sabilaj
sabilaj
Kashva's
280 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
sabilaj · 4 months ago
Text
Ramadhan Day 14
Istiqomah itu berat.
Berat banget.
Konsisten tilawah sesuai target juga beraaaaat bgt. Selalu bertempur ngelawan diri sendiri. Padahal udah berlalu hampir 2 minggu dan belum ngerasa dapet pencerahan apa2, sebegitu jauhkah aku dari-Mu ya Allah?
Diperparah drama belum bisa menahan lisan dan prasangka baik sama takdir Allah. Sampai menangis menghujat takdir dan mempertanyakan kenapa harus begini.
Ya Allah ampuni aku
0 notes
sabilaj · 9 months ago
Text
Gara-gara kemaren, realize something. Ya aku memang bukan tujuan siapa-siapa. Apalagi dia. Yang dalam halusinasi aku, punya rasa. Nyatanya fantasi belaka. Sebegitu akut-kah perasaan ingin dicintai-ku ini? Sampai bisa baper berfantasi padahal memang dasar orangnya baik aja.
Aku tuh udah se-insecure ini. Se-ngga pede ini. Sampai bahkan melangkahi takdir dengan statement2 gila yg kayak ga punya iman. Bahkan kadang hanyut dalam lamunan sendiri.
Pikiran-pikiran gila ini bisa ngehancurin, i know it. Bahkan rasanya mau meledak kepala ini. Andai bisa kuledakkan.
Ada waktu pikiran tenang, tapi sekarang menggila lagi. Capek. Banget. Tapi belum ketemu ujungnya.
Padahal kata Allah : "wa laaa taiasuu mir rouhillaah...."
Tapi dimana ya Allah? Sampai kapan?
0 notes
sabilaj · 1 year ago
Text
ingin pergi
Pertama kalinya, dalam dua tahun terakhir ini terbersit dalam pikiranku untuk pergi dari mereka. Ingin berlepas dari mereka. Ingin berjumpa orang-orang baru. Bukan karna bosan. Bukan juga karna benci. Hanya saja, ingin pergi.
Pgk, 8 juni 2024. 21.31
0 notes
sabilaj · 1 year ago
Text
Filsafat
Sore ini kuhabiskan waktu duduk membaca buku sembari menikmati semilir angin di bawah gazebo taman kota. Taman yang menjadi tempat pelarianku disaat pikiran-pikiran mulai semrawut dan rasa sepi menghampiri, ditemani serombongan burung merpati terbang riuh rendah hilir mudik entah mengejar apa, menyemarakkan suasana.
Hampir sebulan sudah buku ini tak selesai ku baca, Filsafat Kebahagiaan, teori Plato tentang kebahagiaan dari bagian awal buku ini sudah hilang timbul dari ingatan. Untuk itu ku lanjutkan menyelesaikan teori selanjutnya menurut Al Farabi. Melalui Al Farabi kutarik konklusi bahwa bagian terpenting dari cara untuk bahagia adalah bersyukur dan menjadikan Tuhan sebagai tujuan dan tempat kembali. Bahagia yang hakiki adalah dengan kembali kepada sumber dari kebahagiaan tersebut, yang sejatinya tidak bisa diukur dengan kenikmatan duniawi saja. Dan segala sesuatu yang membuat bahagia itu, pasti baik. Sedangkan yang baik, belum tentu membuat bahagia. Sesuatu yang buruk bisa membuat bahagia, tapi kalau begitu pasti ada yang keliru dalam mendefinisikan bahagia dalam batasan pengetahuannya dan tidak selamanya menjadi bernilai bahagia.
Overall, aku suka membaca buku ini. Melatih dinamika berpikir dan logika. Melalui filsafat ini, jelas diketahui asbab musabab suatu teori bisa terbentuk. Menarik alur berpikir akan suatu hal dengan runut dan praktis. Meski kadang ada yang sedikit rumit dan harus diulang baca berkali-kali. Sejatinya filsafat ini untuk kaum yang suka berpikir. Setelah buku ini, jadi berminat merambah ke novel filsafat dasar yang dari dulu sudah sering didengar tapi belum tertarik dibaca, Dunia Sophie.
Pgk, 2 Juni 2024. 10.42 pm
0 notes
sabilaj · 1 year ago
Text
Beberapa orang berusaha untuk menyembunyikan perasaannya dengan diam. Tetapi dia lupa, semua kesedihan tergambar jelas di matanya.
@milaalkhansah
200 notes · View notes
sabilaj · 2 years ago
Text
Neptunus yang kau sangka sebagai jalur edarmu. Nyatanya dia pergi jauh meninggalkanmu sendirian. Mungkin bagimu semua hal didunia ini bisa pergi begitu saja tanpa berpamitan lebih dulu kepadamu. Namun satu hal yang harus kamu tahu dan kau pahami. Bahwasanya semua boleh meninggalkanmu begitu saja, namun tempat kembali hanya ada satu. Dia yang selalu melihatmu dalam keadaan terburukmu sekalipun, tetap akan menerima dengan segala hal yang telah menyakitimu hingga begitu hancur.
Allaah, ada untukmu. Dia tempatmu untuk pulang dan mengeluh tentang bagaimana dunia begitu buruk memperlakukanmu. Neptunus yang kau sangka sebagai jalan edarmu hanyalah salah satu dari ujian yang harus kamu lewati. Perlakuanmu kepadanya akan membuatmu mengerti tentang sebuah rasa mengikhlaskan atau kesadaran..
Relakan Neptunusmu pergi. Allaah akan ganti dengan Neptunus yang lain. Atau mungkin Allaah akan menghadirkan pertemuanmu dengan Saturnus, Uranus, atau mungkin Merkurius kedalam hidupmu. kamu tidak akan tahu nasib masa depan bukan? Jadi tenanglah, sepekat apapun malam. Hal itu akan berlalu juga. Sesakit apapun kesedihan, ia pun akan terlewati juga.
Jangan lupa meminta kebaikan kepada Allaah, meminta dikuatkan atas segala rasa sakit dan kehilangan yang membuatmu lebur. Mintalah ganti yang lebih besar lagi untuk kehidupanmu, sebab Allaah tak pernah bosan mendengar segala rintihmu. Siapapun nanti dan bagaimanapun jalan edarmu, kamu jangan pernah meninggalkan harap untuk selalu berbaik sangka kepadaNya.
Jangan pernah tinggalkan doamu sekalipun kamu begitu merasa hancur dan ingin sekali berhenti. Jangan pernah tinggalkan. Sebab doa adalah lentera untukmu, untuk menemukan jalan keselamatan setelah terombang-ambing diluasnya kehidupan dunia ini.
Allaah selalu ada untukmu, sekalipun kamu mungkin lupa dan berniat untuk menjauh dariNya. Allaah selalu ada dengan begitu banyak Rahmat dan kasihNya kepada makhluk ciptaanNya. Demikianlah agar kamu tahu untuk sekadar tahu diri...
205 notes · View notes
sabilaj · 2 years ago
Text
Menjaga hubungan pertemanan tak semudah yang dibayangkan. Ada effort lebih yang harus terus menerus diperjuangkan. Memperjuangkan temu yang mengorbankan waktu, materi, tenaga, rasa, dsb. Semuanya bakalan worth itu sebenarnya, asal ada timbal balik. Asal dua2nya sama2 effort.
Itulah masalahnya, sisi satu ngerasa udah full effort, sedangkan si sisi yg lainnya ngerasa ga butuh effort dari si sisi satu. Jadi? Ga nyambung. Konflik. Yang satu ngerasa ga dianggep, ga dihargai. Eeh, yg satunya ngerasa biasa aja karna buat dia nothing special. Hadeeeh.
Yang satu udah ketinggian ekspektasi sama yg lain, udah dependant bgt....eh, yg satunya ngerasa "yaudah biasa aja sih, ga perlu kan semua harus dirasa, dipikirin, let it flow. Namanya temen ya ada aja fase males-nya, ga kayak awal. Buat aku semua orang sama, only my family matters." Seketika nih, ngedenger kata2 itu ngehancurin hati banget. Berasa dikhianatin (tp emg dari awal udah dikhianatin sih) berkali-kali. Jadi, gue effort nganggep lu sahabat itu ternyata.......ga berarti apa-apa buat lu😭
Oh, God. Disitu berasa bangun dari koma. Tersadar sesadar-sadarnya. Kalo selama ini cuma gue yg effort, cuma gue yg ngerasa deket, cuma gue yg nganggep dia penting. Sedangkan gue didalam benak dia hanya satu dari sekian banyak org yang dia temui. Kecewa. Kecewa sedalam-dalamnya. Hari itu, berlinang air mata, sesenggukan berjam-jam. Kayak runtuh semua harapan, dikhianatin, dibuang, ga dianggep, semua rasa sedih bercampur aduk. Diatas sajadah abis sholat berlinang air mata gue bilang, ya Allah gini bgt ya sakitnya kecewa krn harapan sama manusia. Berharap dibales dgn hal yg sama tp ternyata malah ngecewain. Di titik itu kayak : ya Allah ternyata aku cuma punya Engkau disini, ga ada manusia yg bener2 tulus atau peduli.
Benar kata Ali bin Abi Thalib, ga ada kepahitan hidup yang sakitnya melebihan kekecewaan karna berharap pada manusia.
Sejak itu, gue bertekad. Okeh, gue cuma punya Allah. Please always guide me and temani aku ya Allah
0 notes
sabilaj · 2 years ago
Text
Aku selalu berkata, "okey, aku ikutin cara mainnya. Aku ga akan berekspektasi apapun lagi. Aku ga akan giving a whole effort to be good friend or else." Meski harus kuakui, ada luka dalam hati yang masih menganga. Masih ada sembilu yang perih. Aku selalu berkata dalam hati, oke aku bisa biasa aja menghadapinya. Tapi kenyataannya, masih saja sulit untuk sekedar berbicara. Meski dia memang terlihat seperti baik-baik saja tidak terjadi apa-apa. Tapi aku ga akan pernah bisa menafikan bahwa ga akan lagi sama. Caraku dulu dan sekarang untuk berhadapan dengannya terasa sulit untuk sama lagi.
Oh Tuhanku, kenapa harus hati ini penuh dengan rasa. Kenapa harus aku ingin bergantung. Kenapa harus aku ingin diakui. Kenapa harus aku menuntut semua perhatian manusia. Kenapa aku tidak bahagia damai saja dalam kesendirian ini. Menerima takdir.
2 notes · View notes
sabilaj · 2 years ago
Text
the happiness that come after
Aku percaya. Bersama kesulitan datang kemudahan. Bersama sedih datang kebahagiaan. Bersama kecewa akan datang kesetiaan dalam sebaik-baik pengharapan.
Setelah orang yang salah, akan datang orang yang tepat.
Semua hanya tentang waktu.
Aku percaya sebaik-baik takdir yang kulalui, saat ini, yang lalu, dan yang akan datang
0 notes
sabilaj · 2 years ago
Text
Awal 2023
Mengawali 2023 ini dengan doa yang mungkin bisa dibilang desperate banget.
Di tengah kesendirian, kesunyian, kegelapan.
Di tanah antah berantah yang menjauhkan saya dari orang-orang terdekat. Hampir aja menetes air mata saking rindunya. Rindu berada dalam kenyamanan rengkuhan keluarga. Bukan tak biasa merantau, tapi entah mungkin karna faktor usia yg tak lagi muda ini ditambah dunia orang dewasa yang sibuk masing-masing, jadi membuat makin terasa sepi dan butuh teman. Jadi lebih sensitif.
Teman datang dan pergi, silih berganti. Muncul rasa ingin dekat-dekat dengan orang tua, karna cuma mereka yang mencintai aku dan ga akan pernah meninggalkan aku. (Udah mewek sambil ngetik ini)
Tapi tetep yakin sih, rencana Allah pasti luar biasa. Takdir Allah ga pernah keliru dan pasti yang terbaik. Pasti ada hikmah dari semua ini. Pasti. Dan aku tak pernah kecewa meminta padaMu, Rabbku.
6 notes · View notes
sabilaj · 3 years ago
Text
Kadang-kadang manusia bisa berkembang apabila bersama orang tertentu. Seseorang yang juga menyukai apa yang kita sukai. Seseorang yang membuat kita rela mengemudi seharian dan tetap merasa gembira walaupun tidak punya uang.
Lid of the Sea, by Banana Yoshimoto
0 notes
sabilaj · 4 years ago
Text
“And when nobody wakes you up in the morning, and when nobody waits for you at night, and when you can do whatever you want. What do you call it, Freedom or Loneliness?” - Charles Bukowski
472 notes · View notes
sabilaj · 4 years ago
Text
“Memilih lelaki itu tak cukup hanya dengan bacaan Qur'an nya bagus, hafalannya ajib. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu, yaitu bagaimana manhajnya. Lihatlah diluar sana. Betapa banyak yang hafal ini itu namun aqidahnya salah, akhlaknya nol. Kenapa? Sebab yang berilmu belum tentu diamalkan. Carilah ia yang mau belajar, dengan manhaj yang lurus tentunya, asalkan dari situ menghasilkan buah yang kelak dipanen di Surga. Insya Allah..”
Novita Ummu Iyas
Bacaan Al-Qur'an itu bagus, hafalannya itu baik. Namun ada yang lebih penting dari itu semua yaitu bagaimana Manhajnya. Mencari yang demikian itu baik namun tetap utamakan manhaj dan akhlaknya. Jika sudah sejalan, Insya Allah, semuanya mudah.
Barangkali tulisan ini akan menjadi penting untuk nantinya..
Embun || 08.29
(via andromedanisa)
itulah kenapa, aku tak pernah kecewa dalam berdoa kepadaNya. mari langitkan pinta wahai diri, sungguh Allaah Maha mengabulkan do’a..:”
2K notes · View notes
sabilaj · 5 years ago
Text
Biasa Saja
Tidak ada yang istimewa ketika seseorang bisa membeli rumah di usia 24 tahun. Sebab, banyak yang melakukan hal serupa dan bahkan lebih muda dari itu. Tidak ada yang benar-benar spesial ketika ada seseorang bisa membeli mobil di usia 27 tahun. Karena banyak juga yang melakukan hal serupa. Termasuk menikah di usia muda, tidak ada hal yang istimewa. Biasa saja.
Kenapa ada yang begitu bangga dengan itu semua? Seolah-olah memiliki atau menjadi semua itu, adalah sebuah keberhasilan karena bisa lebih dari teman-teman kita yang lain? Apakah sebenarnya, rezeki yang mengalir kepada kita dalam beragam bentuk adalah hal yang layak kita banggakan secar berlebihan? Mungkin, kita pernah sama-sama berada dalam kondisi tersebut. Merasa begitu hebat dan menakjubkan karena bisa melakukan sesuatu yang lebih, dibandingkan teman kita yang lain.
Sampai pada satu titik, pertemanan semakin luas dan berkembang. Apa yang dicapai ini, bahkan tidak ada apa-apanya dibanding teman kita tersebut. Dan, mereka jauh-jauh-jauh lebih rendah hati dan bersikap biasa-biasa saja dengan apa yang telah mereka capai.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, saat kita merasa seolah lebih dari orang lain. Jangan diam ditempat. Pergilah ke tempat dimana kita di sana menjadi “keset”. Apa yang kita capai, tidak spesial sama sekali. Agar tidak ada benih-benih kebanggaan yang cenderung pada kesombongan dan merendahkan proses perjalanan hidup orang lain.
Kalau kita berhasil meraih sesuatu. Bersyukur. Kemudian, berlatih untuk tidak terlalu banyak berbicara. Karena, bisa jadi, apa yang kita bicarakan ini tidak benar-benar karena kita ingin berbagi, melaikan karena ingin diperhatikan.
©kurniawangunadi
885 notes · View notes
sabilaj · 5 years ago
Text
"Saya tidak punya lg rencana besar, tapi saya yakin Allah punya rencana besar untuk saya"
-chef aryo
1 note · View note
sabilaj · 5 years ago
Quote
Tidak semua hal dari kita harus dipahami orang lain. Terkadang diam itu lebih menenangkan ketimbang memikirkan tafsir yang salah terhadap pikiran-pikiran kita.
Sama seperti berdiam pikir terhadap pikiran-pikiran orang lain. (via herricahyadi)
634 notes · View notes
sabilaj · 5 years ago
Text
“perasaan kita”
— Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita kepada seseorang sekalipun kita ingin dia mengikuti apa yang kita mau. kitapun tidak bisa memaksakan perasaan kita kepada seseorang sekalipun kita ingin dia merasakan apa yang kita rasa. kitapun tidak bisa memaksakan seseorang untuk menerima kita sekalipun kita butuh diterima. tidak bisa, sebab kita manusia, dia manusia yang sama - sama membutuhkan ruang untuk bertumbuh dan memberikan kenyamanan dalam hidupnya. barangkali tidak diterimanya kita adalah salah satu alasan dia tidak menginginkan kita atau barangkali dia ingin memberikan pembelajaran, bahwa tidak semua di dunia ini musti selaras. barangkali demikian adanya..
324 notes · View notes