#rute is bae!!!
Explore tagged Tumblr posts
Note
HII!! was gone for like, a day or so because I settled on a new phone, and the moment I opened this app after reinstalling I saw CHAOS abt what should happen on part two of play date. Honestly all opinions are good I can't choose😔😔 Hope you're okay now bae!!<33
HELLOOOOO SUNIII MY LOVE WELCOME BACK,, YOU WERE GREATLY MISSED <33
Don’t even tell me,, I absolutely love all the chaos that was unleashed with the ideas for Play Date part 2 oh my god HAHAJSJ I can’t choose either which is worse because I’m the writer, and my mind is running so many ideas with all of this absolute mayhem that I don’t know which rute to go for on the second part of Play Date ✊😩 Time for a poll!!!
And I’m doing better now, thank you!! At least, I feel more motivated and less dispirited like I was feeling a week ago or so luckily <33 I hope you are doing well too, pookie!! 🥺💗
#suniika <33#┆ ⤿ 💌 come chat with amira .ᐟ ୭#— [. 🫂 ] ; my mutuals <3#my mutuals <3#loving my mutuals <3#ask box messages#✧.* amiraverse#ask box#ask box open
3 notes
·
View notes
Text
'Love Next Door' mengikuti kisah cinta penuh gejolak antara Bae Seok Ryoo (Jung So Min) dan Choi Seung Hyo (Jung Hae In). Drama ini dijadwalkan tayang mulai 17 Agustus mendatang.
"Love Next Door" tinggal hitungan hari akan mulai ditayangkan. Jelang tayang, tim produksi drama tvN ini semakin gencar berpromosi. Pada Sabtu (27/7), mereka merilis video konten menarik antara Jung Hae In dan Jung So Min yang sayang dilewatkan.
Video itu memperlihatkan Hae In dan So Min yang awalnya dalam mode enemy (musuh). Hae In tampak meletakkan tangannya di kepala So Min, seolah ingin menggoda tinggi badan wanita itu. Sedangkan, So Min menarik kerah jaket Hae In.
Namun, video dengan cepat berubah memperlihatkan Hae In yang merangkul mesra So Min agar bersandar padanya. Pasangan utama "Love Next Door" itu lantas tersenyum ceria sembari membuat sepasang simbol hati.
Konten video promosi "Love Next Door" ini langsung disambut heboh oleh warganet. Banyak yang memuji interaksi Hae In dan So Min begitu lucu. Yang lainnya mengakui sudah tidak sabar lagi menyaksikan drama itu.
"Lucuu bangett,siapa yang mau ikutt kapal inii?[sic!]," tulis seorang warganet. "tolong peta rute perjalanan ke mars u keluarin cepat, gw udh gak sanggup tinggal di bumi Ini Ini[sic!]," tambah yang lain. "LUCU BANGET[sic!]," sahut warganet lainnya.
"Buset bang pelan pelan ngapa. Emang boleh sepagi ini udh pelukan[sic!]," imbuh lainnya. "Masih pagi loh ini dah gemes banget[sic!]," lanjut warganet lain. "WEHH YAELAHHH CEPET TAYANG! gemes banget[sic!]," pungkas warganet lainnya.
Di sisi lain, "Love Next Door" mengikuti kisah cinta yang penuh gejolak antara Bae Seok Ryoo (So Min) dan Choi Seung Hyo (Hae In) yang dulunya teman semasa kecil. Hubungan keduanya mengalami perubahan yang akan membuat hati pemirsa berdebar-debar.
Sementara itu, "Love Next Door" dipersiapkan sebagai pengganti "The Auditors" di slot Sabtu-Minggu malam. Drama ini dijadwalkan tayang mulai 17 Agustus mendatang. Jangan sampai ketinggalan menyaksikan ya.
0 notes
Text
Wisata Hutan Pinus di Yogyakarta
Minggu pagi, tepatnya tanggal 28 oktober, aku bangun jam 4 pagi karena siap-siap ikut Jogja maraton. Tapi ceritanya dimulai saat aku diajak sama teman yang katanya dia bunek di kontrakan, buat jalan-jalan hari ini. Awalnya dia mau ngajak ke pantai, cuman berhubung jauh dan aku juga capek abis lari aku nyaranin dia buat kita pergi ke hutan pinus. Setauku di jogja ada hutan yang terkenal yang bagus, akhirnya kita mutusin berangkat ke hutan itu. Buat tujuanya nanti aku sebutin kalo kita dah nyampe aja.
Oke, sekitar jam 15.30, temenku yang ngajakin pergi akhirnya dateng. Gak banyak persiapan kita pergi, kita Cuma pake baju kasual aja juga tas kecil. Akhirnya kita berangkat. Oke tujuan awal kita itu awalnya puncak becici. Nah rute yang kita lewatin itu kita pake jalan desa yang ngedaki bukit. Kita lewat jalur itu gara-gara pake google maps. Yang udah pernah ngalamin kejadian lewat jalan tikus tau lah rasanya. Yaudah udah terlanjur masuk jauh kita telusurin terus tuh jalan dan akhirnya sampe juga. Ya meskpun jadi cepet kita sampe ke tujuan cuman jalanya terjal. Dan ternyata pas balik, kita baru tau kalo ada jalan yang normal.
Singkat cerita kita udah ketemu jalan aspal dan kita tinggal nelusurin tuh jalan. Kita telusurin nih jalan dan akhirnya kita sampe ke spot wisata pertama, bukan sampe ke spot awal kita. Selamat datang di hutan pinus pengger. Akhirnya kita masuk. Dengan biaya masuk 2500 per orang dan parkir Cuma 2000, kita udah bisa masuk ke tempat wisatanya. Itu udah murah bangetlah buat tempat wisata di wilayah jogja. Kita naik ke kawasan hutanya dan ada hal yang beda. aku rasa suasana kota dan hutan Jelas banget bedanya, di sini hawanya sejuk dan yang biasa kulihat di kota itu gedung dan tiang listrik, disini menjulang pohon pinus yang membentuk kanopi. Ya kita nikmatin suasana di sini. Ambil beberapa foto dan jam udah nunjukin pukul 17.25 akhirnya kita keluar dan lanjut ke destinasi awal kita, yaitu ke puncak becici. Oo iya nanti fasilitas yang ada di hutan pinus pengger aku jelasin lewat foto aja.
Kita akhirnya lanjutin jalan yang tadi buat sampe ke puncak becici. Intinya tinggal lurus aja dari hutan pinus pengger. Cuman setengah jam waktunya. Akhirnya kita sampe bersamaan sama adzan maghrib. Di Puncak Becici ada fasilitas mushola. Jadinya kita sholat dulu di mushola dan yang bikin beda, kita baru pertama kali sholat di dalem hutan. Selesai sholat kita lanjut ke atas. Mumpung masih ada cahaya senja, gak telat dan gak beruntung pula, kita sampe di gardu pandang tuh udah gelap dan harus pake senter hape buat jalanya meskipun di sepanjang jalan setapak ada lampu. Yang kita dapet setelah sampe di gardu pandang tuh sebuah pemandangan kota bantul. Ya, ini pertama kalinya aku liat bintang darat. Bintang yang tersusun rapi dari sebuah cahaya lampu bangunan kota. Aku sempet dapet sebuah hikmah perjalanan pas disini. Pas aku lagi kecewa gak bisa ngefoto tuh bintang darat, karena nokia 6.1 plus ku gak bisa nangkep banyak cahaya. Tiba tiba temenku bilang “wis lah nikmati bae pemandangane”, udah nikmatin aja pemandanganya. Satu hal yang aku lupa dari sebuah perjalanan. Tujuan kita melakukan perjalanan itu buat menikmati ciptaan tuhan yang ada di sepanjang jalan yang kita lalui, gak kurang, gak lebih. Akhirnya kit ambil beberapa foto.
Setelah ngambil beberapa foto terbaik dan aku juga sempet buat vlog, akhirnya kita balik. Udah jam 7 malem, kita bakalan ambil rute jalan utama. Gak mungkin kita ambil rute terobosan tadi. Kalo gak konsen dikit bisa kenapa-napa dan kita juga bakalan ngelewatin spot yang namanya bukit bintang.
Kita dari rute utama tadi itu tinggal turun terus sampe ketemu jalan raya gunung kidul. Nah sepanjang yang tadi naik tuh beda banget pas kita turun. Sepanjang jalan kita turun tuh selalu menyajikan pemandangan bintang darat. Gak terhitung lagi berapa lama kita bakalan dimanja sama pemandangan ini. Yaudah akhirnya kita mutusin buat mampir ke bukit bintang. Sekian lama kita turun, akhirnya kita ketemu juga yang namanya bukit bintang. Bukan bukit sih, lebih ke monumen bukit bintang. Kita berhenti disitu dan kita tanya sama abang penjaga warung dimana bukit bintang. Tapi ekspetasi tak sesuai realita. Kata abang penjaga warung, bukit bintang tuh ya Cuma bukit sepanjang jalan yang tadi kita turun. Kalo mau nikmatin pemandanganya dengan jelas, harus makan di setiap warung yang ada di pinggir tebing. Agak kecewa, akhirnya kita balik.
2 notes
·
View notes
Photo

Salah satu tempat ngopi paling kece yang gue temukan di Ciamis, @galatanikopi yang terletak di pinggiran hutan pinus Desa Sukamanah, dengan pemandangan Kota Tasikmalaya di kejauhan. Tak ada plang nama tempat kopi ini di perjalanan, di mana gue hanya bermodal Google Maps untuk menjangkaunya. Jalanan aspal ada di 80% perjalanan dari Ciamis, sementara sisanya adalah jalanan desa yang semakin menyempit dan menanjak, serta paving block dengan gulma tinggi pada bagian tengah jalan. Sempat ragu apakah ini adalah rute yang benar atau tidak karena makin lama sepertinya makin ke arah pelosok, namun perjalanan menuju kedai kopi sederhana ini adalah half the fun itself. The other half sisanya, tentu saja adalah secangkir kopi tubruk arabica panas dengan susu kental yang diaduk dengan sederhana, dengan harga yang sederhana (hanya Rp8.000,- dan jadi gratis karena dibayarin @amin.ydh), yang dinikmati sambil menatap pemandangan yang sangat mewah. Namun kejutan tak hanya berhenti sampai di situ, karena pada perjalanan pulang, gue baru mengetahui dari @ghanissajah, kalau kita juga bisa mengeksplor kebun kopi di dekat kedainya, sementara sebuah kalimat penyemangat lain juga gue dapatkan dari aa aa penjaga kedai kopi, yaitu: "Di sini juga ada curug a, jalan saja menyusuri hutan pinus sejauh 3-4Km, nanti ketemu." Sebuah kalimat yang membuat gue yakin akan kembali lagi ke Galatani Kopi ini di lain hari. Anyone? (at Ngopi Apa Ngopi Diem² Bae) https://www.instagram.com/p/CWHSqV3PQuN/?utm_medium=tumblr
0 notes
Video
instagram
Pagi bae dong samua, Menurut orang Hulaliu yang antar katong kesini Pantai ini namanya Pantai Somain, kalau mau ke pantai ini, bisa dengan speedboat tapi pada saat air pasang, pantai somain unik karena letaknya yang agak jauh dari pemukiman membuat lokasinya jarang untuk didatangi. Didominasi dengan tumbuhan mangrove pada tepi laut dan substrat pasir, membuat pantai ini memiliki gradasi warna yang indah dipandang mata. Pantai somain dari Pelabuhan Tulehu bisa ditempuh sekitar 40 menit dengan menggunakan speedboat. Tarif speedboat untuk PP bisa mencapai Rp.500.000, umumnya speedboat dapat ditumpangi 6-7 penumpang (speed rute Hulaliu). #ambon #barondaambon #maluku #iambonesia #indonesia #hulaliu (di Amboina, Maluku, Indonesia)
1 note
·
View note
Note
I need sevens rute bit But I first want to try Jumins and left the best the last. And I'm in pain. Im ignoring him. It's so hard. I want to talk to my bae ;;
I felt this Everytime I romanced a character that wasn’t 707 I feel ya
5 notes
·
View notes
Text
Day 8 - Let’s go traveling!
Kenapa aku suka jalan-jalan? Karena aku merasa bisa menemukan sesuatu yang baru. Menjumpai nuansa yang asing, orang-orang atau kejadian yang berbeda, budaya yang berlainan, segala hal yang tidak biasanya.
Kadang kala, yang lebih penting bukan tujuannya kita ke mana, melainkan bersama siapa kita pergi. Ada juga yang berpendapat, waktu di perjalanan biasanya lebih menyenangkan daripada saat tiba di tujuan. Hmm, menurutku, semuanya sih. Intinya keluar dari rutinitas. Aku percaya itu bisa membuatku bertumbuh secara spiritual, serta berkembang secara mental dan emosional.
Aku pernah punya mimpi berpindah-pindah lokasi kerja setiap 2 bulan. Hihihi. Hematku, kurang dari itu belum cukup untuk mengeksplor keindahan dan budaya setempat. Kalau terlalu lama, biasanya sudah ada konflik pelik yang tidak menyenangkan. Kita jadi terpaksa tahu lebih banyak daripada yang kita perlu. Tapi ternyata, ngga perlu tunggu 2 bulan untuk muncul konflik yang berkesan. Hihihi, jadi sepertinya bagian itu yang akan kuceritakan =)
Sebenarnya ini cerita lama, kisaran April 2017. Aku baru-baru pengangguran karena baru selesai internship dan berencana ke Balikpapan, tempat domisili mertua saat itu. Seingatku ada libur nasional, jadi sepupu Andam ada yang berniat berkunjung juga. Karena bapak ibu sedang ada agenda lain, jadilah kami yang ditugaskan menjamu sepupu dan tau-tau tiket PP ke Berau sudah dipesankan.
Untuk pertama kalinya, kami akan bertandang ke Kepulauan Derawan. Kepulauan tersebut adalah salah satu lokasi wisata di Kalimantan Timur dengan empat pulau (agak) besar yang melengkapi formasinya; Derawan, Kakaban, Sangalaki, dan Maratua. Pernah dengar ngga? Sekarang sih banyak beritanya di google, marak paket-paket wisata, bahkan mungkin bandara di Maratua sudah dibuka untuk umum ya? Punten ngga update.
Waktu itu ada 2 alternatif jalur menuju Derawan, tapi kami pilih yang durasi naik kapal (speedboat)nya lebih sebentar. Dari bandara Kalimarau, kami naik taksi ke dermaga Tanjung Redeb dekat museum Batiwakkal, lanjut menyusuri sungai dulu baru ke laut lepas dan akhirnya merapat sambil gelap-gelap. Kalau tidak salah kejadiannya Jumat sore. Perjalanannya sekitar 2-3 jam; mulai dari excited, khatam Al Kahfi, menikmati transisi warna air yang tadinya cokelat ke biru, bosan, sampai cemas tidak bisa sampai di penginapan mengingat navigatornya hanya mengandalkan visual dari atap speedboat sedangkan matahari mulai terbenam.
Capek dan lapar. Sudah begitu ada sedikit miskom dari pengelola penginapannya, hampir saja kami ngga kebagian kamar. Hahaha.
Setelah beberes sekenanya, kami (waktu itu ber-7; ada adik ipar dan temannya juga selain sepupu), langsung mencari makan dan melipir tanpa mikir. Sebenarnya ada banyak yang menjajakan makanan, apalagi karena long weekend pengunjung pulau jadi lebih banyak dari biasanya. Tapi buat kami yang penting kelihatannya ada tempat, bisa menyajikan makanan dengan cepat, langsung kami duduk pesan sambil menunggu kabar seorang teman. Kebetulan waktu itu aku punya teman yang kerja di Berau. Tadinya mau diajak plesir sekalian, cuma dianya lagi pulang ke Jawa. Sebagai gantinya (?) dia memberiku kontak temannya yang tinggal di Derawan untuk jadi tour guide, hehe.
Lepas makan, kami diajak menyusuri spot paling dabes untuk menikmati pantai malam hari. Indeed. Beneran sebagus itu. Kalau dua bulan sebelumnya aku mendeklarasikan pantai di Gili Trawangan paling keren, saat itu buru-buru kurevisi. Gili Trawangan super untuk sunrise, tapi pantai Derawan terbaiiik saat gelap. Bulannya besar banget! (pesan sponsor: pls intip2 IG lombokspecial.tour kalau mau wisata ke Lombok atau Gili yaaa, ogut mau ripiu kaga jadi2 tapi asli worth it, gais…)

Malam semakin larut, kami harus segera beristirahat karena besoklah petualangan sesungguhnya. Eksplorasi singkat. Kunjungan kami tak sampai 24 jam karena Ahad sepupu harus sudah kembali tiba di Jakarta untuk persiapan kerja. Kami hanya sempat mengitari pulau selepas sarapan, snorkeling di Kakaban, lalu diburu kapal kembali karena pak nakhoda khawatir keburu surut. Nanti speedboatnya kandas dan sulit melaju.
Kami tiba sebelum magrib di Tanjung Redeb dan lanjut menginap di Grand Parama Berau. Ini juga SANGAT MENOLONG. Hotelnya bagus, harga makanan di restorannya wajar dan rasanya enak (bias sih, gara-gara super lapar atau memang enak hahaha). Istirahat semalamnya benar-benar menuntaskan kelelahan perjalanan kilat di derawan dengan bumbu-bumbu drama anggota rombongan kami: snorkel hilang (dan harus ganti denda ke tempat sewanya), keinjek bulu babi, hp nyebur laut karena saku celana dangkal, juga penyesalan karena beli gorengannya dikit sebelum kapal jalan, padahal lapar berat.
Berikut dokumentasi sepotong kenangan yang bisa kulampirkan, hehehe. Rupanya tumblr tidak terlalu friendly untuk pencantuman galeri, yah ^^’
youtube
Besok paginya, kami perlu mengejar flight pertama ke Balikpapan. Berhubung sepupu mau beli titipan terasi dulu di pasar, kami bagi 2 tim. Empat orang duluan ke bandara untuk check in, tiga orang ikut ke pasar. Waktu itu cuaca agak mendung, penerbangan diperkirakan delay. Tiba-tiba aku mendapat telepon dari hotel yang mengabarkan jaketku ketinggalan. Mengira akan sempat, aku meminta tim pasar untuk kembali ke hotel mengambilkan jaketku. Tapi sebelum mereka tiba, ternyata cuaca membaik dan ada panggilan boarding. Dengan selang lima menit kemudian sudah last call. Tim bandara pun pecah kongsi. Adik ipar dan salah satu sepupu naik duluan, sedangkan aku dan Andam menunggu tim pasar.
Penumpang penerbangan pertama memang tidak banyak. Itulah sebabnya, singkat cerita, saat tim pasar tiba, kami tetap terlambat naik pesawat walau sudah mengulur dan memohon-mohon. Pilot sudah menandatangani instruksi penerbangan, sehingga kami hanya bisa menyaksikan pintu pesawat ditutup di depan mata, lalu mundur dan lepas landas meninggalkan kami berlima.
Ketinggalan pesawat. Kukira ini kekacauan paling besar yang pernah kubuat. Apalagi disalah-salahkan. Tiket pesawat sepupu ke bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, hanya berselang jam dari jadwal tiba di bandara SAMS, Sepinggan. Aku tidak terpikir sebelumnya bahwa ada opsi sopir taksinya bisa membantu kami mengambil dan mengirimkan jaketku via paket.
Jadwal penerbangan ke Balikpapan berikutnya hanya ada 2 flight dan sayangnya sudah penuh. Lemas. Tapi kami harus tetap berfokus pada solusi. Apalagi kami bertanggung jawab atas tiga orang yang besoknya harus sekolah (teman adik ipar) dan kerja (sepupu). Cek perjalanan jalur darat? Rute transit di tempat lain? Sudah, dan rasanya mustahil.
Sempat ada harapan, kabarnya ada 2 orang penumpang yang batal terbang karena khawatir dengan keerroran maskapai. Pesawat sudah di landasan, tapi karena bunyi-bunyi aneh, 2 orang itu minta turun dan disetujui oleh maskapai. Sayangnya kemudian pesawatnya langsung terbang lagi, tanpa sempat berbelas kasih menawarkan mengangkut kami yang terkatung-katung ini :”) Kami hanya kebagian ocehan penumpang yang batal berangkat, “Jangan naik, pesawatnya rusak!” padahal kami sungguh mengharapkan jatah kursi itu sebagai solusi.
Peluang satu-satunya tinggal Garuda. Alhamdulillah setelah menanti cukup panjang, ada 1 orang yang mengabarkan batal berangkat. Satu seat terbeli. Lalu ada lagi 2, kebetulan. Langsung kami lunasi. Setidaknya di situ aku dan Andam agak lega. Ya sudahlah, kalaupun dua orang pengangguran yang ngga diburu waktu ini ngga keangkut, coba cari flight besok, pikir kami. Tapi ternyataa, petugasnya memberi harapan. Ada 2 penumpang yang belum check in, hanya saja masih ada waktu 10 menit sebelum jadwal boarding, jadi belum tentu penumpangnya batal. Kami diminta menunggu dan berdoa.
Begitu waktu boarding, rupanya 2 penumpang itu belum juga hadir. Petugas segera menghubungi nomor kontak terdaftar dan mendapat kabar bahwa ternyata mereka memang batal berangkat karena sakit. Subhanallah… kami segera membayar tiket tersebut dan check in tanpa bagasi (karena sudah dibawa saat penerbangan paling pagi tadi), lalu boarding dan menghela napas di atas Explore-Jet, Bombardier CRJ 1000.
Ketinggalan pesawat adalah bagian paling berkesan karena selama beberapa hari setelahnya akhirnya aku merasakan konflik berat dengan keluarga Andam. Hehehe. Lebih tepatnya hanya beberapa orang anggota keluarga sih, karena beberapa yang lain malah supportif. Keteledoranku memang mengakibatkan kerugian finansial dan emosional besar, artinya pelajaran hidup yang diambil juga tak boleh kalah besarnya. Oleh sebab pengalaman ini, aku jadi lebih mengerti bagaimana sebaiknya menyikapi ujian, bagaimana membuat nyaman orang yang baru ditimpa musibah, dan tentunya bagaimana menindaklanjuti perubahan rencana. This is exactly what I mean as spiritual, mental, and emotional development.
Tentunya ngga selalu ada kejadian ajaib saat perjalanan. Pelajaran spiritual, mental, dan emosionalnya juga ngga selalu didapat dengan cara “ekstrem kiri” begini kok. Makanya aku ngga kapok-kapok pergi travelling, hehehehe. Yang pasti, aku percaya perjalanan akan membuat kita semakin kaya dan berpotensi mempertebal iman dan taqwa. Entah karena mengagumi ciptaan Allah yang memang amazing, mengamati kuasa Allah yang astonishing, atau mengambil pelajaran disela-sela prosesnya.
0 notes
Text
What a trip?
Selaku kelas yang suka banyak wacana pengen liburan kesana dan kesini tapi berujung dengan wacana aja bikin cowok2 di kelas aku suka gemes sendiri.
Dan pada akhirnya dengan persiapan yang bisa dibilang cukup mendadak, we finally make it.
Sebenernya dari minggu sebelumnya udah di obrolin pengen ada makrab kelas atau sekedar maen ke pantai gitu, tapi ya kalo yang respon nya itu2 aja jadi kzl kan ditambah keadaan alam yang kurang bersahabat akhir2 ini.
Alhasil terjadi sedikit sleg di grup multichat yang kita buat. Tapi ya pada akhirnya kita tetep pergi dengan total 13 orang, terdiri dari 9 cowok dan 4 cewek. Iya, cewek nya cuma berempat aja, sebodo amat dengan hujatan netijen nanti gimana.
Planning buat pergi ke tkp sih jam 9, tapi manusia cuma berencana aja kan? Pada akhirnya bener2 kumpul semua itu jam 10, dan kita berangkat sekitar jam setengah 11. Well, cuaca cimahi rabu pagi itu cukup berawan jadi kita berharap semoga perjalanannya lancar2 aja.
And here we go, the story will be begin.
Buat aku sendiri, perjalanan ke garut lewat daerah pangalengan merupakan kali pertama, jadi aku sedikit khawatir. Mau ngebatalin ga enak, ngikut pergi pun pikiran udah mikir kemana-mana. Ya meskipun pada akhirnya ngikut juga sih. Ya kapan lagi ga wacana coba??? Meskipun sempet salah ngambil rute yang mengakibatkan harus muter lebih jauh but it's ok. Iya, salahin aja si penunjuk jalan yang salah ngasih arahan.
Selama di perjalanan, aku lebih kebanyakan diem karena yang ngeboncengin aku orang nya juga diem2 bae, huhuhu poor ojeng :(
Beda lagi sama motor temen2 cewek aku yang lain yang pada berisik wkwkwk. Ada yang teriak sambil nyanyi yel2 angkatan, ada yang nyanyi lagu sayur kol, ada yang ngehujat pengendara motor/mobil lainnya.
Udah sih fix emang yang paling tentram cuma motor aku sama dia, karena dia ga ngeboncengin siapa2 dan aku dibonceng sama ojeng yang diem2 bae akibat ga tidur malem sebelumnya.
Perjalanan ke garut cukup memakan waktu yang lama. Perkiraan kita awalnya bisa nyampe jam 3 sore, tapi aslinya kita nyampe sekitar jam 5 sore.
0 notes
Text
Museum Nacht Leiden 2018
Mungkin karena gw perginya sendirian. Mungkin karena memang tahun ini programnya kurang ok.
Namun gw merasa Museum Nacht Leiden is a bit overrated?
Gara-garanya cerita Mbak Ajeng yang dateng ke Museum Nacht taun lalu. Dia bercerita serunya acara itu, bahkan hingga membandingkannya dengan Museum Nacht Den Haag dan DH pun kalah. Highlight program taun lalu yang gw inget dari cerita dia ialah semacam rumah hantu di Erfgoed Leiden en Omstreken. Ceritanya ada aktor-aktor yang berperan menjadi tokoh-tokoh yang ada di dalam arsip yang tersimpan di Erfgoed. Para tokoh itu menghuni ruang yang berbeda dan gw ngebayanginnya mereka seperti hantu di Harry Potter, lewat-lewat sambil minding their own business, tapi juga mencecerkan clue sambil lalu. Di akhir rute, baru dijelaskan kisah sejarah dan benang merah di antara tokoh-tokoh tersebut.
Gw berhasil mengunjungi hampir semua lokasi di Museum Nacht ini, kecuali Wevershuis soalnya tempatnya jauh sendiri (dalam pikir gw juga kayaknya ini museum kasian, ga banyak kedapetan pengunjung). Secara garis besar, semua museum memiliki kesamaan dalam penyuguhan programnya, yakni lecture, live music (band/DJ), stand makanan, dan aktivitas.
Pertama-tama gw ke Museum Volkenkunde. Di sini yang menarik buat gw yaitu Panoranimatie yang cocok banget buat anak-anak (dan dewasa). Di Panoranimatie pengunjung diajak untuk membuat prakarya animasi tradisional yang diputar dengan silinder dan proyektor. Lalu ada lecture yang berusaha untuk menyingkap sisi lain Bali, tak cuma dari kacamata tempat liburan seperti yang banyak dikenal orang asing. Oleh karena Volkenkunde diuntungkan dengan luasnya halaman yang ia punya, banyak spot buat leyeh-leyeh yang digelar, kayak setumpukan jerami buat duduk, giant bean bags, hammocks, sama semacam ayunan gitu. Jadi pingin ga pulang begitu duduk haha.
Molen de Valk berkoar di buklet telah mengubah dirinya menjadi mirror house dan gw bingung, molen segitu sempitnya gimana caranya dia nyempilin cermin? Ternyata bener aja sodara-sodara, yang dia maksud dengan mirror house hanyalah satu ruang koleksi yang di dalamnya ada lima cermin aneh doang. Beuuh...kecewa dah gw. Sama aja pas dia bilang kermis yang mana cuma ada rolet putar berangka (ntah gimana objective mainnya), pukul palu ting nong, sama stand fortune teller yang cuma kelambu disangkutin gitu doang. Gw ga masuk obviously, abisnya begitu ngelongok yang gw liat kantong besar Dirk -_-
Gw rada menyesal ga mengetahui lebih awal bahwa Museum Boerhaave udah lama dibuka kembali. Menurut gw Museum Boerhaave ga menarik dalam penyajian pameran permanennya, tapi pameran temporer dan ruang khusus anaknya sangat menarik. And they did it again. Well, ga ada kaitan langsung dengan program Museum Nacht tapi pameran temporer Frankensteinnya sangat bagus. Bukan dari penyajiannya banget sih, tapi dari idenya yang kontemporer. Berangkat dari kisah klasik karya Mary Shelley, Museum Boerhaave mengaitkannya dengan kemajuan ilmu pengetahuan masa kini mengenai organisme artifisial, seperti transplantasi organ, penanaman chip pada manusia, sel artifisial, and so on. Ditambah di pamerannya ga cuma ada sains, tapi juga karya sastra (nukilan Frankenstein sebagai sebuah seni) dan karya seni (instalasi seni mengenai isu yang bersangkutan). Di panil-panil informasinya pun, Museum Boerhaave kerap melempar pertanyaan yang mungkin bisa dinilai kontroversial jikalau pameran ini berada di Indonesia. Namun emang food for thought banget pertanyaannya. Besok2 harus diulang. Buat Museum Nachtnya sendiri, ada beberapa lecture yang sayangnya hanya dibuat dalam bahasa Belanda. Namun melihat dari judulnya, sangat berani karena menawarkan hal-hal yang kekinian, seperti mengenai Crypto Currencies, Zombie Apocalypse, dan seks di masa depan. Lalu ada hypnosis show yang menggalang banyak penonton (karena mereka tinggi-tinggi, jadi gw ga keliatan, ga nonton dah), muscle game yang kayaknya seru banget tapi gw ga bisa liat juga karena rame anak muda (kayaknya sih lo memakai suatu gadget di tangan terus nembak-nembak di layar dengan refleks gitu), dan beberapa aktivitas di buklet yang ga bisa gw temukan di dalam museum karena gw males nanya haha. And oh, the best music in Museum Nacht you can find here. Taman temaram dengan alunan DJ bermusik jazz, sungguh mempesona.
Setelah itu gw menuju Sieboldhuis dengan hati agak terpoteck akibat bisa-bisanya gw melewatkan Japanmarkt pada 20 Mei lalu. Museum ini terhitung sempit dan pas gw dateng yang rame ialah ruang dengan temporary tattoo. Ada yosakoi yang sepertinya baru saja kelar show. Buat naik ke atas ruang pamerannya pun ga bisa karena ditutup akibat membludaknya pengunjung. Taman belakang yang sempit diisi stand sake dan sushi (yang ternyata bayar, ahuhuhu). Lalu yang gw ekspektasikan ketinggian yaitu Geurambassadeur. Gw pikir bisa cium-cium parfum enak dengan bau asal Jepang, ternyata cuma ibu-ibu dengan kotak misteri yang isinya kertas berpewangi, menjelaskan tulisan di papan dan nyuruh kita nyari asal bau tersebut di koleksi Sieboldhuis. Lalu harusnya ada workshop koinobori juga, tapi mungkin letaknya di atas jadi gw ga liat.
RMO pas tahun lalu juga sempat jadi highlight cerita Mbak Ajeng karena adanya light show di Tempelzaal dan beer tasting yang digandrungi Dito karena katanya resep birnya berasal dari Ancient Egypt. Pas gw ke sana, lightshownya udah kelar dan yang lagi rame disko karena ada DJ (lagunya emang asik sih) dan i-Puppet, semacam boneka wayang besar yang digerakkan dalang. Mungkin kalo bersama temen yang asik, gw ga bakal malu buat joged di dance floor. Tapi asli, RMO emang punya aula yang paling cocok buat jadi tempat clubbing. Di belakang Tempelzaal ada beberapa PC untuk bermain Minecraft. Pengunjung bisa mencoba merekonstruksi Nineveh di Minecraft dengan menggunakan VR goggle. Bagusnya di sini Museum Nacht menggandeng organisasi arkeologi VALUE yang kerap menggunakan teknologi dan game dengan maksud arkeologi. Dengan cara begini gw rasa bakal lebih menarik untuk orang awam mempelajari arkeologi. Gw pikir di ruang pameran permanen/temporer bakal ada acara khusus lainnya tapi setelah gw masuk ke lantai 2, gw malah diusir sama petugasnya dengan alasan tas gw seharusnya dititipin di loker. Lah pas gw masuk ke ruang pameran, petugas yang di situ meneng bae tuh. Langsung bad mood gw, jadi keluar aja deh. Di sebrang RMO ada photobooth dengan kostum unik, judulnya Cabinet of Curiosities.
Naturalis numpang pamerannya di Academiegebouw. Di pintu masuk ada stand minuman absinthe yang didekor ala hutan-hutan gitu dan penjaga standnya pun berkostum fairy. Suguhan Naturalis kurang seru sih. Standnya berupa demo stuffing hewan, mencoba VR gorila, kuis trivia tentang hewan, dan cabe. Di Oranjerie Hortus Botanicus, Corpus juga ikutan nampang. Serupa dengan Naturalis, suguhannya minim, berupa trivia quiz mengenai otak, lalu kotak misterius yang pengunjung bisa raba-raba isinya, serta balon otak besar yang bisa dimasuki pengunjung.
Untuk masalah venue, Hortus Botanicus mungkin jagoannya ya, soalnya dia taman botani sih, jadi super luas. Ditambah lampu-lampu, jadi makin bikin taman ini berkesan romantis. Kawasan food and drink barnya, bangku-bangku kantinnya bikin gw kepingin nikahan gw cem begitu konsepnya hahah. Maka dari itu, gw berpikir mungkin Kebun Raya Bogor bisa membuat event serupa yang dilaksanakan malam hari. Buat acaranya sendiri, Hortus punya algae bar (making your own beverage by breathing? kayaknya hasilnya agak menjijikkan ahahah), aerial yoga (ini keren dan pas banget lokasinya di taman yang imejnya serene, swingnya sendiri bisa digantung di pohon yang kuat), stand hasil penelitian mengenai bakteri yang stress (ga yakin gw beneran ini), lalu ada stand dan lecture mengenai makanan yang berasal dari serangga sebagai salah satu terobosan makanan masa depan (mungkin). Lagi-lagi yang gw suka ialah bentuk aktivitas yang pengunjung bisa ikutan mencoba dan sesuatu yang bersifat informatif (karena ini museum night) kekinian, bukan sesuatu yang diulang dan sudah ada, tapi hal yang baru untuk pengetahuan masa depan.
Lanjut ke Sterrewacht, di halaman depan udah ada antrean cukup panjang buat ke planetarium (tadinya gw ingin secara gw belum pernah, tapi begitu liat ngantre, gw jadi males) dan segerombol orang yang ntah acaranya apa (pake basa belanda sih, pokoknya kayak tukang jual obat gitu. gw hanya liat orang presentasi). Lalu di dalam Sterrewacht harusnya ada beberapa aktivitas prakarya tapi lagi-lagi gw ga menemukan. Selain itu, juga ada Astronomy on Tap yang nampaknya sebuah pertemuan rutin santai di bar untuk membincangkan astronomi.
Terakhir, gw ke Erfgoed, tapi sayang kegiatannya tidak sehebat ekspektasi gw. Ditambah juga karena udah sangat larut, jadi kegiatan di dalam gedungnya pun sepi. Hanya ada bincang-bincang dalam bahasa Belanda, photobooth dengan kostum, dan prakarya mencetak gambar di tas linen (yang sudah abis).
Kesimpulannya, Museum Nacht merupakan acara yang gw rasa awalnya diadakan untuk menggaet demografi yang paling sulit dari museum, yaitu young adults dan adults. Gw rasa mereka hanya butuh alasan untuk nongkrong, chilling out, joged, dan minum-minum. Dengan museum membuka pintunya hingga malam dan menyajikan suguhan musik dan bar, tentunya disambut sangat baik. Pengunjung beneran melihat-lihat pameran dalam museum gw rasa merupakan bonus. Namun hal ini tetap merupakan sesuatu yang hebat karena diadakan sebagai usaha untuk mengajak orang-orang untuk ke museum sesuai budaya setempat (yakni minum-minumnya) dan sebagai bentuk kolaborasi besar antara museum-museum, pemerintah lokal, organisasi arkeologi/seni/budaya/dll, serta universitas. Keren lho bahwa panitia pemrakarsanya adalah para mahasiswa yang bukan dari fakultas arkeologi atau pun humaniora.
PS. acara-acara di atas ini tidak mencakup semua program yang diadakan Museum Nacht. Hanya yang gw saksikan saja atau yang berharap gw saksikan tapi ga ada.
0 notes
Text
Jalan-jalan di Angkor Wat Kamboja
Dalam hati kecil ini memang saya lemah kalo diajak jalan-jalan, jadi pas diajakin teman untuk pergi ke Kamboja tanpa pikir panjang saya langsung bilang: IKUT!!
Perjalanan ke Angkor Wat saya tempuh melalui penerbangan Jakarta – Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur – Siem Reap. Sampai di Siem Reap pagi hari dan cuaca cerah, bandaranya tidak besar tapi bersih dan rapi. Saat hendak melewati petugas imigrasi kita harus menyerahkan formulir kedatangan yang bisa didapatkan di pesawat. Tapi pesawat yang menerbangkan saya dari Kuala Lumpur tidak membagikan formulir tersebut yang membuat saya celingak-celinguk di bandara mencari tempat pengambilan formulir. Setelah nanya ke bapak petugas berseragam di bandara, ia pun mengeluarkan kertas formulir tersebut dari kantongnya. Emang harus minta ke bapak itu, dan karena kita yang butuh kita yang harus nanya, kalo ga nanya kita ga dikasih formulir tersebut. Mana bapaknya meneng bae (diam aja).
Setelah selesai melewati imigrasi langsung saja saya keluar bandara dengan excited untuk menuju ke kompleks Angkor Wat. Transportasi yang bisa dipilih untuk menuju ke Angkor Wat ada mobil dan tuk-tuk. Tentu saja saya memilih tuk-tuk atau rickshaw karena memang harganya lebih murah daripada menyewa mobil. Setelah sedikit berjalan, di luar pagar bandara saya mendapatkan tuk-tuk untuk disewa dengan harga 25 USD untuk seharian mengantar keliling Angkor Wat. Kalau menurut teman rata-rata harga sewa tuk-tuk memang segitu.
Perjalanan dari bandara ke kompleks Angkor Wat kira-kira setengah jam. Pertama-tama saya diantar ke loket yang khusus melayani pelancong dari luar negeri. Tiket masuk Angkor Wat namanya Angkor Pass seharga 20 USD untuk one-day dan tiketnya pakai foto. Jadi di depan loket pembayaran wajah kita difoto dan foto tersebut dicetak di tiket yang diberikan. Tiket jangan sampai hilang karena di setiap situs yang dikunjungi pasti petugas akan rajin nanyain keberadaan tiket kita.
Setelah tiket beres, sekarang saatnya menjelajah Angkor Wat. Menurut arahan dari driver tuk-tuk, tempat pertama yang dikunjungi adalah yang kecil-kecil dulu di sekitar main attraction dan kuil Angkornya terakhir. Jadi ini lah rute yang saya jalani pas keliling Angkor Wat:
1. Srah Sreng
2. Banteay Kdei Tample
3. Ta Phrom
4. Makan siang
5. Terrace of Elephant
6. Angkor Wat
Seharian keliling Angkor Wat capek loh. Tempatnya luas banget dan buat eksplor kita butuh banyak jalan kaki, apalagi kalau di setiap pengkolan kita foto/selfie, yang ada baru sampe site ke-3 udah cape duluan trus pas di Angkor Wat-nya udah males foto-foto.
Sesampainya di core destination, Kuil Angkor, saya malah udah kecapean dan udah mager buat petakilan. Jadinya cuma eksplor seadanya aja karena udah kecapean mau menelusuri setiap ruangan di bangunan megah tersebut. Bahkan saya pun tidak tertarik naik ke ruangan puncak di Angkor, selain karena udah kecapean, untuk masuk kesana juga antriannya panjang karena jumlah pengunjung yang boleh naik dibatasi sehingga harus gantian.
Air putih penting banget selama keliling kompleks Angkor supaya ga dehidrasi apalagi cuacanya panas. Disana air botolan 1 liter dihargai 1 USD oleh penjual, memang di sekitaran kompleks Angkor banyak penjual minuman dan makanan yang menerima pembayaran dengan USD. Saya hampir tidak pernah menggunakan mata uang Riyel selama di Kamboja karena mayoritas bisa dibayar dengan dollar Amerika.
#angkorwat#angkor#siemreap#kamboja#jalanjalan#traveling#travelingkamboja#kuilangkor#temple#angkortemples
0 notes