sparksofsaturn
sparksofsaturn
1814.
2 posts
I want to tear myself from this reality; rise up like a cloud and float away, melt into this humid summer night and dissolve somewhere far, over the hills.
Don't wanna be here? Send us removal request.
sparksofsaturn · 2 years ago
Text
Menjadi dan Menemukan “Seseorang”.
Tumblr media
Mendengarkan lagu ini, aku seperti tengah dihadapkan pada sederet mimpi yang diam-diam diidamkan sebagian orang (termasuk aku). Keinginan memiliki dan menjadi “seseorang” yang dapat dan mampu diandalkan, untuk hal yang sedikit banyak terjadi dalam kehidupan. Seseorang yang jika dengannya, kita semua tidak akan pernah kekurangan bagaimana rasanya dirayakan. Entah untuk hal kecil atau besar, entah untuk hal sederhana atau bahkan rumit sekalipun.
Seseorang yang mau membersamai, yang bisa diajak berbagi hal apapun yang kita sukai, yang mampu diajak tumbuh dan berproses, serta yang bisa diajak diskusi perihal mimpi-mimpi kecil yang hadirnya berbeda setiap hari. Seseorang yang tidak pernah kehilangan akal bagaimana membangun obrolan, sebab manusia yang tengah ia hadapi ini separuh dirinya lebih banyak didominasi gengsi. Seseorang yang tidak berubah jengah ketika topik obrolan yang ada tiba-tiba membicarakan hal remeh seperti lebih dulu mana ayam atau telur, alasan mengapa Patrick tidak memiliki hidung, mengapa bisa ada komputer di bawah laut yang menikah dengan Plankton, atau bagaimana Upin hanya memiliki sedikit rambut sedang Ipin tidak punya sama sekali. Seseorang yang bisa melihat dan mau menerima bahwa sebagai manusia, aku sudah pasti banyak kurangnya. Kurang sabar, kurang percaya diri, kurang berani, dan kurang piknik, terutama. Jadi, bagaimana? Boleh pinjam seratus? Atau mungkin seikhlasnya, seratus milyar pun enggak apa-apa.
— sparksofsaturn, September 29th 2023.
0 notes
sparksofsaturn · 2 years ago
Text
Usaha Mencintai “Aku”.
Kalau-kalau diberi tanya siapa yang paling ingin dicintai di dunia ini, mungkin jawabannya adalah aku, oleh diriku sendiri. Banyak yang bilang bahwa mencintai lebih mudah dibandingkan dicintai, namun nyatanya tidak begitu berlaku jika objek yang bersangkutan adalah diri sendiri. Setidaknya bagiku. Aku masih kesusahan menerima fakta bahwa tidak apa-apa menjadi tidak baik-baik saja, sebab segala tuntutan pula hukuman masih sering aku layangkan pada diriku sendiri, seakan menjadi tidak sempurna sebagai manusia adalah tindak pidana paling fatal. Padahal yang aku curi hanya kebahagiaanku sendiri, padahal yang aku porak-porandakan adalah ukir senyumku sendiri, padahal yang aku bunuh adalah derai tawaku sendiri, bahkan padahal yang aku rampas habis-habisan adalah serpih mimpiku sendiri, bukan milik orang lain.
Namun beruntungnya, itu semua tidak lagi (semoga). Meski belum sepenuhnya dicintai dengan sempurna, namun segala bentuk cinta yang sudah lama aku damba, sedang aku usahakan dengan sebaik-baiknya, dengan sebanyak-banyaknya, dengan sesayang-sayangnya, serta dengan sesabar-sabarnya. Pundak pula puncak kepalaku kini sudah mulai sering dipupuk usap, sebagai bentuk hadiah sederhana bahwa ada banyak hal yang sudah aku lalui dan lakukan dengan baik. Di setiap telapak tangan yang beradu pada bahu serta puncak kepalaku, ada doa yang mengandung harap agar bahagia mampu mekar pun mewangi serta tumbuh subur dari sana. Semak belukar liar yang semula memenuhi isi kepalaku pun kini pelan-pelan sudah mulai digantikan dengan rumput hijau serta rimbun ilalang yang sekitarnya dikelilingi bunga warna-warni, tumbuh dari bibit puja-puji yang sedang aku coba tanam setiap malam.
Jika dulu pada sudut-sudut kamar pukul dua belas malam aku masih menangis diam-diam, kali ini sepasang netraku memilih terlena dibuai kantuk meski tak jarang terbangun sesekali seolah lelap tak sepenuhnya aku genggam dalam tidurku. Satu lemari kayu dan dua jendela merah tua pernah menjadi saksi bagaimana isak tangisku menganak sungai di seluruh sarung bantal yang selalu kukenakan. Dari mulai motif bunga, tartan, Mr. Bean dengan boneka beruang, bahkan bergambar burung hantu dengan aksen warna ungu yang membuatnya jauh dari kata seram. Kalau-kalau salah satu dari mereka bisa bicara, mungkin yang akan mereka keluhkan adalah bagaimana aku menjadi sosok antagonis yang tidak pernah ingin melihat diri sendiri bahagia di dalam alur cerita yang aku punya. Walaupun jika itu nyata, bisa dipastikan bahwa pada akhirnya aku akan lari terbirit sebab melihat sarung bantal yang bisa bicara amat sangat menakutkan juga.
Meski tidak mudah dan separuh keluhku masih luka, tapi segala hal-hal baik untuk diriku sendiri tengah aku rayakan dan maknai walau lewat cara paling sederhana sekalipun. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk deklarasi pada dunia bahwa aku berhak hidup dan bahagia. Semoga kamu juga, ya.
— sparksofsaturn, September 23rd, 2023.
1 note · View note