Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Contemplating is this the life that I want to have? Is this the job that I want? Kayak akhir-akhir ini lebih banyak mengeluhnya terkait kerjaan. Apa setelah lima tahun kerja, akhirnya udah sampai di titik mempertanyakan apakah kerjaan dan lingkungan ini yang aku inginkan? Apakah masih worth it buat dijalani dan diperjuangkan dengan ketidakjelasan sistem dan pola karirnya? Kayak semuanya mutar-mutar di otakku akhir-akhir ini.
0 notes
Text
Menemukan tempat bercerita adalah keberuntungan. Mendapati telinga yang peduli adalah karunia. Sebab dunia ini sejatinya sepi. Jauh dari penerimaan yang tulus dan apa adanya. Manusia cenderung menikmati harinya sendiri. Juga membenarkan pendapatnya tentang hidup. Maka menyaksikanmu yang jujur, boleh jadi lebih banyak yang tetap meneruskan langkahnya.
150 notes
·
View notes
Text


Dua minggu terakhir dihabiskan dengan diklat dan diklat. Minggu pertama diklat offline di kantor. Terus lanjut minggu kedua diklat online dengan topik berbeda.
Diklat yang kedua karena online, akhirnya memutuskan untuk diklat dari kosan aja (Alhamdulillah dapat izin dari atasan, hehe). And it turned out jadi pilihan yang baik. Lima hari gak ngantor, rasanya menyenangkan.
Di hari Rabu nyoba "Diklat From Cafe (DFC)", karena kamarku jadwalnya dibersihin. Awalnya mau sarapan di Starbucks aja, karena ya gak begitu laper juga. Eh tapi kok mendekati Starbucks-nya, tiba-tiba laper banget. Akhirnya pas nyampe, langsung nyebrang dulu ke McD :( Di McD ternyata lagi rame sama anak-anak balita yang lagi mewarnai (?) So random. Tapi tetep aja sarapan di McD sambil dengerin diklat haha.
Terus abis sarapan, lanjut ke Starbucks. Sebenernya DFC seru sih, tapi gak tau kenapa kemaren itu laptopku gak bisa connect ke wifi-nya. Tapi kalau ke HP bisa :( Jadi ya sedikit keganggu aja karena harus tethering ke HP (yang mana suka keputus-putus juga). Terus nyobain minuman yang lagi collab sama Blackpink. Enak enak, cuma agak kemanisan aja.
Kelar diklat, lanjut makan sore/malam yang dirapel sama makan siang. Terus pulang deh. Huhu menyenangkan. I wish I could have more time like this.
PLG, 30 Juli 2023 @ 20.20
1 note
·
View note
Text
Lyfe Update - July
Annyeong.
Dua minggu dari terakhir update. Juli ini lumayan nano-nano (in a good and scary way). Awal Juli ya as usual, ada PKD. Agak pusing aja karena aplikasi yang lama sekarang ada versi barunya. Jadi masih perlu penyesuaian. Kebetulan aku salah satu adminnya. Jadi banyak ditanya-tanya orang aja, kayak call center ya. Tiap bentar dengar, “Nam, ini gimana? Nam, ini kenapa gak bisa?” Hehe.
Sebenarnya kalau di ruanganku, adminnya ada dua orang. Tapi ya kok nanya-nya lebih banyak ke aku ya :”) Sampai ada yang terkocak. Jadi admin satunya kan Tim PKD juga di Kota X. Terus ada mbak yang setim sama admin satunya lagi, eh nanya-nya tetap ke aku. Padahal kan setim sama admin satunya lagi. Mana pake diam-diam lagi mbaknya pas nanya. “Jangan kasih tau Z ya, nanti dia sedih kalau mbak nanya sama Namira.” Hahaha ya ampun, ada-ada aja.
Terus weekend kemaren dapat tugas ke Jogja. Huaa Alhamdulillah banget :”) Jadi ceritanya sebelum libur Idul Adha, aku kan lagi bahas terkait aplikasi baru ini sama Pak Kasub. Terus di sela-sela itu, bapaknya bilang:
P: Mbak Mira, semisal nih ya saya tugasin ke Jogja setelah PKD, Mbak Mira mau gak?
M: (Tanpa mikir lama) Mau, Pak. (Padahal kalau ditanyain, aku biasanya jawab pakai kata “boleh”. Untuk kali ini enggak😂)
Huhu terharu banget dikasih tugas ke Jogja. Terakhir ke Jogja, pas liburan bulan Januari. Pas itu, gak kepikiran bakal balik ke Jogja lagi di tahun yang sama. Terus happy banget karena ternyata Inang Steffy-ku (teman kuliah dan kosan-ku) lagi di Jogja juga. Terus Kak Siti (teman diklat-ku) juga lagi di Jogja. So happy finally bisa ketemu Inang lagi setelah 6 tahun gak ketemu dan Kak Titi setelah 5 tahun. Gonna share about this in different post - about Jogja.
Terus Kamis kemaren akhirnya dengar kabar yang lumayan buat agak tenang. Luv banget sama Ketua Tim (KT) ku selama 3 tahun terakhir ini, yang udah bantuin. And it turned out to be more than I expected. Akhirnya setelah kabar itu, aku bisa tidur dengan nyenyak. Gonna share about this in different post also.
Terus seminggu ke depan bakal disibukin sama diklat. Sebenernya udah pernah cek fisik terkait topik ini, but I’m still kinda excited to learn about it. Semoga aku paham walaupun ini kayaknya teknis banget haha. Sekarang mau tidur dulu, soalnya besok udah harus di kantor lebih pagi.
See you at the next post. I wish I would write more often.
PLG, 16 Juli 2023 @ 21.53
1 note
·
View note
Text
Write Again
Udah dari lama pengen nulis lagi. Sesimpel mau cerita aja tentang apa yang terjadi sehari-sehari di kehidupanku. Since I lost someone who used to always listen my stories, my mom. Yang biasanya pulang ngantor, langsung disambut mama dengan muka excited karena mau denger ceritaku. But now, I can’t do it anymore. This past 8 months never be easy for me. I just try to survive.
I want to write again. Setidaknya untuk mengurangi rasa “gak bisa cerita ke mama lagi”. Tapi kadang kebanyakan mikirnya. Mulai nulisnya dari mana. Mana udah lama banget gak nulis. Nanti tulisannya kalau aneh pas dibaca gimana. Kebanyakan mikir yang malah jadi nunda-nunda terus dari 8 bulan yang lalu. Pernah juga mau curhat aja di twitter, tapi terus mikir lagi “nanti kalau ada yang nganggep aku apaan sih curhat-curhat di twitter”, terus berakhir ngetweet di twitter masih difilter-filter. Jadinya ya gak puas aja.
Then I found out this platform udah gak begitu rame. People I know here yang masih aktif bisa dihitung sama jari. And I hope they can understand my writings here yang mungkin lebih banyak curhatnya :”) I hope I also can trust this platform and the people here to keep my stories yang mungkin gak diceritain di platform lainnya.
Well, thank you my dear self for taking this step. Semoga dengan mulai nulis lagi bisa mengurangi rasa yang hilang. I really hope so. Ma, I miss you every single day. I hope this will work ya ma. We’ll meet again ya ma. I love you.
PLG, 2 Juli 2023 @ 23.11
0 notes
Text
I miss you so much, Ma. Almost every single time. It’s not easy for me, Ma.
2 notes
·
View notes
Text
Salah Paham
Sering dalam berinteraksi sehari-hari, kita salah paham terhadap sesuatu. Apa yang disangka A ternyata sebenarnya B, apa yang disampaikan bermaksud baik tapi kita salah memahami dan merasa apa yang disampaikan bermaksud buruk. Ya, kita sering salah paham.
Di antara begitu banyak kesalah pahaman, kita juga sering salah paham kepada Tuhan. Menyangka bahwa keterpurukan, kekhawatiran, serta apa-apa yang sedang kita jalani ini adalah buruk. Padahal, kita sajalah yang belum bisa menangkap maksudNya dengan baik.
Juga saat berdoa, bahkan untuk urusan-urusan seperti harapan. Kita berdoa ingin sesuatu. Seringkali, jalannya tidak langsung dikabulkan begitu saja. Tuhan memberikan jalan memutar, kita harus menempuh dan melewati jalan-jalan yang membuat kita merasa Tuhan tidak adil, Tuhan tidak mengabulkan doa kita. Padahal, jalan itulah yang sebenarnya mengantarkan kita pada doa dan harapan itu. Hanya saja, begitu banyak yang memilih berhenti ditengah perjalanan.
Doa kita tidak terkabul bukan karena Tuhan tidak memberikannya, melainkan kita sendiri yang menolaknya. Dengan menolak caraNya, dengan menolak untuk menjalani jalan yang disediakan untuk sampai kepada harapan. Kita seringkali salah paham kepada Tuhan.
Hujan yang jatuh ini adalah rahmat, kita menyangkanya bencana. Sebab hujan telah membuat kita harus menunda janji atau kehilangan sesuatu. Kita sering juga gagal mengambil sudut pandang. Kemampuan kita melihat sesuatu amat terbatas, sedangkan Dia bisa melihat semua rangkaian peristiwa baik yang di masa lalu, sedang terjadi, dan akan terjadi.
Untuk itulah, kita seringkali dinasihati untuk berprasangka baik, Kepada semua makhluk, juga kepada Pencipta. Sebab, Dia sesuai dengan persangkaan kita kepadaNya.
Yogyakarta, 24 November 2017 | ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
Dan dalam dinginnya Jogja malam ini, kamu tiba-tiba muncul dalam pikiranku.
Tiba-tiba, begitu saja.
Semoga hidupmu baik-baik saja.
Semoga kebaikan selalu menyertaimu.
Dan semoga ada waktu untuk kita menyelesaikannya dengan cara yang lebih baik.
Yogyakarta, 26 November 2017
1 note
·
View note
Quote
Semoga kau selalu dijaganya baik. Hingga tak ada lagi kabar bahwa kau sedang mengerami luka sendirian yang membuatku khawatir dan ingin menyembuhkanmu sekali lagi.
(via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
Loop
Aku mempercayaimu. Bodohnya aku mempercayaimu dan melonggarkan seluruh pertahananku untukmu.
Aku tahu seharusnya aku tidak boleh begitu. Aku tahu itu salah. Benar-benar salah.
Beberapa bagian hati kecilku terus saja memperingatiku untuk tidak membuka hati untukmu. Tapi apa daya? Sebagian besar organ yang lain justru menyetujui keputusan bodohku untuk jatuh cinta lagi. Kau tahu? Ada begitu banyak yang kupertaruhkan untuk keputusanku yang satu ini.
Untuk kali pertama aku percaya kau akan berbeda. Lebih baik, lebih menyenangkan, tidak akan pergi, tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.
Untuk kali pertama aku mampu percaya untuk jatuh cinta lagi. Tapi ternyata,
Untuk kesekian kalinya; Aku salah lagi.
735 notes
·
View notes
Text
24082016 - 21:26
Ceritanya adalah tentang waktu yang berjalan begitu cepat dan tak terduga. Sekalipun kita tahu bahwa jarum jam akan selalu bergerak memutar ke arah kanan, pada jarak yang sama. Di kehidupan, waktu menggerakkan kita dengan lompatan-lompatan yang tak terduga, tak pernah sama jaraknya dalam setiap detik.
Perasaan bisa tiba-tiba berubah, keputusan bisa tiba-tiba diambil, kebahagiaan bisa tiba-tiba sirna, dan begitu banyak ketidaktentuan lainnya. Yang tentu hanyalah waktu itu sendiri, tidak dengan dimensi yang lainnya.
Sebulan yang lalu, mungkin hal-hal terbaik terjadi. Mungkin juga terjadi hal sebaliknya di orang lain. Setahun yang lalu ketika dalam masa pencarian, mungkin perasaan itu mengalir ke seseorang, kini muaranya telah berubah dan telah memiliki lautannya. Lautan yang akan terus menjadi tujuan, lautan yang menampung seluruh perasaan yang kadang meluap dan surut itu.
Ada begitu banyak ketidaktentuan yang akan terjadi dengan waktu. Untuk itu, bersiaplah untuk melatih hati dan pikiran kita siap dengan perubahan. Juga membangun kekuatan untuk menjaga iman kita tidak terpengaruh, sekalipun harus menghadapi kematian.
Selamat memperjuangkan hal-hal terbaik, waktu tidak akan pernah berkompromi dengan kemalasan dan ketidakyakinan.
Yogyakarta, 24 Agustus 2016 | ©kurniawangunadi
764 notes
·
View notes
Text
Salam Perpisahan
Aku tak pernah ingin mengucap “selamat tinggal” Atau sombong mengakui bahwa “sampai jumpa lagi” itu pasti
Aku hanya ingin berujar ini :
“Baik-baiklah dengan harimu yang tanpaku Karena… Hidup kita yang tanpa masing-masing Sudah kita mulai sejak dulu Lalu, mengapa sekarang tidak mampu?
Aku berjanji Cinta yang tanpamu adalah basi Mungkin bisa dihangatkan Namun jelas : Ia tak akan enak lagi.”
Medan, 23 Agustus 2016
- Tia Setiawati
187 notes
·
View notes
Quote
Yang ku kira, kamu adalah obat dari lukaku terdahulu. Tapi ternyata, kamu adalah luka yang sedang menunggu antrian selanjutnya.
2 notes
·
View notes
Text
Akan mulai menulis lagi
Dan setelah sekian lama tidak meramaikan tumblr ini, insya Allah akan segera menulis lagi.
Kolorai, 22 Juli 2016.
1 note
·
View note
Text
“Saat ia berkata ‘jangan lupa berkabar’” :)
Kebohongan Perempuan
Banyak hal tak ia suarakan Karena diamnya adalah bahasa seribu kekecewaan Dan bila ia bersuara namun berupa penyangkalan Banyak gemuruh dalam dada Yang sebenarnya sedang ia kendalikan.
.
Saat ia berkata ‘aku tak apa-apa’, sesungguhnya ada suatu hal bergemuruh dalam dadanya Sekali saja, bila kau sempat masuk ke dalamnya Mungkin kau akan terbakar api Atau bahkan membeku menjadi es batu.
Saat ia berkata 'aku tidak cemburu’, sesungguhnya kepalanya sedang berperang melawan hatinya Berusaha menjadi pemenang Agar dalam hubungannya, tak ada istilah curang.
Saat ia berkata 'terserah’, sebenarnya ia ingin kau memimpinnya Memutuskan apa yang perlu diputuskan Walau sepele dan bukan hal besar Dalam banyak hal, ia ingin kau selalu terlibat dengan benar.
Saat ia berkata 'jangan pulang terlalu malam’, sebenarnya ia bukan sedang mencemburui kegiatan atau teman-teman Kelak nanti, ketegasan adalah hal yang ia ingin kau sudah paham Dan bukan lagi ada pada tahap belajar.
Saat ia berkata 'jangan lupa berkabar’, sebenarnya bukan karena ia ingin memonitor gerak-gerikmu seharian Namun itu karena ia ingin malamnya berlangsung tenang Mengetahui kau telah sampai di tempat yang aman dan nyaman.
Saat ia berkata 'aku sedang ingin sendiri, sebenarnya ia justru sedang butuh ditemani Kelak nanti, ia harus belajar bahwa kejujuran adalah penting untuk dikatakan dengan benar Tanpa dramatis, apalagi dibayar dengan tangis.
Dan…
Saat ia mengaku mencintaimu, ia sungguh mencintaimu.
Tangerang, 19 Mei 2016
- Tia Setiawati
1K notes
·
View notes
Quote
Perempuan; hampir tidak mampu berhenti bicara saat sedang bahagia, dan memutuskan untuk diam seribu bahasa saat sedang bersedih.
Tia Setiawati (via karenapuisiituindah)
2K notes
·
View notes