rotiseribuan1-blog
rotiseribuan1-blog
Keluarga
116 posts
Tempat terindah untuk pulang. Aku punya kalian. Kalian punya aku. Karena aku dan kalian adalah kita.
Don't wanna be here? Send us removal request.
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
LELAH
Entah kapan terakhir kali waktu ku tak dipenuhi rasa lelah akan peperangan diriku melawan ego juga rindu yang sering mengganggu warasku. Aku bahkan sudah tak ingat kapan aku merasa baik-baik saja. Kupikir awal ku mengenal mu, akan membawa hidupku ke jalan yang lebih baik. Tapi tidak. Justru gelapnya jalan. Rumitnya pertikaian yang sering kali terjadi saat malam tiba, kini malah semakin tak terkendali. Kau memberiku kenyamanan lalu pergi. Kau tinggalkan luka berbumbu rindu yang entah kapan akan mengering. Setiap kali aku mencoba untuk terlihat baik-baik saja, justru semakin terasa perih saja luka itu. Jujur. Sebenarnya aku ini sudah lelah akan semuanya. Semua tentang dirimu yang tak kunjungan pergi dari ingatanku. Lelah melulu merindu dalam pekatnya angin malam, yang kian membuat hati biru, sedangkan sosokmu yang kurindu sudah berlalu jauh meninggalkan hati yang luka, karena kenyamanan yang hanya sesaat saja.. Bagaimana caranya agarku mampu menerima pergimu itu, di sini di ruang hati ini, segala tentangmu masih tertinggal. Bagai karang yang terus menerus dibentur ombak, hati ini semakin lama semakin terkikis luka setelah kau tiada. Kau memilih pergi tanpa memikirkan aku yang selalu mencintaimu tanpa henti. Kau memutuskan untuk pamit disaat harapanku sedang tinggi-tingginya menjulang ke langit. Apakah kau peduli akan semua lukaku ini? Kini, kau hanya meninggalkan segumpal kerinduan semu tanpa ada secercah harapan lagi untuk kembali kepadamu.
@pemahatrasa @yegirizkipratama @keyshawidya
82 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Tak ada suara yang terdengar saat senja menyambut malam Gerbang peraduan mulai membukakan celah untuk sang Dewi keluar dari sarang Auranya membuat resah bagi para penjelajah Menyibak hasrat untuk mengarungi gelap Bercumbu beradu rayu dalam carut marut tak berarah Melenyapkan rindu yang tak menggebu Jemari menari dalam jiwa yang sendiri Berdendang gemulai pada syair tak berirama Gelisah menyeruak mamuncak ke rongga dada Gundah membelenggu membungkam relung hati Rasa ingin berlari namun kaki tak kunjung tertatih Terbelit resah dan juga gelisah
Yegi Rizki Pratama
@rotiseribuan1
44 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Aku mencintaimu tanpa strategi. Tanpa perencanaan, tanpa persiapan untuk melindungi diriku sendiri.
hingga nanti tiba-tiba kau memutuskan pergi– aku tak tau apa jadinya diriku. (via sansanlovenzla)
68 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Mengerti, aku sudah untuk mencoba mengerti kamu. Tapi apa daya, selalu aku yang disalahkan olehmu. Iya aku memang tidak mengerti betapa sibuknya kamu, iya aku juga tidak mengerti bagaimana kesibukanmu sekarang. Terima kasih sudah menyempatkan membalas surat ku, yang tidak aku mengerti itu. Kembali lah kepada kesibukanmu. Aku hanya menunggumu untuk pulang.
Als
29 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Hebat, ingin ku beri tepuk tangan semua masalah ini. 👏
(via sansanlovenzla)
58 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Conversation
Percakapan Anak dan Orangtua Ankatnya
Saya: Apa yang harus aku lakukan?
Dia: Kamu sudah dewasa, sudah tahu baik dan buruknya.
Saya: Tapi aku sangat benci dengannya, selama bertemu dengannya selalu berselisih paham. Kami memang saudara kandung, tapi sifat kami sangatlah berbeda.
Dia: Tenang. Dia masih remaja dan kamu sudah dewasa. Masa remaja adalah masa dimana emosi menggebu-gebu, ingin menang sendiri, tidak mau disalahkan, selalu cari perhatian dengan orang-orang sekitar. Dia usianya baru 17 tahun, usia segitu masih meraba-raba akan jatidirinya. Kamu dulu juga seperti itu, bukan?
Saya: Aku malu, Bun, malu dengan orang-orang sekitar, malu dengan teman-teman. Ingin rasanya menyembunyikan dia dari sorot mata dunia, tapi aku tak mampu.
Dia: Setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Kamu hanya butuh kesabaran.
Saya: Lalu apa yang harus aku lakukan?
Dia: Pulanglah. Kasihan Ayah dan Ibumu. Jangan kamu buat mereka berdua khawatir. Pulanglah untuk mereka berdua.
Saya: Baiklah...
Dia: Bukan untuk sekarang, nanti setelah suasana hatimu membaik. Tenangkan dulu hatimu di sini.
Saya: Bun... sempat muncul di benakku untuk pergi meninggalkan kota ini, untuk jangka waktu yang sangat lama, agar semuanya bisa kembali baik-baik saja.
Dia: Jangan menjadi pecundang seperti itu kamu, Nak. Jangan kamu biarkan pikiran seperti itu meracuni otakmu. Kasihan orangtuamu, diusianya yang sudah tidak lagi muda, mereka berdua butuh teman dalam hidupnya. Lakukan yang terbaik untuk mereka. Sudah sepantasnya kamu membalas jasa kedua orangtuamu. Lakukan yang terbaik untuk mereka berdua, sebelum mereka berdua meninggalkanmu untuk selamanya, Nak.
80 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Ketika dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Antara memilih bertahan dalam keterlukaan atau meninggalkan jejak dengan nama yang cacat.. _
(via gadisturatea)
39 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Angin Malam Membawa Rindu
11:05 pm
Sampai detik ini bulan dan bintang masih setia menemani, padahal aku sudah lelah dan ingin berhenti. Kemudian tiba-tiba saja angin menyelinap masuk lewat celah-celah jendela kamarku. Nyatanya selelah apapun aku bergelut dengan masalalu, aku masih saja kalah oleh rindu yang dibawa angin bersama banyangan milik seseorang dalam kisahku pada ratusan hari yang lalu.
Kota Hujan, Agustus 2017
@rumpunaksara
54 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Beri aku satu alasan untuk tetap tinggal, sebelum aku pergi jauh dan tak akan pernah kau temukan.
Luka Kita (via lukakita)
437 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Cermin…ku pecah kau.. Biar menjadi sesuatu yang melukaiku hingga berdarah, Sesuatu yang sakit melebihi luka tergores hati. Biar serpihan kacamu ku tancap dalam ke urat nadiku. Jangan ada yang melarang!!! Aku tahu kondisi hatiku sendiri. Aku mengerti remuknya hati ketika sadar yang telah pergi adalah benar benar yang ingin ku miliki
(via novarinanova)
31 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Lingkaran lara
Sungguh ku merasa resah, perpisahan ini menyisakan benci, aku sungguh tak mengerti mengapa terus kau lukai aku, Padahal kau jelas tahu aku selalu mencintai, padahal kau jelas menyadari aku selalu berusaha bertahan, pada setiap pertengkaran dan pertengkaran, Aku selalu memberi apa yang kau minta, selagi aku bisa
Lalu? Mengapa kini kau selalu sengaja memaki, kau selalu saja mengancam? Bahkan kau mengambil apa yang benar - benar aku butuhkan, Demi aku bisa mendekat kepadamu, untuk memuaskan hasratmu? Kau ingin memelukku tanpa memilikiku, Kau ingin melukai aku secara sengaja lagi dan lagi… Sebenarnya mengapa kamu begitu “ membenci” ku namun tak melepaskan ku? Atau menggenggam tapi hanya secara sembunyi- sembunyi.. Bukan di depan segenap keluarga besarmu? Kini aku ingin pergi namun mengapa kau tak pernah rela? Kau menahanku hanya untuk “ menyiksa” perasaanku juga tubuhku?
Aku memang mencintaimu tuan? Tapi aku sudah sangat terluka dan bahkan kehilangan diriku sendiri, Boleh kah aku menjauh, aku mohon dengan sangat, Tolong maafkan aku, Maafkan segalaku, yang sudah membuat kamu memiliki alasan untuk berlaku seperti ini kepadaku, Aku seperti berada di lingkaran lara yang tak berujung, aku lelah sekali, aku ingin bebas, namun kau mencengkeramku terlalu kuat, Namun kaupun telah “ meninggalkan” aku, Tapi mengapa tak pernah rela aku bebas, aku menemukan “ bahagia” yang baru, Hingga kau ingin aku datang lagi untuk mendekat padamu untuk dilukai, lewat pelukmu? Karena yang kau ingin hanya menaklukkan tubuhku namun melukai hatiku…
25 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Secawan sepi setelah pergimu
Pagi masih sama indahnya, pancaran sinar mentari masih tetap setia menghangatkan tubuh ini, suara kicauan burung, ayam berkokok, masih serupa seperti hari- hari lalu, pun udara yang ku hirup masih segar, seperti kemarin, Inilah bahagia kecilku, tersebab aku hidup di desa, atau tepatnya pinggiran kota
Namun mengapa masih ada, serupa sesak yang terasa, kala pagi mengapa, Masih ada perih di dalam rongga dada Terbiasa aku terbangun dengan ucapan sapa dari dia,
Kini, kembali aku berteman sepi, Walau memang aku menyukai Saat ini dan kemarin aku memang sendiri Aku terbiasa menguntai hari- hari dengan suasana yang hening sunyi,
Tapi apa yang kini aku alami, Sungguh akupun tak mengerti Mengapa ada sepi yang lain terasa? Bukankah aku adalah seorang yang akrab dengan kesendirian namun tak pernah merasakan sepi ? Aku berteman dengan diriku sendiri, Aku terbiasa melangkah tanpa ditemani, Lalu harus ku terjemahan dengan kata apa, apa- apa yang kurasa selepas perginya dia?
Bagaimana bisa setelah kehadiran dia, Aku menjadi tidak suka dengan kesendirian? Yang hampir separuh umurku, telah menjadi kawan karibku, Bagaimana bisa setelah kisah yang ia rajut, ia akhiri sendiri, kini ada luka dan sepi terasa di rongga kepala dan hatiku?
Aku mulai membiasakan diri, dengan hadirnya rasa sepi yang asing itu Ku terima walau sepahit apa, Aku tak akan mengelak lagi, Lagi pula bagiamana mungkin aku terus menutupi rasa sedih itu, dari diriku sendiri, dan bermusuhan dengan diriku sendiri yang lain?
Maafkan aku wahai diri, terus saja menyalahkanmu, atas luka- luka yang ada, Terluka itu adalah bagian dari kehidupan, masa untuk pendewasaan Merasakan sepi setelah kehadirannya adalah sebuah kewajaran,
Maafkan aku wahai diriku, yang terus menuntutmu menunjukkan ketegaran Padahal di dalam sana kau sedang amat patah dan rapuh, Menangislah sekerasnya, sampai hari berganti, aku tak akan menyalahkan kerapuhan- kerapuhanmu sebab yang datang dengan sejuta keindahan pergi tanpa alasan,
25 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Text
Akhirnya, kamu menyempatkan untuk pulang di sela-sela kesibukanmu. Aku, hanya bisa tertunduk saat mendengarkan semua penjelasanmu. Terima kasih, kamu masih berkenan untuk pulang. Tenang saja, aku akan selalu menunggumu di sini.
Als
27 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Aku sedang rindu, namun rindu ini terlarang, karena dia yang kurindui telah banyak menyakiti dan membenciku, Aku sedang rindu, tetapi rindu ini tak bertuan, karena yang dirindu telah banyak menorehkan luka dalam dada Aku sedang rindu, namun rindu ini tak bisa diobati dengan temu, sebab tak mungkin lagi aku bisa melihat sosoknya yang kini amat menaruh benci kepadaku, Aku sedang rindu, pada mata itu, mata yang pernah dengan penuh cinta memandangi ku, namun kini sorot matanya adalah sorot kebencian, Aku sedang rindu, pada yang kini tak pernah menyapa, padahal dulu tak berjarak barang sejengkal, Aku sedang rindu, pada sosok tambun berkacamata, yang memanggilku dengan sebutan panda, yang kini sangat dingin, bak gunung es, Tapi sesekali berwajah seram dan memaki, Aku sedang rindu, pada aroma kopi yang ia seduh dan sesap, tiap kali kita dulu bertemu, Aku sedang rindu, pada tembang - tembang lawas kesukaannya, juga komik- komik kegemarannya, aku rindu
(via keyshawidya)
25 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Hai, masa laluku. Entah siang ini siang apa yang membawaku untuk bertatap mata denganmu. Ada pemandangan sejuk saat empat kelopak kita bertemu. Ada perasaan luap rindu yang bersamaan mengalir di rongga dadaku. Apakah ini proses kembalinya asa? Entahlah, namun yang ku rasa bukanlah cinta seperti lalu. Hanya sekelebat rindu yang ingin ditawar hanya sekedar bertegur sapa. Pintaku, semoga dipertemukan pada senja saja. Agar terlihat semakin indah kiasan kiasan yang akan ku tulis pada lembaran cerita hidupku. Ku sungging senyum. Iya, Tuhan memang menyenangkan. Sangat.
(via novarinanova)
24 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Dikeramaian, merasa sepi.
(via sansanlovenzla)
43 notes · View notes
rotiseribuan1-blog · 8 years ago
Quote
Tuhan selalu punya cara untuk mengejutkan aku tentang berbagai hal. Hari ini saat aku merasa semuanya baik-baik saja dan terasa sempurna, bahkan hati yang sebelumnya tidak baik-baik saja sudah mulai menemukan jalan untuk bahagia, Tuhan mengejutkan ku tentang berita duka tanpa memberiku aba-aba sebelumnya. Harus secepat inikah? Aku belum sempat melihat senyum mengembang kembali diwajahnya, sekarang Tuhan harus mengambilnya dari sisi kami. Jika memang ini yang terbaik, berikan ia tempat terbaik disisimu Tuhan.
(via pemahatrasa)
40 notes · View notes