Text
I think about the relationships in the past that I really wanted to work out more than anything (romantic, platonic, etc.) and now that I look back on it, I’m so incredibly glad that they didn’t. I’m glad that I had what I had with those people and that those things happened and I don’t see any of them as a mistake or waste or my time because I’ve learned so much about myself and what I truly want through those relationships, but I’m also glad that they didn’t progress further than what they did.
I can never stress enough how important personal growth and healing is. You may find that through your successes, your mistakes, your relationships, your favorite books and movies, nature, the world around you or even the company you keep but it’s such a beautiful thing and once you find what that means to you, I hope that you not only never lose it, but you also continue to build on it.
I don’t know who needs to hear this, but it’s okay. It’s okay if you failed a class or just went through a breakup. It’s okay if you feel like you haven’t done enough this past week or you’re missing that one person that you wish you could let go of. One day you’ll understand why that happened and you’ll look back and be grateful that it did. Take every experience, good or bad, as a learning experience. As long as you take something from every experience, that experience can never truly take from you.
One day you’ll understand why it happened the way it did and you’ll be at peace with the situation and hopefully, at peace with yourself, as well.
I hope all of you are having a good day or night. I’m sending you so much love and light! I want every single one of you to know that you’re so incredibly loved and appreciated and I’m proud of you for simply being you. If anyone needs to talk or needs a safe space to open up, my asks and messages are always open! I really felt like someone or maybe even multiple people needed to hear this today and I want to make sure that you all are doing okay. Please remember that you’re always loved and appreciated in this safe space.
469 notes
·
View notes
Text
pada akhirnya memang aku ini belum siap sama sekali menjalin hubungan baik dengan siapapun untuk waktu yang lama. semakin lama akan semakin luntur dan kosong. meninggalkan aku sendirian dan dengan sadar menjauhkan diri dari semua orang. tiap hubungan pasti ada masanya, mungkin memang setiap hubunganku dengan manusia lain punya masa sangat pendek.
0 notes
Text
at some point im so scared to live my life normally or just like others majority does. married to a man, have a kids, working as civil employee, spend my whole life doing the same acitvity over and over again.
because i understand how boring i would be if i live my life like that. i feel like being trapped by doing same thing over and over again.
im just scared by the fact that someday i'm being forced to marry someone and bring child, doing chores for someone beside me. because yes, i already feels like trapped in this situation for so long.
0 notes
Text
Suatu sore, ada perempuan yang sedang berusaha mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Ia hanya sedang kelelahan karena duduk berjam-jam didepan layar komputer dan sialnya hari itu adalah hari kedua menstruasinya. Skala sakit fisiknya memang cuma 3, tapi luka-luka didalam jiwanya yang makin melebar seiring ia bernafas membuatnya mengganti do'a sebelum tidur dengan do'a lain. "Tuhan, izinkan aku mati muda saja," Ia melafalkan do'anya khidmat sambil memejamkan mata dan mengepalkan tangan.
0 notes
Text
how i wish someone hug me everytime i had a rough day

0 notes
Text
"Kehidupanku seperti terperangkap disini"
That line probably the saddest line i've ever read. Being stuck, not progressing, not productive. That was the most heartbreaking scene of my life... and i'm still living in it.
Everytime there's a question, "What do you want?" My answers still the same, "I wanna die." Yes, this answers is a result of my unproductive days. But still I will answer the same even if I'm in a better condition, "I wanna die ASAP."
0 notes
Text
Figurine Exhibition
Setelah Asa menyetujui ajakan Jae ia langsung bangun dan menuju lemarinya untuk mencari pakaian yang akan ia kenakan besok sore. Jae dan Asa sering sekali keluar namun hanya sekedar makan bareng atau mencari kebutuhan kuliah. Asa memilih beberapa set pakaian dan mencobanya satu-satu, mirip anak ABG pertama kali diajak kencan!
Ditempat lain, Jae sedang tersenyum-senyum setelah dipanggil ganteng via chat oleh Asa. Jae tidak sadar bahwa yang tengah ia rasakan adalah kupu-kupu cinta.
Akhirnya matahari naik juga. Asa sudah menanti sejak semalam, padahal baru akan dijemput Jae jam 3 sore nanti. Asa kemudian menyiapkan sarapan dan bekal makan siang, pagi ini hanya ada satu kelas saja. Sisa harinya akan ia habiskan di studio untuk mengerjakan projek akhir semester yang batas akhirnya sudah makin dekat. Jika tanpa kencan, Asa akan pulang pukul 22.00. Kali ini ia akan keluar studio pukul 14.30 untuk pulang sebentar dan mandi sebelum dijemput Jae untuk kencan, eh maksudnya ajakan nonton pameran!
Setelah semuanya siap tiba-tiba Jae menelepon, mengajak Asa untuk berangkat bersama.
"Aduh seperti sudah pacaran beneran kalo gini," Ucap Asa dalam hati saat melihat Jae menyetir disampingnya.
Jalanan pagi ini lancar karena mereka memang berangkat pagi sekali untuk menghindari macet. Percakapan ringan diantara mereka selalu mengalir begitu mereka bertemu, sampai akhirnya mereka harus berpisah di depan gedung fakultas seni.
Waktu berjalan dengan cepat, Asa sudah membuka bekal makan siangnya di bangku pojok studio. Pameran akhir semester sudah semakin dekat, untuk keluar dari studio dan menuju kantin cukup menyita minimal 30 menit waktu Asa yang mana itu bisa dipersingkat cuma 10 menit kalau Asa makan bekal di studio. Artwork yang saat ini Asa sedang kerjakan adalah patung (sculpture), tidak hanya satu namun tiga sekaligus. Progress-nya masih 75%, jika boleh menginap di kampus sudah pasti ia akan lakukan.
Tak terasa, alarm dari ponsel Asa berbunyi. Tandanya ia harus segera siap-siap untuk kencan bersama Jae! Ia langsung memesan ojek online untuk kembali ke kos. Kos Asa hanya 10 menit dari kampus menggunakan sepeda. Ya, Asa bersepeda setiap ke kampus. Alasan yang ia ungkapkan pada teman-temannya yaitu agar ramah lingkungan padahal dia memang sengaja berhemat dari uang bensin.
Setelah berkali-kali berkaca, Asa akhirnya keluar dan menunggu Jae di teras kos. Ia sangat gugup, kakinya tidak berhenti bergerak gelisah. Bibirnya berusaha mengikuti alunan musik yang ia dengarkan melalui airpods-nya. Tak lama kemudian mobil Jae terlihat dan Asa segera menghampiri.
"Hai!" Sapa Asa dengan amat canggung. Jae hanya tersenyum memperhatilan Asa yang sedang memasang seatbelt.
"Udah makan belum, Sa?"
"Udah kok tadi siang," Asa menyambungkan musik yang ia dengarkan melalui airpods tadi ke mobil Jae. Sudah menjadi kebiasaan Asa karena Jae jarang sekali menyalakan musik ketika sedang berkendara. Alasannya karena ia malas. Lucu kan? Iya bagi Asa, Jae itu lucu.
"Temenin aku makan dulu yaa? Kamu juga makan lagi ya?" Sekarang Jae memasang wajah lucu dan menggemaskan. Mirip puppy. Asa tidak tahan untuk memegang pipi Jae.
"Iya deh," Asa selalu pasrah dan tak karuan tiap melihat Jae berlagak imut seperti itu.
Jae meminggirkan mobilnya didepan warteg yang biasa mereka kunjungi. Mereka berteman sejak SMA dan tidak menyangka jika akhirnya satu kampus dan mengharuskan mereka untuk kos. Walaupun kos mereka berbeda, hampir setiap hari mereka bertemu. Entah makan bersama atau mencari keperluan kuliah bersama. Jadi tidak heran jika mereka punya daftar tempat makan favorit.
Asa sudah menebak bahwa Jae akan memesan tempe orek dalam menunya dan es jeruk sebagai minumnya, dan benar Jae memesan tempe orek, ayam kecap dan sayur bening bayam. Sedangkan Asa hanya memesan es teh dan gorengan. Ia masih kenyang dengan makan siangnya tadi.
"Sa, kok cuma makan gorengan?" Jae yang sudah menghabiskan setengah piring baru menyadari bahwa Asa hanya makan pisang goreng dan tempe goreng.
"Masih kenyang, Jae."
"Bilang A cepetan!" Jae menyuapi Asa nasi dan lauk dari piringnya. Asa mau tak mau harus membuka mulut dan mengunyah habis. Total 5 suapan dari Jae. Padahal Asa sudah beberapa kali disuapi Jae saat ia sedang fokus mengerjakan artwork atau saat ia sedang sakit, tapi rasa gugup dan kupu-kupu selalu dirasakan Asa.
Semua perlakuan Jae pada itu sangat manis. Jae selalu menunjukkan afeksinya kepada keluarga dan teman-teman dekatnya secara terang-terangan. Pelukan dan kecupan dikepala sudah menjadi hal yang sangat khas dilakukan Jae. 'Gimana gue gak baper?' ya itu kata-kata yang terus terucap di benak Asa setiap berada disamping Jae. Namun, bagi Jae ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu diromantisasi.
Setelah menyelesaikan makannya, mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju tempat pameran. Disana Jae terlihat sangat senang, seperti anak kecil yang sedang menunjuk-nunjuk pada figurine yang menurutnya keren. Asa tersenyum, walaupun hampir melayang juga karena ia melihat wajah Jae yang sangat gembira. Asa juga beberapa kali mengambil foto Jae diam-diam. Biar tiap ia sedih, ada penawarnya. Ya, foto-foto Jae.
Kencan mereka ditutup dengan makan sate ayam dan wedang jahe diiringi dengan obrolan tentang mereka, apa yang mereka lakukan sekarang, ada cerita lucu apa di beberapa hari ini dan seterusnya. Asa sangat senang hari ini, seketika beban pikiran dan stress tentang pameran akhir semesternya sedikit terangkat.
"As long as you are still by my side, I think I don't really need you to actually love me," Asa berucap dalam hatinya sambil menatap Jae yang sedang bercerita.
4 notes
·
View notes
Text
Jihoon yang sudah bersiap tidur terpaksa kembali bangun dan menyimpan semua plushie doll yang memenuhi setengah kasurnya ke dalam lemari. Sejak mereka upgrade status menjadi pacaran, Junkyu lebih sering menginap di kos Jihoon. Malam ini alasannya sama seperti hari-hari sebelumnya, Junkyu tidak bisa tidur. Mahasiswa tingkat akhir seperti Junkyu memang kerap sekali tidurnya berantakan, Jihoon selalu memaklumi itu walaupun 55%-nya kesal. Jihoon jadi ikut terpaksa memberantaki jadwal tidurnya karena menemani Junkyu mengoceh sampai terlelap.
Tok tok tok
Kemudian pintu terbuka dan tampak Junkyu senyum sumringah sambil membawa kantong plastik berisi macam-macam minuman. Jihoon membalas senyumnya, lalu mempersilahkan pacarnya masuk kamar.
"Emang gerbang depan gak dikunci, Jun?" Jihoon bertanya sambil tangannya sibuk memasukkan minuman tadi ke dalam kulkas mini.
"Tadi Bang Hyunsuk baru masuk kosan juga, sekalian deh," Jihoon hanya manggut-manggut mengerti sedangkan Junkyu melepas masker dan hoodienya.
"Yaudah sana mapan tidur," Jihoon berkata sambil memainkan rambut halus Junkyu.
"Gak mau ngapain dulu gitu, Ji?" Junkyu mendongak, menatap lawan bicaranya yang kini berdiri sambil tetap memainkan rambutnya.
"Gak. Besok gue ada diskusi sama dosen masalah riset gue," Jihoon kemudian duduk di samping Junkyu, beralih memainkan jari-jari tangannya.
"Sabtu loh, Ji."
"Iya, sabtu," Kini Jihoon merangkul badan Junkyu dan menjatuhkan dirinya ke kasur. Memaksa Junkyu berbaring, agar cepat tidur. Agak merepotkan memang, seperti momong balita.
Kemudian keduanya diam, Jihoon mulai mengusap-usap matanya yang mengantuk disusul Junkyu yang menguap.
"Ji, aku serius tertarik jadi joki skripsi."
"Hmmm."
"Tarifnya mulai 500 ribu loh, Ji. Lumayan banget bisa buat nabung beli sound system," Junkyu mengatakan itu dengan nada serius, tapi Jihoon hanya mendengar suara Junkyu samar-samar.
"Ji, kira-kira butuh waktu dan pengorbanan sampai mana ya biar aku bisa rilis laguku sendiri?" Junkyu yang merasa tidak mendapatkan respon apapun akhirnya menoleh dan mendapati Jihoon sudah tertidur pulas memeluknya.
"Gemes banget sih kalo tidur," Junkyu berbisik lalu mengecup pipi Jihoon, kemudian ia menutup matanya. Mencoba tidur di pelukan kekasih lucunya ini.
1 note
·
View note
Text
everyone was right. im not growing up. i'm still so childish. i never gonna live this life wisely. i don't deserve anything. i better not exist. at all.
0 notes
Text
Kenapa Untuk Menjadi Diri Sendiri Susah Sekali?
Aku adalah punyaku sendiri. Kalimat itu terngiang-ngiang setelah aku menonton series 사이코지만 괜찮아 (re: Its okay not to be okay). Setelah itu aku kembali menengok kebelakang, semua orang menaruh harapan besar padaku untuk menjadi pengganti Ibu yang telah tiada.
Rapalan-rapalan mereka membuatku semakin berontak dan menjadi egois pada diriku sendiri. Aku mau bertindak hanya karena aku, bukan karena orang lain. Aku adalah aku, mereka adalah mereka. Saudara sedarahku adalah mereka sendiri, tidak perlu diikat erat-erat dalam hati. Empatiku menjadi menurun, diriku menjadi terlampau bebas. Tapi aku suka.
0 notes
Text
Naga Hitam dan Naga Putih
Akan kuceritakan sebuah dongeng.
Suatu hari, seorang anak bertanya kepada paman kucing yang bisa berbicara, "Akankah aku juga akan menjadi pembunuh nanti karena ayahku adalah seorang pembunuh?" Paman kucing itu menghampiri anak yang sedang menunduk itu dan menyentuh kaki telanjang yang kotor. "Di dalam jiwa setiap manusia bersemayam dua naga hidup, tergantung mana yang sering kamu beri makan."
Anak itu mengangkat kepalanya dan menunggu penjelasan kalimat tadi. "Naga putih ibaratkan saja dengan sifat baik manusia dan naga hitam ibaratkan sifat tercela manusia. Jika kau sering beri makan naga putih, maka naga hitam yang ada didalam jiwamu akan lebih lemah dan tidak menguasai dirimu."
Paman kucing tersenyum melihat anak itu memikirkan semua perkataannya tadi, lalu pergi mengejar katak kecil yang sedang menuju kubangan air.
Persis dengan kepala kita. Beri makan dengan afirmasi positif dan hindari berita negatif. Menjadi egois, menjadi serakah, menjadi tidak acuh adalah salah satu obat juga untuk pikiran yang sudah carut marut. Terimalah jika orang lain sudah tidak lagi memedulikanmu, bisa jadi orang itu sedang berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan naga hitam didalam jiwanya.
0 notes