#Otak$H!+
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ritme
Ramadhan ini bisa dibilang jadi ramadhan paling sibuk dibanding ramadhan sebelumnya. Ada beberapa kerjaan riset yang perlu di-push biar beneran jalan. Di samping itu, gue juga masih pengen memperbaiki materi ajar di beberapa kuliah.
Semester ini gue bergabung ke tiga tim pengembang game biarpun nggak semuanya all out. Gue all out di satu tim sementara yang dua cuma ambil kerjaan part time. Dua game genre-nya story driven sementara satu game lagi genre-nya puzzle. Jangan ditanya duitnya. Ini game yang baru gue rintis. Jadi alih-alih dapet duit, semua tools-nya masih gue biayain sendiri. Semoga nanti ada hasilnya.
Gue happy banget di ramadhan kali ini karena gue menikmati ramadhan yang mulai normal dan lumayan jauh dari hingar bingar bukber. Sejak ibu wafat di bulan ramadhan 2018, bulan puasa selalu gloomy. Betapapun ramainya suasana buka bersama, gue nggak bisa menikmati. Sekarang, biarpun siangnya cukup struggle dengan rasa kantuk, gue masih merasa produktif.
Gue nyiapin beberapa hal biar gue bisa berbuka dan sahur dengan proper. Di antaranya:
Menabung macem-macem teh yang enak diminum hangat ataupun dibuat es
H-1 ramadhan bikin carrot cake yang alhamdulillah berhasil. Gue pake resepnya chef Luvita Ho btw hehe. Dua kali pake resep beliau dan berhasil dua-duanya. Kebetulan carrot cakenya bisa disimpan di kulkas dan bisa moist lagi setelah ditaruh microwave 30 detik. Jadi gue simpen buat ta'jil seminggu
Menabung buat berbuka. Karena gue ga selalu bisa masak dan pengen makanan yang proper, jadi kadang-kadang go food. Tentunya buat gue, sering-sering go food tuh makan budget sendiri. Mungkin weekend nanti nyobain meal prep kalau sempat.
Gue sekarang lagi di fase deep thinking karena pengen ngedesain game. Jadi gue totally menghindari keramaian dan bikin jadwal super terstruktur biar nggak membebani kepala.
Kalau ada bimbingan sama mahasiswa, gue bikin spreadsheet yang bisa diisi buat book jadwal. Gue kasih tanda mana yang available dan mana yang enggak. Jadi mereka terbiasa mengecek jadwal dulu sebelum nanya.
Beberapa kuliah gue bikin online biar otak gue nggak lelah. Sisanya? Gue tetep workaholic seperti biasa. Gue merasa pengen workaholic banget mumpung bisa. Tapi workaholic-nya bukan yang ngawur banget. Ada banyak hal yang dipertimbangin.
Maka ramadhan kali ini gue nikmati banget dengan jadwal:
Sebelum sahur jalan kaki 30 menit an. Setelah sahur baca quran. Habis itu kerja. Jam 5 prepare buat ifthaar. Habis iftaar kerja sampai isya. Habis itu tarawih dan lanjut kerja lagi.
Emang membangun sesuatu jangka panjang itu butuh stamina, butuh batin yang cukup sabar untuk mencari ritme. Gue mikir tentang ramadhan tuh sebenernya dari bulan januari lalu sih. Pengen ramadhan yang mindfull dan produktif. Gue nggak tahu apa yang gue hadapi tahun depan. Tapi semoga Allah ngasih gue jalan yang baik, mempertemukan dengan orang-orang baik dan mengizinkan gue untuk berkembang menjadi manusia yang baik juga.
Gue bersyukur banget bisa masuk ke ramadhan dengan hawa yang seperti sekarang :")
55 notes
·
View notes
Text
Nilai Tambah
Nilai tambah apa yang kita punya jika kita bagikan itu menjadi tempat belajar, menjadi tempat berbagi diskusi ilmu, pemahaman. Bagaimana peran dan pemikiran kita menggema untuk kebaikan.
Bukankah keren jika melihat seseorang itu memiliki nilai tambah berupa peran yang ia kerjakan, pemikiran yang ia berikan, ilmu dan pemahaman apa yang ia bagikan. Nilai tambah yang tidak hanya mengandalkan tampilan fisiknya saja.
Mengutip dari tulisan mas Kurniawan Gunadi, bahwa "Nilai seorang manusia tidaklah ditentukan dari popularitasnya di tengah-tengah manusia, tidak juga oleh kecantikan dan ketampanannya, melainkan isi otak dan hatinya.
Saat seseorang tidak memiliki hal-hal baik di kepala dan hatinya, banyak yang menggadaikan apapun yang dia miliki untuk mencapai hal-hal yang mungkin dihindari oleh orang-orang yang berpikir, diantaranya adalah ketenaran. Orang-orang yang berilmu dan berhati memiliki prinsip hidup yang benar ditengah dunia yang seolah-olah memaksa manusia untuk tampil eksis".
13 Ramadan 1446 H/13 Maret 2025
7 notes
·
View notes
Text
Legacy manusia
Sebenernya yang bikin anak berhasil di dunia, bahagia dan sukses itu apa?
Pendidikan?,
hubungan harmonis di keluarga?,
finansial yang cukup untuk semua hal yang dibutuhkan?
Agama?
Banyak banget hal yang berkecamuk dalam otak sejak jadi orang tua.
Kabar anak 14 tahun yang m3mb#n#h orang tua dan neneknya padahal pintar, padahal finansial cukup, padahal a, b, c dan d
Terus liat anak sendiri pengen sekolah di sekolah yang terbaik tapi kita masih ngusahain dananya.
Lalu refleksi sama diri, apa sih yang bikin kita jadi orang yang seperti sekarang? Gimana cara orang tua dulu didik kita.
Pendidikan sekarang memang jadi komoditas karena makin mahal makin bagus.
Takut banget ga bisa ngasih pendidikan bagus buat anak bikin mereka ga sukses (gagal) terus ga bisa finansial stable endingnya ga bahagia.
Lalu berfikir oh mikirnya kalo ada duit terus bisa sekolah terbaik ntar jadi orang yang ngasilin duit banyak juga. Bener dah kapitalis banget dong.
Emang duit bisa bikin bahagia tapi bener juga duit juga fana karena hanya fisik dan sementara.
Tau ga ris yang bikin anak berhasil di dunia, bahagia dan sukses ? Do'a orang tua terutama ibu.
Lantas apapun yang jadi jalan nya anak sudah digariskan sang pencipta kita diamanahi anak untuk kita bimbing, arahkan, besarkan dan cintai dengan rasa syukur.
Bener kata raymond chin " anak adalah the great legacy seorang manusia."
Jadi jangan khawatir ya... fokus pada tumbuh kembang anak kita, kemampuan sosial dan problem solving mereka terhadap dunia.
Jangan bandingkan anakmu dengan anak orang lain.
Nilai anakmu dan orang lain beda sesuai porsinya
Kebutuhan anakmu dan orang lain beda
Yang terpenting adalah adanya dirimu sebagai orang tua sebagai ring pertama pembentukan jati dirinya.
10 notes
·
View notes
Text
Ini otak sama badan gak sekalian diminta apa ya? H+30 nya lucu banget.
160525 | ©elianuril
2 notes
·
View notes
Text
Bismuth the Mining warframe
I'm not the least bit surprised that the Meme Pick of the season scored well. I'm tooling him as a dedicated support with strong defenses. All four of Bismuth's blueprints can be acquired from Old Man Suumbaat in Cetus (requires rank 3: TRUSTED with the Ostron syndicate), Smokefinger in Fortuna (requires rank3: DOER with the Solaris United syndicate), and Otak in the Necralisk (requires rank 3: ASSOCIATE with the Entrati syndicate). All three vendors will have all four blueprints available at all times. These blueprints are exchanged for raw ores and gems acquired from the associated open world zone. Every 12 hours the cost of Bismuth's blueprints from each vendor are randomized, each one requiring one type of ore and one type of crystal. The blueprints and components of Bismuth's signature weapons are obtained the same way but require rank 4 with each respective syndicate.
Common ores x250
Uncommon ores x50
Rare ores x10
Common gems x75
Uncommon gems x15
Rare gems x3
Health: 400 (500 at rank 30) Shields: 200 (300 at rank 30) Armor: 500 Energy: 150 (200 at rank 30) Sprint Speed: 1.0
Passive: Every enemy Bismuth encounters will have two nodes highlighted on their body, a blue Gem node and a red Metal node. Striking these highlighted nodes directly with any weapon will cause the node to be destroyed, dropping 1 unit of its given resource. These nodes along with the Gems and Metals are only visible and accessible to Bismuth. If there are multiple Bismuth on a team each one will have their own instances of ore nodes and dropped resources. Bismuth also gains 1 unit of Gem or Metal after successfully mining a node of the same type in open world zones. For every Gem Bismuth is carrying his maximum energy increases by 2.5, and for every Metal he is carrying his armor increases by 5. Bismuth can carry up to 100 of each resource.
Ability 1: Geochemical Survey, 25 energy. Combining the scientific principles of physics and chemistry Bismuth pings enemies to reveal additional ore nodes on their bodies while also damaging them. Geochemical Survey targets the enemy closest to Bismuth's crosshairs within 50 meters, dealing 200 points each of Corrosive, Impact, and Puncture damage with a guaranteed status proc of each. The initial target also releases 6 orb projectiles that seek out enemies within 12.5 meters from the main target over a duration of 12 seconds. Each orb deals 100 points each of Corrosive, Impact, and Puncture damage with a guaranteed status proc of each. These projectiles will avoid striking the same target unless there are too few enemies within range. Every enemy hit by Geochemical Survey's initial damage or seeking orbs will have an additional Gem and Metal ore node appear on their body. Enemies cannot bear more than four ore nodes at once, but enemies whose ore nodes have been harvested can be refreshed with new nodes by Geochemical Survey. Enemies killed by damage from Geochemical Survey will drop either a Gem or a Metal.
Geochemical Survey consumes up to 10 Gems when cast with each Gem adding an extra foe-seeking orb released by the main target.
Geochemical Survey consumes up to 10 Metals when cast with each Metal increasing damage dealt by +10%.
Ability 2: Gaia's Restoration, 50 energy. Using Tenno power to combine mysticism and medicine Bismuth heals himself and his allies with the power of the earth. Upon activation Bismuth and all teammates within 50 meters are healed for 50% of their max health & shields and gain 200+X (where X is equal to 10% of the player's base armor) bonus armor for 10 seconds. Healing from this ability grants health & shields. If health & shields are full excess healing is converted into overshields and if health, shields, and overshields are full excess healing is converted into overguard with a maximum value of 10,000 points.
Gaia's Restoration consumes up to 10 Gems when cast with each gem increasing healing granted by an extra 5% of max health & shields.
Gaia's Restoration consumes up to 10 Metals when cast to increase the duration of bonus armor by +1.5 seconds for each Metal consumed.
Ability 3: Enhydro Agate, 75 energy. Bismuth summons up a geode from below, a special stone that attracts enemy attention and releases pulses of energy when damaged. The Enhydro Agate has health equal to the sum total of Bismuth's health and shields multiplied by 5 and armor equal to Bismuth's. Enhydro Agate taunts enemies within 30 meters to attack it instead of players or their companions & allies. Every time the Enhydro Agate loses 20% of its max health it releases a pulse that restores 25 energy to all players within 40 meters. Both enemies and allies can damage the Enhydro Agate. The Enhydro Agate's health decays at a rate of 1% per second. Only one instance of Enhydro Agate can be active at a time, and agates will last until their health reaches zero.
Enhydro Agate consumes up to 10 Gems when cast increasing energy granted by each pulse by +1 per Gem consumed.
Enhydro Agate consumes up to 10 Metals when cast decreasing the damage threshold between pulses by -1% of max health per Metal consumed.
Ability 4: Rapid Sedimentation, 100 energy. When Rapid Sedimentation is cast Bismuth releases a huge mass of microscopic minerals that adhere to enemies, coating their bodies in a layer of quick-hardening stone. Over the course of 4 seconds all enemies within 30 meters slow until becoming completely immobilized; unable to move, attack, or cast abilities for 10 seconds after. All enemies affected by Rapid Sedimentation will have an additional Gem and Metal ore node appear on their body. Enemies cannot bear more than four ore nodes at once, but enemies whose ore nodes have been harvested can be refreshed with new nodes by Rapid Sedimentation. Enemies that are completely immobilized by Rapid Sedimentation will have a 60% chance to drop an extra item from their loot pool upon death. Enemies that are affected by Rapid Sedimentation within 30 meters of an active Enhydro Agate will be damaged by the agate, taking the same amount of damage as the agate's health decay per second as true damage. Rapid Sedimentation does not consume Gems or Metals when cast.
Subsumed ability: Enhydro Agate
Signature Weapons Foreman: The original Orokin version of the Foreman was a multipurpose tool for prospecting. They were frequently seen in the hands of mine and quarry managers, giving this tool its nickname the Foreman's Stave. This bastardized Tenno version is repurposed with destruction in mind. Foreman is a speargun sniper with a 3x magnification scope and 30% bonus headshot damage while looking down sights. Slightly above normal magazine size and slow reload speed for a sniper rifle. Primary fire has very high per-hit damage and accuracy but slow attack speed. Deals mostly puncture, moderate impact, and low slash damage with high critical chance at the cost of low status chance. Secondary fire mode throws the weapon which deals pure blast damage in an 8 meter radius upon striking an enemy or surface as well as some impact damage if an enemy is struck directly. Secondary fire mode has high critical chance & critical multiplier but zero status chance; however this weapon applies a guaranteed blast status proc for every round in the magazine when the weapon was thrown and also gains extra damage for each round consumed. Players caught in the secondary fire's blast range will be purged of status effects and become immune to status effects for 6 seconds. As Bismuth's signature speargun this weapon's primary fire yields twice as many Gems or Metals when it hits an enemy's ore node. To craft the Foreman you will need its blueprint and three components: The barrel, receiver, and stock. Gluckrut: Yet another Orokin mining tool made weapon by the bloodthirsty Tenno. The Gluckrut is said to be able to seek out hidden treasures such as ore deposits and aquifers, but in the hands of the Tenno it seems most keen to seek out brain matter. Categorized as a secondary weapon the Gluckrut has two firing modes. Eight-round magazine with a moderate reload speed. Deals equal values of impact, puncture, and slash damage and boasts above-average values of both critical and status chance. Primary fire has a semi-auto trigger which fires fast-flying projectiles with high per-shot damage at the cost of a slow firing speed and deals 20% additional damage on headshots. Secondary fire mode fires all rounds left in the magazine in a rapid burst, causing the projectiles to automatically home in on the heads of nearby enemies but losing the extra headshot damage offered by the primary fire. Using the mag-burst secondary fire causes a slight but noticeable delay before reloading. As Bismuth's signature sidearm the Gluckrut's secondary fire mode will home in on and strike Gem and Metal ore nodes on nearby enemies instead of their heads, if present. To craft the Gluckrut you will need its blueprint and two components: The barrel and receiver.
Closing Notes: I don't think much here really needs explaining. At certain points it kind of felt like I was making a new version of Atlas, but I don't think anyone would complain about that. Gluckrut is derived from "Glück-Rüt" the German name for a dowsing rod. I decided that instead of making his ult consume Gems and Metals like the others I'd make it useful as a tool for harvesting those resources. Despite being relatively simple overall Bismuth ended up with a LOT of text.
10 notes
·
View notes
Text
after UTS
Aku sudah menyelesaikan uts. Uts dalam waktu 3 hari dengan 9 mata kuliah rasanya super kilat dan ngebut. Impressionnya luar biasa, ga tidur berhari hari dan semua terasa terburu buru. Belum lagi, dihadapkan dengan dosen yang sedikit "ngeri" bilangnya open book, ternyata hari H, harus close book. Luar biasa banget... Belum lagi bayang bayang nilai nilai jelek itu. Hampir semua mata kuliah aku rasa ga maksimal ngerjainnya. Apalagi yang buat artikel.. tapi ya sudahlah..
Dan yang jelas, sebelumnya, pertama aku ucapkan syukur. Aku sudah melewati masa setengah perjalanan semester nol ini. Ada banyak evaluasi yang perlu kuperbaiki dan maksimalkan, besok aku catat. Ada juga harapan harapan besarku setelah ini. Meskipun, dari kemarin sambil muter otak.
Apa aku bisa selesaiin ini? apa aku berhenti aja dulu? apa aku salah ambil jalan ? apa ini masih bisa dilanjutkan?
aku cuma berharap semua dimudahkan dan aku bisa betul betul memaksimalkan kesempatan mahal ini:)
2 notes
·
View notes
Text
Jangan Minta Orang yang Lagi Kerja, Untuk Kerja
Kau melihat dia bekerja, kau melihat dia bersusah payah mengerjakan tugasnya, kau tak bertanya bagaimana dia, tapi tiba-tiba kau marahkan dia, dengan ungkapan dia pemalas, dan tidak mau mengerjakan tugasnya. Sebenarnya, kau sedang basa-basi, atau benar-benar tak suka jika tak berbicara dengan ungkapan kasar?
Ini bukan sekadar menceritakan hal-hal kecil, ketika ada orang menyapu rumah, tiba-tiba disuruh sapu rumah. Ada teman yang lagi cuci piring, tapi kau menyuruhnya mencuci piring. Ada anak sedang bergegas mandi, kau malah menyuruhnya mandi.
"Tolong kau sapukan napa rumah," padahal, kau sedang memegang sapu, dan memang akan menyapu. Rasanya ingin teriak sambil bilang "He mata awak tak tengokke aku sedang menyapu la ni. Mata awak buta ke?". Geram, gemas, jengkel. Benar-benar seperti dianggap orang paling malas.
Lebih dari itu.
Di dunia kerja, juga banyak orang sejenis.
Kita sebut sebagai bos. Di atas divisi, ada bos, di atas bos divisi, tentu ada bos lagi. Begitu selalu skema nya.
Sepertinya, ada banyak karyawan yang dengan sadar akan deadline yang telah ditentukan, sadar akan tingkat kesulitan pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan sadar harus bagaimana mengatasinya.
Ada juga atasan yang dengan sadar melihat kerumitan tugas karyawannya, sadar akan kemampuan karyawannya, dan sadar akan tenggat yang diberi, dengan kualitas yang dimiliki.
Sayangnya, kesadaran masing-masing tertutupi dengan sendirinya, karena menjaga hati, menelan sendiri, dan menjaga posisinya.
Seperti, "oh aku karyawan, aku harus tetep kerjain". "Oh aku bos, aku berhak memerintah".
Baik.
Tapi, benar-benar menyebalkan, ya, rasanya melihat orang yang memerintah untuk kita bekerja, padahal kita sedang bekerja.
Jika aku jadi bos suatu saat nanti, aku akan melakukan hal ini, untuk memastikan anggotaku sedang bekerja, tanpa harus membuatnya tertekan.
1. Mengenalkan workflow bagaimana ketika update pekerjaan
2. Jika tenggat seminggu, maka arahkan ia untuk update perkembangan pekerjaan tanpa diminta H+3 tugas diberi, dan H-3 tugas deadline
3. Melapor H-1 kalau tugas selesai, dan minta tugas agar bisa crosscheck
4. Ucapkan hal-hal positif jika perlu, kritik tanpa menjatuhkan.
Lucunya lagi, ada orang bermulut besar, dengan menjelekkan anggotanya dengan sebutan sebutan kasar. Padahal, tanpa ia mengucapkan "Dasar bodoh, Dasar gak pernah dengerin omongan orang, telinga ga dipake", karyawan juga pasti paham dengan maksud kita.
Maksudku adalah, kau boleh marah, tapi tak perlu kau panjangkan ucapan buruk yang bisa mengkerdilkan manusia. Kau tak paham konsep tabur tuai?
"Memang kau ya, gak pernah kau dengarkan orang becakap. Kan udah pernah kubilang, kalau mau hasil kerja bagus, ya minta revisi. Jangan diam-diam kirim hasil ke client. Aku yang kena evaluasi".
"Memang kau ya, gak pernah kau dengarkan orang becakap. Kan udah pernah kubilang, kalau mau hasil kerja bagus, ya minta revisi. Jangan diam-diam kirim hasil ke client. Aku yang kena evaluasi. Kek ginilah otak udang itu. Otak kau pun memang duit aja, takut kali kau gak dapat komisi dariku? Macam kau bos kutengok di sini".
Bukan kah berbeda?
Lillah, aku pribadi tak apa diberi omongan kasar untuk evaluasi pekerjaanku, daripada aku harus menerima omongan kasar, yang membuat hati mengecil, pikiran dendam, dan pekerjaan kedepan akan sangat melelahkan.
Bertanyalah, tak salah menanyakan bagaimana pekerjaan karyawan hari ini, bagaimana tugas yang diberi, jangan asal tuduh pekerjaan tak dikerjakan. Jangan asal claim mereka tak becus bekerja. Jangan asal perintah mereka untuk mengerjakan tugas. Mereka lebih paham itu. Mereka butuh remindmu, bukan judge mu.
Dan sebaiknya, ajarkan hal-hal yang dirasa ia banyak salahnya di situ. Jangan biarkan, jangan-jangan dia diam bukan karena gak mau bertanya, tapi karena dia bingung dengan pekerjaannya, dan bingung harus bertanya apa. Pancing dia, ajak dia untuk bicara.
Lagi, ingatkan boleh. Tapi, terlalu banyak menyuruh orang bekerja disaat dia sedang menyelesaikan pekerjaannya, adalah sebuah ketegaan, bukan basa basi, apalagi peduli.
#tautannarablog8 #day30 #edisiramadan
2 notes
·
View notes
Text
Pernah nggak kepikiran, kenapa waktu satu menit itu kerasa lama banget buat plank (olahraga tipe strength utk otot core body kita)? Tapi satu menit itu cepet banget buat mindless scrolling 1-2 reels? Padahal sama-sama satu menit!
Kenapa bisa gitu?
Karena ada perbedaan proses mental (pikiran dan perasaan) selama beramal / beraktivitas.
Otak kita bakal mempersepsikan aktivitas itu berat, ketika butuh effort lebih - kayak ngeplank. Begitu pula sebaliknya, mindless scrolling yg bahkan hampir zero effortnya, kerasa cepet banget.
Dan menariknya, itu nggak cuma kejadian di dunia, tp juga gimana di akhirat kelak.
"Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun. Para malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu lima puluh ribu tahun." - Surat Al-Ma'arij: 4
Dalam tafsirnya, proses nunggu di hari akhir itu kurang lebih 50.000 tahun, kebayang kan lamanya? Apalagi buat jiwa2 yang 'nggak tenang', kemrungsung selama 50.000 tahun itu nggak banget :"(
Tapi, untuk mereka dengan jiwa-jiwa yang tenang, mereka yang full amal sholih, bakal chill abis selama 50.000 tahun itu. Bahkan bisa lebih cepet dari waktu sholat mereka di dunia (sholat mentok2 cuma 5-10 menit kan?) sat set banget. Fast track.
Yuk bisa yuk, ngebina diri untuk bisa husnul khotimah dan punya jiwa yang tenang itu (nafsul muthmainnah)
CMIIW btw ❤
Yogyakarta, 1 Maret 2025 1 Ramadhan 1446 H
2 notes
·
View notes
Text
Placenta
Memanglahh tumblr ini adalah tempatnya sambat dan bersedih hati. Padahal weekend seru banget hosting 17an terus minggunya ngedate ke city sama Adit tapi ga tergerak buat posting di tumblr, cuma muncul keinginan nulis kalo lagi sedih dan stress aja.
Baiklah sebagai preambule, di kerjaan tuh ku sedang agak-agak confuse sama supervisor (pertanda red flag ga tuh). Kenapa? Karena draft paperku dari April belum dia baca samsek. Di php mulu, cenah akan dibaca di keretalah, di pesawatlah, apalah. Aku tuh ga masalah dan ga ada kepentingan harus buru-buru publish juga gitu sih, tapi inginnya kalo janji ya ditepatilah ya, kalo emang ga bisa ya bilang aja gabisa bulan ini gitu. Sampailah kita janjian tanggal buat doi ngasih feedback gitu, yaitu 15 Agustus. Aku ingetin h-7, terus hari-H aku ingetin juga dia minta tambahan 2-3 hari. Yaudah kan jadi 18 Agustus ya. Terus aku harusnya meeting sama beliau 17 Agustus, ternyata double booked dan dia minta diundur sampe dia kelar baca papernya. 18 Agustus udah lewat sampe sekarang tanggal 21 juga belum dapet feedback.
Si temen seruangan aku juga bareng tuh nungguin feedback kemarin-kemarin, tapi yang punya dia udah dibalikin dengan revisi minimmm banget grammar doang yang agak bikin bingung jg ni orang sebenarnya baca ga sih apa cuma skimming aja. Yaudahlah intinya mungkin ini kesimpen di memori bawah sadarku sampe kelar weekend semalem mimpinya adalah dapet feedback paper dan si temen sekantorku juga dapet feedback tambahan!
Mari kita lanjut ke inti ceritanya. Sebenarnya, penyebab utama keteganganku adalah hari ini ada appointment sama obgyn jam 8.30. Gile bener degdegannya belum apa-apa udah mau nangis aja. Rencananya pengen promil lagi secepatnyaa huhu tapi takut dan penuh anxiety. Udah kontak PCP (primary care provider, dokter umum), udah cerita, direfer ke obgyn dan hari ini ketemu.
Yang membuat shock dan lemes adalah, pas baca medical chart aku sebelumnya dia tanya-tanya kan dulu prosedurnya gmn, ada hasil ultrasoundnya ga gitu-gitu. Aku bawa tuh semua lengkap. Dan dia jelasin "oh ini aku duga ada masalah di placenta ya, soalnya si baby pas trimester 3 lingkar perutnya kecil, 12% dari populasi. Plasenta adalah sumber oksigen dan nutrisi bayi pas di dalem perut. Pas semester tiga ketika organ-organ bayi udah lengkap, aliran darah dari plasenta akan dipake untuk menyokong fungsi organnya dan untuk menggendut. Nah ini lingkar kepala dan lain-lainnya normal, tapi lingkar perutnya kecil. Sepertinya karena plasentanya menurun efisiensinya jadi tubuh bayinya lebih mengutamakan aliran darah ke otak, jantung, dan organ-organ penting lainnya, jadilah dia ga menggendut".
DHUAR
Jujur selama di Canberra tiap tanya kenapa tuh gapernah ada resolusi dan jawaban yang jelas. Selama sebelum meninggal, semuanya bilang baik-baik aja, liat ukuran lingkar perut segitu dibilang karena mamanya petite jadi mungkin bayinya juga kecil. Di USG sih tapi gapernah ada concern gitu loh. KENAPA. Bahkan sampe meninggal pun ga pernah ada keluar penjelasan (bahkan meskipun suspect aja).
Terus w lemes. Masuk akal banget bisa jadi plasentanya efisiensinya menurun sampe akhirnya stop ngalirin oksigen huhu yaAllah ga kebayang Salma suffocated didalem perut :(((((((((((((
Obgynnya bilang emang tapi 12% itu borderline sih, untuk bisa ambil tindakan early induction itu biasanya kalo dibawah 10%, jadi bisa dibilang 12% itu masih normal, cuma mungkin harusnya dimonitor lebih! Tapi ya it does not matter at this point juga sih. Kedepannya kalo hamil lagi akan dimonitor lebih bismillah semoga ga kejadian lagi.
Balik kantor ini jujur masih shock dan lemes karena baru pertama kali dapet penjelasan medis > 1 tahun setelah kejadian meninggalnya Salma. Aku pikir ga mungkin ga sih dokter-dokter di Canberra ga tau atau ga punya suspek mengingat dokter sini bahkan cuma ngeliat rekam medis aja udah punya tebakan. Apa waktu itu ga disampein karena takut disalah-salahin? Selama ini cuma mikir "it is what it is" gitu loh huhu sedih banget, sampe nyalah-nyalahin diri sendiri karena kurang at tune sama gerakannya Salma. Mungkin kalo aku udah ngerasa kurang gerakan lebih awal masih bisa diselamatkan, etc etc. Ah udahlah sedih banget ane mau pulang aja makan cake yang banyak.
Jujur ku nangis di ruangan dokternya dan sampe sekarang juga masih belum lega. Udah bikin plan dan program sih untuk future pregnacy, bismillah semoga sehat-sehat dan dikasih rejeki berupa anak yang sehat oleh Allah swt.
Pas jalan pulang terbersit pikiran, ini dokternya nanganin kasus aku kan harus bikin team sama obstetrician yg spesialis risky pregnancies gitu juga ya, belum harus ngehandle emosi ibu-ibu yang sedang grieving ini. Nyesel ga ya dia ngambil aku sebagai pasien. Ga sanggup banget deh aku kayanya jadi dokter kalo nemu kasus yang agak rumit kek gini. Huhu :(
Nyampe kantor aku udah ga peduli lagi sama si paper yang bikin stress sampe masuk mimpi. Langsung mengemail bu Boss dan asistennya untuk menagih dan bikin janji meeting lagi.
27 notes
·
View notes
Text


Minggu pagi, 27 Ramadhan 1445 H.
Seminggu kebelakang, rasanya badan kretek-kretek banget, agak batuk dan sempet kejebak kemacetan cinere-buncit 3 jam. Bener2 rasanya ga enak badan, sampai di kantor cuma menggigil aja, memutuskan cek darah, hamdallah aman. Saat itu H-1 jadwal saya haidh. Sempet kepikiran, apa hamil.. karena memang 2 bulan ini sudah ikhtiar bismillah mulai program. Dan udh lepas IUD dari agustus thn lalu. Saya ga tau ini kepengennya saya aja atau gimana, tp pas konsul sm mba ika, baiknya ditunda dahulu. Sampai akhirnya saya dan suami sepakat, bismillah.
Jumat siang, saya ngeflek coklat. Saya pikir, oh saya mungkin haidh. Yasudah saya buka puasa, eh tp udh hari kedua dan ketiga ga keluar haidh lagi.. itu sudah h+2 jadwal haid saya. Sempet sedih krn malam 27 blm bisa optimal krn saya pikir saya haidh. Paginya saya deg2an parah, krn ternyata ga keluar darah lagi. Saya buru2 ke alfamart beli testpack, beli yg murah aja krn pikir saya, saya ga mau berharap banyak.. khawatir kecewa. Saya mulai test pack, ditunggu 2 menit, hasilnya samar!
Dulu pas hamil arfa, persis spt ini.. samar:") masyaAllah tabarakallah. Saya gabisa berkata apa2.. ya Allah, mudahkanlah. Suami saya juga suppport, doa2 saya rasanya didekatkan sm Allah. Saya bersyukur sekali. Bismillah bismillah.
Hari berjalan, awalnya kepingin segera ke obgyn untuk memastikan kehamilan, tp berhubung mepet lebaran, says pikir ditunda saja periksanya habis lebaran, vitamin pun cuma minum asam folat sisa ngambil dr kantor.
Saya exited sekali, di otak saya, bismillah saya akan jaga baby ini. Saya juga sudah sounding ke arfa kalau ada dedek bayi di perut bunda. Saya kasih tau teman2 kantor terdekat saya.. dan saya masih euforia dgn kehamilan saya... saya sampai download 3 aplikasi untuk ngebandingin aplikasi mana yg paling bagus.



Saya juga senyum2 sendiri membayangkan ada janin lagi di perut saya yang akan membesar...
Kebetulan saat itu, saya di berat badan terendah saya, BMI sudah hampir 24. Ya, bisa dibilang cukup berhasil program diet 8 bulan (memang salah satunya diet ditujukan untuk persiapan hamil). Pokoknya saya bener2 berusaha prepare yg bisa di prepare. Udh kepikiran juga ngidam, harus lebih hati2 dan akan menghindari olahraga yg jingkrak2.
Hari lebaran datang, hari pertama, kedua silaturrahmi saja seperti biasa. Rasanya juga ga capek2 banget.. ya standar aja.
Sampai di hari ketiga, Jumst kemarin. Tiba2 saja ada flek coklat setitik. Saya pikir, saya cukup istirahat. Eh ga taunya makin banyak sampai satu pembalut hampir penuh. Kata suami saya, gapapa.. gapapa.. ia menenenangkan. Walau khawatir, saya ttp berusaha positif thinking. Siangnya, keluarga suami ada acara di sentul. Flek sudah ga keluar sama sekali.. saya menikmati perjalanan.. jalan2 ke mini zoo dan ajak arfa main.
Keesokan harinya, dr sentul langsung ke daerah taman anggrek. Jalan lumayan jauh tp masih oke lah, ga yg capek gimana-gimana. Tp pas saya ke toilet, DEG, Flek lagi setitik. Di detik itu saya mau nangis, tp kata suami saya gapapa.
Akhirnya keliling mall, sampain di penginapan, flek saya semakin banyak. Sampe saya minta pembalut sm nida. Saya nangis ga karuan, saya takut kehilangan calon bayi saya. Dan suami saya bilang, gapapa. Kalaupun ga jadi, ya blm terbentuk apa2 di rahim saya. Saya cuma bisa bengong.. saya blm siap.. dalam seminggu, begitu banyak yg terjadi.
Awalnya saya ga mau bilang ke umi, tp saya ngerasa perlu konsul ke dr.ika, obgyn temennya umi. Saya cerita runtutan yg terjadi. Dan beliau menyarankan untuk USG, untuk memastikan apa saya benar hamil atau tidak, atau bisa jadi ternyata saya memang haidh saja. Beliau bilang, anggap saja haidh yg mundur. Pdhl biasanya jadwal haidh saya rutin.. dan gaada yg bisa disimpulkan apa2. Kalaupun hamil, jika keluar darah banyak begitu, bisa dikatakan ya... keguguran.
Saya blm siap dengar semua ini, saya jadi berkaca, sepertinya gaada perilaku berisiko yg bisa membuat keguguran.. sayapun ga capek2 bgt perasaan. Atau mungkin saya harusnya bedrest. Saya ga tau.. saya bingung, saya cuma bisa nangis. Saya sedih, krn kemungkinan melanjutkan kehamilan sangat rendah, sampai sekarang, minggu 14 april ini.. darahnya keluar banyak sekali. Perut saya kram, kontraksi.. dan saya blm ada rencana ke obgyn kapan waktunya.
Suami saya bilang, gapapa
Ibu saya bilang, gapapa
Adik saya juga bilang gapapa.
Tp kok tetap rasanya apa-apa ya, sebelum nulis tumblr, saya cuma bisa liatin test pack samar yg saya pikir saya hamil. Pdhl saya ga punya hak memiliki.. cuma ya rasanya sedih banget. Ga sampai 7 hari rasanya saya ngelus2 perut saya.. tp ya Allah juga yang ambil.
Karena kan memang hakikatnya Allah yang kasih, Allah yg ambil. Kita ga berhak untuk menuntut apa2. Tp kita cukup peluk kesedihan ini. Semoga bisa berdamai dgn diri sendiri.
Allah yg tau kapan waktu yg pas untuk kita.. Allah yg Maha Pengasih dan Penyayang. Allah gaakan pernah memberikan beban diluar kemampuan kita. Allah yg ukur sejauhana kita bertahan.
Dear baby X, terima kasih sudah hadir di hidup bunda walau km juga belum terbentuk apa-apa. Terima kasih ya nak.. terima kasih.
Dear Allah.. hamba mohon yg terbaik.....
Minggu, 14 April 2024.
Sendirian di rumah, suami jaga bangsal, arfa di rumah ummi.
Semoga Allah mudahkan.
4 notes
·
View notes
Text
Lomba Fashun Show Part 1
We're a proud parents @sagarmatha13!
Pas tau ada lomba fashun show bertema merah putih, gakepikiran apa2. Otak ini terlalu banyak mikirin yg berat2 sehingga kreatifitasku mulai menipis ditambah mikirin persiapan ultah nemo dgn segala tektekbengeknya fiuh~. Mama mica sang inisiator si banyak ide langsung satset bikinin buat anak2 ber4 aja cenah dari paper crepe apadeh itu namanya. Bikinin dulu buat nemo ceritanya peri pake tongkat ada sayapnya dan semuanya pure bikin. Aku ya hepi aja jd gosah mikir tp ngga enak jg, sampe nanya berapa biayanya krn smuanya ditanggung mama mica, katanya murah gaseberapa ih ttp kan yaa, kreativitas dan ide itu mahal. Hari senin ke apartnya ngebantuin dikit cuma ngejait bbrp bagian. Mama mica gamau dibayar, tp aku trf aja untung ada no. Reknya di mbanking ku wkwkwk. Ngga bnyk sih buat jajan anak2 ajaa. Msh ttp protes pas di transfer jg. Ah meni nuhun pisan mama mica, luv sekebon!
H-1 persiapan buat puncak acara besok, fashion show dan pembagian hadiah para ortu bikinin bingkisan lucu2an buat anak2 sbg bentuk apresiasi jg, makanan beratnya dikasih dr pihak sekolah. Belilah abring2an ke grosir, trus dibungkusin di kantin sekolah alhamdulillah ada 6 org ortu yg bantu jd cpt sebelum bel bunyi udah selesei. Ditarolah di kelas anak2 utk besok.
D-day jam8an acara mulai, catwalknya di indoor biar ngga kepanasan. Lama sama sambutan ina inu, anak tk mana tahan diem dan mau dengerin yhaaa huft chaos yg ada. Akhirnya mulai jg lombanya, anak2 A1 dpt giliran tampil ke 4 mayan jadi bisa mengenal medan liat kakak2 kelasnya dulu tampil ntar di ikutin. Semalem udah latihan sih dirumah, tongkat di gerakin, ekspresinya gmn gayanya gmn tp kan gatau ya bsk bisi demam panggung tiba2 gamau maju, jadi ku lebih pasrah aja sih gmn besok haha. Pas giliran A1, nemo dpt no. 13 sesuai absennya. Tampil di tengah2 di bagi pergrup, akunya deg2an hahaha.. Berdoa dan nyemangatin nemo, pasti bisa nak semangat! Ikutin yg kaya tadi tampil yaa.. Iya katanya jawab singkat. Tibalah wktnya nemo...
Mengabadikan moment pake hp ku sendiri, krn pgn lsg laporan ke bapaknya, kalo nunggu dari tim fotografer kelas lama ah wkwk. Back-light gt pokonya, sambil bergetar bangga liat anak tampil berani dan hebat. Oh gini rasanya jadi ortu yg suka videoin bangga anak2nya saat tampil, baru aku rasain :')

Foto2nya dari mama kimi, bu dokter yg sibuck akhirnya ktemu. Makasih mama kimi udah jadi fotografer hihi..
Walaupun ngga menang tp super bangga sama anakku, ganyangka beneran sepede itu seberani itu, videoinnya sambil bangga terharu pgn ketawa da lucu budaktehhh wkwk. Keren nemo! Ibu wkt segede kamu kuuleun pisaaaan.. Semoga semakin hebat kamu ya nak. Ngga ada hentinya bikin ortunya terkejut in a good way dong pastinya~
Bonus ada drama dikit abis penyerahan piala buat pemenang, nemo "kabita" sama yg dpt piala, dia pgn padahal ngga ngerti apa itu piala tp menurut dia itu bentuknya bagus blink2 cenah haha. Nangis dong diaaaa udah mau plg kirain lancar hari ini, ada tangisan jg. Sampe bu kepsek turun tangan, katanya sok fotoin ini dipinjemin pialanya wkwkwk ya Allah ada ada aja, baru diem itu menjelang pulang udah pake jaket
Ekspresi muka abis nangis eeeyyy.. Padahal hari itu dapet kado ultah banyak dari temen2nya, dpt hadiah 2 dari perlombaan jg. Ttp pengen piala yaampun naakk gara2 pialanya bagus dan blink2 hadeeehh

Dah yaaa kembaliin pialanya ke bu kepsek! Hahaha
3 notes
·
View notes
Text

RIUH DI KEPALA
"Sepi di rumah udah nggak ada H, tinggal berdua lagi."
Saatnya H ke Jakarta, jatah cuti bundanya udah mau habis.
"Apa itu lahir 1953, tapi di KTP 1958. Tanggal lahirnya juga nggak ada yang tahu pasti. Maklumlah orang dulu. Berarti tahun ini Apa udah 70, udah banyak bonus dari usia Rasulullah saw."
Yang ada dalam benakku, mayoritas memori tentang Apa adalah sosok lelaki kuat, disiplin, pekerja keras, punya mimpi dan cita-cita yang tinggi untuk anak-anaknya. Sekarang, aku mendapati Apa dengan kondisi yang berbeda. Lelaki kuat itu mulai melemah, sudah tidak bisa produktif, dan bahkan kadang harus dibantu dan diingatkan untuk hal-hal tertentu.
Perbedaan usia lebih dari 4 dekade dengan Apa juga terkadang membuatku tidak relatable dengan Apa sebagai teman curhat. Karena jarak waktu yang cukup jauh. Namun, kalau soal kebijakaanaan, tentunya aku bisa memetik hikmah dari banyaknya beliau punya pengalaman. Kalau cerita tentang Apa, rasanya ada banyak hal yang mengendap di hati dan otak, yang tidak cukup dialirkan lewat kata-kata. Tentang putih, hitam dan abu-abu dari pandanganku sebagai anak bungsu.
Terlepas dari semua itu, mendengar suara Umak di telepon tadi sore, membuatku kembali kilas balik ke masa 2 tahun silam. Masa saat aku melihat momen lemahnya Apa. Masa yang menyadarkanku bahwa Apa yang ada di hadapanku adalah Apa yang sama dengan Apa yang dulu mengajakku bermalam di kebun saat menanti panen jeruk, atau memasangkan cacing sebagai umpan di kailku ketika memancing ikan nila di kolam belakang rumah ataupun ikan puyu di parit kebun. Sosok lemah yang persentase kesadarannya menurun, sosok di depanku itu adalah sosok yang sama dengan sosok yang mengantar jemputku selama 6 tahun ke MI. Meskipun ada SD negeri di dekat rumah, Apa dengan semangat baja berusaha agar kami bersekolah di sekolah terbaik yang bisa diakses saat itu. Meskipun jaraknya lebih jauh, meskipun biayanya membuat Apa dan Umak harus lebih giat lagi bekerja. Meskipun kadang aku bete kalau dijemputnya terlambat, karena Apa masih di kebun dan tidak tahu saat ada rapat guru. Beliau juga masih orang yang sama yang menghadiri wisuda sarjanaku, yang dengan bangga menatap anaknya di dekat balairung dan Danau Kenanga. Dua anaknya sudah keluar dengan selamat dari kampus yang masuk dan keluarnya rasanya berdarah-darah, dan Apa hadir di prosesi wisuda keduanya, meskipun hanya kedua kali itulah kesempatannya berkunjung dan naik pesawat keluar pulau. Sosok lemah itu, masih sosok yang sama yang mengizinkanku untuk resign dari tempat kerja di bilangan distrik pusat bisnis Sudirman, untuk menghilang sejenak dari peradaban, dengan tujuan awal menyelesaikan hafalan. Beliau masih sosok yang sama, dengan orang yang belum sempat melihatku wisuda dari asrama Qur'an itu, karena memang sampai saat ini, qadarullah ternyata anaknya masih belum sampai ke ujung perjalanan menyelesaikan hafalan. Sosok itu, masih sosok yang sama.
Menerima telepon Umak, kembali membuatku membayangkan sosok mereka berdua, tinggal di rumah berdua, dengan kamar-kamar kosong anak-anaknya yang hanya akan penuh pada momen-momen tertentu. Aku di sini, kok, Mak, Pa. Anakmu sudah tidak sejauh dulu. Secara jarak, ruang dan waktu. Bukankah aku diajarkan bahwa perpisahan tersedih itu bukanlah perpisahan di dunia, yang memisahkan jarak, ataupun karena salah satu di antara kita tutup usia? Namun, perpisahan tersedih adalah ketika para pencinta nanti berpisah jalan. Yang satunya ke surga, sementara yang lainnya ke neraka.
Mendengar suara ibunda, rasanya, aku akan sangat menyalahkan diri sendiri jika masih menjadi aku yang ingin terus memperjauh rantau, mengencangkan ikatan tali sepatu dan terus jauh berjalan. Tidak mengapa sesaat mengambil jeda, memperlambat langkah. Karena ini pantas untuk diperjuangkan, sungguh berharga. Seperti Umak dan Apa yang selalu punya cita-cita tinggi, aku pun demikian. Namun, rasanya semuanya tidai lebih berharga dibanding cita-cita tertinggi, masuk surga melalui pintu paling tengah berkat keridaan orang tua. Aku tahu ini berat dan sulit. Kalau gampang, pasti hadiahnya hanya piring cantik atau payung, bukan? Namun, ini hadiahnya surga yang seluas langit dan bumi. Semoga Umak dan Apa selalu sabar dengan kami anak-anak yang tidak sempurna, punya banyak cacat dak cela, serta merupakan gabungan dari spektrum warna berbeda. Dan semoga kita juga bisa selalu sabar dalam ketaatan, sabar dalam menghindari maksiat, serta sabar dalam menghadapi musibah, sesuai dengan posisi dan porsi kita masing-masing.
Sabar, ya. Mungkin ada hal yang harus direm dengan kondisi saat ini. Namun, ada hal lain yang bisa kita lakukan. Kita sama-sama berjuang. Kalau kata Mas Gun di deep talk malam ini, yang namanya sabar itu hasilnya pasti manis, seperti buah yang matang di pohon. Sementara, ketergesa-gesaan itu seperti buah yang dikarbit. Mari kita terus bersabar dan terus berbaik sangka dengan takdir Allah. Sabar itu kata kerja. Dan tergesa-gesa itu beda dengan bersegera.
Aku sadar, tiap orang diberikan ujian sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing. Allah Maha Tahu, sementara kita seringnya sok tahu. Berusaha menebak-nebak masa depan, ketimbang fokus menjalani apa yang ada di hadapan. Riuh di kepala, yakinlah bahwa semua takdir-Nya pasti yang terbaik. Tugasmu adalah memberikan yang terbaik.
20230914
6 notes
·
View notes
Text
gw pen ngobrol sama elu. tentang hari ini gw ketemu siapa aja. tentang cerita apa yang gw dengar. tentang pikiran yang tiba-tiba lewat ketika mendengar cerita tadi. tentang yang gw ga sengaja lihat dan pemikiran yang meliputinya. tentang makanan yang gw cicip. tentang jalanan yang gw lewatin hari ini. tentang hal-hal yang enggan gw hadapi tapi terus menggelayut di pikiran sambil mengisi hari.
tentang hujan hari ini yang gw temui hari ini di perjalanan tapi tak sampai bikin gw berhenti, neduh, make jas hujan. tentang tandem motoran gw hari ini dan obrolannya tentang memotivasi siswa untuk belajar sendiri.
gw ketemu banyak sekali orang dan pengen ngasih tahu kisah mereka ke elu. ada yang berbagi sebuah kisah dari buku yang menurut gw klise dan receh tapi dia membawakannya sangat positif sampai gw ga punya waktu untuk menertawakan dalam hati. ada yang biasanya bawa buku tebal, hari ini bawa buku tipis tapi memuat esai-esai para pengisi kamisan. satu lagi kisah tentang vibrasi frekuensi antar manusia, tapi di otak gw vibrasi masih nyangkut soal getaran di mata kuliah akustik.
di otak gw masih ada suara "aku pengen mati". pas naik motor suara itu muncul, tapi diingetin lagi kalo gw lagi boncengin orang. pas lagi di forum diskusi, gw diingetin lagi betapa menariknya obrolan itu kalo gw lewatin gitu aja tanpa nimbrung. pas mau nyuap makanan, penangkalnya adalah ingatan orang-orang keliatan lahap makannya. si A yang keliatan comfy banget sweaternya ampe gw pengen punya. si H yang cantik banget nata kerudungnya ampe gw pengen nyobain. si A lagi yang seneng banget bagi-bagi hasil baking-an dia sendiri sampai gw pengen nyobain juga. si A lain lagi yang bawa perintilan-perintilan hasil rajut dan gw pengen nyentuh benang yang gw punya lagi.
nulis ini jadi lebih tenang, meski masih merasa perlu menceritakan ini lewat mulut.
oh. sepupu gw yang kita jarang ngobrol bikin status WhatsApp yang dia screenshot dan kirim ke ruang obrolan kita. tentang para bude-bude yang sungguh ingin mantu dari kakak gw. ada momen gw merasa sedih dan benci banget kenapa gw ada di lingkungan ini. gw berasa sangat membebani banget karena lahir sebagai perempuan. yang mungkin kalo gw dan kakak gw lahir jadi lelaki mereka ga khawatir kayak sekarang. sedihnya, mereka seolah menggantungkan kebahagiaan mereka ke gw dan kakak gw punya pasangan. kok bisa sih menggantungkan kebahagiaan ke orang lain. tapi di sisi lain juga paham, sangat sedikit momen mereka-mereka ini menang. maka melihat gw/kakak gw akhirnya punya suami adalah bentuk kemenangan yang masih bisa mereka perjuangkan. tapi sedih aja. apalagi kalo denger betapa mereka ga tenangnya ketika kami "keliatan" ga niat nikah ini. apakah gw menikah beneran bikin mereka tenang? mungkin yang keliatan ga demen nikah ini sama-sama anak dari adik perempuan satu-satunya mereka. tapi beneran aku masih ga ngerti konsep menyandarkan kebahagiaan ke makhluk lain ini bekerja.
pas gw nulis elu, gw udah punya bayangan elu itu siapa. tapi elu yang ada di bayangan gw dan elu, bisa jadi berbeda. emang gw suka konsep mengayal dan mencintai hasil khayalan gw aja deh.
0 notes
Text
Dua Arah
Kubuka mata dan kulihat dunia T'lah kuterima anugerah cintanya Tak pernah aku menyesali yang kupunya Tapi kusadari ada lubang dalam hati - Letto, "Lubang di Hati"
Mas Sabrang vokalis band Letto pernah bilang bahwa positive reinforcement itu sederhana: kalau ada orang berbuat baik, ya hargai. Sesederhana itu. Bukan supaya mereka jadi manja, tapi karena bahkan kebaikan pun bisa mati kalau terus-menerus diabaikan. Kita kadang lupa, orang baik itu juga bisa lelah. Mereka bukan mesin produksi empati. Kalau terus dibiarkan sendirian, mereka akan berhenti. Bukan karena berubah jadi buruk, tapi karena capek jadi satu-satunya yang peduli.
Menariknya, cara kita merespons atau mengabaikan apresiasi itu seringkali berkaitan dengan gaya keterikatan kita. Yang punya anxious attachment biasanya akan terus-menerus cari pengakuan. Mereka jadi people pleaser, takut ditinggal, takut nggak cukup. Mereka ingin dicintai, bahkan kalau harus mengorbankan dirinya sendiri. Lalu ada yang avoidant, yang tampak tenang dan tidak butuh siapa pun. Tapi di balik sikap acuh itu, sering kali ada luka lama yang belum pernah diberi ruang untuk sembuh. Mereka menarik diri karena tak percaya bahwa kedekatan bisa aman. Yang lebih kompleks lagi adalah fearful-avoidant konflik batin antara ingin dekat dan takut disakiti. Seperti rem dan gas ditekan bersamaan, mereka seringkali membuat pasangannya bingung dan lelah.
Dan terakhir yang sangat langkah yaitu secure attachment. Mereka yang tahu bahwa kedekatan bukan ancaman, bahwa perbedaan bukan sinyal bahaya. Mereka tahu cara hadir, mendengarkan, memberi ruang tanpa menghilang. Mereka tidak sempurna, tapi mereka stabil. Dan di sinilah apresiasi memainkan peran penting. Karena tiap gaya keterikatan butuh rasa aman untuk bisa tumbuh sehat. Jadi saat kamu mengatakan terima kasih, saat kamu bilang "aku lihat usahamu," kamu sedang menumbuhkan sesuatu. Bukan cuma hubungan, tapi juga jiwa seseorang, ya selama ini aku berusaha demikian, h e h e.
Pernahkah kamu berada dalam sebuah hubungan dan merasa sudah memberikan segalanya? Bukan hanya perhatian, tapi juga waktu, energi, empati, bahkan kadang harga dirimu. Tapi tetap saja... ada ruang kosong yang tak pernah bisa terisi. Lubang itu perlahan melebar, meski kamu terus berusaha menambalnya. Dalam psikologi, perasaan ini bukan sekadar rasa hampa biasa. Ini berkaitan erat dengan teori keterikatan attachment theory yang menjelaskan bagaimana pola hubungan kita dengan figur pengasuh utama di masa kecil atau "rangsangan sexual" (yang nanti kapan-kapan kita bahas tapi sekarang cukup tipis-tipis aja) membentuk cara kita merasakan dan merespons kedekatan di masa dewasa. Ketika kebutuhan emosional mendasar yang dulu tak terpenuhi, seperti rasa aman dan pengakuan/validasi, muncul kembali lewat interaksi dengan pasangan, kita bisa jadi terjebak dalam siklus keinginan yang tak pernah puas. Otak kita, yang dirancang untuk mencari rasa aman, seringkali malah bertarung antara harapan dan kekecewaan. Aku tahu, kamu mungkin bilang aku terlalu Freudian, dan ya, aku memang suka mengaitkan hal-hal ini dengan teori klasik itu, meski aku sendiri kadang merasa skeptis. Tapi jujur, aku juga masih konservatif dalam hal ini karena pada akhirnya, akar luka dan kerinduan itu tetap saja mengakar kuat di dalam diri kita.
Aku paham, setiap kita memang punya standar tapi pertanyaannya, apakah standar itu benar-benar tepat? Dalam tulisanku sebelumnya aku sempat menyinggung soal kompatibilitas. Ini bukan cuma soal kesamaan hobi atau, status sosial, kemampuan ekonomi, serta pendidikan yang sering kita pakai sebagai patokan. Kompatibilitas, secara psikologis, adalah bagaimana dua individu mampu saling mengisi kekosongan emosional satu sama lain. Bagaimana mereka bisa bertumbuh bersama, bukan sekadar berdampingan tanpa kejelasan arah. Jika ada yang membaca ini dan ngobrol dengan ku aku pasti tanya "apa yang kamu cari?" kan?
Kalau standar yang kamu pegang ternyata bikin kamu merasa sendiri di tengah keramaian, atau terus-terusan merasa tak dihargai, mungkin itu tanda bahwa standar itu perlu dikaji ulang atau bahkan dikritisi. akan tetapi mungkin tidak semua orang dapat merasakan senisitifitas sedalam itu. Kompatibilitas sebenarnya adalah soal bagaimana dua orang dapat merasa aman secara emosional, mampu menghadapi luka lama masing-masing tanpa menambah luka baru. Ini bukan sesuatu yang bisa diukur dengan seragam sosial, tapi lebih pada keselarasan cara kamu dan dia mengekspresikan dan menerima cinta.
Jadi, saat fase honeymoon berlalu dan kamu mulai merasakan "tamparan keras" realita, itu sebenarnya momen untuk mengevaluasi apakah dia memang kompatibel dengan kamu? Apakah dia benar-benar hadir untuk mengisi kekosongan, kehampaan, lubang di hati yang selama ini kamu rasakan? Atau hanya sekadar penjawab tanya "Udah nikah? Udah punya pacar?"
Kalau kompatibilitas tidak terpenuhi, bahkan dengan standar yang kamu anggap tinggi sekalipun, maka jangan heran lubang di hati itu tetap ada, menganga, seolah menunggu seseorang yang benar-benar mengerti.
Hubungan yang sehat bukanlah tentang siapa yang lebih aktif mencintai. Melainkan tentang dua orang yang sama-sama memilih untuk tetap hadir, walau dalam ketidaksempurnaan. Di sinilah paradoks cinta bukan tentang pasif yang menyerah, tapi pasif yang aktif. Sebuah diam yang sebenarnya penuh perjuangan. Layaknya pohon yang diam di musim dingin, akarnya terus merambat mencari sumber kehidupan, menyimpan energi untuk musim semi. Dalam hubungan, pasif yang aktif adalah ketenangan yang tidak berarti pasrah, melainkan usaha sadar untuk tetap hadir, memahami, bahkan beradaptasi. Dan lagi tidak semua orang mampu untuk kesana, sebab jujur saja itu merupakan hal besar, pun jika kamu sudah menyadari bisa jadi terlambat atau butuh waktu yang sangat lama untuk membuat penyesuaian itu works.
Psikologinya, ini mirip dengan konsep "emotion regulation" dan "mindful presence" kita tidak harus selalu bertindak keras atau agresif untuk menjaga cinta; kadang diam yang terjaga, mendengarkan yang tidak terucap, adalah bentuk cinta yang lebih kuat dan tahan lama. Namun, ini juga menuntut adanya komitmen agar kehadiran itu bukan sekadar fisik, melainkan emosi yang terlibat penuh. sebagai contoh yang pernagh aku alami bagaimana mereka yang pernah dekat dengan ku tidak tau nama panjang ku, maka itu sinyal yang tak boleh diabaikan. bukan mejadi lebay, bukan karena dia tidak tahu, tapi karena dia tidak peduli untuk tahu kita sebut saja sebagai ignorace. Ketidakhadiran semacam itu, kecil tapi merusak. Itu seperti sebuah lubang kecil yang makin lama bisa membesarkan jarak, menimbulkan rasa terasing. Ya itu hanya contoh kecil saja, kamu sendiri pasti punya hal-hal demikan kan?
Gini,. Ini bukan soal lupa. Ini soal prioritas yang sebenarnya merupakan cerminan dari nilai dan komitmen seseorang terhadap hubungan itu sendiri. Ketika seseorang tidak tertarik mengenalmu lebih dalam, itu bukan sekadar kesibukan atau ketidaktahuan, melainkan tanda bahwa koneksi emosional antara kalian sangat minim, bahkan bisa jadi tidak hadir.
Nah, mari kita masuk lebih dalam sedikit tentang "kemungkinan", dalam psikologi klinis, kita membedakan antara Narcissistic Personality Disorder (NPD) salah satu bagian dari cluster B, yang merupakan gangguan kepribadian serius, dengan sifat narsistik yang bisa muncul pada siapa saja dalam derajat yang berbeda. Namun, keduanya punya inti yang sama: ketidakmampuan untuk melihat dan memenuhi kebutuhan emosional orang lain kecuali kebutuhan tersebut berdampak langsung pada diri mereka sendiri.
Jika kamu merasa seperti tidak terlihat, atau invisible, dalam hubunganmu, itu bukan hal yang sepele. Itu adalah manifestasi nyata dari kegagalan hubungan itu sendiri kegagalan untuk membangun ikatan emosional yang sehat dan saling mendukung. Dalam situasi seperti ini, penting untuk mengakui bahwa bukan hanya pasanganmu yang gagal, tapi juga kamu harus mengambil tanggung jawab untuk menilai apakah kamu berinvestasi dalam sesuatu yang layak.
Oke anggaplah kalau itu bukan NPD dan mari kita coba melakuakan pendekatan lainnya,. Cinta bukan soal menunggu atau berharap tanpa usaha. Cinta adalah pilihan aktif dan bukan menjadi pasif yang dilakukan secara diam-diam, tanpa suara, tapi dengan keberanian mengakui serta bergerak meski dalam skala kecil, bahkan jika perlu kita menjadi begitu brutal dan terang-terangan. Namun ketika itu hilang (menjadi pasif) bisa jadi sebab culture atau lingkungan atau bahkan diri kita sendiri yang memiliki kemungkian pemasalahan mental seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, lantas cinta akan perlahan layu. Dan kita pun tahu, bahwa untuk bertumbuh bersama, kita perlu lebih dari sekadar kehadiran fisik kita perlu kehadiran jiwa yang penuh perhatian dan kasih secara menyeluruh, lengkap.
Di sisi lain, mungkin saja kita memilih untuk tetap terluka karena rasa sakit itu satu-satunya koneksi yang tersisa dengan masa lalu dan karena koneksi itu, kita merasa punya alasan untuk tetap bertahan, meski tak bahagia. Seperti kata Yasmin Mogahed yang katanya malah dari Ibnu Sina kalau di IG "Sometimes we don't want to heal because the pain is the last connection to what we lost." Tapi berapa lama kamu akan membiarkan dirimu terikat pada luka, hanya karena itu yang familiar?
Sayangnya, luka yang tidak disembuhkan akan membuat kita terus menarik orang yang sama dalam tubuh yang berbeda. Karena tanpa sadar, kita bukan mencari cinta, tapi mencari pengulangan-pengulangan yang memberi ilusi kontrol atas luka lama (ya kamu tau F A M I L I A R I T Y) . Healing pun terasa seperti mengkhianati siapa kita dulu, seperti mematikan bagian dari diri yang sudah lama menemani. Padahal, kamu tidak bisa bertumbuh dalam rumah yang penuh bara. Dan pertanyaannya adalah: apakah kamu mau terus tinggal di sana hanya karena sudah terlanjur hapal denahnya? Meskipun demikian bentuk respondnya bisa berbeda-beda,. dalam artian mendekati familiarty itu menerima atau bahkan menolak, tentu analisa ini butuh lebih dalam dan sangat personal, namun secara garis besar demikian.
Kalau cinta adalah soal memilih, maka bertahan bukan selalu bentuk kesetiaan. Bisa jadi itu bentuk penyangkalan. Kamu tahu bahwa kamu salah memilih, tapi kamu takut menyesal. Dalam psikologi, ini disebut regret aversion: ketakutan akan penyesalan membuat kita bertahan dalam relasi yang sebenarnya kita tahu menyakitkan. Kita lebih takut menyesal karena pergi, daripada terus tersiksa karena tinggal.
Tapi apa kamu bahagia sekarang? Atau kamu hanya mengulang cerita yang sama, berharap akhirnya berbeda? Apakah kamu merasa dipahami, dilihat, diterima... atau kamu hanya sekadar aktor pendukung dalam kisah orang lain?
Dan kalau cinta bukan tentang menunggu tanpa usaha, maka mungkin inilah waktunya kamu juga berhenti menunggu versi 'dia' yang tidak pernah benar-benar ada. Karena luka yang tidak disadari akan terus mengarahkan pilihan kita, membentuk preferensi yang merusak, dan akhirnya... membuat kita jauh dari cinta yang sesungguhnya kita butuhkan.
Dan bagi kamu yang belum memilih, sudah berapa orang baik yang kamu lewatkan hanya karena kamu fokus pada hal-hal dangkal? Sudah berapa hati tulus yang kamu tolak karena kamu mengejar sesuatu yang kamu sendiri bahkan belum pahami? ayolah jujur saja pada dirimu sendiri.
Waktu tidak bisa diulang. Dan orang-orang baik tidak selalu menunggu. Kalau kamu terus gagal membedakan yang tulus dari yang mempesona, maka suatu hari kamu akan duduk sendiri dan berkata, "Seandainya aku memilih dia. Yang saat itu... Yang ingin tahu kenapa aku takut A B C. Yang tidak hanya tahu warna favoritku, tapi juga luka-lukaku, dia tau bagaimana berbicara pada ku." dan kamu bisa merasakan itu sejujurnya bagaimana dia berusaha untuk menata lebih rapih diri mu, membuat kamu kenal dengan diri mu yang bahkan kamu tidak sadari.
Pilihan yang salah tidak hanya menyakitkan. Ia bisa menghancurkan dirimu perlahan-lahan, tak terlihat, namun kamu bisa membacanya sampai kamu lupa siapa dirimu sebenarnya.
Aku pribadi, bukan tanpa cela. Tapi aku selalu mencoba untuk memberi yang terbaik: lebih aktif bertanya, menyesuaikan sikap, belajar mencintai dengan cara yang sehat. Tapi sesederhana ini... apakah dia tahu nama panjangku? Mereka tidak tahu. Dan ini bukan soal aku tidak bilang, tapi lebih pada: apakah dia pernah benar-benar tertarik ingin tahu?
Dalam psikologi, ketertarikan emosional ditunjukkan bukan dari frekuensi/banyaknya komunikasi, tapi dari kualitas keterlibatan. Apakah kamu benar-benar hadir dalam percakapan? Atau hanya mendengar sambil menunggu giliran bicara? Atau bahkah lebih parahnya, kamu hanya mau ditanya saja tanpa ada timbal baik?
Eh tapi,.... jika kamu membaca ini sekarang, mungkin kamu sedang merasakan kekosongan yang sama. Mungkin kamu tahu kamu salah memilih. Dan kamu tahu... waktu tidak bisa ditarik mundur. Tapi kamu juga tahu, kamu masih punya pilihan untuk memperbaikinya. Bahkan jika itu berarti mengakhiri. Bahkan jika itu berarti kembali menatap seseorang yang dulu kamu tolak, tapi ternyata dia adalah satu-satunya yang benar-benar melihatmu.
Lubang di hati itu tidak datang karena kamu tidak punya cinta. Tapi karena kamu tidak pernah menerima cinta yang kamu butuhkan.
Apakah itu kamu? Apakah itu dia? Selama ini kucari tanpa henti Apakah itu cinta? Apakah itu cita? Yang mampu melengkapi lubang di dalam hati - Letto, "Lubang di Hati"
Nb: Sementara aku menulis mendengarkan lagu We Don’t Talk Anymore dari Charlie Puth namun mengquote lagu letto,. what a joke Dz,. no i mean, if you notice someting from this you know what i try to tell,. hahaha.
0 notes
Text
Isyarat Jahe Merah
Duh hari ini tuh hari orang pilek dan radang sedunia apaa gimanee sik? Kek ni warga kantor sakit, tetangga kosan suaranya ilang, dan tentu saja aku si ringkih nan princess ini kena juga :) Yak betul!!! Semua penyakit diborong dari pilek, radang, dan suaranya lenyap.
Udah dua malam tugas gue adalah "MENCARI JAHE MERAH" demi suara gue balik. Pernah ada pengalaman H-1 nge-MC acara kantor eh malah sakit radang. Panik dan akhirnya nyoba jahe merah di malemnya dan waw ajaib 💫💫💫 sembuh coy ya walaupun setelahnya suaranya ilang seminggu. Tapi gpp ... gue tau khasiat di jahe merah ini kan yeee. Nah, sama lah ini gue nyari jahe merah di daerah yang gue bilang agak fancy nan effort ya nyari jahe merah!!! Susah bener kebanyakan resto jadinya kudu melipir buat cari mamang-mamang jahe.
Malam ini gue balik jam 22:30, lagi di daerah yg jaraknya 7km dari kosan. Pesen ojek buat ke kosan terus bilang ke bapaknya "Pak, nanti kalau nemu yg jual jahe, melipir ya kita" "Oke, Mas 😉" ucap bapaknya dengan penuh semangat. Jalan lah kita menyusuri jakarta ini dengan full debu anjay dan gue udah mulai demam :'' Tentu saja gak mudah nyari ni jahe yeee. Bapaknya beneran pelan banget bawa motornya terus tanya ke sekitar "yang jual jahe di mana bang?" Wkwkkwkw gue berasa kayak anaknya si bapak karena cuma diem, senyum, dan yak ... princess. Ada kali 20 menit nyari gak ketemu sampe akhirnya ada jual dan gue sumringah wkwkwk. Bapaknya gak mau pas ditawarin buat coba dan ya gitulah cerita apaan yak ini?? Bapak semoga pahalanya mengalir deras yaa. Maap pas turun gak bisa bilang langsung karena udah abis tok suaranya. Jadi cukup gesture ku yang ramah ini.
Sekian lah yaa penutupan hari ini gak bisa ngomong karena sakit ini. Oh iya, omong-omong soal gak bersuara, gue juga happy karena gue lulus kompetensi tingkat 1 bahasa isyarat!!!!! Akhirnya setelah berbulan-bulan belajar ngang ngong, dari semangat sampe ada banget gue "AAAAK NGANTOOOK!!!" dan berkali-kali tugas bercerita alias aku curhat!! Tidak sabar untuk ikut kedua. Pasti war nya gila-gilaan dan semoga dapet yaaa, Bun.
Gue tuh amaze banget sama yang bisa bahasa isyarat, kayak "waw lu bisa ngomong tanpa ada energi suara" paham kan? Itu tuh gue tertarik banget biar gak capek. Sekaligus yaaa paham ke budaya tuli siih pasti. Namun kecakapan dan latihan biat otak kata gue sii ada banget niii. Selesai sudah dan sudah lulus, tidak sabar lanjut terus sampai gue gue bisa bergosip dengan teman tuli, wkwkwk.
Terakhir semoga warga sekalian happy-happy juga ya. Tentang yang lagi dapat kabar baik dan yang lagi berusaha dan mengusahakan. Ihiy. Semoga doa-doa kemarin terkabul sekarang sii kalau kata gue mah #lah ngatur!
Dah ah . Princess tidur dulu sambil berdoa semoga keberkahan hari ini EH KEMARIN bisa banyakkkk, terus semoga banyak doa-doa yang terkabul, dan terakhir semoga saya .......
Night,
Dah.
0 notes
Text
Zainal L Diduga Otak Distribusi Rokok Ilegal di Batam
REALITANEWS.OR.ID, BATAM || Nama Zainal Lewaimang kembali mencuat dalam sorotan publik setelah diduga menjadi aktor utama di balik maraknya peredaran rokok ilegal di Kota Batam. Sosok yang disebut-sebut memiliki peran penting dalam logistik dan pengamanan jalur distribusi ini diduga menjadi dalang utama peredaran rokok tanpa pita cukai, khususnya merek H Mind, yang beredar luas di pasar lokal dan…
#Baharkam Polri#Batam#Bea Cukai#cukai#H Mind#hukum cukai#kapal patroli#kritik masyarakat#Penegakan Hukum#penyelundupan#Rokok Ilegal#sanksi administratif#Tembilahan#ultimum remedium#Zainal Lewaimang
0 notes