#dalam nadimu

[jihanfahira]

Aku ingin turut mengamini segala doa baik yang kau ucapkan pada yang paling mencintai mu, di malam panjang, ataupun di saat mata mu terjaga seharian.

Segala amin ku mengalir dalam nadi mu, menjaga dari kejauhan, meskipun pada akhirnya kau tak akan tahu bahwa cinta ku masih benar-benar ada

@ceritajihan

Luwuk banggai 2 Februari 2025

[padangboelan]

Dalam nadimu ada sesuatu yang terus mengalir, yang memberimu lebih dari sekedar oksigen. Mereka membawa harapan dan kekuatan, serta menjagamu agar kau tetap hidup.

Dalam nadimu, di setiap alirannya ada sel-sel darah yang bekerja. Eritrosit mengantarkan zat-zat yang kau butuhkan agar kau tetap berdiri. Leukosit melindungimu dari ancaman yang tak terlihat. Trombosit menutupi luka sebelum kau sempat merasakan perihnya. Mereka bekerjasama, tanpa lelah, tanpa kau minta, tanpa kau sadari, tanpa pamrih.

Denyut di pergelangan tanganmu adalah bukti bahwa tubuhmu, dengan segala keajaibannya, masih setia menjagamu. Tak peduli seberapa letih pikiranmu atau seberapa berat langkah-langkahmu. Mereka selalu berusaha untuk menghidupkanmu.

Maka bersyukurlah, untuk darah yang terus mengalir, untuk jantung yang tak berhenti berdegup, karena selama nadimu masih mengalirkan kehidupan, selama itu pula kau masih memiliki waktu.

Selama itu pula kau masih memiliki kesempatan untuk berbuat dan memperbaiki sesuatu, serta memulai hari yang baru.

[by-u]

Dalam nadimu, ku terbangkan doa-doa menembus cakrawala tak akan sirna dan tak terhingga .

Dalam nadimu, ku sematkan rindu-rindu dalam aliran darah tak akan musnah dan terus berkuasa.

Dalam nadimu, ku tenun benang-benang cinta menyusuri tubuhmu melalui sel darah merah.

Dalam nadimu, aku ingin terus hidup selamanya.

Dalam nadimu.

[rezticia]

Dalam Nadimu,

ada darah. Ada nyawa. Ada dirimu.

Delapan puluh lebih denyut itu berusaha untuk membuatmu tetap ada. Tetap hidup.

Apapun yang dilakukan, dikerjakan, dipikirkan, disadari atau tidak, mereka mempertahankan.

Sel-sel itu bertahan demi kelangsungan semua.

Dari marabahaya di dalam maupun di luar, lindungi segala.

Menyerah bukan pilihan, pergi bukanlah opsi, maupun akhiri, jangan.

Menolak berhenti dan menyingkirkan lupa.

Percayakan asa, yakini cahaya. Lelahnya jiwa rapuhnya raga, cukup duduk dan istirahat.

Dalam nadimu segerombol padu urut beruntun milik Pencipta kamu.

Nikmati aliran nyala hayat dan sensasi luar biasa hebat.

[shofiyah-anisa]

Bolehkah ku singgah sebentar dalam nadimu? Seyogianya aliran darah yang menghangatkan daksa.

Agar nantinya ku tahu apakah rindumu berdenyut untukku, atau sebatas sapa mesra penghilang dahaga.

Dalam nadimu ku titipkan cinta.

[shenshine]

Milik Siapa?

Siapa yang membuat semua ini?

Bukan tentang gedung-gedung tinggi atau lautan yang luas. Tapi sesuatu yang lebih dekat, yang bahkan tak perlu kau cari—karena itu ada di dalam dirimu sendiri.

Siapa yang pertama kali mengajarkan jantungmu untuk berdetak?

Siapa yang membuat darahmu mengalir tanpa pernah kau suruh?

Siapa yang mengatur helaan napasmu, naik dan turun, bahkan saat kau sedang lupa untuk menyadarinya?

Kau bisa berkata, “Ini tubuhku.”

Tapi benarkah begitu?

Jika ini milikmu, kenapa kau tak bisa memerintah jantungmu untuk berhenti dan berjalan sesuka hatimu?

Kenapa kau tak bisa menghentikan detik-detik yang terus berputar di nadimu?

Kenapa ada begitu banyak hal dalam dirimu yang bekerja tanpa kau sadari, tanpa kau kuasai, tanpa kau pahami?

Jika itu semua bukan dalam genggamanmu, lalu dalam genggaman siapa?

Kau bisa belajar tentang anatomi, kau bisa menghafal nama setiap organ dan fungsinya, tapi kau tak akan pernah bisa menciptakan kembali satu nyawa pun dengan kesempurnaan yang sama.

Kau bisa berkata bahwa semua ini hanya proses alam, tapi dari mana alam belajar mencipta dengan begitu rumit dan teratur?

Kau hidup dalam tubuh yang tak kau buat sendiri, kau bernapas dengan udara yang tak kau ciptakan, kau berjalan di dunia yang sudah ada sebelum kau mengenal kata “ada”.

Lalu… milik siapa?

[kelasta]

Dalam nadimu, mengalir cinta dari Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Cinta yang bisa membuatmu melakukan kegiatan yang kau sukai, mengobrol dan bercanda dengan orang yang kaukasihi, makan dan menonton film favoritmu, dan pergi ke tempat yang kausukai.

[cawanrasa]

Pict by: hyugahinata

2. Terpikat Manik Cokelat

Aku tak pernah dicium hangat yang begitu asing. Air panas, nyala api dalam tungku, atau sengatan genit sang surya, hanya mereka yang terasa akrab.

Aku masih jelas mengingatnya, tatkala pandanganku tanpa sengaja membingkai satu manusia, membiarkannya menyelinap dalam memori, terus berputar tanpa henti. Menyebalkan, tapi aku menyukainya.

Suara beratmu terdengar merdu sekaligus menggetarkan hati. Gelak tawamu memecah sunyi. Senyummu membekukan kedua kelopak ini. Tatapan teduh manik cokelat pekat itu meniupkan rasa hangat, pekat, memikat.

Aku mulai bertanya-tanya, apakah juga ada desiran hangat yang mengalir dalam nadimu? Pernahkah namaku terlintas dalam riuhnya benakmu? Adakah kau dibuat kesal akibat menahan rindu, sepertiku?

Sejak itu, aku tahu ada yang lebih sulit dari Matematika, lebih rumit dari grammar Bahasa Inggris. Rasaku, rasamu yang tak jelas apakah satu.

Thr

[viviaramie]

Bagaimana jika di dalam nadimu Tuhan takdirkan aku? Lalu aku mengalir membawa segala yang kau pinta pada Tuhan, dengan sengaja atau bahkan tak kau ucapkan. Bagaimana? Apakah kau akan menerimaku dengan segala kerelaan?

Prosa #2

[aksara-rasa]

Sampai detik ini kadang masih gak nyangka bisa satu atap dengan orang yang dulunya hanya sebatas kelas yang berdampingan.

Aku B dia C.

Begitulah takdir-Nya bekerja, membuat yang berdampingan menjadi bergandengan searah sehaluan.

Maha Baik Allah.. karena ternyata bukan hanya satu atap, Sang Pemilik Rasa benar-benar menjadikan kita sama-sama tumbuh dan bersenyawa. Saling merasa apa yang kita rasa, yang pandai membaca tanda dan semua rasa yang ada pada diri kita.

Sepertinya kita saling hidup di dalam nadi kita masing-masing? Aku yang mengalir deras di dalam nadimu, begitupun kamu yang mengalir deras di dalam nadiku. Sama-sama mengalir deras menjadikan denyut demi detak jantung terus nyala menuju Sang Maha Kehidupan.

Semoga menjadi cinta yang murni abadi, meski nadi kita sama-sama telah sampai dan berhenti di hadapan Sang Maha Memiliki.

| Dalam Nadimu, 12.39

[azzahrafadlah]

Dulu, katamu aku pengganggu yang kamu tunggu

Datang tiba-tiba, lalu menetap dan menjadi keharusan yang harus kamu tahu

Muncul di pikiran

Berwujud di pandangan

Mengalir dalam nadimu

Selalu ada

Meski kita berjarak dalam dekat, berbatas dalam jauh

Selalu sepenting itu

Lalu seperti pagi yang menjadi malam, kita berubah

[dandeliondanserpihannya]

DALAM NADIMU

Aku bingung memulainya darimana, Karena diri belum tau apa definisi "dalam nadimu"

Apa ini maksud dari dua sojoli yang saling melengkapi, saling menggenapkan, sehingga dalam nadimu mengaliir juga namanya?

Atau ini definisi, ketika kau mengenal Tuhanmu, maka, kau akan paham dalam setiap hembusan napas, dalam setiap detak jantung ini, dalam nadimu, itu ada Tuhanmu, Dia dekat, sangat dekat, baca saja kutipan ayat Al-Quran berikut

"Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qoof: 16)"

Dia dekat, sedekat urat leher kita, kekuasaan Allah dekat, Ilmu Allah itu dekat, dan Allah sedekat itu dengan kita, Allah maha mendengar lagi maha mengetahui

Maka yang lebih ingin kusampaikan mengenai makna "dalam nadimu" Itu adalah, Dia yang memberikan kita napas sampai detik ini, yang masih membuat jantung kita berdetak, maka pastikan juga dalam nadimu mengalir deras hikmah yang telah Dia berikan, mengalir deras juga namaNya, Jangan Lupa dzikir terus yah tiap hari!

[uuoia]

319

Dalam nadimu mengalir jutaan tasbih kepada Penciptamu. Lantas bagaimana dengan lisanmu? Semoga, tak lekang oleh ragu.

—02.02.2025

[sitijubaedahputrimanguntur]

Aku menyapamu, menyelundup masuk dalam nadimu agar bisa selamanya disampingmu. Jika kamu mati, aku masih bisa mencintaimu pada ragaku.

#

[tuanpoetry]

02/02/2025 9.26 pm

— dalam nadimu

apakah perlu aku melisankan dengan jelas tentang letakmu pada diriku? jangan sekali kau tuai jerami dalam kepalaku hanya untuk memastikan seberapa pentingnya dirimu bagiku kau tidak akan mengerti aku

cukuplah Tuhan yang menjadi saksi betapa sering kusebut namamu dalam diskusi hingga Tuhan pun mencemburui lalu takutku kembali menghantui

tak dapatkah kau memahami begitu sulitnya aku membagi antara kamu dan Dia yang harus aku cintai dua-duanya begitu mengisi hati

lisanku tak dapat berbicara tentang betapa besar cinta yang kupunya sedang kau sibuk mencari cara untuk memastikan apakah aku sungguh cinta

hingga kini masih aku cari alasan meninggalkanmu tak pernah menjadi jawaban pada Tuhanku pun aku melawan karena sungguh keras melepasmu tidak akan

senangmu menjadi napas baruku sedihmu menjadi mendung dihatiku sakitmu menjadi badai dalam kepalaku tiadamu menjadi kekosongan besar bagi jiwaku

lengkap namamu beserta walimu bagaikan darah yang mengalir deras dalam tubuhku canda tawamu sumber detak bagi jantungku senyummu bagai zat besi dalam darahku dan kau adalah netra bagi gelapnya duniaku

tak perlu aku meminta hal lain hanya setia yang aku ingin tak mau ada nadi yang lain selain nadiku di dalam nadimu.

[annisafitriyah]

Setelah badai yang menerjang sangat lama, aku bersyukur bisa mengenalmu di hari ini pun dengan semua kondisi ku sebelumnya. Dalam nadimu, ada kebaikan Allah yang Ia titipkan di dirimu, membuatku bersyukur aku mengenalmu di hari ini mas.