“The more grateful I am, the more beauty I see” — Mary Davis —
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Pertemuan Semu
Agustus, 2026.
Kau menyeruput kopimu pelan. Sore disertai gerimis. Akan romantis jika kau belahan jiwaku.
"Boleh ngerokok?" Tanyamu meminta izin.
"Gass lah, santai aja suamiku juga di rumah ngerokok kok" kataku tersenyum.
________________________________________________
"El, aku izin membawa diriku 7 tahun yang lalu kesini ya. Sebab, dari semua persoalan hanya denganmu aku belum selesai. Tapi aku juga bingung mau menyelesaikan darimana karena sejatinya kita tidak pernah memulai.
Kamu pasti mengetahui dengan baik, bagaimana aku menaruh kekaguman padamu sejak kita sama-sama di bangku SMA. Semua orang pasti menyampaikan kepadamu bagaimana besarnya ketertarikanku padamu. Tapi entahlah, aku juga tidak mengerti. Beribu Fatihah yang kukirimkan, bertahun-tahun, tidak juga sampai pada pemahaman kenapa aku begitu mencintaimu dan mengapa pula aku tidak pernah bisa meraih dirimu.
Aku juga tidak mengerti mengapa aku sama sekali tidak punya keberanian untuk menyatakannya padamu. Bahkan aku beribu kali menjejali diriku dengan paham-paham feminis, dongeng2 mengenai keberanian Sayyidah Khadijah meraih Rasulullah, tetap tak kunjung memberikanku keberanian untuk mencapaimu.
Selain itu, entah kenapa Tuhan juga memberikan kita jarak. Kita kuliah di kampus yang berbeda dan jauh disana. Sampai akhirnya aku menyerah pada sesak. Kuizinkan diriku untuk melepasmu dan membuka hati bagi siapapun yang kurasa tulus menyayangiku.
Malangnya, dari sekian usaha yang kulakukan, seberapapun tulusku mencintai yang lain, setiap kali mereka pergi, ingatanku selalu kembali padamu. Sampai terakhir di tahun 2019, dimana waktu itu tahun ke-6 aku mencintaimu.
Dan yang membuatku gusar, beberapa tahun setelah itu saat aku memantapkan hati kepada dia yang mencintaiku. Kamu datang kembali, kali itu sikapmu lebih tegas. Orang sekelilingmu pun menyatakannya padaku — mungkin karena tidak tahan melihat kau diam sementara sikapmu sangat kentara.
Momen terakhir saat kau dan temanmu mengantarkanku dan temanku ke Stasiun, semua orang berharap kita bersatu. Dan sampailah berita itu pada mereka. Kau tau? Bagaimana marahnya teman-temanmu saat tau ternyata aku akan tunangan, hanya berselang beberapa hari setelah bertemu denganmu. Saat itu aku tidak menanggapi, karena aku sedang berbahagia di hari bahagiaku. Ucapanmu datang dengan tulus penuh doa. Tak kutangkap sedikitpun luka — bahkan hingga saat ini aku tak tau apakah kau benar-benar terluka saat itu?
Dan itulah ganjalanku.
Hingga beberapa waktu selanjutnya, tanpa sengaja aku membaca ulang pesan temanmu dan menyadari ada kemarahan yang sungguh-sungguh disana. Entah kenapa, aku justru balik marah. Kenapa menjadi salahku? Kenapa aku yang tega?
El, sejak itu aku selalu berharap kamu segera menemukan rumah berpulang bagi hatimu. Sehingga aku mencukupkan pertanyaan dan melepas ganjalan di hatiku.
Masalahnya, kau masih sendiri. Dan kesendirian itu sungguh menyiksaku.
Jadi, apa boleh El aku bertanya?
13 tahun yang lalu, saat fatihah kukirimkan setiap malam padamu apakah kamu merasa? Apakah selama bertahun-tahun itu perasaanku memang tidak pernah sampai padamu? Dan apakah benar kamu terluka saat itu?
El, aku minta maaf jika harus membicarakan ini. Urusanku dengan orang-orang di masa laluku sudah selesai saat kami memutuskan untuk berpisah — menjadi mantan. Tapi urusanku denganmu, aku sendiri bingung bagaimana menyelesaikannya. Karena kita tidak pernah memulai apapun. Hanya aku. Aku seorang, yang menanam benih rasa itu, menyiram, merawatnya sepenuh hati dan menumbuh suburkannya, terkadang membiarkannya mati tetapi juga menghidupkannya kembali. Aku sendiri, bertahun-tahun.
Makanya, aku ingin tau. Apakah selama itu tidak ada sekilaspun rasaku yang mencapaimu? Jika memang tidak sampai, aku akan melupakan semuanya. Namun jika sampai, tolong jawab, apakah aku terlalu tidak layak untuk kau tanyai perihal perasaanku?
Padahal disaat itu, komunikasi kita intens meski hanya lewat sosial media. Dan kau terus menyuburkan perasaan itu. Lalu mengapa perasaanku tidak layak untuk kau sapa barang sekali saja?"
Aku berhenti berbicara, mencoba melihatmu.
Ternyata, kau sedang menatapku dengan sorot mata yang sulit diterjemahkan. Sampai akhirnya hening menguasai, cukup lama.
Kau menghisap rokokmu. Entah kenapa kali ini kau menghembuskannya lebih panjang. Agaknya, asap rokok terasa menyesakkan dadamu.
______________________________________________
Aku memasuki kamar dengan tubuh yang begitu letih. Pertemuan itu sungguh tak terduga. Setelah itu, dia berkata sesak di dadanya sudah hilang setelah mengungkapkan semua ganjalannya di sore yang gerimis itu.
Tapi nampaknya tidak hilang. Ia hanya berpindah di dadaku.
Aku ingin bebersih, tapi badan, pikiran dan kecamuk dadaku terlalu lelah. Tubuhku mencapai kasur segera.
Aku memejamkan mata, berharap segera lelap.
Namun justru sungai mengalir di kelopak mata. Ah, setelah setahunan lebih aku tidak merasakannya. Aku berusaha keras memejamkan mataku. Sialnya, yang muncul hanya wajah berbalut jilbab tertunduk sembari menangis, meluapkan emosi bertahun-tahun lalu dihadapanku sore itu.
Sial. Kini aku yang menyimpan pertanyaan,
"Dengan cara apa aku halal mencintaimu?"
— Agustus, 2025.
0 notes
Text
Gratitude Journal - 18 Juli 2025
Dear friends,
Alhamdulillah hari Jumat yang barokah, penuh ketenangan hari ini. Tidak ada huru-hara baik di kantor maupun di rumah. Bersyukur sebanyak-banyaknya kepada Allah atas segala hal, wa bil khusus untuk momen momen berikut :
Bersyukur dibangunkan dalam keadaan sehat, selamat dan tidak dalam keadaan bermaksiat :)
Alhamdulillah atas nikmat sehat untuk diriku, suamiku dan tentu saja permata keluarga kecil kami : Tsaqif. — kalau ngomongin nikmat sehat jadi keingat waktu sariawan parah sampai yang nggak bisa makan nggak bisa ngomong, stressful banget pokoknya waktu itu yaa Allah, makanya pinaringan nikmat sehat, tidak sariawan, tidak sakit gigi itu nikmat luar biasa sekali 🤍
Ada momen kecil di hari ini yang membuatku merasa sedih, tapi bisa terobati dengan hal lain. Jadi siang ini aku mengikuti acara Dharmayukti Karini di Pengadilan Negeri (oh iya aku happy banget loh, karena dapat arisan, doorprize dan souvenir! Ahaha). Singkat cerita setelah selesai acara kami pulang jalan kaki ke Pengadilan Agama, pada saat pulang itulah aku melihat seorang Ibu duduk di trotoar depan PN, dengan anaknya yang duduk di kursi roda. Saat itu di tanganku ada box makan siang, snack dan jajanan yang beli di bazaar (aku jadikan satu). Sebenernya pengeeen banget waktu itu langsung ngasihin, mana ibunya udah ngeliatin 🥹 Sayangnya, aku kayak yang ribet banget mau misah-misahin (aku juga pengen bawain jajanan bazaar buat suamiku soalnya 🥹). Walhasil aku mengurungkan niat ngasih nanti setelah ambil tas di PA.
Sedihnyaaa, pas aku balik (sudah kusiapkan nasi kotak & snack acara untuk ibunya) ternyata ibunya sudah nggak ada 😭 menyesal banget jujurrr, kayak kesempatan berbagi di hari Jumatku terlewatkan begitu saja 💔
Qodarullaah, malamnya, aku kelaparan jam setengah 11 malam dan gas habis. Akhirnya aku order Go-Food lah, terus dapat ide buat membelikan untuk bapaknya juga. Nah momen inilah yang cukup bisa mengobati kecewaku di siang hari :')
Sebab apa? Sebab, ditakdirkan untuk berbagi itu masyaaAllaah nikmatullah sekali. Banyaaak sekali orang di luar sana (nggak usah jauh-jauh lah, orang-orang dekatku juga banyak) yang kalau sama uang itu "nggegem" banget. Makanya aku bersyukur sekali untuk tidak ditakdir seperti itu. Aku sangat menyadari, saat aku ada keinginan berbagi itu murni sebab Allaah menakdirkanku demikian. Alhamdulillah tsumma alhamdulillaah ❤️
0 notes
Text
Daily Gratitude Journal is coming back! 💐
Hari ini Kamis tanggal 17 Juli 2025, aku bersyukur kepada Allaah, atas kebaikan-Nya kepadaku dan jagad semesta. Diantaranya yang aku syukuri hari ini :
Alhamdulillah, bangun pagi dalam keadaan sehat wal afiat, suami sehat, anakku sehaaat sekali dan sangat aktif 🤍
Bangun tidur sudah disiapkan nasi goreng oleh suami 🥹🫶
Bisa berangkat pagi di kantor, setelah pekan ini memulai Senin dan Selasa dengan keterlambatan, semoga seterusnya bisa berangkat gasik :)
Urusan kantor hari ini memang problematik, tapi malah jadi seru dan nggak membosankan haha! Yang jelas, untuk saat ini seberapapun beratnya pekerjaan kita, harus bersyukur sebab banyak orang yang sangat menginginkan rezeki pekerjaan kita saat ini 🥺
Istirahat siang, pulang ke rumah, masih ada nasi goreng pluuus ayam crispy dibelikan suami. MasyaaAllah Tabarakallaah 🥹✨️
Pulang dari kerja masih bisa berkumpul bermain dengan ceria dengan Tsaqif yang semakin hari semakin pintar dan sehat 🤍
Menutup hari dengan emosi yang baik dan stabil, cukup tenang.
Alhamdulillaah, tsumma alhamdulillah atas limpahan kenikmatan hari ini. Semoga senantiasa bertambah segala kenikmatan sehat, tentram bahagia dan berkecukupan.
Fa ammaa bi ni'mati robbika fa haddits :)
0 notes
Text
Dear myself,
It's take a long time to back here, right? :)
I'm so sorry.. but this is my life now... crowded and buzzy. Make me feel I losing too much my feminine energy :))
Tapi tau nggak sih, malam ini aku sedang melipat baju sembari menemani Tsaqif permata jiwaku, lalu ketika aku melipat bagian pakaian-pakaian dalam aku semacam menyadari ada beberapa pakaian dalam yang mungkin masih bisa dipakai tapi sudah jelek, entah sizenya kebesaran, kainnya "mbrudul" ataupun sudah pudar warnanya. Dan intinya saat memakai pakaian itu aku sedang merasa memakai baju jelek.
Aku jadi kepikiran, aku ingin sekali lebih memperlakukanku secara istimewa sebagaimana yang ingin kulakukan kepada Tsaqif. Memilihkan makanan terbaik, pakaian terbaik — bahkan pada Tsaqif pun aku belum bisa sepenuhnya memilihkan yang terbaik, nah mungkin dari diriku sendiri kali ya 🙂
Aku berencana weekend ini mau memilih baju-baju dan pakaian dalam yang membuatku merasa aku sedang memakai pakaian yang tidak bagus. Aku ingin menata rumah dengan baik, membeli vas-vas bunga dan membuat seisi rumah selalu wangi. Segala yang melingkupiku harus yang "luxury" — tentu saja dengan standarku :)
Bismillaah, tunggu saja ya, akan aku update hasilnya disini 🤍
Kebumen, 17 Juli 2025 | 23.01 WIB

1 note
·
View note
Text
حَرِيصٌ عَلَيْكُم
He is deeply concerned for your well-being.
(Surah At-Tawbah 9:128)
487 notes
·
View notes
Text
Doa Cinta dari Ayah ❤️
Hari ini, hari dimana Tsaqif genap berusia 2 tahun 10 bulan. Saat aku membuka ponsel, posisi ponselku terbuka langsung status WA. Terdapat foto putraku beserta caption manis dari Ayahnya, hanya saja belum terupload. Here is..
Sampai akhir nanti, dan kamu menggantikan Ayah Bunda... Kasih sayang kami adalah rumah istirahat..bagi perjalanan panjang kedewasaanmu.. Syukuri takdir menyenangkan maupun yang mengecewakan... Kenali dan saksikan dengan jiwa ragamu jalan Tuhan dan Muhammad. Semoga Ayah Bundamu menjadi rumah yang paham soal dirinya sehingga bisa mengenal anaknya...
— Purworejo, 7 April 2025

0 notes
Text
Catatan Pengasuhan #1


Sebuah revolusi pengasuhan 2024, karena bocil sudah berusia 18 bulan jadi lebih banyak mengajak si Ganteng fun-learning di area practical life. Selain tidak repot preparing material, juga lebih menguatkan bonding juga menguatkan karakter my Lil Boy.
Kalau kata dr. Maria Montessori : “Anak-anak membutuhkan kegiatan yang bermakna, yang tidak hanya untuk menyalurkan energi mereka yang melimpah ruah, tetapi juga agar mereka merasa bermanfaat dan berharga”
1 note
·
View note
Text
Source: https://www.instagram.com/p/C0T1F1pLdPK/?igshid=MzRlODBiNWFlZA==
144 notes
·
View notes
Text
24/365
Alhamdulillaah, hari ini bersyukur diberi nikmat sehat. Bangun tidur dengan segar.
Nikmat hari ini banyaaaak sekali. Yang jelas moodku lebih banyak baiknya hari ini :)
Tsaqif hari ini makannya pinter banget, sarapan, makan siang dan makan malam habis tandas semua :')
Dan something funny and lovable today, hari ini Ayang Beb pulang dari ketemu temen kuliahnya waktu S1 dulu. Pas buka pintu jeng jeeeeng, ada cowo ganteng yang udah potong rambut di depan pintu wkwk masyaallah ❤️
Yang jelas mood yang baik ini semoga bisa ditetapkan (syukur2 bertambah) sampai seterusnya 🥰
24 Januari 2023
8 notes
·
View notes
Text
My “Gratitude Journal” is Coming Back ! 🔥
Bismillaah..
Setelah sekian lama platform ini jadi tempat curhat random, aku mau memantapkan hati untuk mengfungsikan kembali ruang ini sebagai jurnal bersyukur — sebagaimana tujuan awal dibuat :)
Semoga oh semoga..
Di ruang ini aku bisa merenungi tiap kebaikan Tuhan, tiap welas asih Tuhan atas berbagai kesalahanku pada-Nya. Bismillaah :)
0 notes
Text
Moment of Silence
Sore ini hujan turun begitu derasnya. Sambil menunggui Tsaqif, aku wiridan menunggu ashar. Di tengah suasana syahdu ini kesadaran ku hadir secara utuh. Lalu rasanya ada yang menjalar di hati, trenyuh...
Betapa Allah Maha Baik menganugerahiku rezeki berupa orang-orang yang mencintaiku dan kucintai. Aku melihat Mas Fikri yang sedang tertidur di kamar depan dan Tsaqif yang terlelap di sampingku. Rasanya masyaallah lengkap sekali kebahagiaan ini.
Bersyukur akhirnya kami bisa hidup bertiga di kontrakan yang mungil nan nyaman ini. Bersyukur setelah melewati satu tahun LDM akhirnya kami bisa berkumpul, menikmati hari-hari bersama dengan penuh cinta. Bersyukur karena memiliki suami yang luar biasa dalam mencintai dan memperlakukanku sebagai istri.
Dari situ aku berpikir.. setelah 1 tahun hidup bersama Mas Fikri dan menerima segala kebaikannya rasanya aku perlu menuliskan tiap kebaikan yang kudapat. Agar suatu hari nanti, jika ada hal-hal dari Mas Fikri yang membuatku sebal, marah ataupun kecewa aku tetap ingat betapa selama ini aku dibahagiakan oleh Mas Fikri.
Ya.
Momen-momen penuh cinta kami bertiga harus mulai sedikit demi sedikit diabadikan sejak sekarang. Bismillaah :)
Yogyakarta, 15 Agustus 2022
0 notes
Text
Berita Bahagia di Bulan Yang Bahagia
Halo Tumblr, lama sekali kita tidak bersua ya :)
Maafkan aku.. setelah menikah aku hampir tidak menyempatkan diri menulis di sini. Bahkan aku tidak meninggalkan jejak cerita pernikahan di sini. Aku lebih memilih “berbagi” di platform yang mudah dijangkau banyak orang — you know lah, fitur cerita WhatsApp dan Instagram.
Hari ini, izinkan aku kembali untuk mencoba rutin menulis lagi. Semoga bisa istiqomah ya :)
Tulisanku ini tentang berita bahagia di bulan bahagia, bulan Kelahiran Kekasih Agung Rasulullaah Muhammad SAW.
Kehadiran Jagoan Kecil
Kemarin, tanggal 08 Oktober 2021, tepat dua bulan pernikahanku dengan suami terkasih, Mas Achmad Fikri Syahrul Mubarok, kami kembali bertemu. Ya, kami menjalani LDR sejak pertama menikah. Bertemu dengan interval 2 pekan sekali — yang akhir-akhir ini semakin rapat menjadi seminggu sekali, setiap weekend.
Weekend kemarin kami bertemu atas dasar dhawuh bapak mamak. Kami diminta pulang dalam rangka acara maulid di rumah. Ceritanya bapak pengen pamer tradisi muludan kepada menantu kesayangannya :)
Sebelum pulang, aku sengaja membeli testpack. Sudah empat hari ini aku telat haid. Sabtu pagi tanggal 9 Oktober 2021, aku mengecek dan hasilnyaaa...


Alhamdulillaah..
Kami diberi kepercayaan secepat itu untuk memiliki buah hati. Jujur, waktu menunjukkan testpack ini, saya speechless. Suami juga speechless. Suami segera mengucap hamdalah dan sujud — kebetulan beliau juga baru selesai shalat subuh. Kami tidak bisa “uwu-uwu” seperti pasangan lain di TikTok atau Reels. Tetapi kami saling paham, kami sama-sama sangat bersyukur dan kehadirannya, buah hati kami, menguatkan cinta kasih kami.
Terimakasih Yaa Allaah..
Bimbing dan bantu kami dalam menjaga Amanah-Mu.. aamiin allahumma aamiin ❤️
Purworejo, 11 Oktober 2021
2 notes
·
View notes
Text
Morning Affirmation
Saya tau, saya tidak akan pernah “cukup” bagi keinginan semua orang. Saya juga tau, saya tidak bisa memaksa orang lain menerima saya seutuhnya.
Saya tidak akan pernah memaksa orang lain mencintai saya. Ketika hari ini saya hidup, saya tau Tuhan masih mencintai saya, dan itu lebih dari cukup.
Saya tidak khawatir orang lain akan pergi dari hidup saya, betapapun eratnya ikatan saya dengannya nanti. Saya terikat dengan Tuhan, dan itu lebih dari cukup.
Monday, July 26th
2 notes
·
View notes
Text
Memilih Yang Terpenting
Satu hal yang saya dapat dari bukunya Mas Adjie Santoso hari ini adalah memilih yang terpenting. Bagaimana tahu hal tersebut terpenting atau sekedar penting ? Amati diantara banyak hal, hal mana yang dampaknya paling besar untuk kita.
Misalnya Uyun, seorang alumni Fakultas Hukum, ingin jadi seorang ahli hukum ya yang terpenting adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran hukum. Itu harus diutamakan ketimbang membuat bermanfaat konten di sosial media. Keduanya sama sama bermanfaat, tapi belajar hukum lebih berdampak pada hidupmu. Oke Yun ? :)
Lantai 2 MASPA, 15 Juni 2021
0 notes
Text
41/366
Menyikapi Kehilangan dan Kegagalan
Alhamdulillah, hari ini aku menemukan bacaan yang bagus di Google Play Book. Buku yang dari lama ingin aku baca, judulnya "Reclaim Your Heart" ditulis oleh Ustadzah Yasmin Mogahed.
Ketika membaca bab-bab awal aku melongo, "Apakah Ustadzah Yasmin Mogahed ini adalah aku yang lain ?". Karena karakter kami sama persis sis sis! Di bagian ini aku bahkan merasa Ustadzah Yasmin Mogahed sedang mendeskripsikan tentangku lol 😂

Okey, aku lelah untuk menulis panjang hari ini dan bagian-bagian ini sangat menarik untuk kita merenungkan kembali tentang kehilangan, kegagalan dan rasa sakit :)



Thanks God for Your Lessons today, alhamdulillah 🙂
Yogyakarta, 10 Februari 2020
2 notes
·
View notes