#Pengumuman Hasil PSU
Explore tagged Tumblr posts
priangancom · 3 months ago
Text
KPU Siap Umumkan Hasil Resmi PSU Pilkada Tasikmalaya 23 April 2025
TASIKMALAYA | Priangan.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya memastikan bahwa hasil resmi Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diumumkan secara terbuka dalam rapat pleno tingkat kabupaten yang dijadwalkan berlangsung pada 23 April 2025 mendatang. Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imron Tamami, mengatakan bahwa saat ini proses rekapitulasi suara…
0 notes
kliksamarinda · 2 months ago
Text
DPRD Kukar Umumkan Bupati-Wabup Terpilih, Sunggono: PSU Berjalan Lancar dan Kondusif https://kliksamarinda.com/dprd-kukar-umumkan-bupati-wabup-terpilih-sunggono-psu-berjalan-lancar-dan-kondusif/
0 notes
infowamena · 3 years ago
Photo
Tumblr media
Postingan @korem172pwy 》 AKHIRNYA PSU PILKADA KABUPATEN YALIMO BERJALAN AMAN DAN LANCAR Elelim Tahapan PSU Pilkada Kab Yalimo 2020 berakhir hari ini saat Rapat Pleno KPU Kab. Yalimo diputuskan hari ini. PSU yg semula diprediksi tidak dapat berjalan lancar, sama sekali tidak terbukti. Pengamanan TNI-Polri terbukti efektif dengan Komunikasi yang terjalin baik dengan para tokoh di masing-masing Paslon. Pendekatan yang humanis dengan massa pendukung serta berbagai kegiatan positif yang sudah dijalankan jauh sebelum Pencoblosan hingga pleno hari ini. Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang menghadiri Rapat Pleno dalam rangka rekapitulasi penghitungan suara tingkat Kabupaten pada PSU II Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Yalimo, Papua. Rapat Pleno ditingkat Kabupaten digelar oleh KPUD Kab. Yalimo bertempat di Gedung Sekretariat DPRD Yalimo, Distrik Elelim Kab. Yalimo pada hari ini, Minggu (30/1). Dipimpin langsung oleh Ketua KPUD Kab. Yalimo Yehemia Welianggen. Ketua KPUD Kab. Yalimo Yehemia Welianggen dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan mengambil peran atas terselenggaranya PSU II Kab. Yalimo. Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya saat ditemui disela-sela kegiatan menyampaikan bahwa guna memastikan pelaksanaan kegiatan Rapat Pleno berjalan dengan lancar dan aman, pihaknya mengerahkan sebanyak 172 personel yang disiagakan disekitar tempat pelaksanaan kegiatan tersebut. "Personel (TNI) yang disiagakan langsung disini sebanyak 172 personil, sedangkan personel yang lain kita sebar di beberapa titik bersama dengan pihak kepolisian untuk mengamankan beberapa titik yang menurut kami rawan terjadi kericuhan selama rapat pleno berlangsung maupun saat pengumuman hasil perhitungan nantinya,” ujar Dandim. Dandim mengungkapkan bahwa situasi di Kab. Yalimo pasca pemungutan suara di lima distrik hingga saat ini relatif kondusif. "Seluruh elemen masyarakat mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Meski sempat diragukan, akhirnya Pilkada Yalimo selesai dengan lancar dan damai. Rakyat Yalimo berpesta menyambut berakhirnya pesta demokrasi ini," katanya. (di Wamena, Papua, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CZYH8bIPopS/?utm_medium=tumblr
0 notes
inanews-blog1 · 6 years ago
Text
Kata Mahasiswa USU soal Pemilu 2019: Fenomena Nurhadi-Aldo hingga Golput
Inanews - Pemilihan umum ( pemilu) 2019 sudah berlalu sejak 17 April 2019 lalu. Saat ini, KPU sedang melakukan penghitungan suara, melaksanakan pemungutan suara ulang (PSU) hingga pemungutan suara lanjutan (PSL). Ada banyak pelajaran dipetik dari pemilu serentak tahun ini. Inanews berkesempatan mewawancarai sejumlah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) terkait pandangan mereka terhadap pelaksanaan pemilu 2019 pada Jumat (26/4/2019). Berikut hasilnya.
Apresiasi antusiasme masyarakat
Rinaldi Hasibuan, seorang mahasiswa di ekstensi fisika mengatakan, sebagai seorang mahasiswa, dia turut menganalisis perkembangan dan jalannya demokrasi khususnya pemilu 17 April kemarin, menarik untuk melihat bagaimana antusias masyarakat dalam menyambut pesta 5 tahunan ini. Bukan saja dari kalangan akademisi, bahkan peran serta masyarakat seperti bapak-bapak dan Ibu-ibu yang selama ini cenderung pasif, justru malah sebaliknya. "Saya rasa ini perkembangan yang sangat baik, dan harapan kedepan semoga segala elemen dapat memantau dan mengawal segala kebijakan pemerintah," katanya. Persoalan dan polemik antara quick count dan real count, menurutnya masih dalam batas kewajaran. Sebab saat ini, untuk mendapatkan segala bentuk informasi bisa diakses dengan mudah dan secara tidak langsung menyebabkan masyarakat terlibat dalam pengawasan pemilu. Yang terpenting adalah bagaimana menyikapi setiap polemik agar tidak terjadi tindakan-tindakan inkonstitusional. Berbicara soal kriteria presiden ideal, dia melihat kondisi politik hari ini cenderung liar. Sengaja membenturkan perbedaan demi satu kepentingan. Sehingga menyebabkan masyarakat yg berbeda pandangan rawan terjadi perpecahan. Dia berharap siapapun presiden ke depan, mampu menstabilkan kembali kondisi pasca-pemilu ini. "Juga pemimpin yang mendapat rasa hormat yang tinggi dari masyarakatnya. Kemudian berkomitmen untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI," katanya.
Survei pemilu menciptakan polemik
Tumblr media
Inanews Ilustrasi Menurut Fadlan Alfiansyah Lubis, mahasiswa Fisip 2015, pemilu 2019 menarik bagi mereka yang memiliki kepentingan kelompok tertentu dalam mengakomodir seluruh aspek sosial, ekonomi politiknya. Hal ini bisa dilihat dari akses ruang publik yang kerap di privatisasi dalam menerapkan sistem oligarkinya, sehingga terlihat secara jelas kepentingan itu tidak merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Terlebih lagi masyarakat tidak diberikan pendidikan politik secara khusus untuk memberikan kesadaran secara kolektif. Hanya saja, sambungnya, bentuk-bentuk sosialisasi praktek politik yang dilakukan lembaga penyelenggara pemilu masih kurang sehingga pemilih minim kesadarannya untuk memberikan kontribusi positif untuk perubahan ke depannya. Selain itu, survei pemilu sangat membingungkan dan menciptakan polemik karena negara tidak memberikan kontrol penuh terhadap lembaga survei swasta dalam melakukan kegiatan organisasinya. Menurutnya, mungkin bisa berkaca dari quick count yang terjadi pada pemilu di Amerika Serikat pada beberapa tahun silam. "Di situ terlihat jelas hasil quick count memberikan info yang jelas secara serentak dan tidak menimbulkan kontradiksi Dia menambahkan, sosok pemimpin yang dibutuhkan untuk lima tahun mendatang, harus memenuhi beberapa kriteria yakni, memberikan kesejahteraan yang merata di seluruh daerah. Memberikan pendidikan yang tidak berbasis industri kapitalis dan menggenjot literasi pada peserta didik. Sistem ketatanegaraan dan aparatur pegawai sipil harus diperbaiki untuk memberantas korupsi dam menjunjung tinggi transparansi. "Tegakkan prinsip-prinsip Pancasila. Pemimpin dan pejabat negara harus menjamin kebebasan berekspersi, kritik serta memberikan masyarakat forum evaluasi pada pemimpin dan pejabat negara lainnya di ruang publik," katanya.
Soal sosok presiden ideal
Tumblr media
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc. Sementara itu, Agung Adhi Laksana, mahasiswa fakultas ilmu sosial dan politik (Fisip) menilai, hal yang menarik dari penyelenggara pemilu 17 kemarin masyarakat yang ikut pemilu sangat berpartisipasi dan rasa ingin tahu besar karena sistem pemilu tahun ini sangat baru dan berbeda tidak seperti tahun lalu. "Kebetulan saya ikut turun ke lapangan untuk meneliti bagaimana partisipasi pemilu 17 ini," katanya. Mengenai polemik real count, menurutnya sangat tidak objektif dilakukan karena hanya sebagian TPS saja sehingga tidak real dari keseluruhan maka banyak dari masyarakat beranggapan tidak sah, masyarakat beranggapan sangat ingin hasil yang mutlak. Dia menambahkan, Indonesia membutuhkan sosok presiden yang siap untuk (menjawab) kebutuhan dan keresahan masyarakat. "Soalnya, kebutuhan secara umum dan kusus untuk kerasahan yang harus diterima oleh presiden ialah jeli melihat masyarakat desa yang saat ini masih jauh dari demokrasi yang diterapkan dan otonomi daerah yang sudah di tentukan," katanya. Sementara itu, Thomas Rocky Nainggolan, mahasiswa USU lainnya mengatakan, pemilu 2019 masih terasa biasa saja karena masih terjadi beberapa masalah seperti surat yang sudah tercoblos sebelum hari H. Kemudian dia juga menyesalkan masih terjadinya polemik terkait quick countdan real count. Seharusnya, proses pemilu bisa berjalan secara transparan. "Saya berharap, pemimpin ke depan bisa membuat kita semakin baik. Kepemimpinan harus dijalankan dengan nilai-nilai Pancasila. Jujur dan adil," katanya.
Fenomena Nurhadi-Aldo hingga film Sexy Killers
Tumblr media
Inanews /GARRY LOTULUNG Calon presiden fiktif nomor 10, Nurhadi (kiri), .di Menara Inanews, Palmerah, Jakarta Barat. Nurhadi bersama Aldo, merupakan pasangan capres-cawapres fiktif yang hadir di tengah persaingan pilpres 2019. Roby Dwi Hermawan yang juga aktifis mahasiswa mengatakan, yang menarik dari pemilu kali ini adalah semakin tinggi antusias masyarakat terhadap keadaan bangsa dan negara dengan cara-cara yang di luar dugaan. Hadirnya pasangan calon fiksi Nurhadi-Aldo yang membuat gelak tawa di mana dianggap antimainstream. Apalagi kemudian, muncul film Sexy Killers yang menggambarkan akan masing-masing kandidat para kontestan politik terkait pertambangan batu bara. Menurutnya, polemik quick count dan real count merupakan hal yang lumrah dalam sebuah pertarungan politik seperti ini, akan tetapi alangkah baiknya terkait quick count tidak perlu ditampilkan di media-media yang ada, baik itu menguntungkan 01 maupun 02. Pasalnya, mengganggu konstelasi bangsa, di mana saat ini bangsa ini menurutnya belum dewasa dalam menyikapinya sehingga lebih baik menunggu hasil resminya dan tetap mengawal agar tidak ada kecurangan. "Mengenai pemimpin, yang benar-benar berpihak pada yang lemah saja sudah jauh lebih baik untuk Indonesia, ya kita juga harus jujurlah terhadap bangsa ini, yang kaya semakin kaya begitu juga yang miskin semakin miskin, ditambah lagi jumlah yang miskin lebih dominan, maka dari itu jarak ketimpangan semakin besar dan kebanyakan hal ini cuma dijadiin isu yang pilu dikala pemilu," katanya.
Memilih golput
Berbeda dengan Yael Stefani Sinaga. Aktivis pers mahasiswa ini mengaku golput dan karenanya dia merasa tidak merasa ada yang menarik dalam pemilu kali ini. Semua yang terjadi hanya euforia semata dan kepentingan berbagai pihak. Di mulai dari banyaknya serangan fajar H-1 pemilu dan maraknya diskon baik barang dan makanan untuk orang-orang yang memilih dengan hanya menunjukkan tinta di jari tanda telah memilih. Quick count menurutnya menjadi masalah karena belum resmi dan tidak bisa dijadikan pedoman. Seharusnya masyarakat tak terpaku dengan hasil quick count karena pada akhirnya keputusan yang diakui dan resmi nantinya pastilah berasal dari pengumuman oleh KPU. "Kalau saya ditanya yang tidak hanya janji selalu. Yang benar paham apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Klasik sebenarnya karena aku pun masih pesimis untuk presiden Indonesia. Tak bisa dipegang perkataannya," katanya. Read the full article
0 notes
cendananewscom-blog · 6 years ago
Text
Rakon KPU-Bawaslu Batalkan 62.000 Surat Suara Malaysia
Rakon KPU-Bawaslu Batalkan 62.000 Surat Suara Malaysia
KUALA LUMPUR — Hasil rapat konsultasi antara KPU dan Bawaslu sepakat membatalkan penghitungan 62.000 surat suara pos pemungutan suara ulang (PSU) PPLN Kuala Lumpur.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua KPU Arief Budiman di KPU, Minggu malam, usai pertemuan jeda 30 menit dengan anggota Badan Pengawas Pemilu RI.
Surat suara yang dibatalkan tersebut adalah surat suara yang dikirim Pos…
View On WordPress
0 notes
dailycahyana-blog · 8 years ago
Text
25 Oktober 2017
Hari itu, saya pergi ke solo, seharian, nemenin, dan nyetirin bapak yg ada acara temu pusdi nasional di west bestern hotel solo baru. Pantang gabut, saya yg masih ada tanggungan pekerjaan PSU magetan harus segera cari tempat utk kerja. Alhasil saya "ndekem" di foodcourt mall the park, sebelah hotel. Beneran "ndekem" seharian dari jam 10 sampai jam 5 sore.
5 hari sebelumnya, para "pejuang" tau kalau hari itu adalah hari pengumuman sesuai jadwal resmi. Tp kabar yg ditunggu2 tidak kunjung datang juga, dan ternyata terdapat pengunduran jadwal menjadi tgl 25. Ya tepat hari ini, saat aku di solo.
Menjelang pengumuman tersebut, sebenarnya perasaan saya campur aduk antara mencoba tenang tapi juga deg2an. Tapi sih pada intinya saya sudah serahkan segalanya kepada keputusan Allah saja, saya tau Ia yg lbh berhak dan mampu berikan yg terbaik apapun itu jawabnya. Toh ini cm bagian dari hidup dunia yg kecil saja. Jadi ya, ke solo saat hari pengumuman? Take it easy aja. Malah saya lbh fokus pd kerjaan saya ketimbang kepikiran hasilnya.
Nah, tapi bagaimanapun juga saya jadi ikut penasaran, jam 4 sore saya coba cek webnya, ternyata blm ada pengumuman. Kulanjut deh kerjaanku. Terus tiba2 ada sms masuk ke hpku, yg menyatakan "silahkan lihat akun masing2 di web, hasil sudah bisa dilihat". DEG!. Langsung deh lemesssss. Deg2an cuyyy. Tp tetep mencoba tenang aja. Nah pas kulihat di web ternyata error krn servernya penuh. Ya udah deh krn bapak jg udah calling2 utk pulang, pulang dulu lah ke jogja.
Di perjalanan aku msh kepikiran, lemes, dan di otak dah mikir macem2. Padahal aku nyetir. Tp alhamdulillah selamat sampai jogja. Dan pas balik langsung kubaka laptop dan cek web. Dan ternyataaa.....
Alhamdulillahirobbilalamiinn, saya lolos menjadi awardee LPDP !!!
Langsung meluk ibu sama bapak sambil nangis. Langsung sujud syukur juga.
Satu sisi ini kabar bahagia. Tp disisi lain ini juga amanah yg besar karena menggunakan dana pajak masyarakat yg mencapai minimal 700 jt per orang utk membiayai s2 selama setahun. Utk itu saya mohon doanya agar kami bisa menyelesaikan amanah ini dgn baik, berkah, dan bermanfaat buat negeri ini.
Saya jg berterimakasih pada siapa saja yg telah mendoakan dan mensupport saya selama ini. Terutama orang tua dan teman2 saya. Yg bahkan bbrp hari menjelang pengumuman banyak sekali teman2 saya yg chat utk mendoakan saya yg terbaik, saya merasa terharu atas segala doa dan dukungan tmn2 smua. Ini menjadikan kekuatan bagi saya utk menghadapi pengumuman ini.
Saya bener2 ga nyangka krn awalnya saya rasa usaha saya masih jauh dr kata meyakinkan. Tp inilah kekuatan Allah. Dan sesuai apa yg tmn saya katakan.
"Sejatinya, Rasul pun memenangkan peperangan bukan karena jumlah pasukan yang banyak dan amunisi yang lengkap. Melainkan karena pertolongan Allah lah kemenangan itu bisa diraih."
Semoga amanah ini semakin mendekatkan diri saya kepada Allah, semakin membawa kebaikan bagi sesama, dan tidak membuat diri kami tinggi diantara lainnya, kita semua sama2 belajar sama2 berjuang. Kita tidak sedang mengalahkan siapapun kecuali diri kita sendiri.
25 oktober 2017, alhamdulillah.
0 notes
isminindyaa-blog · 8 years ago
Text
Pengalaman LPDP Batch 4 tahun 2016 Part 1 (Pengantar)
Assalamu'alaikum dear.....
Apa kabar kalian semua? Semoga baik dan selalu sehat ya. Amin :D
So, di penghujung tahun 2016 lalu saya berjanji untuk menuliskan pengalaman saya dalam 'memperjuangkan'  beasiswa LPDP untuk membiayai kuliah saya di kampus impian. Tapi, di sini saya tidak hanya memaparkan tips dan trik meraih beasiswa yang menjadi "The Most Wanted Scholarship" sejak awal berdirinya LPDP. Lalu apa saja yang akan saya ceritakan?
Let's get start it!
1. Rejection
Tahun 2010 adalah tahun yang bisa dibilang sebagai "titik balik" saya dimana saya merasa berada di 'titik nadzir'. Mengapa saya bilang demikian?
Layaknya sebagai seorang lulusan SMA, tentunya kampus-kampus terbaik di Indonesia adalah impian saya, tujuan saya. Perguruan Tinggi Negeri menjadi PT incaran saya karena jelas biayanya murah (katanya, tapi semakin tahun antara PTN dan PTS biayanya berbanding lurus. Halmahera), dan jelas  memiliki tempat tersendiri di hati rakyat. Mau dimanapun tempat/kotanya, Perguruan Tinggi Negeri selalu menjadi incaran utama siswa-siswi yang berniat melanjutkan kuliah.
Seperti anak-anak yang lain, saya pun mempersiapkan diri untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi, bahkan sejak sebelum saya lulus SMA saya mulai mempersiapkan diri untuk itu. Qodarullah saya bersekolah di satu yayasan pondok pesantren di Jawa Timur dan setiap tahunnya terdapat beasiswa yang ditujukan bagi santri-santriwati yag hendak melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Negeri. Lagi-lagi beasiswa tersebut bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri. Saya dan teman-teman saya yang berminat mendaftar beasiswa tersebut mendapatkan materikulasi setiap harinya karena tentu setiap beasiswa akan menyeleksi dan mengambil siswa-siswi terbaik. Saya, siswi yang sangat-biasa-saja-tanpa-medali-olimpiade bersaing dengan siswa-siswi-hebat-keren-pintar-idola-anak-anak-satu-sekolah-yang-terkenal-dan-punya-banyak-medali-sertifikat-olimpiade dengan universitas tujuan saya yaitu Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta (dude, siapa yang nggak tahu universitas yang termasuk 'ivy league' nya Indonesia???) dengan pilihan jurusan Kedokteran Umum sebagai pilihan pertama dan Farmasi sebagai pilihan kedua. Terbayang kan bagaimana luar biasa songongnya saya, nggak tahu diri banget kan berani bersaing dengan mereka. Saat itu saya pikir 'ya sebodo amat yang penting saya coba dulu'. Then..singkatnya proses seleksi telah terlewati dan saya harus menunggu kurang lebih 1,5-2 bulan lamanya. Sembari menunggu pengumuman beasiswa tersebut, saya menyusun back up plan, berjaga-jaga kalau saja saya mendapatkan kemungkinan terburuk : Tidak lolos seleksi.
Sekitar Bulan Mei 2010 pengumuman beasiswa tersebut keluar dan saya dinyatakan TIDAK LOLOS SELEKSI.
.
.
.
Oke. Saat itu rasanya saya lemas, oleng. Saat itu saya menangis (menurut ngana ditolak nggak sakit, apa?! SAKIT TAU! *kalem lagi lin)
Ibu saya menguatkan saya. "Masih banyak kesempatan. Ambil kursus persiapan SNMPTN. Belajar lagi."
-
Akhirnya saya mengikuti kursus persiapan SNMPTN di lembaga bimbingan belajar NEUTRON YOGYAKARTA yang ada di kota saya, Magelang (maaf bukan bermaksud promosi). Langsung saja saya jabarkan tujuan saya :
    1. Universitas Gadjah Mada : jurusan Matematika murni
    2. Universitas Negeri Yogyakarta : jurusan pendidikan matematika
Loh, jurusannya beda ya? Iya. Sesungguhnya saya menyukai ilmu kesehatan khususnya kedokteran dan farmasi; dan eksak khususnya matematika.
Segala proses menuju SNMPTN saya lakukan, akhirnya SNMPTN pun saya jabanin dan hasil akhirnya saya DITOLAK/TIDAK LOLOS untuk yang kedua kalinya. OK fine.
-
Saya tidak berhenti sampai disitu. Masih ada sekolah kedinasan yang menjadi sekolah idama para orang tua karena mindset untuk sekolah kedinasan adalah : selepas lulus kuliah, langsung dapat kerjaan. Jadi tidak perlu melamar kemana-mana. Yuhu. Saya termasuk siswa yang kekinian karena saya pun mendaftar sekolah kedinasan tersebut. Dari sekian banyaknya sekolah kedinasan, kesongongan saya tumbuh lagi. Saya mendaftarkan diri di STAN dan STIS dimana menurut hemat saya, kedua sekolah kedinasan tersebut adalah sekolah kedinasan terrrrrrrrrfavorit.
Yes.  Saya daftarkan diri ke kedua sekolah kedinasan tersebut dan untuk yang KETIGA KALINYA SAYA DITOLAK/TIDAK LOLOS.
.
Three times rejection is not a simple problem to be solved. You need a tons of heart, a liter of tears, and you have to realize for who you are.
.
Sedih, marah, kesal, kecewa, bercampur jadi satu. Saya tidak hanya mengecewakan diri saya sendiri, tapi saya juga mengecewakan orang tua saya dan tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi adik saya. Seumur-umur saya tidak pernah mengalami penolakan seperti ini. Saya selalu berhasil masuk ke sekolah impian saya. Dan sekarang? seolah tidak ada tempat yang mau menerima saya.
Awalnya, orang tua saya mengira saya tidak berniat untuk melanjutkan kuliah, tetapi amunisi saya belum habis. Sedih? jelas. Siapa yang tidak sedih mengalami penolakan, bahkan kalian akan kecewa kan kalau nasi goreng favorit kalian tiba-tiba habis padahal kalian sudah mengidamkannya sejak lama, tapi saya masih ingin sekolah. Saya masih memiliki back up plan yang lain. Ya. Saya mendaftarkan diri saya di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta, salah satu universitas tertua di Indonesia yang akhirnya menghantarkan saya memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) dan menjadi seorang Apoteker.
2. Wish List
Tahun 2010 adalah tahun dimana saya membuat wishlist saya untuk yang perrrtama kalinya secara terperinci dan saya bertekad untuk mewujudkannya satu per satu. Siapa inspirasi saya? Dhanang Ambar Prabowo, seorang scientist dari Indonesia yang sudah berhasil menyelesaikan pendidikan Doktoralnya di Jepang. Saat itu, dosen saya menampilkan sebuah video motivasi yang membuat perasaan saya nggregel (terharu) bagaimana mumpuninya kekuatan mimpi seseorang, sampai akhirnya mimpi demi mimpi tersebut, yang ditulisnya, dapat tercapai satu per satu.
Akhirnya saya membuat mimpi jangka pendek dan mimpi jangka panjang, dari mimpi-mimpi yang sederhana sampai mimpi yang saya rasa terlalu tinggi untuk saya gapai (saat itu). Singkat cerita, alhamdulillah satu persatu mimpi saya dapat terwujud.
Dua poin dalam wish list itu adalah : melanjutkan S2 farmasi klinis di Luar Negeri dan menjadi awardee scholarship. Halo..! Sekarang siapa coba yang nggak mau kuliah di luar negeri, gratis, dapet duit pula. Rasanya nggak ada mimpi yang lebih besar dari itu. Saya yang berulang kali ditolak di beberapa pergruan tinggi ternama, beberapa kali mendaftar beasiswa namun selalu gagal, tentu mimpi ini menjadi mimpi yang sangat tinggi buat saya.
Wish list ini sealu saya pandangi. Kalau mimpi saya untuk dapat meneruskan sekolah di luar negeri dengan beasiswa dapat tercapai, tentu wish list ini bukan sekedar pajangan tembok kamar kost saya. Tapi kalau saya belum bisa...
Saya tidak mau beranda-andai, memikirkan kemungkinan terbaik dan terburuknya karena pada saat itu saya belum mencoba.
-
Time flies so fast dan tekad saya semakin bulat. Selepas saya menyelesaikan pendidikan profesi apoteker, saya harus melanjutkan pendidikan lagi. Alhamdulillah, keluarga mendukung penuh keputusan saya untuk meneruskan sekolah lagi, dan bahagianya Ayah saya memberi restu untuk saya mendaftar di perguruan tinggi luar negeri.
3. Starting Point Pencarian Universitas
Saya mulai mencari informasi terkait perguruan tinggi yang memiliki jurusan yang sesuai dengan minat saya. Saat itu entah kenapa saya tertarik dengan Thailand. Di sana, ada satu universitas terkemuka yang memiliki jurusan yang sesuai dengan minat saya. Langsung saja saya 'bedah' informasi terkait universitas tersebut, khususnya di jurusan yang saya minati. Sebenarnya selain Thailand, USA adalah negara yang saya incar. Beberapa universitas telah saya hubungi lewat professor yang ada di sana.  Dalam proses pencarian ini, perasaan campur aduk tidak karuan. Bayangkan kamu sudah membuat kata demi kata sedemikian rupa adaya sehingga email yang dibuat tampak terbaca dengan baik dan harapannya dapat dimengerti oleh professor tersebut. Besar harapan untuk mendapatkan balasan. Namun apalah daya dari sekian universitas yang saya hubungi, hanya 3 universitas yang membalas email saya, yakni Virginia Commonwealth University di USA, Prince of Songkhla University di Thailand dan Mahidol Universitydi Thailand. Ada perasaan sedih karena dari sekian banyaknya email yang saya kirim, hanya 3 universitas yang berkenan membalas email saya (jangan berlebihan lin. 3 itu lumayan loh), tapi saya juga senang karena ada yang membalas email saya (yeaaayyy!!!).
Kebahagiaan saya nggak berlangsung lama karena professor dari PSU di Thailand menyatakan bahwa beliau tidak bisa menerima mahasiswa Master/ Ph.D karena apa gitu (alasannya saya lupa). Berkurang satu kebahagiaan saya. Komunikasi dengan Virginia pun terputus di tengah jalan. Hanya komunikasi dengan Mahidol yang berlangsung dengan baik dan lancar. Alhamdulillah komunikasi dengan professor maupun pihak Faculty of Graduate Studies nya berjalan dengan lancar dan saya bertekad kuat bahwa saya akan sekolah kesana.
0 notes