sfatmh
713 posts
kalau secara langsung sulit untuk kita saling mengenal mungkin dengan menulis kita bisa lebih mengenal dengan bijak
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
gw si ga masalah ya mau pada resign, tapi plis tolong lah tanggung jawabnya di kelarin dulu sebelum pergi.
0 notes
Text
yang paling paling
kamu sering dengar kan, bukti cinta (kepada seseorang) yang paling tinggi, paling dalam, paling besar—karena paling sulit—adalah melepaskan. “jika benar cinta, lepaskanlah.”
sebelum menikah, hati kita mungkin pernah terpaut kepada seseorang. ternyata, kita belum berjodoh dengan seseorang itu. maka, melepaskan menjadi bukti cinta kita—katanya.
setelah menikah, urusan melepaskan juga masih ada. kehilangan bisa terjadi kapan saja dan karena apa saja. karena perceraian, karena kematian, bahkan karena kebersamaan yang tidak benar-benar bersama. siap tidak siap, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melepaskan.
melepaskan tidak hanya perihal pasangan. para ayah melepaskan anak perempuannya kepada laki-laki yang menggantikan peran dan tanggung jawabnya mendidik. para ibu melepaskan anak laki-lakinya untuk mengutamakan perempuan yang dimintanya. para anak melepaskan orang tuanya ke kehidupan yang berikutnya.
melepaskan juga tidak hanya perihal status. dalam beberapa kondisi, justru status perlu tetap dipertahankan. melepaskan yang lebih hakiki adalah melepaskan kepemilikan.
...
kamu dulu juga mengira, melepaskan adalah bukti cinta yang paling paling. tapi kamu mengerti sekarang, melepaskan itu bahkan bukan bukti cinta. melepaskan itu bukti keimanan. yah, kalau konsep keimanan terlalu melangit, sebut saja bahwa melepaskan itu bukti kesadaran.
pertama, kesadaran bahwa semua hal di dunia ini adalah titipan. kedua, kesadaran bahwa kita tidak pernah benar-benar memiliki. ketiga, kesadaran bahwa hati manusia mudah sekali terbolak-balik.
begitu kan? melepaskan adalah bukti keimanan, khususnya keimanan pada takdir. keimanan pada qodo dan qodar. melepaskan seseorang yang kamu cintai adalah bukti cintamu kepada yang menciptakan seseorang itu. bukti cintamu kepada dirimu sendiri, sebab kamu tidak terpenjara oleh perasaan mengingini, memiliki. tetapi, bukan bukti cinta kepada seseorang itu.
jadi apa? bukti cinta yang paling tinggi, paling dalam, dan paling besar itu? jawabannya adalah menjaga. termasuk, menjaga seseorang itu—seperti kata Sore—dari diri kita sendiri. saat kita sangat mencintai seseorang, kita tidak takut kehilangan. alih-alih, kita tidak mau seseorang itu tersakiti, apalagi karena diri kita sendiri. saat kita sangat mencintai seseorang, kita ingin tetap hadir untuknya, menjaganya, bahkan saat dirinya sedang menjadi versi diri yang paling tidak menyenangkan.
lalu bagaimana, jika kata takdir, seseorang itu sudah habis jodohnya untuk bersama kita? atau, jika memang tidak pernah berjodoh, bagaimana jika kata takdir, rezeki kita untuk mengenalnya sudah habis? kamu tetap bisa menjaganya, yaitu dalam doa.
lepaskan kepemilikanmu atasnya. bukan karena kamu mencintai melainkan karena kamu sadar dan beriman.
lalu jagalah dia. jaga dari api neraka. jaga dari orang lain yang hasad kepadanya. jaga dari situasi yang membuatnya sulit. jaga dari godaan setan yang terkutuk. jaga dari perbuatan, perkataan, bahkan pandangan yang tidak menghormatinya. jaga dari dirimu sendiri. jaga dalam doa. dan jagalah dia pada segala musim. saat dia indah, saat dia rengkah.
127 notes
·
View notes
Text
Nunggu temen sambil ngopi, trus depan tempat duduk tuh ada studio foto box gitu.
Liat ada orang pacaran yang abis foto trus mba nya lagi bayar trus mas pacarnya ngeliatin nya tulus banget sambil benerin hijab mba nya.
Seneng aja liat nya.
2 notes
·
View notes
Text







Ntah ini pelarian atau kecanduan, dulu kalo minum kopi suka deg deg an mungkin karena ga cocok sama kopinya. Sekarang ada rasa tenang kalo abis minum kopi.
Hampir setiap hari jadi minum kopi sekarang. Biar ga boncos, kalo di kantor ngopinya ngeracik sendiri lebih hemat haha. Cukup nescafe clasic + creamer + full cream + gula aren dah jadi kopi ala barista.
5 notes
·
View notes
Text
denger lagu dmasiv diantara kalian bersasa kangen, tapi gatau kangen sama siapa.
kangen yang sampe bikin sesak dada
1 note
·
View note
Text


Bapake yang ga pernah bilang sayang lewat kata tapi sangat jelas perlakuan sayangnya.
Setiap mau berangkat kerja, hampir setiap hari motor udah di keluarin sama bapak. Kalo kotor banget di lap dulu sama bapak.
Setiap pulang anter dagang, selalu beliin makanan/buah.
Setiap berdoa, ada anak-anaknya di do'anya.
5 notes
·
View notes
Text
gapapa kalo takut
takut berbuat dosa, takut jahat, takut menyakiti.
sudah banyak orang yang jahat di dunia, semoga kita ga termasuk salah satunya.
2 notes
·
View notes
Text
izinkan hamba merasakan cinta ya Allah
mencintai & dicintai
di jalur yang semestinya, dijalan-Mu
Aamiin
5 notes
·
View notes
Text
lagi ga semangat bekerja, karna suasana kantor sedang tidak kondusif.
setelah terbit peraturan baru kantor yang sedikit merugikan karyawan lalu beberapa orang resign di waktu berdekatan.
bukan sedih karena pada resignnya, tapi ya resignnya mereka pasti akan berdampak sama suasana kantor atau bobot pekerjaan yang masih stay.
2 notes
·
View notes
Text
Tau gk apa yang bikin w emosi akhir2 ini?
People don’t mean what they say, and don’t say what they mean.
And it’s so fucking waste of time if you always have to look at THE BEHAVIOR. Gak di kerjaan, gak di kehidupan.
Goddamnit.
Guys, please. Fckin please, kalo ada satu hal yg lu pada mending pelajarin di kehidupan ini adalah: say what you mean and mean what you say.
Ajg. Hidup udah susah, pake tambah dibikin susah dengan cara2 tidak efisien.
49 notes
·
View notes
Text
Cerpen : Jatuh Cinta di Umur Matang
Lebih rasional.
Langsung menganalisa, apa tujuan dari jatuh cinta ini. Kalau hanya sekedar bermain rasa, lebih baik bekerja aja mencari uang buat membeli kesenangan. Karena jika jatuh cinta hanya untuk menerka-nerka mau ke mana ujungnya, lebih baik beli tiket kereta dan pergi berkelana sendirian, lebih minim risiko daripada jatuh cinta. Langsung mengkonfirmasi, apa aja yang kamu miliki dan aku miliki serta apa yang tidak. Untuk hal-hal yang tidak kamu miliki, bagaimana kamu mengupayakannya? Apakah kamu termasuk orang yang tidak peduli dengan harta halal dan haram selama bisa mendapatkannya atau orang yang hati-hati? Sebab aku sangat hati-hati. Untuk hal yang sudah kamu miliki, apakah kamu bersedia untuk berbagi? Langsung menyaksikan, bagaimana tabiatmu yang terbentuk selama puluhan tahun. Karena aku tidak bersedia jika aku menjadi alasanmu untuk berubah menjadi lebih baik, apalagi jika kamu berharap aku bisa menjadikanmu lebih baik. Bagiku sejak awal sangat realistis, aku ingin jatuh cinta pada orang yang baik. Karena tidak ada jaminan aku bisa mengubahmu yang telah hidup dengan caramu selama puluhan tahun dalam sehari semalam apalagi beberapa hari saja. Aku memang tidak cukup sabar untuk menemanimu berubah, silakan berubah dulu menjadi baik kalau kamu memang berniat. Langsung pada intinya, tidak perlu terlalu banyak seremoni yang uangnya bisa kita pakai untuk pergi umroh atau membeli rumah. Daripada harus lelah menyiapkan banyak ritual, bagaimana kalau kita beramal saja, misal berbagi kebahagiaan dengan mengundang keluarga dan juga berbagi ke orang-orang fakir dan miskin. Biar doa-doanya buat kita, tidak ada penghalang untuk sampai kepadaNya.
Tidak perlu banyak basa basi, kalau kamu memang berniat untuk jatuh cinta. Jelaskanlah tujuanmu hingga sejauh mana, kalau kamu tidak ada tujuan, lebih baik hilang.
Karena aku tidak punya banyak waktu untuk mengulang-ulang kesedihan yang serupa. Karena aku pun sekarang lebih rasional, bukan lagi rupa menawan yang membuatku terpesona dan berkata "iya". (c)kurniawangunadi
673 notes
·
View notes
Text
abis ikut open trip ke Bandung, lupa kalo lagi libur long weekend. balik dari bandung jam 6, sampe Tangerang jam set.2 pagi yang akhirnya harus nginep di rumah temen, jam set.6 pagi pulang kerumah, jam 7.10 berangkat kerja
waw dewasa sekali aku
2 notes
·
View notes
Text

Seru juga mainan uno yang kalah harus TOD, dikit banyak jadi makin kenal lebih dalam
1 note
·
View note
Text
Libur hari ini di sempetin buat service motor. Sebagai cewek sebenernya ga ngerti kenapa harus service rutin kalo motornya masih enak di pake. Tapi yaudah lah kita service rutin in untuk merawat apa yang kita punya.
Sebenernya agak males service di ahhas daerah rumah karena udah terlanjur pernah kecewa service dateng jam 11 kelar jam 2 karena antre, lagi rame sih emang tapi masih di terima aja yg dateng service sebel polll itu makanya sekarang kalo service booking dulu.
Tadi tuh di panggil ke mekanik kan trus di tiba tiba di kasih tau kalo filter apa nya gitu ga ori, lah murka lah gw padahal service sebelumnya ya di bengkel itu. Mekaniknya tanya ada keluhan apa gw bilang ga ada pas daftar gw cuma minta tolong kencengin spion kiri karena goyang trus katanya ga bisa karna itu model lama jadi harus ganti baru trus malah di suruh ganti filter yang katanya kw itu suruh ganti part lain juga tapi harus satu set sedangkan beberapa partnya masih bagus. Mekaniknya tuh minta ganti tapi seakan gw yg ngemis gitu gw yg suruh tanya sendiri harga ke kasir sedangkan sama mekanik sebelumnya tuh saranin ganti part tapi pelayanan nya tuh bagus jadi gw seneng ga ngerti kenapa harus ganti pun gw ganti partnya. Nah yg tadi judes banget, seakan gw pengemis, itu yang bikin gw gondok.
Akhirnya gw bawa aja dh ke kasir tu barang yg mau di ganti sambil ngedumel. Males banget balikin ke mekanik songong gitu.
1 note
·
View note
Text
POV : Someone to Talk
Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Kayaknya, kamu lagi ngerasa dunia terus bergulir sementara kamu jalan di tempat? Atau merasa kosong, saking kosongnya bahkan kamu nggak bisa bicara dengan pikiranmu sendiri karena ia terus menerus berbicara tanpa henti. Sampai riuh isi kepalamu sama hal-hal yang tiap bangun tidur, kamu udah ngga ada semangat.
Inget nggak, dulu waktu kita masih anak-anak. Dunia rasanya begitu menarik, dengan segala hal baru yang kita temui. Kita nggak perlu banyak berpikir tentang masa depan. Bahkan, kalau pun mau bercita-cita buat nangkep semua pokemon di seluruh dunia, kita seoptimis itu dan tidak ada orang yang menertawakan.
Sekarang, saat kita bilang mau milih jalan hidup sendiri. Orang lain mengernyitkan dahinya, menertawakan impian kita dalam hati. Sampai-sampai kita takut buat bermimpi, akhirnya kita memilih buat menjalani hidup seadanya tapi nggak ikhlas. Hati kita nggak di sini, tapi kalau buat mengubah semuanya, rasanya kok kayak terlambat, umur udah segini, masak mulai dari nol lagi?
Itu bukan, isi pikiranmu sekarang? Atau rasa kosong ini ternyata karena kita ngerasa kok sekarang ini, susah buat nemuin orang yang bisa diajak ngobrol dengan intens. Makin dewasa, rasanya makin sepi. Orang-orang udah hidup sama dunianya masing-masing, sama strugglenya.
Pandangan lagi sawan-sinawang, orang lain kok udah berkeluarga bahkan jadi orang tua, kerjaannya seru, sementara kita lagi hidup sama diri sendiri - sendirian, menjalani hari-hari dengan rutinitas yang itu-itu aja. Tapi juga balik lagi, kalau mau ngubah semua ini, nggak seberani itu.
Pengen deh rasanya bisa merasakan apa yang orang lain rasakan, tapi kan itu jalan satu-satunya ya menjalani apa yang orang lain jalani? Artinya, nggak bisa dengan jalan yang sekarang ini. Lagi-lagi, nggak seyakin itu.
Ini bukan, isi pikiranmu sekarang? Kalau ngomongin soal berkeluarga, pengin sih punya pasangan. Tapi takut juga kalau salah milih. Gimana ya, kayak mau tapi takut. Emang beneran ada ya? Soalnya di lingkungan sekarang, belum nemu orang yang kiranya cocok sama kriteria. Tahu sih sebenarnya harus cari di luar lingkunganku sekarang, tapi balik lagi, kita nggak seyakin itu buat memulai segala sesuatunya dari awal. Repot bangettt ternyata kalau pikiran ngebatasin diri.
Ini bukan, isi pikiranmu sekarang? Tapi kamu inget nggak, kemarin kita sempet belajar. Belajar buat ngelihat takdir hidup sebagai bagian yang diri yang perlu kita yakini bahwa itu yang terbaik. Sadar kalau nanti, hidup kita itu sama orang lain tuh beda-beda garisnya. Termasuk beda takaran rezekinya. Saat sekarang orang-orang di sekitar kita sibuk ngomongin duit-duit-duit, semuanya bermuara ke duit, kamu mau nggak ngelepasin semua itu. Hidup lebih tenang dengan apa yang udah kamu miliki, bukan sibuk mikirin apa yang enggak kamu miliki.
Apa yang udah kamu miliki sekarang itu adalah takaran rezeki terbaik kamu. Kalau kamu belum ada rezeki pasangan hidup sekarang, itu yang terbaik, cuma emang kita nggak bisa melihat alasan dibalik kenapa itu yang terbaik, hanya Dia yang Maha Tahu. Nanti kalau udah lewat beberapa waktu, kita baru ngerti kenapa kita nggak dikasih rezeki itu sekarang.
Itu berlaku buat hal-hal yang lain. Segala sesuatu yang terjadi sama hidup kita, itulah yang terbaik. Cuma kita emang nggak tahu maksud-Nya.
Kalau kamu sampai depresi di kerjaan dan kamu tahu sebenarnya kamu harusnya nggak di sana, kamu takut nggak sama rezeki kamu kalau keluar dari sana?
Kalau kamu kehilangan orang tua, mau nggak kamu ngelihat semua kejadian ini bukan dari sudut pandangmu yang ditinggalkan, tapi dari sudut pandang orang tuamu yang meninggalkan? Kalau kamu lagi merasa kosong banget sama hidup ini, mau nggak ngelist lagi apa yang udah kamu lakuin selama beberapa waktu kemarin. Apa yang udah kamu miliki. Hal-hal bahagia apa yang pernah kamu punyai. Biar kamu tahu, hidup nggak selamanya kosong, nggak selamanya sedih.
Kalau sekarang lagi sedih, itu ya sementara aja. Cuma karena kita lagi di fase dewasa, kesedihan kita terlalu dramatis ya ternyata. Dulu waktu kita kecil, sedih tu nggak lama dan kita langsung bahagia lagi sama hal baru yang kita kerjain. Sekarang, mungkin sedihnya bertahan karena nggak ada hal baru yang bikin kita excited. Hidup lagi berjalan dengan alur yang sama tiap hari.
Mau nggak, beraniin diri buat ketemu sama hal baru? Sama lingkungan baru, sama orang baru, sama aktivitas baru. Siapa tahu, apa yang kamu cari, ada di sana. Besok-besok, kita ngobrol lagi. Kamu sehat-sehat ya!
200 notes
·
View notes