xfachryx
xfachryx
Have less, do more, be more..
43 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
xfachryx · 2 months ago
Text
(Kosong)
Masalah kekinian di Indonesia ini adalah masyarakatnya terlalu gampang percaya. Dampaknya banyak sekali penipuan, pembodohan dan penyimpangan dimana-mana. Ini bukan masalah sepele. Sebab menjadi wujud dampak rendahnya literasi, nalar kritis, bahkan keputusasaan hidup.
Jangankan orang mengaku keturunan nabi, orang mengaku nabi bahkan mengaku malaikat ada saja yang percaya. Banyak juga yang bersedia menjadi pengikutnya. Meskipun di ujung kisahnya, mereka ditangkap polisi dan mengakui kesalahannya. Aneh.
Kasus kontemporer, ada orang ngaku bisa berbicara dengan semut, bisa menggandakan uang, atau melakukan penyembuhan dengan hal-hal supranatural-banyak juga pengikutnya.
Itu yang konvensional. Sementara banyak pula kasus yang menggunakan teknologi terbaru.
Berapa puluh ribu orang yang tertipu iming iming pinjaman online, judi online, sampai yang terbaru sebuah start-up teknologi yang berani membayar 800 ribu untuk yang bersedia difoto retina matanya - ribuan orang berbondong-bondong antre di Bandung.
Mereka mungkin gak berpikir, "untuk apa nanti data tubuh tersebut, asal dapat uang lumayanlah". Padahal di industri teknologi ini lekat sekali istilah: kalau sebuah produk (atau platform) berbiaya gratis, tis, tis-maka kamu (penggunanya) adalah sejatinya produk mereka.
Latar belakang sosial berupa literasi rendah, nalar kritis nihil, taqlid buta dan hidup putus asa inilah yang mustinya diselesaikan bersama. Ini masalah kolektif kita. Selain juga harus ada upaya serius untuk menghentikan aksi penipuan, pembodohan dan bahkan pidana dari pelakunya - siapapun mereka.
Mulai dari diri sendiri, mari banyak membaca buku, artikel ilmiah, atau kitab-kitab yang mu'tabarah (standar). Sambil memperluas informasi dari media-media yang kredibel.
Selanjutnya wajib 'dipikir, pikir, pikir dulu' sebelum mengambil sikap. Anggap saja ini bagian dari ijtihad kecil kita. Tanyakan juga pada nurani (istifta' qalb), juga berdoa semoga selalu diberikan bimbingan hidup dalam hidayah dan jalan yang lurus.
0 notes
xfachryx · 3 years ago
Text
"Cuuk, asuu dadi CEO we"
"Tak kirimi VA bayarono yoo"
"Gowo laptop ora? Gawekno surat sehat"
"Piye? Di kono enek kabar opo?"
"Enek project opo iki sing iso digarap?"
"Jackpot gak suu?"
"Bagaimana perkembangan petani tembakau indonesia?"
Balada hidup dan bla bla nya. Daily activity dengan sahabat² remote ku dirumah (yang saat ini aku rindu gelak tawa mereka semua) wkwkwk hikss - _-". Dan siapa sangka aku disini juga ketemu orang² baru. Yang kadang lucu, kadang juga bikin nyilu. Meskipun, teori sosial sudah jelas terpartri, "Akan ada tiga kubu yang selalu terbentuk dalam suatu kelompok dan hubungan sosial. Pendukung, oposisi, dan netral." Tapi tetep saja banyak kejutan setiap melewati tanjakan baru. Ada yang bikin senyum sendiri, ada juga yang sampai buat geleng² kepala.
Lalu aku suka merenungkan sikap diri sendiri. Yang gak pernah absen untuk bahas perkara orang. Kadangku merupa sebagai pengacara handal, ahli mikroekspresi, psychology, kadang juga seperti penyiar berita selebritas terkenal. Lho ya, istighfar cuuk istighfar.
Lalu akhir kata, semoga dosa kita diampuni. Doa kita diijabahi. Aamiin
8 notes · View notes
xfachryx · 3 years ago
Text
Semua orang cenderung menunjukkan "the best part of him/her" di sosial media. (Bahkan hampir semua orang malah)
Foto yang ada di sosial media adalah foto terbaik dari belasan bahkan puluhan foto yang ada di galeri.
Foto yang kita lihat di sosial media telah lulus dari banyak aspek pertimbangan. Pencahayaannya, background, pose tubuh, dll. Semuanya sudah masuk kualifikasi si empunya foto.
Dan yang dipajang tentu adalah moment bahagianya, orang normal tak akan memposting dirinya ketika menangis, tak memposting wajah lusuhnya, apalagi tagihan hutangnya.
Namun taukah kamu? Foto² sempurna yang kita posting di sosial media mungkin saja memberikan tekanan pada seseorang diluar sana, ada yang menganggap dirinya paling menderita diantara orang² yang sibuk memajang foto berpesta. Ada orang yang merasa tak sempurna saat melihat wanita² yang memenuhi standar kecantikan (ala Indonesia) ada dimana-mana.
Jadi kesimpulannya, sosial media itu semi fiktif man teman, jadi jangan terlalu berlebihan ya..
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Tuan Ketenangan..
Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Financial Freedom
Investasi itu amat berpihak pada modal besar.
Dana investasi 1 juta return 50% hanya dpt Rp 500 rb.
Dana Rp 1M return 50% dpt laba Rp 500 jt.
Return sama persis yakni 50%/thn.
Tapi beda jauh hasilnya.
Law of big number ini yg bikin pemodal kecil kadang jadi malas investasi.
Maka dalam konsep investasi, selain return, maka ada aspek yg jauh lebih utama yakni modal awal saat investasi. Ini kunci.
Sekali lagi, return bisa SAMA persis, misal dapat 20% per tahun.
Tapi beda jauh hasilnya bagi yg modal investasinya Rp 20 juta vs Rp 2M.
Kadang merasa dunia investasi itu tidak adil bagi pemodal kecil. Tapi apa boleh buat, ini sudah hukum alam.
Think again.
Return 20% per tahun. Tapi modal investasimu hanya Rp 20 juta. Hanya dapat 4 juta doang.
Tapi bagi yg modal investasinya Rp 2M, dapat 400 juta.
Return sama.
Maka bagi pemodal besar, ndak masalah return misal hanya 7% per tahun, asal risiko rendah.
Dengan modal investasi Rp 5M, return 7% masih dapat Rp 350 juta/tahun. Apalagi jika dapat return 10%.
Tapi, bagi yg modalnya hanya Rp 20 jutaan, return 10% ya dianggap too small.
Inilah salah satu alasan kenapa yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Wkwk
Pertanyaanya : bagaimana bisa dapat modal investasi Rp 1M?
Mungkin jawabannya ada pada 3 aspek ini :
Punya skills yg sangat bagus
Skills tsb bayarannya mahal
Suka banget dg skills tsb jd mau terus belajar to improve
Semoga kalian semua segera mendapatkan minimal Rp 1M tersebut, aamiin..
0 notes
xfachryx · 3 years ago
Text
Another Journal
Malam ini saya pulang seperti biasa, memesan ojek online untuk kembali pulang mengisi energy, masing² kami punya kesibukan sendiri². Tapi dengan mereka (adik² tingkatku yg sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan atau yg biasa disebut "magang") ini, kami punya suatu kebiasaan baru. Tidak terlalu baru sebenarnya, karena ini sudah berjalan beberapa waktu lalu.
Kebiasaan itu adalah kebiasaan untuk menanyakan kabar satu sama lain, apa saja yang sudah dilakukan di hari itu atau hari² sebelumnya, sederhana, diawali pertanyaan, “Ada cerita apa hari ini?”, dan kami pun mulai saling menceritakan apa yang kami alami satu sama lain, apa² yang sudah dilakukan di hari itu,dan sebagainya. Semacam bentuk apresiasi terhadap diri sendiri sekaligus belajar untuk saling berbagi dan menghargai, mengapresiasi orang lain.
Entah kenapa setelah melakukan sharing with caring malam ini, tiba² saya ingin menulis, haha. Menuliskan tentang hikmah² yang sudah terjadi kurang lebih sebulan ini. Tidak ada kejadian yang hebat atau sangat dramatis sebenarnya, seperti biasa, saya menulis hanya karena saya ingin menulis. Sebut saja ini momen dimana saya mendapatkan pelajaran baru dari yang kita sebut “Kehidupan” wkwk
Saya bersyukur dipertemukan dengan orang² yang luar biasa. Bersama mereka saya banyak diberikan pelajaran. Dari saya harus belajar bagaimana caranya memahami orang lain, bersabar, toleransi, jangan mudah terpancing apalagi memancing emosi walaupun sebenarnya sangat ingin, saya diingatkan kalau hal itu hanya akan menjadi kepuasan sementara ketika kita meluapkan emosi kita pada orang lain, setelahnya pasti akan menyesal. Saya harus sedikit ‘memaksa’ diri saya untuk mulai peka dan harus mau berbasa-basi, menanyakan kabar, dan sebagainya. Jika selama ini saya tidak terbiasa untuk ‘menunjukkan’ bahwa saya peduli, kali ini saya harus ‘menunjukkan’ bahwa sebenarnya saya peduli. Kalau caranya masih kaku, maklum saya masih belajar. Hehe.
Dari teman² magang ini saya juga belajar tentang komitmen. Saya tidak ingin hanya punya nilai ketika lulus, target saya harus punya kompetensi, PR saya masih sangat banyak untuk diri saya sendiri :(
Itulah mungkin, satu lembar rangkuman dari seluruh kompleksitas “hidup” yang ada. Alhamdulillah, saya masih diberikan waktu untuk belajar memanajemen tugas dan manajemen stress. Jika dengan manajemen tugas saya sedang mencoba menerapkan “List to do” setiap harinya, maka cara saya menangani manajemen stress adalah dengan mencoba menerapkan konsep “Fana”. Konsep ini saya dapat dari senior saya yang pernah bercerita tentang konsep “kefanaan”, yang beliau dapatkan dari suatu pertemuan. Karena cerita beliau, pikiran saya langsung sukses ter-set-up bahwa, jika ada masalah baru atau tugas baru yang datang, ya sudah hadapi saja, tidak perlu stress, tidak usah mengeluh, dan jangan sampai menularkan aura negatif terhadap orang lain di sekitar kita. Toh semua ini jika dilewati juga akan selesai dan kita tidak akan ingat lagi. Kita akan fokus dengan hal² baru di depan. Bahagia, sedih, gagal, masalah, dan sebagainya semua adalah fana. Maka dari itu kita bersyukur saja dengan apa yang terjadi, Karena pasti selalu ada hikmah dari setiap kejadian baik buruk yang kita alami :)
Semoga bisa menjadi penyemangat dan amunisi untuk level kompleksitas kehidupan selanjutnya. Masa depan kalian masih panjang adik²kuu. Jangan menjadi pribadi yg punya hobi mengeluh hahahaha
0 notes
xfachryx · 3 years ago
Text
Life so hard!
Jika kau tidak populer, kau ingin popularitas. Jika kau populer, kau ingin privacy.
Jika kau miskin, kau ingin uang. Jika kau kaya, maka kau sadar bahwa masih ada kebahagiaan yang langka di hidup mu. Kau hanya ingin hidup yang sederhana.
Jika kau pintar, hidup menjadi lebih stres karna kau tidak bisa mengabaikan segalanya. Jika kau ceroboh, kau membuat kesalahan karna kelakuan bodoh mu.
Jika kau single, kau menginginkan sebuah hubungan. Kau ingin sekali sekali merasa dimiliki. Jika kau sedang dalam sebuah hubungan, kau ingin banyak ruang dan kebebasan.
Jika kau bukan orang yang berkuasa, maka kau sadar orang² mendominasi mu. Jika kau orang yang berkuasa, maka kau menyadari jika kau harus menangani segala tanggungjawab.
Hidup tidak selalu sempurna. Setiap solusi datang dari masalah baru. Cahaya ada sebab terdapat Kegelapan dan itulah kebenaran pahit tentang kehidupan. Terkadang, satu² nya solusi adalah penerimaan. Dan kamu harus belajar tentang stoicism. HAHAHA
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
ALGORITMA HIDUP
Membahas tentang kata "Algoritma" apa yang terlintas dalam benakmu? Jadi singkatnya Algoritma adalah urutan langkah logis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Lalu apa itu Algoritma Hidup?
Berdasarkan Kontemplasi diri saya, tentang algoritma hidup ialah suatu metode adaptasi manusia dalam menyelesaikan masalah yang hadir pada hidupnya dengan melibatkan logic (akal).
Sebagaimana algoritma media sosial seperti instagram atau youtube yang seringkali ber-ubah², konsep algoritma hidup manusia pun juga begitu. Akan ada banyak hal yang kita temui dalam dunia nyata ini yang di luar prediksi. Sebagaimana instagram yang algoritmanya di setting oleh Developer, Algoritma hidup manusia tentu di setting oleh Tuhan seluruh alam.
Kita berharap sesuatu A, Semesta ini mengarahkan kita untuk ke B. Bisa jadi segala sesuatu yang kita rencanakan sedemikian rupa akhirnya hanyalah tinggal rencana saja. Hingga kemudian tak jarang banyak yang lebih memilih menjadikan jalannya hidup ini layaknya air mengalir (lek jarene arek² "go with the flow"). Walaupun masih banyak juga yang ambisi untuk melawan arus.
Padahal mengikuti arus atau melawan arus sebenarnya sama baiknya tergantung konteksnya saja bagaimana bukan?
Kalau algoritma media sosial seperti instagram cenderung mengalami perubahan terus menerus dengan tujuan agar semua yang terlibat untuk terus melakukan adaptasi, Algoritma hidup pun sama. Allah memberikan kejadian² di luar dugaan untuk menguji kita manusia agar mampu beradaptasi pada cobaan itu.
Jadi sudah sejauh mana dirimu paham mengenai algoritma hidupmu sendiri ?
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Lucu!
Iya, lucu. Perkara kisah cinta dan perempuan, aku paling bisa diandalkan oleh teman² terdekatku untuk dimintai saran juga pendapat. Malah ada yang dari awal kenalan sampai akhirnya nikah itu benar² aku bantu di setiap prosesnya. Temanku ini seorang cewek yang clueless, kadang melihat sinyal si cowok yang udah ijo banget aja dia bisa ga ngeh. Geblek emang. Dan masih banyak kisah² lainnya, yang seringkali ada aku di cerita mereka. Aku sih ikut seneng aja, dan memang seneng bantu teman kalau memang dibutuhkan. Tapi masalahnya, ketika aku yang mengalami dan menghadapi kasus² yang serupa, ya kadang aku malah nggak tau harus gimana. Lucu kan?
Lucu, dulu sering ditanya kenapa belum nikah? Pada umumnya, mereka memberi sangkaan seperti hal² berikut:
Picky ya kamu? Ngejar karir ya? Ngejar akademik terus sih, jangan sekolah mulu! Nggak gay kan? (Jiancuuuk, paling pegel iki sakjane) Nggak butuh perempuan kamu? Terlalu mandiri sih fahri kamu Jangan segalanya bisa fahri Pasti banyak yang deketin tapi kamu pilih² banget Standarmu ketinggian kali fahrii..
You know what, the good thing is.. there’s no one talking about my physical appearance, but me. Tapi, malah aku sendiri yang berpikir apakah karena tampilan fisik ku yang biasa aja ini ya makanya belom ketemu yang cocok. Apalagi dengan punya beberapa sahabat perempuan yang kalo udah curhat tentang pria bisa se-blak-blakan itu ngomongin fisik tuh, ya aku bisa cukup membayangkan aja gimana cewek menilai cowok dari fisik. Mahluk visual banget emang manusia akhir zaman itu. Wehehe
Nah balik lagi ke tuduhan² kenapa belum nikah tadi. Brooo… com’on. Namanya juga teman hidup, apakah tidak boleh aku sedikit memilih? Ngejar karir? Nggak juga si, tapi aku tau aku cukup banyak mau orangnya, so I think it is really okay to be settle by myself first, supaya ga ngrepotin orang atau bahkan istriku nanti kalau lagi banyak maunya. Layaknya apa yang di sebut² di paham Stoic. Haha. I’m learning sithik².
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Mempekerjakan Alam Semesta
Hikmahnya, jangan terlalu kaku untuk memaksakan segalanya harus ideal
Jangan terlalu bersikukuh, memaksa semua sesuai rencana dan kehendak kita
Manusia itu berbeda², pun semesta
Yang jelas, kita bisa kok mengendalikan apa yang ada didalam diri, mengendalikan respon terhadap suatu hal, mengendalikan perasaan, mau bahagia atau sedih kita bebas menentukan, juga mengendalikan pikiran, mau positif atau negatif kita bebas memilihnya, merdeka!
Yang kemudian, hasil pengendalian atas diri kita akan termanifestasi dalam bentuk tindakan, kata yang dikeluarkan lisan, juga pemikiran dan kacamata (point of view).
Selamat menikmati suguhan kehidupan.
Dan, selamat mengendalikan!
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Mumpung masih waras, mau nulis something yg faedah aaah~
Sakjane ini wes tak sampekke nok arek². Tapi lek gak tak tulis kok kurang etis.
Heh cuk, menungsia tuh diciptain lek gak salah onok patang identitas (mugo² aku bener).
Yang pertama, sebagai makhluk sosial of course, sisi ini yang bikin kita punya ketergantungan terhadap sesama manusya. Dari sisi ini juga kita punya gregariousness instinct, atau insting untuk berkumpul bersama dengan manusia lainnya.
Tapi tuh, kadang ngerasa ngga si, kumpul sama manusia mulu tuh kadang melelahkan hfft -, -". Bcs kita punya sisi sebagai makhluk individu yang kadang butuh menepi dari hiruk pikuk dunia alias me time, kontemplasi sama diri sendiri, berjarak sejenak sama manusya, ini wajar yooo~
Selain dua itu, manusya juga makhluk biologis yang butuh mamam, mimik, dan yang-yangan (yu know yang-yangan? Gasah tekok! Jelas aku urung ndue 'yang' sompaah 🙏) Yayaaa.. Berkasih sayang maksud ku. Dan yang utama, manusia juga sebagai makhluk yang berketuhanan (religius). Kalo si manusia ini sisi sosialnya seimbang, dia bakal ngerasain kalo butuh adanya zat yang Mahaaaa Besaaaar.
Yaa Tuhaaaann….. aku durung shalat mahreb.
Yawes, sementara ngene sik wae. Mari isya' disambung maneh 😂
1 note · View note
xfachryx · 3 years ago
Text
Menikmati Ujian
Barangkali kita pernah merasa lelah dengan satu hal, merasa capek dan mengutuk keadaan kita yang sekarang, sehingga kita lupa ada banyak orang yang berandai dan berharap berada di posisi kita meskipun harus memiliki ujian yang sama.
Ada mahasiswa yang lelah dengan tugas yang tak ada henti, dengan bejibun ujian yang terasa tak pernah ada ujungnya. Ia merasa begitu letih, ingin menyerah pada impiannya. Sementara, ada banyak orang yang hanya bisa menjadikan bangku kuliah sebagai angan semata.
Ada seorang pekerja yang merasa lelah dengan pekerjaannya, merasa harus membanting tulang, bertemu rangkaian kelelahan, dan merasa seolah pekerjaannya amat berat. Sementara di luar sana banyak yang masih menjadi pengangguran dan kesana kemari mencari kerja.
Barangkali, kita juga memiliki pasangan atau diberi amanah momongan, yang tak jarang membuat kita kesal dan lelah, sakit dan marah, serta sering menimbulkan masalah yang menguras habis tangis kita karena keinginan² yang berbeda atau harapan yang belum seiya sekata. Sementara di balik dinding² rumah di atas bumi lainnya, ada yang masih harus bersabar menunggu datangnya pasangan atau buah hati.
Semoga kita bisa tetap menjaga sabar kita, dalam menghadapi ujian² atas jawaban doa². Semoga kita bisa tetap menjaga syukur, atas kesempatan bertumbuh dan bertambah serta banyaknya karunia rezeki yang diberikan oleh-Nya.
Yaah, inilah ujian kita semua.
Tergantung bagaimana kita menikmatinya.
Wow, ujian ini enak dan lezaaat..
2 notes · View notes
xfachryx · 3 years ago
Text
Canggung
Era sosial media seringkali menjadikan momen bertanya secara langsung (via platform chat apapun) berbuah rasa aneh. Anehnya adalah sebenarnya kita bisa mencari tau sendiri (via browsing di google, atau stalking (?) ketimbang bertanya kepada orang lain.
Dahulu berinteraksi dengan manusia secara langsung (maupun tak langsung seperti saat ini, via sosial media) itu adalah hal yang lumrah, dan sangat manusiawi. Sedangkan saat ini, terkadang atau seringkali berbuah ke-canggung-an.
Padahal interaksi antar manusia itu sebetulnya sangat dibutuhkan, untuk paling tidak memelihara kemanusiaan itu sendiri bukan?
0 notes
xfachryx · 4 years ago
Text
Mau nulis apa kadang bingung. Akhirnya nulis gini aja. Ga ada apa².
Oiya..
Terimakasih banyak ya yang udah baca ..
0 notes
xfachryx · 4 years ago
Text
Life Update..
Hello tumblr!
Long time no see! Uhh Im doing good..
I think? Hanya saja ku akhir² ini selalu mempertanyakan kenapa (beberapa) orang suka sekali mengurusi urusan orang lain?
I mean, yaudah sih orang lain mau ngapain selama itu tidak merugikanmu ya buat apa gitu lhoo?.. Gapapa sih kalau yang dibicarakan tuh yang baik² gitu jadi setidaknya kita bisa belajar lah ya dari kehidupan orang lain, lah ini banyak yang jelek²nya HAHAHA. Aku yang orangnya gamau merasakan emosi² negatif terhadap orang lain, apalagi sumbernya hanya sedekar cerita² dari orang lain saja, hanya bisa diam dan sesekali menanggapi dengan tanggapan singkat tanda aku mendengarkan.
Im new to all of this, afterall.
Aku bukan orang yang menyukai konflik dan drama kehidupan yang ga (begitu) berguna jadi ya ku hanya bisa merespon dengan hal² yang seadanya, tidak ingin terlalu menunjukkan keberpihakan, dan berusaha tidak memprovokasi lebih jauh. Salah satu pelajaran paling berharga selama aku bernafas dengan paru²ku sendiri adalah pemahaman bahwa setiap orang punya ceritanya masing², jangan samakan kehidupan orang lain dengan kehidupanmu atau orang² lainnya karna pastinya tidak akan sama. Kita tidak boleh terlalu cepat dalam menilai seseorang karna kita tidak pernah tau apa yang sebenarnya ia rasakan dan apa penyebab dibalik perilakunya. Pasti selalu ada hal yang mendasari seseorang dalam berbuat sesuatu. Terjadinya sebuah perilaku bukanlah proses yang singkat.
Mungkin dalam hal teoritis aku memang sudah banyak sekali melupakan apa saja yang sudah kupelajari selama duduk dibangku perkuliahan, berbagai macam bentuk organisasi kemahasiswaan/kepemudaan, akan tetapi dalam hal² practice dan nilai² yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, aku masih sangat mengingatnya dan sudah kupraktekkan. Aku menjadi orang yang lebih positif dan bisa melihat sesuatu dari berbagai sisi.
Aku yakin setiap orang memilki sifat baik dan buruknya masing². Jadi jangan terlalu kagum atau benci terhadap seseorang. Jangan terlalu berlebihan. Intinya begitu sih.
Yang jelas tuh sekarang aku menjadi orang yang lebih tertutup dan tidak lagi mudah percaya dengan orang lain. Kalau mau cerita ke orang lain tuh jadi mikirnya sekian kali dulu. Karena sekarang tuh rasanya tiap orang gaada yang bisa jaga mulutnya wkwkwkwk. Gaada A, semua ngomongin A, gaada B semua jadi ngomongin B, dan begitulah seterusnya. Gatau ya apakah di real-life tuh kenyataannya memang seperti ini tapi rasanya dulu tuh ga gini-gini amat gitu loh ngegosipin orangnya. Atau apa karena dulu squad kita tuh pada umumnya homogen dari hal umur, sifat, latar belakang pendidikan, masalah yang dihadapi, dkk. Tapi sekarang tuh heterogen banget dari umur aja udah beragam apalagi hal² lainnya.
Lebih berhati-hati aja sih ya intinya. Keadaan yang membuat kita menjadi super pilih². Selain itu juga kita dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dengan keadaan yang jauuuh jauh jauh bangett berbeda dari yang pernah dialami sebelumnya. Pasti bisalah yaaaaa. Tetap semangat cuuk!!
3 notes · View notes
xfachryx · 4 years ago
Text
Bingung
Banyak banget pikiran di kepala, muter-muter nyari cara biar bisa dikeluarkan, tapi bingung gimana caranya. Kayak banyak banget yang bisa dikerjain tapi saya diem di tempat terus ngeluh ga ada kerjaan. Bukan males, tapi yaa bingung aja harus gimana. Bingung harus cerita ke siapa, sampai ke Tuhan aja, bingung mulai darimana doanya. Kayak semuanya prioritas, semuanya rumit dan ga tau awalnya darimana, semuanya terkait, dan saya bingung ga tau harus gimana. Keliatan kan dari isi tulisan ini, muter² ga jelas.
Saya cuma bisa berdoa sebisa saya, saya coba fokus dan sisanya saya pasrahkan kepada Tuhan, semoga Tuhan mau mengampuni hamba-Nya yang berdoanya awut² an ga beraturan dan seenak jidad bicaranya.
1 note · View note
xfachryx · 4 years ago
Text
Estafet Kepemimpinan
Ada metode yang pernah saya baca dalam membentuk kepemimpinan, yaitu menggunakan metode 10/20/70.
Sistem ini membagi waktu dan usaha yang kita berikan untuk pemimpin selanjutnya. Dengan 10% memberikan pengetahuan dasar, 20% dengan memberikan mentoring atau pendampingan, dan terakhir 70% adalah memberikan kesempatan untuk mencoba.
Tadi malam saya banyak diskusi dan mendengar keluhan dari adik tingkat yang melanjutkan perjuangan di fakultas. Cerita tentang rekan kerjanya, merasa capek, merasa tidak di bersamai dan lain-lain.
Dari diskusi tersebut, saya merenung, Kenapa kita hanya perlu 30% saja untuk memberikan pengetahuan dan pendampingan. Ternyata, pengetahuan yang kita berikan belum tentu relevan dengan apa yang mereka rasakan, pendampingan dengan segala cerita masa lalu kita, belum tentu cocok dengan cara kerja mereka.
Sehingga, menurut saya memberikan 70% kesempatan mereka mencoba adalah sarana pemberian kesempatan kepada mereka untuk mencoba teori yang kita gunakan, apakah cocok dengan mereka. Melihat kesalahan di lapangan, dan mencoba cari solusi yang terbaik dan cocok untuk mereka sendiri. Karena berjalannya mereka menjadi pemimpin, adalah tanggung jawab mereka sendiri dan mereka sendiri yang merasakan.
Kita sebagai mentor, hanya bisa memberikan bayangan, karena berjalan dan bergeraknya mereka, adalah keputusan mereka sendiri. Membiarkan mereka dalam bayang-bayang pengalaman dan teori kita hanya menyebabkan mereka berada dalam ketergantungan dan bisa lemah jika pada suatu hari kita tidak bisa membersamai.
Pada akhirnya, membiarkan dan memberikan kesempatan untuk bergerak dan mengambil keputusan sendiri adalah wujud pembinaan terbesar kita untuk membentuk kepemimpinan selanjutnya.
Jadi, apakah ada cara lain yang kalian gunakan untuk membentuk kepemimpinan selanjutnya? atau kalian punya pengalaman berbeda?
2 notes · View notes