#SAP3
Explore tagged Tumblr posts
Text
“Waduh, kalau soal naskah teater ada copyrightnya juga gak ya?”

Itu adalah pertanyaan yang muncul dibenak saya saat belajar mengenai copyright minggu lalu dikelas. Copyright sendiri diperlukan saat sebuah kepemilikan individu menjadi hal yang sangat penting. Dimulai dari marx, dimana awalnya copyright dipergunakan untuk menandai kepemilikan properti kaum borjuis.Seiring berkembangnya zaman dan waktu, copyright merambah ke dunia hiburan mulai dari musik hingga ke film. Namun, bagaimana dengan sebuah naskah teater yang ditampilkan menjadi sebuah pertunjukan teater? Apakah sebetulnya terdapat copyright pada naskah teater tersebut?
Kali ini, naskah teater yang akan saya angkat sebagai contoh adalah naskah yang berjudul “Opera Primadona” karya dari Nano Riantiarno. Naskah ini terdiri dari 40 adegan dan meceritakan mengenai intrik di dalam dunia teater tahun 1925-1936, Opera Primadona pertama kali dibawakan oleh Teater Koma pada tahun 1988 dengan durasi pentas 18 hari lamanya. Kesuksesan naskah ini menarik minat orang-orang dalam dunia yang sama untuk mementaskannya dengan gayanya masing-masing. Teater Paradoks FISIP UI tahun lalu membawakan naskah ini di pementasan Tunggalnya, naskah ini dibawakan dengan gaya khas teater Paradoks dan lagu-lagu yang ada pun diaransemen ulang oleh penata musik. Tagline dari pementasan pun diubah dari “ Di atas panggung hanya ada satu primadona yang lainnya hanya embel-embel” berubah menjadi “ Mereka butuh sandiwara, tetap sandiwara” meski begitu, keduanya tetap ada diambil dari naskah Opera Primadona. Kalau sudah begitu copyright naskahnya bagaimana? Tenang, soal itu Teater Paradoks telah meminta izin terlebih dahulu pada pemilik naskah. Tetap saja ada syaratnya, bahwa Teater Paradoks tidak boleh mengubah garis besar cerita. Nano Riantiarno pun hadir dalam pementasan Teater Paradoks pada 27 Maret 2017 lalu dan menghargai pementasan yang telah mengangkat naskahnya ini.

Ternyata, bukan hanya Teater Paradoks yang pernah membawakan naskah ini. Beberapa komunitas teater pun juga tertarik membawakan naskah ini. Namun, mereka juga tetap mencantumkan nama penulis naskahnya yaitu om Nano Riantiarno.
Kalau menurut kalian gimana? Atau pernah enggak kalian nemuin contoh kasus lain?
Sumber:
https://www.teaterkoma.org/index.php/produksi/53-produksi/buku-acara/83-1988-03-opera-primadona
instagram tetater paradoks, teater kertas (#operaprimadona)
youtube: bstrdgdz (opera primadona oleh Teater Koin)
oleh: Teliana Juwita (1606828822)
6 notes
·
View notes
Audio
Senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang padahal hanya iseng belaka ketika birahi yang juara etika menguap entah kemana ooh nafsu menderu-deru bikin malu lekang dan memamerkan dada dan yang lainnya mungkin hanya untuk kenangan ketika birahi menjuara etika menguap entah kemana oohh nafsu menderu-deru bikin malu oohh nafsu menderu- deru susah maju apakah kita tersesat arah mengapa kita tak bisa dewasa, dewasa
Lagu Efek Rumah Kaca ini memang sangat terdengar ‘technology determinist’. Tapi isu yang dibahas menarik. Lagu ini muncul tahun 2008, ketika pada saat itu sedang maraknya produksi video porno dan situs-situs porno di Indonesia. Tapi apakah benar bahwa kenakalan-kenakalan tersebut murni disebabkan oleh perkembangan teknologi di era informatika? Dan apakah benar bahwa perkembangan teknologi yang terus menerus membawa pengaruh buruk bagi manusia?
Untuk menjawab kebingungan tersebut yuk kita lihat video di bawah ini.
youtube
Ada pandangan yang berlawanan dengan Technology Determinism, pandangan tersebut adalah Social Construction of Technology. Pandangan ini percaya bahwa ternyata manusia tidak begitu saja ‘menelan’ dan diperhamba oleh teknologi. Lahirnya start up digital menjadi semangat baru untuk manusia saat ini mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang ada di sekitarnya dan mengikut sertakan teknologi sebagai jalan keluar itu sendiri.
Lirik dari: http://www.wowkeren.com
3 notes
·
View notes
Video
tumblr
Apa sih yang terbayang di benak kalian ketika mendengar kata “botol plastik”? Mungkin banyak dari kita yang akan langsung mengasosiasikan botol plastik sebagai sebuah wadah minuman atau benda cair lainnya. Namun apa jadinya bila botol plastik yang mungkin selama ini hanya kita gunakan sekali pakai sehabis minum, ternyata bisa dimanfaatkan dengan cara yang kreatif? Mari kita simak video di atas!
Penggunaan botol plastik selain untuk wadah minuman ini mengingatkan kita pada sebuah pandangan Sosial Construction of Technology (SCOT), dimana intinya pandangan ini menyatakan bahwa perkembangan sebuah teknologi itu ditentukan pula oleh manusia. Manusia memiliki kewenangan untuk menggunakan, menambah, mengurangi, atau bahkan tidak menggunakan teknologi tersebut sama sekali. Semua keputusan manusia itu disesuaikan dengan konteks, baik secara sosial, psikologikal, dan budaya dari kelompok dimana manusia berada.
Nah, pemanfaatan botol plastik secara kreatif seperti pada video tersebut sebenarnya bisa menjadi salah satu cara mengurangi banyaknya sampah plastik di sekitar kita. Kalian tahu kan bahwa sampah plastik dapat berdampak pada tercemarnya air tanah, air laut, polusi udara, dan pastinya akan menganggu keseimbangan alam. Semoga dengan video tersebut kita tidak hanya terinspirasi pada idenya tetapi juga dapat langsung beraksi demi lingkungan yang lebih baik.
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=jJYDD-lO8tk, diakses 1 Maret 2017 pukul 22.49 WIB
Putu Intan R.C-1506755624
2 notes
·
View notes
Link
This article, talked about why we tend to spend more times that we expect in social media, or apps, or sites. Learn how psychology is used in app design process. What an interesting one!
I have uninstalled my instagram app for a month now. Mulanya, dari kesel karena gampang banget ke distract, dan ngabisin waktu lama gara-gara keterusan lihatin ini itu. Sadar nggak sih, kalau explore di instagram di sesuaikan sama posting-posting yang biasanya kita akses, orang-orang yang kita follow, dan foto-foto yang kita like? Alhasil, melalui alogaritma explore instagram kita isinya banyak hal-hal yang kita suka. Turns out for me, consuming my time more than I realize.
Instagram is awesome for accessing great pictures and photographs, but at the same times it getting worse because I keep accessing information that unuseful, and so hard for me not to check it out.
Bukan berarti stop pake instagram sih, cuma quit ajah sebentar. Tapi masih mengakses kok :))
This makes me wonder as a communication student. How far the use of emotional and persuasive language is okay to be used, especially in tech that we deal with in daily basis. How far we can point the human vulnarable spots and use it for design process in various field? In the international level, this is being questioned more and more. Now, since every app is integrated and convergenced it starts to gather much more data from us. The debate goes further as how far it will effect humanity, and wheater it would harm us or not.
Times for tech companies to answer.
0 notes
Photo

Teknologi menyesuaikan manusia, dengan apa yang manusia butuhkan.
kalimat-kalimat diatas tampak tidak benar karena menurut orang banyak teknologi lebih cerdas dari manusia. Dan manusia lah yang menyesuaikan kepada teknologi.
Omong kosong, mahakarya yang bernama teknologi juga menyesuaikan terhadap manusia, contoh nya handsfree. handsfree mematahkan semua kata-kata orang yang memahami bahwa manusia yang menyesuaikan diri terhadap teknologi.
pict source: https://www.aliexpress.com/wholesale?ltype=wholesale&d=y&origin=y&isViewCP=y&catId=0&initiative_id=&SearchText=Hand+Free+Devices&aff_platform=aaf&cpt=1488392728809&sk=ey76EUj&aff_trace_key=9a0e28520c4f454a902bbf4f9b478f8c-1488392728809-01568-ey76EUj&blanktest=0&tc=af
0 notes
Photo

Siapa yang tidak tahu benda yang satu ini? tentu saja kalian semua pasti tahu benda ini. Benda yang bernama kipas ini, pada umumnya dipakai untuk menyegarkan udara yang panas di sebuah ruangan dan menghilangkan keringat kalian yang bercucuran setelah berkatifitas. Eittttts tapi jangan salah! selain menolong kalian dari panasnya suhu ruangan, saat ini kipas juga digunakan oleh pedagang sate untuk membakar sate agar lebih cepat matang loh guys.... So, bisa kita liat kan guys bahwa kipas yang semulanya memiliki fungsi sebagai penyegar ruangan, bisa dialihfungsikan secara kreatif oleh manusia. Jadi buat kalian yang ingin berkreasi dengan kipas bisa banget nih dimulai dari sekarang.
sumber:www.blibli.com
Ernawati (1506686160)
0 notes
Video
instagram
Sumpah, kalau kalian orang yang suka iseng dan kadang gatel pengen berkreasi ini itu yang berfaedah, akun Instagram @lifehack adalah salah satu yang hukumnya fardu ain untuk di-follow. Dijamin bakal bikin terngaga dan ngebuka mata, bikin kita sadar kalau nggak ada sesuatu yang hadir tanpa guna di dunia ini.
—
Video dari akun tersebut yang saya unggah di atas adalah contohnya. Spons cuci piring yang sebetulnya diproduksi untuk membantu orang menggosok kotoran atau minyak di peralatan makan bekas pakai hingga hilang, ternyata bagi sebagian orang bisa dialihfungsikan dengan kreatif sebagai ganjalan tangan saat sedang menggunakan mouse komputer ataupun untuk menyimpan uang! Coba, pernah terpikirkan nggak sebelumnya? Atau mungkin justru sudah pernah dan punya ide unik lain untuk memanfaatkan si spons cuci piring?
Pada praktiknya, teknologi yang hadir di kehidupan manusia memang tidak serta merta mutlak fungsinya. Bagaimana teknologi dipersepsikan dan digunakan bergantung pada penerimaan masyarakat. Mereka dapat memperlakukan suatu teknologi yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pandangan social construction of technology yang saya pelajari di kelas PTIK pertemuan ketiga.
—
Bergeser sedikit dari topik spons cuci piring yang ternyata bisa jadi multifungsi, sekarang coba pikirkan mengapa spons cuci piring diciptakan dan diproduksi untuk kita. Tahukah bahwa sebelum spons cuci piring ada, generasi tua sempat mengalami mencuci dengan sabut kelapa? Dan tahukah bahwa di beberapa tempat mesin dishwasher sudah lebih dilirik untuk memudahkan manusia dalam membersihkan peralatan makan bekas pakai?
Perspektif social construction of technology mengatakan bahwa perubahan dalam teknologi adalah wajar adanya. Sabut kelapa ditinggalkan dan digantikan dengan keberadaan spons cuci piring karena manusia akhirnya menemukan cara yang lebih praktis serta nyaman untuk menghilangkan kotoran pada peralatan makan bekas pakai. Demikian pula dengan kemunculan mesin dishwasher yang di beberapa tempat sudah menggeser keberadaan spons cuci piring sebab manusia dibuat tidak perlu lagi repot-repot menggosok peralatan makan bekas pakai untuk menghilangkan kotorannya. Tidak menutup kemungkinan bila beberapa tahun ke depan spons cuci piring benar-benar hilang dari pasaran. Bahkan, bisa saja justru akan muncul lagi teknologi baru yang lebih modern dari mesin dishwasher dan semakin memudahkan manusia dalam mencuci peralatan makan bekas pakai. Hanya dengan ditiup, mungkin? Who knows?
—
Berkebalikan dengan technology determinism, SCOT memandang teknologi sebagai sesuatu yang tidak absolut dan mutlak. Manusia dengan berbagai aspek dan cara hidupnya memiliki kuasa untuk menentukan apakah suatu teknologi tetap dapat survive atau justru semakin terdesak hingga kemudian ditolak.
- Hasna Shabrinisa (1506736045)
0 notes
Text
Kebutuhan Sosial Menginovasi Teknologi

Social construction of technology merupakan teori yang berpendapat bahwa bukan teknologi yang menentukan tindakan manusia, melainkan manusia yang membentuk teknologi. Dapat pula dikatakan terdapat proses sosial dalam pembentukkan teknologi. Sebagai contoh adalah gerbong khusus wanita pada Commuter Line JaBoDeTaBek. Tidak ada gerbong khusus wanita pada Commuter Line JaBoDeTaBek sebelumnya menimbulkan banyaknya tindakan kejahatan pada wanita di kereta. Wanita yang umumnya menjadi sasaran empuk kriminalitas dalam transportasi umum melahirkan adanya kebutuhan akan perlindungan ekstra terhadap kaumnya. Lalu, Commuter Line JaBoDeTaBek pun akhirnya menyediakan gerbong khusus wanita. Hal ini menunjukkan bentuk dan kegunaan teknologi bisa dinegosiasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia.
Oleh Vir Risky Kustiani, 1506756311
0 notes
Photo

Siapa sih yang gak kesel kalau ke bioskop terus antrian pembelian tiketnya sepanjang jalan kenangan? Pasti gak ada! Semua orang pasti males banget kalau misalkan ngantri berjam-jam dan kemudian gak dapat tiket. Arg! Rasanya kayak udah lama dekat tapi gak jadian. *yasalam* Kekesalan banyak orang tersebut untungnya sekarang dapat diatasi dengan adanya layanan M-Tix yang disediakan oleh bioskop jaringan 21 di hampir seluruh kota di Indonesia. Dan layanan ini berguna banget bagi mahasiswa yang mager kalau ngantri, atau mau pacaran sok canggih.
M-tix sendiri merupakan layanan pembelian tiket yang dilakukan secara online. M-tix menjawab kebutuhan manusia akan kemudahan dan kenyamanan masyarakat dalam membeli tiket. Layanan M-Tix ini sangat berkaitan dengan teori SCOT (Social Construction of Technology) yang menjelaskan tentang munculnya suatu teknologi akibat dari kebutuhan manusia atau hasil dari kontruksi sosial itu sendiri. Dulunya manusia berbondong-bondong mengantri tiket bioskop. Sekarang dengan adanya teknologi baru bernama M-Tix, masyarakat bisa membeli tiket dimanapun, kapanpun, dan bisa memilih film sesuai keinginan kita.
M-tix ini adalah salah satu contoh bagaimana kondisi masyarakat sekarang yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keefisienan dalam beraktivitas memunculkan sebuah teknologi baru.
Imam Maulana (1506686305)
0 notes
Text
Mangkok Legendaris ini Punya Hak Cipta Juga Loh!

Siapa yang tidak tahu tentang mangkuk legenda dengan lukisan ayam jago? Ternyata pemegang hak cipta lukisan ayam jago tersebut adalah PT Lucky Indah Keramik (LIK). Mereka memberikan peringatan kepada produsen lain yang juga memperdagangkan barang menggunakan lukisan tersebut.
Bahwasanya terdapat dua perusahaan bernama PT Semesta Keramik Raya dan PT Sri Intan Toki Industri yang telah menggunakan logo lukisan ayam jago tersebut lalu juga memproduksinya.
PT Lucky Indah Keramik, pemilik merek lukisan ayam jago mengaku mengalami kerugian setelah terjadi plagiasi terhadap logo milik perusahaan itu. PT Lucky Indah Keramik menyatakan, perusahan itu merupakan satu-satunya pememegang merek lukisan ayam jago berdasarkan Sertifikat Perdaftaran Merek nomor IDM00366635 dalam kelas 21.
Kelas 21 itu meliputi barang-barang pecah belah seperti piring, mangkok, baki, tatakan cangkir, tea set, dinner set, poci, cangkir, gelas, tutup cangkir, dan vas bunga.

Pada akhirnya dua PT tersebut telah menghentikan produksi barang pecah belahnya yang menggunakan logo ayam jago milik PT. Lucky Indah Keramik. Lalu mereka telah berjanji tidak lagi memproduksi barang dengan bentuk dan logo yang sama seperti yang diproduksi PT Lucky Indah Keramik.
PT Lucky Indah Keramik pun mencantumkan sejumlah sanksi jika terdapat perusahaan yang dengan sengaja melakukan plagiasi. Sanksi tersebut seperti yang tercantum dalam Pasal 100 ayat 1 Undang-undang Nomor 20/2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, siapa pun yang melakukan plagiasi dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 5 tahun atau sanksi denda paling banyak Rp 2 miliar.

Lalu bagaimana nasib topi, kaos, kaos kaki dan yang lainnya yang menggunakan logo ayam jago tersebut? Ternyata dalam peraturan yang ada, hanya barang pecah belah yang tidak boleh diplagiat.
Menurut kalian apakah merchandise yang berlogokan lukisan ayam jago tersebut harus ada hak cipta nya?
Oleh: Intan Sarah Ceasaria (1606823613)
Sumber:
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/06/17231141/logo-dijiplak-pemilik-merek-lukisan-ayam-jago-alami-kerugian
https://m.malesbanget.com/2017/09/akhirnya-produsen-mangkok-ayam-jago-berkokok-juga-tentang-hak-cipta/
5 notes
·
View notes
Photo
Oportunis?
Semua orang pasti tau sosial media Instagram. Sosial media ini awalnya hanya digunakan sebagai platform untuk mengunggah foto-foto pribadi tanpa tujuan komersil apapun. Namun sekarang semakin banyak orang yang menggunakan Instagram untuk mengiklankan bisnis mereka, bahkan berjualan secara langsung di Instagram.
Sekarang dengan berbagai fitur yang dimiliki oleh Instagram, seperti mengklasifikasikan akun dari yang pribadi dan bisnis, maka semakin mudah untuk berjualan dan mendapatkan keuntungan melalui Instagram. Siapa sangka platform ini akan menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan?
0 notes
Photo


Pada tahun 2016 lalu, Instagram meluncurkan fitur baru yaitu Instagram Stories. Fitur ini memungkinkan penggunanya untuk posting video atau foto tanpa takut overposting karena post tersebut akan otomatis hilang dalam waktu 24 jam. Namun bagi penikmat media sosial, ini bukanlah hal yang baru karena fitur ini juga dimiliki oleh Snapchat yang lebih dulu menggagasnya. Fitur ini banyak disukai para pengguna Snapchat karena mereka dapat post aktivitas mereka sehari-hari dan banyak filter yang dapat mereka gunakan. Tak mau ketinggalan, Instagram pun melihat potensi tersebut dan meluncurkan Instagram Stories yang mirip dengan Snapchat, dengan berbagai stiker dan filter. Dan baru-baru ini, Instagram juga meluncurkan fitur Live Stories, yang memungkinkan penggunanya untuk update aktivitas mereka secara live kepada followersnya. Instagram pun kini mewujudkan keinginan penggunanya untuk dapat memperlihatkan kegiatan sehari-hari dengan tetap mempertahankan sisi aesthetic dari feeds mereka.
Sumber gambar : http://www.surf.co ; https://imgflip.com/i/18ds8m
- Izza Namira (1506736442)
1 note
·
View note
Link
Untuk pengguna Instagram dari Indonesia, pasti sudah sering melihat komentar-komentar semacam “Cek ig kita yuk sis!” di jenis post apapun di aplikasi media sosial tersebut.
Pada awal berdirinya, Instagram dibuat sekedar sebagai situs untuk berbagi foto. Tapi pada perkembangannya, manusia-manusia kreatif berjiwa bisnis mampu mengubah fungsi Instagram menjadi untuk berjualan.
Hal tersebut sudah dilakukan selama beberapa tahun terakhir, namun baru 4 bulan yang lalu Instagram secara resmi merilis Instagram for Business untuk mempermudah para penggunanya berbelanja.
0 notes
Photo

Konvergensi media menjadi salah satu konsep penting yang diterapkan oleh baik produsen dan konsumen video games. Perusahaan game Rockstar sangat menerapkan ini dalam Grand Theft Auto (GTA) IV. Konvergensi media mencakup sirkulasi konten di berbagai platform yang berbeda, kerjasama antarindustri media, serta perubahan perilaku khalayak yang aktif mencari berbagai cara untuk mendapatkan experience hiburan yang diinginkan. Ketika GTA 4 akan diluncurkan, Rockstar bekerjasama dengan Sony, Nintendo, dan Microsoft untuk merilis game ini di PS3, Xbox, dan PC. Mereka meningkatkan banyak aspek dalam game mereka seperti 3D gaming, Consumer Generated Content atau CGI, online game play, perbaikan visual, serta memasukkan licensed tracks dari Kanye West dan Ice Cube untuk radio dalam game. Untuk marketing pun mereka bersinergi melalui iklan TV, youtube, spoof sites, media sosial, majalah, dan penyebaran poster ‘wanted’ di jalan-jalan. Namun, konsumen GTA tidak hanya dapat menikmati GTA IV dalam PS3 dan berbagai bentuk video game sejenis saja. Fans GTA membangun participatory culture mereka dengan membuat fan sites, trailers, merchandise, sistem cheats lewat hp, bahkan modifikasi khusus atau mods untuk bangunan dan mobil dalam game. Mereka berdiskusi dalam youtube comments dan forum-forum online lain untuk terus mendapatkan informasi dan cara-cara baru tentang GTA IV. Dengan seluruh usaha ini, produsen dan konsumen mencoba untuk membuat atau mendapatkan storytelling experience yang maksimal.
0 notes
Photo

Social Construction of Technology (SCOT)
Ripped jeans menjadi salah satu celana yang sangat digemari masyarakat terutama kaum wanita karena keunikannya sehingga menjadi trend di masa kini. Namun, ripped jeans ini tidak dapat digunakan oleh masyarakat secara keseluruhan karena motifnya yang tidak sesuai dengan kaum muslimah yang menggunakan hijab. Menyadari hal tersebut, beberapa perusahaan tekstil akhirnya memutuskan untuk mengatasi kendala ini dengan memproduksi ripped jeans yang memiliki kain dibaliknya sehingga dapat digunakan oleh para pengguna hijab tersebut. Contoh ini memperlihatkan adanya perlawanan dari SCOT terhadap Technology Determinism, yang melihat bahwa teknologi tidak semerta-merta “memaksa” manusia untuk menggunakan teknologi tersebut dengan apa adanya, melainkan teknologi juga menyesuaikan terhadap apa yang menjadi kebutuhan manusia dan pada akhirnya manusia dapat memilih untuk menggunakannya atau tidak.
- Dayintani Kirana (1506756431) -
Image source: https://cdns.klimg.com/newshub.id/news/2016/06/14/65698/304480-jeans-hijab.jpg
1 note
·
View note
Photo

Bulu Kucing Dimana-mana! Gimana Ya?!!
Bagi cat-people seperti saya yang tinggal bersama beberapa kucing di dalam rumah, tentu bulu kucing merupakan masalah utama yang harus dihadapi disamping kantong yang harus terkuras untuk membeli makanannya yang harganya relatif mahal. Bagaimana tidak? Bulu kucing hampir terdapat di seluruh benda yang berbahan kain seperti Sofa, Pakaian, Sprei, Sarung, dan masih banyak lagi. Selucu apapun kucing tersebut tentu sangatlah menjengkelkan apabila bulu mati nya menempel di benda-benda kita.
Untuk mengangkat bulu mati yang menempel di benda-benda berbahan kain tersebut, terciptalah benda yang bernama “Roll Bulu Kucing” yang dapat ditemukan di Pet Shop terdekat. Saya merasa bahwa kehadiran alat ini merupakan sebuah contoh dari SCOT (Social Construction of Technology), dimana sebuah produsen Roll Bulu Kucing melihat bahwa Cat-People membutuhkannya untuk mengangkat bulu yang menempel sehingga terciptalah Roll Bulu Kucing ini. Dibandingkan menggunakan selotip atau lakban yang harus dipotong berkali-kali untuk mengangkat bulu mati yang menempel, tentu alat ini lebih praktis untuk digunakan.
Cakra Rian Ramadhan (1506756324)
Sumber Gambar: https://www.tokopedia.com/bobpett/new-roll-pembersih-bulu-kucing-dan-anjing
0 notes