Penganut kebetulan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
SANDING, SANDANG, PERBEDAAN
di tanah kelahiranku, wanita itu sedikit lebih rendah dari lelaki, namun tdk sampai pd mengesampingkan Hak.
perempuan dinilai perlu perlindungan lebih, perhatian lebih, pengurangan beban pekerjaan yg menggunakan otot.
perempuan diperlakukan sedikit lebih sopan daripada laki-laki.
jika lelaki mampu melakukan lebih banyak, maka perempuan tidak dituntut sama.
jika perempuan mengeluh lelah, dipahami oleh hampir seluruh semesta disana.
jika perempuan menggunakan perasaan disetiap kegiatannya, dianggap itu hak seleras dengan kewajarannya.
jika laki-laki mampu berdesak-desakan dalam ramai, perempuan diperbolehkan untuk tidak dan memilih ke-privilege-nya.
Hal wajar. Hal biasa.
di Kota kerja, segala bentuk kewajaran berubah dengan arah tak menentu.
tidak ditemui ciri khas perempuan sebagaimana di tanah kelahiran.
semua dituntut sama, bahkan permintaan itu berasal dari wanita.
takut kehilangan peluang, takut hilang dunia, takut pudar hidupnya.
dinamai, EMANSIPASI.
tidak salah berlaku demikian, lain ladang, lain belalang, lain lubuk lain pula ikan.
hanya kebingungan bagiku, ketika kudapati wanita yg baik hati dengan sebagian kelakuan buruk, pun sebaliknya.
sampai pada hal-hal tertentu yg sangat menganggu.
pergeseran norma/kewajaran itu selalu terjadi, di tanah kelahiranku banyak wanita yg berkelakuan sebagian tidak baik bahkan busuk, namun tdk dianggap sbg bentuk kewajaran.
tetap menjadi penyimpangan dalam konformitas.
lain hal dengan disini, semakin menyimpang, semakin besar pride yg diterima olehnya atau hanya untuk sekedar bahan cerita bersama temannya.
bersikap kebarat-baratan tidak akan menghilangkan Ke Indonesiaan, hanya berdampak pada kaburnya garis batas orang timur.
Emansipasi adalah untuk menciptakan ruang yang sama peluang, sama anggapan, sama perlakuan, tapi tdk untuk semua bagian dalam hidup.
ada hal yg bisa beda dampak jika dilakukan oleh lelaki secara berulang dgn dilakukan oleh wanita.
karena wanita telah dimuliakan oleh Tuhan.
diberi kemampuan mengandung.
diberi kemampuan halus rasa.
jika konsep menyamakan laki-laki dengan perempuan adalah sempurna, maka tak akan ada perkawinan.
pernah dengar dan terus ingat dari Ust. Quraish shihab bahwa:
menurut pendapat Imam Syafi'i, menikah adalah menyatukan, baik fisik maupun tidak, dan perkawinan adalah menyandingkan yaitu dua hal berbeda tp saling membutuhkan.
Saidina Ali berkata, ada 3 sifat tidak boleh sama lelaki dan perempuan.
laki-laki bagus untuk murah tangan, wanita tidak.
laki-laki bagus menjadi berani, pada wanita bagus untuk berhati-hati.
laki-laki harus rendah hati, kemudian wanita perlu tinggi hati.
biarlah dianggap kolot dan tidak modern, namun sampai saat ini aku masih yakin kalau lelaki dan wanita harus punya perbedaan tp sebagai hamba memiliki hak yang sama.
0 notes
Text
Taksir Akal
jika menemukan adalah melepas dengan batasan-batasan, maka mencintai adalah dengan sahaja memelihara rasa tanpa paksa dan berusaha tetap berdiri, berjalan, berlari, atau terbang bersama sesuai kesepakatan.
cemburu hanya lahir dari ketidakmampuan mengimbangi hal-hal demikian.
kala ia sanggup berlari kau masih sibuk mengajak duduk bersila menikmati lalu lalang angin.
kala ia sudah bisa terbang, kau masih berjalan sembari berpikir bahwa kau terus menerus ditinggal terbang.
dari hal-hal yang tidak disampaikan.
dari hal-hal yang tidak dibicarakan.
mencintai tak semudah berteman. butuh upaya dan hati besar untuk tetap dapat menerima segala ketidakseimbangan.
Ibu untuk anaknya..
Ayah untuk laki-laki pertama di keluarga setelahnya.
Abang untuk para perebut cinta mutlak yang diterimanya sejak pertama merasakan bumi.
Kekasih untuk pasangan yang diyakininya.
menemukan tidak semudah menulis rentetan kata yang buat takjub.
menemukan butuh keberanian, mengubah kebiasan-kebiasan lama.
mereka yang menulis, sering bersembunyi dalam tulisannya.
bukan menjadi pengecut, bukan juga lebih berpikir, kadang timbang-menimbang mereka lebih komplek untuk bertemu kesempurnaan yang diidamkan.
Ditulis oleh Buya Hamka, timbang-menimbang didasari akal, celaka adalah ujungnya jika tidak tepat menggunakan.
Benar, kita disuruh berpikir, tetapi bukankah pikiran yg membuat lemah hati dan sesat jalan?
kemudian apakah salah menimbang?
tentu tidak juga.
ada yang beruntung karena bertemu dengan yang sama pandang dalam menemukan, serta banyak juga yang terus mengucap telah menemukan namun hanya sekedar pemuas batin sementara sehingga terus larut berjalan dalam sesat pikirnya.
AKAL, ia yang kerap salah menaksir.
0 notes
Text
Ghayah, Munjiyat, Muhlikat
sampai pada waktunya, cinta akan terus menumpahkan lembut-syahdu karena hadirnya.
sampai pada waktunya, sedih akan terus menampakkan murka-tersisihkan sebagai sebabnya.
sampai pada waktunya.
ziady berjalan antara rentetan pohon pinus, tak ada arah, hanya berseberangkan laut.
"sungguh sore yang indah" gumamnya hanya dalam hati.
angin terus bertiup, menggerakkan pasir tanpa arah. di bawah pinus, ziady duduk berpegangkan ranting sambil menggaris-menggambar rumah lengkap dengan pintu dan jendela. disebelahnya, ia tambahkan pohon pala yang masih belum berbuah. terlena ia oleh tiupan angin beriring pasir dengan sesekali dipandangnya laut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
dari jauh, terlihat kapal memasuki pelabuhan. di ujung, langit merah merekah disambut laut biru tenang dibawahnya. matahari masih tertutup awan, seolah memang terbenam mengikuti arah awan.
di tepi pantai, berderet penikmat senja. berteduh, berbekal sambil melihat pemandangan surga (sesuai kata mereka).
"beeep..beeep..beeep" suara handphone niara. ia harus pulang, alarm adalah pengingatnya.
niara berasal dari keluarga yang disiplin, segala harus ada patokannya, tiap malam dicatat dengan baik harus diluangkan kemana waktu besok hari. tak ada yang terlewat olehnya.
berberes kemudian dengan senyum, niara berpamit.
"eh, duluan ya. see ya when I see ya, guys" katanya.
beranjak niara pulang, agak tergesa-gesa karena baginya tidak baik menyambut magrib dijalan.
...
0 notes
Text
Masa Sulit
"selamat malam" sapa kenangan.
kuingat-ingat kembali, bagian hidup mana yg menyapa malam ini.
karena selalu diakhir minggu, datang mereka silih berganti bila tak dihantui oleh frasa 'demi keluarga, demi kerja, demi negara'sekejap,
aku kembali ingat dengan yakin ini adalah sapaan 'masa sulit' dulu.
"lama tak bersua, apa kau lupa? bukankah aku yg menjadi andil atas keberadaanmu sekarang?" lanjutnya
sendu-senyap, kulihat dengan tatap kosong asap rokok tak beraturan oleh sayup angin dari kipas.
ku ingat kembali masa sulit.
kerjaku tak kenal waktu, risiko atas pilihan hidup dulu.
kental, masih berbayang keringat serta pikiran susah kala dulu.
akan jadi apa aku? muda, egois, malas, tak tampan, tak berpengalaman.
akan jadi apa aku? anak tak dibangga, tak berarah seperti kandung lainnya.
telontang-lantung pada pilihan mengikuti atau mendayuh sendiri.
"hei. terimakasih." kataku.
"aku tidak lupa, andilmu memang penting. semua dalam hidupku penting, tapi belum sampai ku pada tujuan. belum tepat waktu untuk ku kenang bangga fase-mu. belum sampai cukup baktiku. berbaliklah dulu, aku belum bangga atas AKU. datanglah kemudian hari, ketika takut-khawatir-lelah-sepi dan temannya hilang dari benakku. meski benar lebih baik dari dulu, tapi aku tidak lebih tenang seperti dulu kala berpijak pada sulit-sulitmu itu."
doakan, teguh tetap berpendirian pada dayungku.
doakan, angin hitam tak menggiringku kearah lain, pada arah ingkar atas tujuan kala dulu.
doakan, datang nanti waktu kuhadiahkan segala pada kalian yang telah membentukku.
doakan, aku ingin hidup dibangga, berguna, tak tergoyah, sampai Tuhan, Allah pemilik semesta berkata cukup"
0 notes
Text
Rumah, penghuni sewa
matahari sedang panas-panasnya. awan bergerak cepat, seolah menghindari manusia yang berteduh dibawah bayangannya. jalanan sibuk, kepanikan pengendara ikut memperburuk suasana. pantulan cahaya dari kaca terus menerus mengerus kenyamanan tempat teduh. burung enggan terbang, lebih memilih lapar daripada harus keluar dari sarangnya.
di dalam gedung tinggi berlantaikan dua puluh dengan warna dinding yang memudar, tersenyum lelaki yang tidak terlalu tampan.
Ia sedang jatuh cinta.
Ia kembali menemukan pelengkap dirinya.
Ia kembali merasakan ketertarikan tak biasa pada lawan jenis, tepat seperti penyebab merana, dulu.
Ia telah jatuh cinta.
namun belum berani memulai mendapatkan balasan rasa, ia masih belum sanggup.
pikirnya, tidak akan mampu melayani ketika rasa sudah sama, nantinya.
kehidupannya masih belum layak untuk dinikmati bersama.
saat ini, ia hanya mampu membagi hidup sendiri. akan salah bila mengajak pelengkap diri untuk menanggung bersama.
ia sedang menciptakan rumah layak bagi penghuninya.
rumah dengan waktu adalah hal utama.
rumah dengan sapa berbalas sapa.
rumah dengan sedih selalu dibagi bersama.
rumah dengan dunia bukan penghalang untuk mesra.
karena untuknya, rumah adalah tanggungjawab lelaki, memelihara adalah tugas bersama, gemerlap didalamnya adalah tugas dari generasi yang lahir oleh sebab memelihara.
dibiarkan cinta itu tumbuh, biar rumah tetap terbangun dari semangatnya.
dan bila angin berbalik arah, keuntungan tak berpihak padanya, ia tidak kecewa, karena pelengkap diri adalah siapa saja dan rumah sudah siap menunggu pemeliharanya.
0 notes
Text
Kufur, Pikir(K)an
begini hidup sekarang, ditempatkan dalam ruangan sempit serta harus berurusan dengan macam bentuk jelmaan.
pagi dikejar, pulang ditentukan.
aku telah melihat banyak.
ayah dengan ketulusannya.
ibu yang tidak hidup untuk dirinya.
bapak tua yang dimarahi anak muda.
pula muda yang terkungkung mentalnya.
juga dalam sayup, terlihat mental mental terkekang, mati membusuk jiwa lepas yang terkadang berbayang dalam bentuk khayalan.
kemudian, aku hadir tepat di tengah tengah itu semua.
menyaksikan manusia menjalani dunia tidak sesuai dengan kebutuhannya.
kudengar gerutu-gerutu pria muda gagah berjabat menyampaikan kedengkian-kedengkian yang terus menerus dipendamnya.
sudah sampai setahun sekarang, bahkkan lebih.
terpikir waktu akan menyembuhkan, seperti layaknya penawar bodoh adalah waktu dan pengalaman.
tetapi nyatanya tidak. sama sekali, tidak.
aku masih keberatan menerima semua selain tanggungjawab pekerjaan.
selingan-selingan tak berfaedah selalu mengerus usahaku menikmati hidup yang sekarang.
masuk ke golongan yang salah adalah benar ketika sampai pada mampu paham dan menerima.
sementara aku, hanya sampai pada tahap 'paham' belum beranjak untuk 'menerima'.
kata mereka
senin adalah hari terburuk, namun aku tidak.
lembur adalah perampasan hak dasar, tetap aku tidak.
mengikuti perintah adalah penumpulan pikiran, lagi, aku masih tetap tidak.
aku bisa paham senin, lembur dan perintah dan tak sekalipun merasa terlalu geram dan harus kuluapkan. tak sampai terbawa pada bagian lain dari pola menjalani hidup.
aku hanya menyerah pada mereka yang mengerutu setiap hari.
aku menyerah pada sikap yang memisah-belahkan manusia berdasarkan jabatan.
aku menyerah atas berseolah senang menerima ketidakcocokan.
lalu bagaimana hendak beranjak bila kehidupan sekarang adalah angan bagi kumpulan terkasih?
bak misalkan kebodohan, semoga penawar bagi segala keluhan adalah waktu dan pengalaman!
0 notes
Text
Telah Patah Jiwa
berhentilah sekarang, segala petunjuk telah dengan jelas menuntunmu.
berpikirlah sekarang, benar yakinmu dulu bahwa waktu adalah ukur kesetiaan.
kembalilah sekarang, pada segala keyakinan masa lampau, bahwa:
bukan manusia yang menetapkan janji.
bukan hati pengarah langkah.
bukan pula pencapaian mengakibatkan bahagia.
jangan lagi kau terjerembab pada kesalahan kesalahan mengesampingkan keyakinan.
kuasai jiwa, pupuk kembali asa.
setidaknya kau belajar, tindak manusia selalu terpengaruh oleh alam, dan alam tak pernah memilih, pengaruhnya selalu berubah turut akan perintah Tuhan.
dan,
sampai pada benar benar paham, kan kau dapatkan semua ketidakberaturan dunia adalah bukan lagi penghalang.
kau, jiwamu, akan terus hidup, bak sedang melayang layang melambai pada kepedihan kesenduan masa lampau.
0 notes
Text
usah kau tepis rindu, biar sesekali ia menguasaimu. mencengkram dengan kuat hingga sesak hatimu. sesekali juga, usah kau peduli dunia, biar cemooh hina menimpa, tetap kau tanggung pilu hingga Allah menganti semua kesenduanmu.
0 notes
Text
Pengkhianat Tu(H)an

tuan, dimana berdiri sekarang?
tuan, siapa sekarang?
tuan, apakah laku sudah sesuai harapan?
tuan tdk sepenuhnya paham tujuan memijak bumi suci ini.
tuan selalu merasa berdiri sendiri, tanpa penopang.
tuan lupa menjadi hamba, bahkan hakikat hamba.
tuan lupa menyembah.
tuan lupa menerima.
tuan hilang ingat cara ikhlas.
tuan adalah sang pelupa.
tuan menentang khianat, namun sedang berkhianat.
tuan jarang berdoa, namun tuan tetap berharap.
tuan hanya ingat alam, tanpa ingat Tuhan.
tuan telah dengan kejam berkhianat pada Tuhan.
tuan adalah kemungkinan saya, KITA.
0 notes
Quote
paleh pane paleh, man menyoe meu seh seh bineh soe yang hana
#KheunAceh
0 notes
Quote
Listen without defending, then speak without offending. Communication isn’t just an important part of a relationship, it's the relationship.
0 notes
Photo

VIEW > Masjid Raya Istiqamah di Tapaktuan, Aceh Selatan. Jika tidak salah ini salah satu pemandangan pada saat suasana hari raya. Indah bukan? (Photo by @PutraSyazar)
7 notes
·
View notes
Text
what day is today? today is the best day with my fu*king schedule. -___-
0 notes