Welcome Home! How's your day? Isn't it wonderful? 😊
Last active 4 hours ago
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Remarkable, even after yearsss walked by.
Take your time, Honey. And let Allah do His part. Just wait and see; and ofc, mitigate the possible risk. I love you.
- Me, to my self.
See? Begitulah jadinya jika kamu memaksa mengetahui sesuatu yang seharusnya tak diketahui. Sakit, bukan?
- Please be strong, dear me. 😅
49 notes
·
View notes
Text
Nasihat Ayah untuk Seorang Laki-laki yang Kelak Akan Menjadi Suami

"Kelak kalau kamu sudah menjadi suami seseorang, kamu harus berbuat sebaik mungkin ke pasanganmu. Karena ketika seorang laki-laki menikahi perempuan, ada banyak hal yang dikorbankannya, bahkan sekedar rasa ingin." nasihat seorang Ayah untuk anak lelakinya.
Saya dulu mungkin belum memahami betul apa makna di balik nasihat itu. Sampai kemudian saya menyadari satu hal ketika kemarin Umi bertanya apakah saya akan pulang, lalu sebelum perjalanan terbesit mau bawakan oleh-oleh untuk Umi.
Semenjak Abi sakit, semua perhatian kami terfokus kepadanya. Lebih-lebih Umi yang paling terdepan dalam merawat Abi. Namun ketika keinginan itu muncul, saya justru merasa clueless mau bawakan apa. Saya bertanya "Apa ya yang disuka Umi?"
Membawakan sesuatu ketika pulang ke rumah adalah 'SOP' yang selalu saya upayakan patuhi. Bukan, ini bukan SOP kerumahtanggan kami, melainkan kesadaran diri. Hal ini sering saya bahas pada tulisan-tulisan sebelumnya tentang 'kebahagiaan rumah tangga harus diupayakan semua anggota'. Buah tangan adalah salah satu manifestasinya.
Ketika diminta membuat daftar makanan bahkan minuman kesukaan Abi, atau adik yang lain, saya dengan mudah merinci minimal 3 item. Namun entah kenapa hal tersebut terasa susah saya lakukan untuk Umi. Saya bertanya, dimana letak salahnya?
Di perjalanan pulang saya merenung. Bahwa Umi selalu mengedepankan anggota keluarga yang lain, suami maupun anak-anaknya, sehingga seringkali rasa inginnya akan sesuatu tidak sempat terucap. Mungkin di situlah letak salahnya.
Perempuan, dalam perannya sebagai istri dan ibu, sering kali 'terlatih' untuk mendahulukan yang lain. Ia belajar untuk menunda keinginannya, merelakan kesempatannya, bahkan melupakan kebutuhannya sendiri. Demi orang-orang yang ia cintai.
Barangkali itulah hikmah dibalik nasihat di atas:
"Ketika seorang laki-laki menikahi perempuan, ada banyak hal yang dikorbankannya,di antaranya adalah rasa ingin."
Nasihat itu dulu saya pahami hanya dari sisi laki-laki: bahwa menikah berarti siap meninggalkan banyak hal, termasuk kebebasan, keinginan, dan kesenangan diri. Namun, hari ini saya paham, lebih dalam dari itu, nasihat itu juga bicara tentang sisi perempuan.
Bahwa perempuan yang kita nikahi pun telah lebih dahulu mengorbankan banyak hal. Ia meninggalkan rumah orang tuanya, dunia lamanya, dan dalam banyak kasus: impian-impiannya yang belum sempat ia wujudkan. Padahal tidak diminta sekalipun.
Maka, berbuat baik kepada istri bukan hanya sebatas ajaran dan anjuran agama. Ia seharusnya menjadi bentuk paling dasar dari bentuk kasih sayang, lebih dari itu merupakan manifestasi tertinggi dari cinta yang berakal. Tentang saling memahami, memberi bahkan kerelaan untuk menanggung dan berkorban.
Beruntung saya mendapat dan memahami nasihat itu sebelum menikah. Ternyata ada banyak hal yang masih perlu saya pelajari. Terimakasih Abi yang selalu meminta kami untuk berbuat baik ke Umi, mendukung mimpi-mimpi Umi, dan tentu juga untuk Umi yang selalu berbuat baik dalam keadaan apapun.
184 notes
·
View notes
Text
Welcoming my flamingo era 2.0.
Rasanya kek tiap hari adaaaaa aja yg pengen dikeluhkan dari hidup ini. Yah, sepanjang ingatanku, hidup memang begini kan ya.. Tiap berapa hari sekali absen di klinik dgn berbagai keluhan yg sebelumnya tak pernah ada. Belum lagi hari hari yg dilalui dengan setengah nyawa melayang entah dimana. Apalagi melihat gadis kecil yg tiba tiba kesepian karena mommy nya sibuk dgn sakitnya sendiri.
Allaah.. Rasanya ingin menyerah saja. Tapi, kali ini berbeda. Ada alasan mengapa aku harus bertahan dan berusaha hidup seee-lama mungkin. Gadis kecil itu. Aku harus melihatnya tumbuh, mendewasa, dan membersamainya memaknai itu semua.
Karena aku sendiri pun paham, mendewasa tanpa tuntunan itu seperti berjalan dalam lorong gelap tanpa cahaya. Nelangsa.
*Padang, Penghujung Juli 2025. Meracau lagi?
1 note
·
View note
Text
My biggest fear, so far.
Kalo dulu pasrah aja sama kehidupan, sekarang tiap malam natapin wajah anak sambil doa; Allaah, izinkan kami saling membersamai sampai akhir usia, sampai dia (atau mereka) bisa berdiri diatas kakinya sendiri.
Ya paham sih, Allah akan menjaganya dengan caraNya. Tapi tetap aja 😭
Apalagi banyak banget bukti2 kekejaman dunia saat tak ada ibu.
Allaah, maafkan jika untuk doa yg satu ini nadanya agak sedikit memaksa. 🥲 Tapi kali ini, aku ingin meminta umur yang panjang, untuk memastikan mereka baik2 saja dan berada di jalanMu. Agar nanti kami bisa berkumpul bersama di surgaMu yg kekal. 🥲
Karena ketakutan terbesar seorang ibu adalah meninggalkan anaknya disaat kaki mereka belum cukup kuat untuk melangkah sendiri. 🥲
Tapi, kenapa kisah kita berbeda? Kau pergi, bahkan sebelum putusan Tuhan dijatuhkan untuk kita. Dan aku bahkan terbiasa melangkah dan memeluk tangisku sendiri, bahkan saat kakiku masih gemetar menapak di dunia.
Salah siapa?
- Padang, Penghujung Juni 2024.
34 notes
·
View notes
Text
Mood lagi awut-awutan banget, beneran.
Nyanyiin Indonesia Raya aja rasanya kek monangis. 🥲
6 notes
·
View notes
Text
Maaf jika mulai hari ini, kau tak lagi kuperhitungkan dalam rencana-rencana masa depanku. Cita-cita dan impianku. Juga kebahagiaanku.
Maafkan jika aku akan menjadi egois sejak saat ini.
Karena... Itu yang kau mau, bukan?
Nyatanya mengharapkan bahagia bersamamu; hanya membuatku kehilangan mimpi dan diriku sendiri.
Sudah. Cukup.
Aku yang kau kenal hari itu, saat ini telah lama pergi.
*Padang, Juni 2025.
12 notes
·
View notes
Text
tujuanku berikutnya adalah ke tempat- tempat menyenangkan yang di dalamnya tidak ada kamu
95 notes
·
View notes
Text
Sunset is beautiful, isn't it?

Aku pernah mencintaimu seperti pagi pertama. Penuh harap, penuh cahaya, penuh janji bahwa segalanya akan tumbuh.
Tapi seperti semua yang hidup di bawah langit, cintaku juga punya waktunya sendiri untuk padam. Ia tidak mati dengan gaduh. Ia perlahan menua, seperti matahari yang tahu kapan harus tenggelam.
Kini, aku berdiri menatap langit jingga. Tak lagi menggenggam, tak lagi menunggu. “Sunset is beautiful, isn’t it?" ucapku lirih. Bahkan akhir pun bisa indah, kalau hati kita cukup lapang menerimanya.
320 notes
·
View notes
Text
Hai, Sayangku.
Lama tak kusapa dirimu. Baik-baik saja kah?
Maafkan aku terlalu sibuk hingga abai dengan hadirmu. Maafkan aku terlalu sibuk menyayangi oranglain, hingga lupa bahwa hanya kamu satu-satunya yang menyayangiku tanpa syarat, tanpa batas.
Maaf yaa, diriku🥲
Yok, habis ini mau ngapain? Mau kemana?
Aku sungguh rindu dirimu 🥺
Ternyata kalo udah jadi Ibu, untuk kembali ke diri sendiri itu susah sekali ya..🥲 Hari-hari selalu mode tempur, ya di rumah, ya di kantor. Padahal butuh waktu menjeda kan ya, untuk kembali ke diri sendiri.
Apalagi.. yang bisa mengerti diri kita, ya hanya diri sendiri.
No one else.
*Padang, Awal Juni 2025
11 notes
·
View notes
Text
Kenapa belakangan ini bawaannya selalu rindu yang lalu-lalu?
Kemarin, rindu nenek-kakek.
Sekarang, rindu dia. 😌
Besok, rindu siapa lagi?
----- ----- ----- ----- ----- ----- -----
Hidup memang se-lucu itu, ya?
Yang hari ini sedekat nadi, besok bisa saja tiba-tiba pergi
Seolah tak pernah membersamai.
😌
*Padang, Awal Mei 2025
4 notes
·
View notes
Text
Kehilangan adalah cara belajar paling tak nyaman.
—awbyan
Ia mengajarkan kita cara bilang “tidak apa-apa” dengan suara lirih, sembari tetap mencoba tersenyum meski mata sudah letih menahan air yang tak jadi jatuh. Cara berjalan pelan menuju kamar yang semakin sepi, lalu menatap langit-langit sambil berkata, “Ya sudah.” Padahal jauh di dalam, belum betul-betul reda.
Sebab kehilangan tak melulu tentang kepergian seseorang. Kadang ia tentang bagian dari diri kita yang ikut hilang—meski tubuh ini masih ada di tempat yang sama.
Ada hari-hari di mana kehilangan terasa seperti tanah basah seusai hujan: harum tapi menyimpan becek di sudut-sudutnya. Kita melangkah hati-hati, takut tergelincir pada kenangan yang belum tuntas kita bereskan. Kita pilih jalan yang tampaknya aman, tapi tetap saja, ada luka yang tersenggol tanpa sengaja.
Tapi seperti luka kecil yang pelan-pelan sembuh, kehilangan pun mulai bisa kita bawa—bukan karena ia jadi ringan, tapi karena kita sudah terlalu lelah menjadikannya beban.
Lalu kita mulai paham: mungkin hidup memang bukan soal menggenggam terus-menerus, melainkan soal belajar melepas tanpa merasa dikalahkan.
Dan kehilangan, betapa pun bentuknya, akan selalu menyisakan satu hal: versi kita yang lebih kuat, lebih bijak, walau tetap bisa diam-diam rapuh saat hal-hal kecil mengingatkan pada yang pernah ada.
141 notes
·
View notes
Text
Menjadi ibu memang nggak boleh capek ya. 😌 No excuse.
Jadi working mom lebi seru lagi, harus tetep perform dan memberikan kinerja terbaik no matter what. Menyalaaaa isi kepalakuuu (dan juga isi dompetku, aamiin😆)
Healing? Kata kotor apa itu? 😆 Bahkan sekedar menikmati perjalanan sepulang bekerja pun sulit krn harus mengejar jadwal jemput anak sambil memikirkan menu apa untuk dimasak nanti malam; padahal sendirinya nggak selera makan apa-apa. Cuma pengen rebahan dan berhenti mikir.
Gong nya adalah; ibu ibu yg kerja sambil bawa anak. Mahkotamu ketinggalan, Your Majesty. 👸

*Bonus foto paving parkiran kantor yg tibatiba tampak cantik pagi ini; saat emak harus merelakan absennya telat karena bocil sakit.
*(Masih di) Padang, Ramadhan 1446 H.
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Siapa?
Kita adalah dua yg sama-sama ingin menjadi satu, katamu. Namun, kau berakhir memilihnya. Bagaimana harus kuartikan itu?
Kau dan aku; dua rasa yg menyatu dalam asa, juga katamu. Pada akhirnya, asamu adalah dia, kan? Bagaimana aku mempercayainya?
Dan bodohnya, aku tetap percaya. Pada persamaan yg terlalu lekat antara kita. Lalu aku mulai mencari diriku dalam lautan aksaramu.
Namun kemudian, aku hilang dan tersesat; tak kutemui aku didalamnya. Benarkah kau pernah menuliskannya?
Hei, entah ini bodoh atau apa. Entah keberapa kali kukatakan ini. Aku percaya. Meski akhirnya, tetap saja bukan aku yg membersamaimu disana.
Aku tetap percaya. Meski kutahu, suatu saat kau tetap akan melupa. Akan sosok yg dulu pernah kau perjuangkan sungguh, namun tak pernah kau miliki dengan utuh.
Salah siapa?
*Padang, Agustus 2020
7 notes
·
View notes
Text
Lagi. (2)
Lagi-lagi hidup membawaku pada pelajaran baru; bahwa cinta saja seringkali tidak cukup.
Bahwa cinta sedalam apapun pada oranglain; belum tentu akan diterima sebanyak apapun kau ingin menyuguhkannya. Sekeras apapun kau peduli padanya. Sehebat apapun kau memperjuangkannya.
Karena cinta; aku lupa pada hal penting lainnya.
Ah, biar takdir yg menentukan kemana cinta ini akan bermuara. Yg kutahu, hanya ada cinta sejak semula, dan biarlah ia tetap ada hingga mungkin nanti akan diterima. Seadanya. Selayaknya.
Mungkin nanti, saat si empunya sudah cukup mengerti; tentang betapa indah dicintai.
Lagi-lagi hidup mengajarkanku hal penting lainnya;
Bahwa yg paling pantas untuk kau cintai adalah dirimu sendiri; lebih dari siapapun.
*Padang, Mid of February 2025
Lagi.
Lagi-lagi keikhlasan diuji. Lagi-lagi sang hati ditanyai; sekuat dan setulus apa dia dalam memaafkan dan mencintai.
Hidupku sungguh luar biasa seru sekali, Ya Rabbiii 😆
Jalanku yang dibiarkan merana, airmataku yang selalu menjadi teman paling setia, usahaku yang selalu tak ada artinya; di mata mereka yang setengah mati kucinta.
Ikhlas itu apa?!
Ah, lelah sekali jika harus kembali menghitung; setiap duka dan nestapa -juga tetesan airmata. Pada akhirnya, tetap saja.
Kurelakan diri dan cita-cita untuk kembali nelangsa, agar tak ada lagi jalan penuh duri dan luka di lembaran-lembaran yang baru akan mulai dibuka.
Agar tak lagi ada lara yang sama, di wajah mereka yang kucinta.
Karena lagi-lagi, ini tak hanya tentang logika.
Ini hanya tentang cinta; yang tetap mengakar kuat meski berkali dihantam ujian. Ini hanya tentang cinta; yang membuatku yakin hatiku masih ada disana seperti seharusnya.
Ini karena cinta.
Yang tak pernah berharap ada balasnya.
Nb. Ternyata melupa tak semudah memaafkan, pemirsa. 😂
- Padang, Akhir Juli 2023.
35 notes
·
View notes
Text
Diuji Sampai ke Titik Terlemah Seorang Hamba
Salah satu tanda Allah mencintai hamba-Nya adalah dengan memberikan ujian padanya. Seringkali ujian malah datang pada saat yang tidak kita duga ataupun prediksi sebelumnya. Hari demi hari berjalan dengan baik-baik saja, bahkan sampai muncul anggapan bahwa besok akan baik-baik saja, seketika ujian itu datang.
Ujian datang dalam bentuk yang beragam, kadang secara dzahir terlihat, namun ada juga yang indera manusia tidak mampu meraba, tetapi perlahan mendorong diri kita pada titik terendahnya. Hanya hati yang bersihlah yang mampu merasakan keberadaannya.
Bisa jadi ujian kesabaran atas rasa kecewa atau sakit hati. Bisa jadi masalah pekerjaan, maupun soal kontribusi. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berharga dalam hidup kita, dan masih banyak lainnya.
Setiap orang pasti memiliki ujiannya tersendiri, dengan level yang berbeda, tergantung daripada kesanggupannya. Namun, yang membedakan orang yang beriman dan tidak adalah bagaimana dia menyikapi ujian tersebut. Apakah mau bersabar dan bersyukur serta menghadapi ujian ini dengan iman, atau justru malah mengeluh dan menyalahkan keadaan?
Bersyukurlah jika ujian itu masih datang kepadamu. Walapun nyatanya berat, namun setidaknya jika kelalaian seringkali menjadi momok menakutkan dari diri manusia terhadap Rabb-nya, maka adanya cukup menjadi alasan untuk terus dan tetap terikat pada-Nya. Semoga.
211 notes
·
View notes
Text
Pagi2 tetiba flashback 8-10 tahun yang lalu, denger lagunya Salma Salsabil - Rumah, and realize that I'm still broken inside. 😭
Honestly, when will it be gone? Sedewasa ini disadarkan, bahwa memiliki keluarga yg baru takkan bisa menggantikan kerinduan akan mereka. They are irreplaceable, yet it hurts this far.
I may say I'm happy today with my new family. But still, deep inside, I miss being a daughter and a sister, the role I can't fit in my new family.
Jika diberi satu saja kesempatan untuk memilih kembali ke satu waktu dlm hidup, surely aku akan kembali ke masa itu. Walau berat, I feel completely me.
Dan Ramadhan yg akan datang dalam hitungan hari, membuat kerinduan itu semakin nyata.. 🥲
There is no way back. There is no way back home. Life must go on, rite?
*Padang, Penghujung Januari 2025
10 notes
·
View notes