ini.

i’m crying. coz it means a lot for me.

[riskaputri]

it takes two to tango~~

terimakasih sudah mengusahakan diskusi yang setara. terima kasih sudah memberikan ruang dengar yang aman dan tidak menghakimi. I don’t know what to call this kind of relationship, tapi aku sangat berterima kasih dengan relationship ini.

[riskaputri]

mengantongi rasa tenang

di hidup ini, apa sih yang dicari kalau bukan rasa tenang?. bagiku pribadi, dikasih rasa tenang sama Allah tuh.. melt. aku ga lagi maksa Allah buat kasih sesuatu sesuai maunya aku. aku nggak rungsing lagi sama apa yang akan terjadi di depan sana. aku nggak khawatir lagi sama hasilnya. dikasih rasa tenang sama Allah adalah titik dimana aku udah nggak minta apa-apa lagi. karena rasa tenang sudah lebih dari cukup.

[riskaputri]

mungkin ada beberapa pertanyaan yang berkali-kali kamu tanyakan pada dirimu sendiri… sebagian karena belum kamu temukan jawabannya, sebagian lagi karena jawaban itu datang beserta keraguan.

semoga Allah mantapkan hatimu, Allah datangkan keberanian dan keyakinan, Allah tunjukkan jawaban sekaligus ketenangan di dalamnya. all you need to do is tidak berhenti dan bersabar akan prosesnya.

[riskaputri]

sejak kamu pernah bilang “maaf ya kalau besok-besok aku ga reply lagi”, harusnya aku tidak pernah berharap kamu akan balas pesanku. sepenting apapun pesanku, ada kemungkinan yang besar kamu tidak akan membalasnya. bukan karena pesannya tidak penting, tapi aku yang bukan prioritas kamu.

dan ya, datang dan pergi sesuka hati itu sangat menyebalkan. maka kali ini, aku tidak akan mengizinkan kamu datang dan pergi sesuka hati. aku anggap kamu sepenuhnya pergi, aku tidak akan mencarimu. kalau suatu saat kamu datang lagi? maaf sepertinya hatiku akan susah menerimamu kembali.

[riskaputri]

aku tidak tau apakah aku bisa menghadapi kamu. setelah kejadian di hari itu, aku terlalu malu untuk bertemu kamu lagi. ahh padahal sudah dua bulan berlalu.

aku ingin jadi manusia paling pendiam. aku ingin keberadaanku tidak diketahui olehmu. tapi siapa yang menyangka bahwa sependiam apapun aku, kamu tetap mengetahuinya. pesan dari kamu membuat pertahananku seketika hancur.

aku belum siap untuk menghadapi kamu. bagaimana jika… bagaimana jika aku jatuh suka terlalu dalam padamu?