Text
“Kuharap kelak ada satu hari di mana kita bisa bertemu lagi. Sebagai dua orang yang sudah saling memaafkan. Sudah saling berdamai. Lalu saling basa basi menanyakan kabar. Membicarakan apa yang tak sempat dulu kita bahas. Lalu kembali pulang ke kehidupan masing-masing.”
—
460 notes
·
View notes
Text

Tuan, akan selalu ada yang bisa membahagiakanmu lebih dari aku. Jika itu sebabmu pergi, maka pergilah untuk menjemput apa yang bisa membuatmu lebih bersyukur.
Tuan, akan selalu ada yang bisa membuatmu nyaman lebih dari aku. Jika itu sebabmu memilih berpaling maka berlarilah menuju dia, aku khawatir kamu meninggalkan dan berakhir ditinggalkan. Sebab, kabar buruknya pintu gerbang yang biasa kamu masuk ke hidupku telah ditutup secara permanen.
Tuan, akan selalu ada yang bisa menyebabkan tawamu lepas dari sangkarnya lebih dari yang pernah aku ciptakan. Jika itu sebabmu membulatkan tekad untuk menghilangkan aku dari daftar manusia berpengaruh dalam hidupmu, maka lekaslah patenkan daftar tersebut hingga tak mungkin revisi menjadi pilihanmu.
Tuan, jika kamu nanti ditemui oleh kecewa, percayalah bahwa bukan aku yang bersumpah serapah saat pilihanmu telah terbit. Mereka yang siaga berada di sampingku yang banyak melontarkan doa untukmu. Entah Tuhan mengabulkan yang mana, aku bahkan tak berani mengucapkan Aamiin atas doa yang terlanjur sampai pada pencipta. Aku sibuk untuk mendoakan diriku sendiri, semoga kamu percaya itu.
Tuan, aku percaya akan ada lagi manusia baik yang dihadirkan untuk aku yang masih berupaya menjadi baik. Jika saat itu tiba dan kamu mendapatkan kabar bahwa aku berbahagia, percayalah prosesnya tak mudah tapi manusia baik itu berhasil membuatku akhirnya kembali percaya pada ucapan pria.
Jakarta, 23 Agustus 2022
Rajuami
329 notes
·
View notes
Text
Tidak semua orang yang bercerita padamu itu membutuhkan jawaban dan solusi, kebanyakan dari mereka hanya butuh didengarkan tanpa dipotong ceritanya.
Dan tidak semua orang sudah berjuang untukmu itu membutuhkan upah dan apresiasi, sebagian besar hanya butuh dihargai usaha dan waktunya.
Mengistirahatkan hati.
@jndmmsyhd
400 notes
·
View notes
Text
Sudut Pandang
لَّقَدْ كُنتَ فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ ٱلْيَوْمَ حَدِيدٌ — ق : ٢٢—
Tak bisa dipungkiri, sudut pandang Tuhan dan manusia tentu saja berbeda. Sebuah kemustahilan untuk menyelaraskan itu. Orang yang paling cerdas bisa saja menjadi sangat bodoh bagi Tuhan. Lantaran dunia berperan memberi sekat pengetahuan tentang prioritas kebenaran yang mutlak.
Pada akhirnya, hanya kematian yang mampu membuktikan kebenaran prioritas itu sendiri. Saat tersingkap semua kebenaran, semua manusia akan selaras dengan sudut pandang Tuhan. Di saat itulah semua manusia menjadi cerdas. Mengerti tentang hakikat prioritas bersamaan dengan semua kesia-siaan yang telah diperjuangkan.
1 note
·
View note
Text
Aku temukan aku semakin senyap, buah lebam ku tak ingin kembali lenyap. Bak bilah pedang yang tak kembali dihunus, aku berakhir menutup diri, mengunci biar pupus aku sendiri.
Seperti ku harus beri tahu mereka lekas-lekas bahwa, "tidak, aku tidak menggunakan hati ini lagi sekarang, terlalu rapuh".
Arief Aumar Purwanto
60 notes
·
View notes
Text
Tidak apa-apa, Tuan, tidak perlu memikirkan perasaanku atau aku lagi. Bukankah semenjak kau memilihnya semua itu sudah terang benderang? Kau tidak pernah memikirkan perasaanku, bukan?
1 note
·
View note
Text
“Berhentilah. Aku mohon. Kamu tidak bisa seperti ini terus. Mencari aku di saat kamu senggang. Memperlakukanku seistimewa itu kemudian tiba-tiba menghilang. Mungkin buatmu itu bahagia, tapi aku tidak. Yang merasakan sakitnya itu aku.”
—
521 notes
·
View notes
Text
Bertemu dan menjadi teman baik. Kemudian ternyata ia jatuh cinta diam-diam. Tercium juga pada akhirnya.
Dipupuki, disirami tanah tandus yang kering bahkan tidak ada harapan untuk tumbuh, apalagi subur.
Namun layaknya batu yang ditetesi air hujan terus menerus, akhirnya tergerus jua.
Tanaman ini tidak langsung berbuah, tumbuh sedikit demi sedikit. Menolak tumbuh menjadi subur. Naas, pupuk dewa yang diberi, cukup air tersirami.
Berbunga sudah meski tidak sempurna. Sayang, belum berbuah sudah dipetik. Kemudian terlupakan, terbuang.
Apa salahku, Tuhan?
Tidak perlu berperasaan lagilah aku. Jika akhirnya hanya tersakiti juga menyakiti lagi dan lagi.
1 note
·
View note
Text
Aku menjelajah playlist musik yang sering kumainkan. Tapi ada yang aneh. Hampir seluruh lagu adalah cerita kita. Jatuh, terduduk, bangun, bangkit kembali. Hingga menjadi asing bagi satu sama lain. Kupikir ini hal yang lumrah jika pada awalnya kita adalah teman berbagi cerita.
Kuhapus seluruh pesan yang dulu memenuhi memori aplikasiku. Entah, aku hanya tidak ingin ada hal yang membuatku teringat semakin dalam. Bukan aku bisa lupa, sebab manusia pelupa sekalipun akan bisa mengingat hal yang paling berkesan baginya. Maybe. I don't know.
Aku bersiap untuk pergi. Sedikit-sedikit mengikis hal tentangmu. Sedikit menerima bahwa memang bukan aku yang kau tuju. Bukankah waktu akan menjadi obat?
Jika ada yang berbicara tentangmu, kepalaku sudah otomatis berpikir tentang perasaan lucu, candaan, humor tingkat tinggi yang pernah terjadi dalam hidupku. Mengapa pernah sebecanda ini semesta pada kita? Pamitlah. Tidak perlu ada singgah untuk kemudian pergi kembali.
1 note
·
View note
Text
Tutorial Jatuh Cinta
Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas. Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
3K notes
·
View notes
Text
Ada pelangi di sudut sana.
Seberapa pun kamu merasa sesak karena kesulitan dan hambatan, percayalah akan ada pelangi di sudut sana yang menunggu untuk ditemukan.
Pelangi yang sama ketika kamu bahagia. Pelangi yang tetap ada ketika kamu bersedih. Pelangi itu selalu ada, menunggu untuk ditemukan meski harus menempuh terjal.
Maka, berjalanlah dengan membawa kepercayaan penuh. Berlarilah dengan menanggung beban yang paling membahagiakan. Berhentilah dengan kerelaan yang luar biasa. Lalu mulailah kembali dengan kesediaan hati yang terbalut sempurna oleh kedamaian.
Akan ada hujan di depan sana. Bukan tidak mungkin akan terjadi badai yang besar pula suatu saat nanti. Lalu batu besar yang kau takutkan itu, barangkali memang ada.
Hidup ini tidak dipenuhi janji manis, namun kau bisa memilih menjalaninya dengan hati yang cantik.
Hati yang tidak pernah berhenti percaya. Hati yang selalu bisa membahagiakan banyak orang. Hati yang selalu berpihak pada kelembutan. Hati seperti ini ada hanya jika kau percaya bahwa ada pelangi di sudut sana, menunggu untuk ditemukan.
@faramuthiaa
Kairo, 15 Februari 2022 || 00.19 clt
318 notes
·
View notes
Text
Jika kau bertanya apakah ini menyakitiku, tentu saja iya. Tapi yang keluar dari jari-jariku adalah kata "Tidak."
Tentu saja. Lagipula untuk apa aku merasa sakit. Lagipula kita tidak mungkin, kan? Lantas untuk apa dipertanyakan hati?
0 notes
Text
Pengen nangis tapi ketahan itu sebuah penderitaan :")
113 notes
·
View notes
Text
Kukira dengan memberi label kekasih, foto profil berdua, atau status medsos selalu bersama, sudah cukup menjadikanku satu-satunya.
Kukira dengan mencantumkan namaku dalam biomu, sudah cukup menjadi tanda bahwa hanya aku milikmu. Ternyata semua itu tidaklah cukup.
Aku tidak akan pernah menang melawan wanita yang kamu bilang dia adalah rumahmu. Sebenarnya aku ini kau jadikan apa?
Peranku sebagai apa? Kekasih paruh waktu? Kukira seluruhmu ada untukku. Ternyata halu. Bahkan kau bilang setengahmu ada padanya.
Ini tidak pernah adil untukku, bahkan untuknya.
Jika kau ingin aku, maka aku saja.
Katamu, tidak mungkin juga memilikinya, bukan?
Lantas kenapa kau jadikan ia rumah?
Dengan begitu aku hanya bisa menjadi rumah singgah. Bisa kau bayangkan sakitnya seperti apa?
2 notes
·
View notes
Text
Aku ingin berkata-kata sampai lelah. Sampai lega dadaku dibuatnya. Tapi dunia sudah sesak dengan kata-kata. Hujan yang basah, tanah yang kekeringan, tapi kata-kata tetaplah kata. Yang bahkan setelah dijelaskan pun tidak ada yang benar-benar memahami.
Bahasanya yang salah atau aku yang bodoh dalam menyampaikan?
Selamat 7 tahun di Tumblr, aku. Sejak cinta bertepuk sebelah tangan hingga kini. Proud, always.
4 notes
·
View notes
Text
Ada hari-hari yang menurut kita baik, kemudian datang orang baik, memberi hal baik pula. Kemudian, sama sekali diri merasa tidak baik. Namun bersyukur dikelilingi suasana yang baik dan menyerap energi baik. Di tengah kekacauan benda kecil yang bernama hati, kuhaturkan terima kasih atas hadiah mukena serta mushaf pada masanya. Semoga kebaikan dan keridoan-Nya selalu menyertai kalian🌸🌹
0 notes