#SPIK600087 SAP9
Explore tagged Tumblr posts
themapofsixcerebros-blog · 7 years ago
Text
Glokalisasi dalam Makanan Cepat Saji di Indonesia
Kita semua telah mengetahui apa yang dimaksud dengan glokalisasi. Glokalisasi adalah sebuah ‘usaha’ budaya local bertahan dalam derasnya arus globalisasi. Dalam dunia bisnis, lebihnya, kepunyaan pandangan yang global dalam menjalankan industrinya namun tetap membuat penyesuaian dalam tatanan lokal, dengan tujuan agar audience dalam wilayah tertentu merasa ‘relate’ dengan produk/jasa yang ditawarkan.
Kita juga telah mengetahui bahwa beberapa restoran cepat saji di Indonesia tidak ada yang berbentuk ‘Indonesian Cuisine’ tapi lebih berkiblat pada makanan Jepang dan Amerika, dan pada nyatanya sebagian berasal pula dari Negeri Paman Sam tersebut. Mc*d dengan kentangnya yang tak terlupakan, Hok*a Bento dan berbagai paket bento Jepangnya, Burger K*ing dan roti-roti burgernya, hingga KF*C dan kulit ayamnya yang legendaris.
Berikut saya mengumpulkan berbagai ‘usaha’ glokalisasi mereka.
Tumblr media
B*K dan idenya untuk menyatukan burger dan daging rendang.
Tumblr media
Hok*a Bento yang berusaha ‘menyentuh’ selera sambal orang Indonesia.
Tumblr media
Dan terakhir, Mc*d yang berusaha menyajikan sarapan favorit sekian banyak orang di Indonesia.
Berhasilkah ‘usaha’ mereka tersebut?
sumber : google.com
Maria Raphaela Nidya B.
1606887333
5 notes · View notes
themediamadness-blog · 7 years ago
Text
Glokalisasi Black Panther
Tumblr media Tumblr media
Konvergensi global menimbulkan kosmopolitanisme pop baru. Kosmopolitanisme merangkul perbedaan budaya, berusaha melepaskan diri dari tarikan gravitasi komunitas lokal mereka untuk memasuki lingkup pengalaman budaya yang lebih luas. Glokalisasi hadir untuk mengadaptasi dan menyesuaian pasar global dengan masyarakat lokal. Contohnya seperti baju koko blackpanther ini. Btw lebaran ada yang mau make ga guys? Aulia Fara Nadhira - 1606873504
12 notes · View notes
snapthemedia · 7 years ago
Text
Dilema Cultural Appropriation
Tumblr media
Setelah mendengar presentasi kemarin, saya tertarik dengan isu cultural appropriation. Saya pun menemukan beberapa video di youtube yang membahas isu ini, dan ada salah satu video yang menarik perhatian saya. Seperti pada video yang diunggah di Youtube yang berjudul  “My Culture Is NOT A Costume | Teen Vogue”, video ini diunggah oleh Teen Vogue pada 27 Oktober 2017 yang lalu dan sudah disaksikan oleh 212.000 orang.
Pada video ini Teen Vogue bertanya kepada enam wanita tentang kostum Halloween yang mengooptasi budaya mereka. Pernyataan-pernyataan mereka mengejutkan bagi saya, karena ternyata mereka tersinggung dengan mayoritas orang-orang di Amerika yang menggunakan baju kebudayaan mereka untuk bersenang-senang tanpa tahu apa arti dan maksud dibalik yang mereka kenakan, bahkan kadang dibuat lelucon di acara TV. Saat mereka ditanya mengenai cultural appropriation, beberapa dari mereka menjawab,
"cultural appropriation is taking aspects of another person's culture and using them mainly completely out of context" -Gianna, 22 .
"members of dominant group borrow elements from a marginalized group while actively erasing the people of that culture and diminishing the meanings of we practice" -Valerie, 20.
Video ini ditutup oleh sebuah pernyataan berikut
“those are aspects of our culture and our identities that we were told were wrong and we are told not to be proud of and we are told to hide and to conform and to see folks that don't have to conform. they use those aspects of our identity and make it popular make it cool or make fun of it, that's just wrong" -Yasmin Younis, 21.
Melihat video ini, ternyata cultural appropriation merupakan sebuah isu yang bisa menyakitkan bagi beberapa pihak. Namun, saya tidak puas hanya melihat satu sumber saja. Saya pun menemukan video yang berjudul “Cultural Appropriation Is Stupid” yang di unggah oleh Honest. Video ini diunggah seminggu yang lalu dan sudah ditonton oleh 166.000 ornag. Si pembuat video ini sangat mengeluhkan kenapa orang-orang di luar sana yang mengaku dari minoritas love being a victim, menurutnya wajar-wajar saja kalau misalnya memakai pakaian budaya lain untuk hallowen. Pada video ini juga, si pembuat video mewawancarai orang Jepang mengenai tanggapannya tentang Katy Perry yang menggunaka Kimono, jawaban mereka pun sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan. Sebaliknya, mereka senang karena ada orang asing yang mengenakan kebudayaan mereka.
Tumblr media
Konten ini pun di tutup dengan pernyataan berikut ini,
“Cultural appropriation is nothing but drive us apart. We are humans, it’s  in human nature to walk amongst each other, share the same clothes, food, traditions,and everything. These  special snowflakes mustbe stopped”.
Sikap saya sendiri melihat isu ini adalah sesuai konteksnya, asalkan sebuah kebudayaan minoritas yang diangkat tidak memiliki niatan untuk diolok-olok atau dipermainkan, menurut saya sah-sah saja dan saya setuju dengan pernyataan bahwa kita manusia, dan kita makhluk sosial yang tentu saja selalu berbagi termasuk kebudayaan kita.
Kalau kalian sendiri masih dilema sama isu ini atau enggak?
 Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=VALPdsr9Si4
https://www.youtube.com/watch?v=d6Y5cARFJw8
oleh: Teliana Juwita (1606828822)
10 notes · View notes
converge-in-media-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
https://mentalitch.com/history-of-american-idol/Ada yang pernah mendengar “Pop Idol”? Mungkin saat ini yang sering kita dengar adalah Indonesian Idol, salah satu ajang pencarian bakat yang terkenal di Indonesia. Kalau ditanya asal mula munculnya ajang pencarian bakat ini, apakah jawaban kita? Apakah anda mengira bahwa asal terciptanya ajang pencarian bakat ini dari Amerika? Ternyata tidak! Meskipun memang yang lebih dikenal oleh audiens adalah American Idol, pada faktanya ajang pencarian bakat ini terinspirasi dari ajang pencarian bakat di Inggris yang bernama Pop Idol. Nah, terkadang di era konvergensi media menentukan asal dari sebuah budaya tidak lagi menjadi perkara yang mudah. Sama seperti kita melihat Indonesian Idol atau mungkin dari hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari seperti pakaian, makanan, dan lain-lain.
Oleh: Ivana S.-1606877156
Sumber:
1. Gambar: https://criticallyblonde.wordpress.com/tag/caitlin-moran/
2. https://mentalitch.com/history-of-american-idol/
3.  Jenkins, H. 2006. Pop Cosmopolitanism
1 note · View note
snapthemedia · 7 years ago
Text
Is it Cultural Appropriation?
Tumblr media
Cultural appropriation atau perampasan kebudayaan adalah istilah yang digunakan ketika seseorang mengadopsi atau menggunakan kebudayaan orang lain yang bukan dari etnis atau rasnya—tanpa permisi.
Salah satunya yaitu dalam kasus Katy Perry, perampasan budaya itu dilakukannya melalui sejumlah penampilan di beberapa video musik dan aksi panggung. Misalnya dalam video This Is How We Do It, Katy mengepang rambutnya dengan kepang khas orang Afrika. Kemudian memakai kostum ala Cleopatra dalam video musik Dark Horse. Kasus lain yang juga heboh adalah ketika ia menirukan pakaian Geisha dari budaya Jepang saat menyanyikan Unconditionally pada tahun 2013 lalu di panggung American Music Awards. Katy sendiri mengaku, mengutip budaya-budaya itu kemudian menginterpretasikan mereka dalam karyanya adalah bagian dari merayakan keberagaman. Ia ingin mengapresiasi kebudayaan-kebudayaan tersebut melalui kreativitasnya. Lalu, mengapa mengapresiasi kebudayaan orang lain malah dianggap merampas? Nadra Kareem Nittle, penulis yang fokus pada isu ini dari Thought.co, menganggap ada banyak faktor yang tak dilihat kelompok mayoritas dari ulahnya “mengapresiasi” kebudayaan kelompok lain. Salah satunya adalah sifat eksploitasi yang tersirat dalam hal tersebut. Menurut Nittle, ketika seseorang dari kelompok mayoritas menggunakan kebudayaan kelompok minoritas, mereka akan dianggap kreatif. Padahal yang harus mendapatkan kredit dari hal itu adalah kelompok minoritas itu sendiri. Belum lagi, kelompok mayoritas biasanya tidak mengetahui arti budaya yang ia pinjam dengan penuh detail. Sehingga tak jarang terjadi, perayaan atau pengapresiasian yang dilakukan kelompok mayoritas justru berujung pada perpanjangan stereotip-stereotip negatif pada kelompok minoritas.
Kalo menurut kalian pribadi, apakah tindakan Katy Pery tersebut termasuk cultural appropriation?
Source: https://tirto.id/menjadi-rasis-karena-menghargai-budaya-lain-cqTC
- Celine Florensia (1606839012)
4 notes · View notes
snapthemedia · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Most Recently, Netflix adalah game changer di industri TV dan film. Tidak seperti TV kabel tradisional, Netflix adalah platform online on demand yang memungkinkan pelanggan menonton program atau pertunjukan kapan pun mereka inginkan dan sesering mungkin.
Whether contemporary busyness is real or superficial, kita ingin mengakses semuanya dengan cepat. Selain itu, dengan dunia yang jenuh dengan pilihan, sekarang kita mengharapkan variasi dan nilai kemanapun kita pergi. Dari itulah Netflix berkembang, sekarang kita memiliki berbagai pilihan hiburan di ujung jari kita dan kita dapat menekan tombol putar dan berhenti sebentar kapanpun dan dimanapun kita inginkan.
Tumblr media
Di sisi lain, terbukti lebih murah bagi pelanggan untuk mengakses Netflix daripada menggunakan metode tradisional seperti pergi ke bioskop, meminjam dari tempat-tempat seperti Blockbuster, atau membeli DVD. Dengan netflix menawarkan berbagai macam fitur, sekarang kita bisa melihat ribuan film dan serial dari berbagai genre dengan biaya bulanan yang sangat rendah, dan semuanya dari kenyamanan rumah kita sendiri. Hal ini tentunya lebih efektif dan efisien di era sekarang.
Dari Netflix ini dapat dilihat bahwa bagaimana sekarang knowledge culture dan commodity culture diperpadukan dengan berdasarkan kebutuhan masyarakat akan kehidupan sehari-hari dapat berhasil, atau bahkan hal-hal yang awalnya berbasis komputerisasi dapat mengubah bagaimana konsumsi masyarakat hingga membuat mereka fandom dari aplikasi atau fitur tersebut.
Kalau menurut kalian, selain Netflix, sekarang ini apa ya yang mempengaruhi konsumsi masyarakat hingga mereka menjadi fandom?
Source: https://www.reviewsphere.org/news/good-bad-binging-netflix-impacted-modern-society/
https://www.springbreakwatches.com/blogs/dreamers/76238085-how-netflix-is-changing-the-world
Celine Florensia (1606839012)
1 note · View note
themapofsixcerebros-blog · 7 years ago
Text
another side of pop cosmopolitanism?
diJenkins membahas corporate convergence, sekali lagi, dengan pandangan yang positif. Dia mendefinisikannya sebagai "konsentrasi kepemilikan media di tangan sejumlah konglomerat multinasional yang semakin berkurang sehingga memiliki kepentingan untuk memastikan aliran konten media di berbagai platform dan perbatasan nasional". Dia menggunakan contoh seperti Sony dan manga Jepang untuk membahas strategi yang digunakan perusahaan untuk menjual barang ke luar negeri. sisi lainya adalah bahwa konglomerat dan negara yang memegang kekuasaanlah yang mengambil alih media dengan mengorbankan perusahaan-perusahaan kecil dan negara-negara yang kehilangan suara dan identitas mereka. Jenkins menampilkan konvergensi korporat dan akar rumput seolah-olah keduanya memiliki kekuatan yang sama dalam pengaruh; Namun, dapat dikatakan bahwa di Amerika Serikat dan di banyak negara lain, konglomerat dan perusahaan besar mendominasi permainan.
Contoh dan klaim Jenkins memang memiliki rasa optimisme dan kecenderungan kuat untuk menekankan manfaat konvergensi media kepada masyarakat (misalnya dominasi Barat dari hiburan global memperluas kekuasaan Amerika, pembauran budaya). Dia menekankan "arus budaya lintas budaya populer" dan inspirasi "kesadaran global dan kompetensi budaya". Sementara Jenkins membuat poin yang valid, tetapi ia ‘gagal’ menyebutkan homogenisasi budaya yang juga hasilkan. Nuansa budaya dan perusahaan lokal, sebagai akibatnya, dapat ditelan oleh pengambilalihan perusahaan.
Hanna Rizkiva Subarkah - 1606884501
0 notes