kurniawangunadi
kurniawangunadi
MASGUN
7K posts
Penulis Fiksi dan Ayah Rumah TanggaAuthor of 9 booksYogyakarta - Indonesia
Don't wanna be here? Send us removal request.
kurniawangunadi · 7 days ago
Text
Aku menyadari jika jalan berliku yang kutempuh sekarang ini juga disebabkan oleh kurangnya usahaku, aku belum mengoptimalkan segala hal yang aku miliki. Perjuanganku untuk mengalahkan kemalasan, keengganan, dan berbagai hambatan diri yang harus kudobrak agar semuanya bisa diikhtiarkan semaksimal mungkin.
Aku tahu perjalanan berliku ini tidak semata karena kebingunganku, tapi juga karena ikhtiarku yang masih setengah-setengah. Aku ingin menemui diriku sendiri versi beberapa tahun yang lalu. Aku ingin melihat semangat dan daya juangnya.
Aku mungkin telah terlalu lama terlena oleh kemudahan, sehingga rasanya seperti kurang berjuang. Aku memahami jika perubahan ini, berangkat dari diriku sendiri. Dia sendiri mengatakan dalam firmannya, Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu berupaya mengubah keadaannya sendiri.
Diri ini menyadari, semuanya perlu aku mulai. Tidak nanti, tapi saat ini. (c)kurniawangunadi
214 notes · View notes
kurniawangunadi · 16 days ago
Text
Kadang, naifnya diri kita saat beranjak dewasa adalah merasa tahu tentang diri sendiri, berusaha mengendalikan takdir, dan berpikir bahwa setiap usaha pasti akan sampai.
Lupa kalau Allah pun kadang menjauhkan bahkan membuat kita tidak sampai ke tujuan yang kita mau, demi kebaikan kita. Cuma, kitanya yang sering gagal memahami, menyalahkan takdir, dan merasa gagal sebagai manusia. Padahal, jika kita mau berpikir jernih dan lapang, kita hanya sejengkal dari hikmah kebaikan.
Kadang kita juga ingin mengendalikan takdir dengan pekerjaan apa kita berjodoh atau dengan siapa kita mau menikah. Seolah, jika tidak dengan orang tersebut, hidup kita akan sengsara. Kata siapa? Hanya karena kenaifan kita, kita menyangka bahwa jalan satu-satunya adalah memperjuangkannya sampai dapat, meski harus menunggu dan melepaskan kemungkinan-kemungkinan lain yang datang. Yakin?
Bodohnya kita percaya sama kata mutiara yang dibuat oleh orang yang jatuh cinta dan patah hati. Sementara seharusnya kita lebih yakin sama Qada dan Qadar-Nya. Karena hal-hal terbaik menurutNya seringkali tidak mampu kita pahami dalam kapasitas seorang manusia.
Butuh kelapangan hati, butuh kejernihan berpikir, saat beranjak dewasa dengan berbagai macam keputusan besar yang ada di depan mata. Kita berharap tidak membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan, tapi kita seringnya hanya bergantung pada keyakinan diri sendiri dan ketakutan-ketakutan di pikiran memengaruhi pengambilan keputusan tersebut. Coba pejamkan matamu, tarik nafas yang dalam. Bagaimana kalau mulai sekarang, kita menata lagi bagaimana cara kita mengambil keputusan dalam hidup. Pelan-pelan membesarkan ruang hati untuk menerima segala petunjuk dan pertandaNya. (c)kurniawangunadi
247 notes · View notes
kurniawangunadi · 18 days ago
Text
Garis yang Sempat Bersinggungan
Orang-orang yang kemarin bersinggungan hidupnya denganku kini perlahan menjauh, bukan karena kita bertengkar atau sedang ada masalah. Tapi memang karena fokus hidupnya sudah berbeda. Fasenya telah berganti.
Orang-orang yang sebelumnya bersinggungan dengan garis hidupku kini tengah meniti rel-nya sendiri. Entah kapan kita akan bersinggungan lagi.
Tapi kudoakan semoga banyak kemudahan dan kebaikan untuk hidupmu. Diberikan kekuatan dan keceriaan sebagaimana dulu kita pernah duduk sembari berbicara tentang mimpi, rasa, dan segala duka yang tengah kita hadapi.
Kudoakan semoga masalah-masalah yang sempat kemarin kita bicarakan, telah berlalu. Semoga cita-cita yang sempat kemarin kamu utarakan, perlahan terlihat terang jalannya.
Orang-orang yang kemarin bersinggungan takdirnya denganku kini telah fokus ke kehidupannya sendiri. Aku merasa bahagia pernah bersilang takdir. Aku tidak bersedih karena akhirnya kita berlainan jalan.
Hanya saja, aku kembali ke kesepian. Begini ternyata rasanya semakin dewasa. (c)kurniawangunadi
257 notes · View notes
kurniawangunadi · 22 days ago
Text
Melamarmu tapi Pakai Cerita
Apa yang kamu khawatirkan itu hanya sebuah bentuk rasa yang muncul karena ketidaktahuan. Salah satunya, kamu tidak tahu sama sekali tentang masa depanmu. Iya kan? Untuk itu, kamu khawatir.
Kataku, jangan sampai kekhawatiranmu itu mengikis kebahagiaanmu hari ini. Sesuatu yang seharusnya bisa kamu nikmati, tapi selama ini sering kamu biarkan berlalu begitu saja karena dalihmu "menyiapkan masa depan". Kalau kamu berkenan, biar aku saja yang menatakan masa depan untukmu, bagaimana? (c)kurniawangunadi
116 notes · View notes
kurniawangunadi · 23 days ago
Text
Kabar Baik yang Kuterima dari Diriku Sendiri Setelah Sekian Lama
Ada kabar baik yang bisa kuberikan kepada diriku sendiri adalah "alhamdulillah aku masih bisa berpikir jernih dan bertahan dalam kondisi saat ini." Aku masih bisa melihat -meski samar- hikmah yang bisa kuambil, masih bisa kunikmati proses yang berliku-liku ini meski aku belum tahu kapan akan berakhir turbulensinya. Aku masih punya teman yang bisa diajak bercerita. Aku masih bisa melihat kebaikan meski setitik kecil aja.
Meski setiap hari aku berjibaku dengan rasa lelah dan sepi, rasa kosong tanpa arti. Hari-hariku berlalu begitu saja tanpa mengajakku beranjak ke mana-mana, ya begini-begini saja seperti biasa.
Aku masih bisa bertahan dan berpikir jernih, bahwa mengakhirnya dengan tiba-tiba adalah keputusan yang bodoh. Aku masih bisa menilai dengan logika bahwa kehidupan ini adalah bagian dari prosesku yang menjadikanku bernilai. Meski seringnya aku gagal menilai baik diriku sendiri, tapi segelintir temanku yang sedikit itu, terus menilaiku dengan baik. Orang-orang yang mengenal latar belakang hidupku, merasa sedikit terbantu dengan keberadaanku.
Aku ingin bersyukur karena aku bisa bertahan sampai sejauh ini, sesuatu yang dulu sering kudoakan untuk segera berakhir saja, tapi aku sadar bahwa aku belum siap jika harus tiba-tiba menemui-Nya dengan keadaanku sekarang. Aku hanya perlu bersabar lebih panjang atas apa yang kuhadapi, sembari menikmati momen-momen baik yang kualami. Menenangkan diri dengan mencukupkan hidupku sesederhana ini, tidak muluk-muluk mencapai mimpi seperti orang lain yang kukenali. Aku cukup menjadi diriku, mencintainya, mensyukurinya, dan menjadi orang baik semampuku. Itu sudah lebih dari cukup. (c)kurniawangunadi
178 notes · View notes
kurniawangunadi · 28 days ago
Text
Meniti Jalan yang Samar dengan Keyakinan
Kita nggak tahu siapa yang akan jadi pasangan hidup kita, tapi kita yakin untuk terus berjalan ke arah sana dengan persiapan sebaik-baiknya. Bahkan, saat kita merasa persiapan kita sudah sebaik itu, umur kita terus beranjak hingga kepala tiga tapi tak kunjung tiba ke perlaminan. Kita masih dengan keyakinan yang sama, bahwa kita akan tiba, nanti.
Hidup ini adalah sekumpulan ketidakpastian. Dan semakin dewasa, kadang kita semakin ragu sama jalan ke depan, karena begitu samarnya apa yang ada di jauh sana. Kita nggak tahu, apa yan ada di masa depan, tapi kita memilih untuk terus melangkah maju. Dengan rasa was-was, takut, tapi sekaligus yakin.
Sebab kalau kita memilih untuk berhenti, dengan hal-hal pasti yang kita miliki saat ini. Kita sadar bahwa mungkin ini semua juga akan hilang suatu hari.
Untuk itu, kita tahu bahwa jalan satu-satunya untuk bertemu dengan masa depan adalah tidak berhenti melangkah. Meskipun dengan rasa takut, tetap jangan berhenti. (c)kurniawangunadi
219 notes · View notes
kurniawangunadi · 28 days ago
Text
Belajar dari Proses yang Melelahkan
Kamu mungkin pernah merasa tidak dihargai dalam hidup, entah oleh orang terdekat, rekan kerja, atau bahkan orang random yang kamu temui di jalan. Dan kejadian itu, terekam jelas dalam ingatanmu. Ketika apa yang telah kamu lakukan - sebaik mungkin sebelumnya - ternyata kemudian kamu dibuang seolah tak berguna.
Kamu mungkin pernah merasa tidak dianggap. Saat keberadaanmu yang signifikan ternyata dianggap sebagai hambatan. Karena suaramu berbeda, karena kamu memiliki pendapat lainnya. Kekuatanmu ditekan untuk kemudian memaksamu keluar dari lingkaran.
Kamu mungkin pernah merasa diasingkan. Saat semua hal yang tadinya kamu jembatani, kini jembatan itu dibakar satu per satu untuk menghalangi jalanmu kembali. Kini kamu tidak tahu harus bagaimana caranya kembali ke sana, tapi kamu juga sadar tidak ada gunanya memperjuangkan apapun lagi di sana.
Tapi semua proses itu menumbuhkanmu. Membuatmu sadar bahwa selama ini kamu berada di tempat yang tidak seharusnya. Meski kamu harus meniti lagi jalan untuk membangun kepercayaan diri, membangun relasi, membangun hal-hal baru yang sebelumnya sudah kamu perjuangkan setengah-mati karena tadinya kamu percaya hal baik yang lagi kamu perjuangkan akan seterusnya. Kini kamu harus mengulang dari awal, setelah semua hal yang pernah kamu korbankan. Kamu telah beranjak menjadi orang yang berhasil memahami, bahwa lain kali harus lebih hati-hati, lain kali lebih mawas diri.
Kehidupan mengajarkanmu untuk fokus pada tujuanmu, berbuat baik dengan orang lain, mudah memaafkan, dan menyadari bahwa kadang kamu akan bertemu sama orang-orang yang hanya memikirkan kenyamanan dirinya sendiri, meski itu menyakiti orang lain. Nah, kamu jangan seperti itu. Karena kamu telah belajar, kamu telah memahami.
(c)kurniawangunadi
137 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 month ago
Text
Menasihati Diri Sendiri
Kehidupan dunia itu kalau dikejar, melelahkan, dan tidak akan ada ujungnya.
Kamu boleh berhenti, tapi setelah mencoba melakukan semua hal yang bisa kamu kendalikan.
Masalah itu pasti akan terus menerus ada, di tahapan hidup manapun, di siapapun. Jadi, banyak-banyaklah belajar dari orang lain yang telah melewati masalah-masalah yang sedang dihadapi. Biar nggak stuck.
Nggak perlu ngurusin orang yang banyak drama.
Rezeki itu dari Allah, bukan dari manusia, bukan dari tempat kerja. Jadi, nggak usah takut buat ngambil keputusan besar kalau di kerjaan itu udah nggak lagi sejalan sama nilai-nilai yang kamu pegang.
Belajarlah untuk bertabayun, karena kamu pernah di fase hanya mendengarkan satu persektif seseorang dan kamu percaya, tapi akhirnya kamu sadar bahwa orang yang kamu dengarkan itulah yang sedang bermasalah hidupnya. Jangan telan mentah-mentah apa kata orang lain tentang seseorang sampai kamu menemukan buktinya.
Kalau kamu lagi buntu sama jalan yang diambil, itu bukan karena jalannya memang buntu, tapi kita kadang nggak sadar kalau sebenarnya kitalah yang bertugas untuk membuka jalan itu. Karena tujuanmu memang harus menempuh jalan yang belum pernah ada. Jadi, jangan dulu menyerah! Kamu ingin menasihati apa untuk dirimu sendiri?
337 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 month ago
Text
Kalau hari-hari lagi penuh, waktu untuk nulis secara mindful ternyata PR banget. Di satu sisi, alhamdulillah ternyata banyak hal yang sedang dikerjakan.
Kali ini, mau cerita sedikit bahwa aku lagi di fase yang mirip sekali dengan apa yang terjadi di 10 tahun yang lalu. Fase pencarian jati diri, kalau dulu perihal mengenal diri, kalau sekarang perihal mematangkan diri.
Perasaannya mirip sekali, kebingungannya mirip, kegelisahannya, dan satu hal yang aku tahu waktu itu dan juga kuterapkan di masa sekarang adalah nggak berhenti.
Dulu aku pernah di fase bener-bener nggak tahu hidup harus ke mana dan jadi apa. Bertanya-tanya apakah ini jalan yang tepat atau tidak. Kini pun sama, aku mempertanyakan kembali keputusanku, ini benar apa engga. Karena emang balum kelihatan hasil nyatanya.
Pernah nggak kalian mempertanyakan keputusan kalian sendiri, hanya karena kalian merasa kok hasilnya kayak gini? Nah, itu kuncinya adalah, terus maju ke depan.
Kalau pun mau mundur atau putar balik, maka parameter terhadap keputusan mundur pun harus jelas.
Bisa jadi, apa yang jadi hasil kita sekarang karena kitanya sendiri yang belum semaksimal itu berusaha. Belum mengerahkan segala daya dan upaya. Belum memakai semua kemungkinan cara baik.
Buat kamu yang lagi bingung, itu wajar banget. Emang nggak mudah untuk berani melangkah ke depan, karena seabu-abu itu kan?
107 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Tumblr media
Pada peluncurkan produk pertama dari studio baru ini, Childreams juga membuka peluang kolaborasi sama teman-teman reseller untuk menjadi mitra. Syarat menjadi mitranya juga mudah, cukup dengan melakukan pembelian dengan minimal tertentu dan nanti akan dapat harga khusus mitra untuk produk-produk berikutnya tanpa minimal order. Kerasa banget, "in this economy" , kolaborasi menjadi jalan tengah agar setiap orang bisa saling mendukung satu sama lain :) Buat teman-teman yang ingin menjadi mitra, silakan cek link berikut ya : KLIK DI SINI
9 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Tumbuh Tanpa Sadar
Mungkin kamu memiliki pilihan untuk menyerah, tapi kamu tidak memilihnya. Apakah kamu sudah sadar bertapa kuat dan hebatnya dirimu? Tetap memilih untuk terus menjalani meski dengan keyakinan yang tipis, dengan perasaan yang tak menentu, dan ketidakpastian yang pasti.
Hatimu yang selama ini terlalu lembut, telah belajar untuk kuat. Tidak lagi mudah terluka karena hal-hal yang tak seberapa. Lebih mudah untuk dikendalikan karena kamu telah beranjak dengan pengetahuan.
Pengetahuan tentang hakikat hidup, hakikat bahagia, dan hal-hal lain yang lebih prioritas daripada menebak-nebak rasa dan pikiran orang lain. Kamu telah tumbuh, meski tak menyadarinya.
Memang belum waktunya berbuah manis, tapi kamu telah kuat menahan terpaan angin yang kencang. Apakah kamu masih tidak menyadarinya? (c)kurniawangunadi
245 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Adegan Dewasa yang Tak Disangka (Bagian 3)
Kalau mau baca bagian 2 nya dulu, bisa klik di sini. Kali ini rasanya lebih berat. Salah satu hal yang bener-bener ditemui saat dewasa dan kita perlu belajar untuk bersiap adalah urusan hukum. Buat teman-teman yang mungkin tidak familiar dengan urusan-urusan hukum, paling sederhana yang akan teman-teman temui dan kemungkinan besar akan ketemu adalah saat mau beli rumah. Urusan legalnya, dokumennya, dsb.
Kalau teman-teman yang saat ini bercita-cita menjadi freelancer / enterpreneur, nanti juga lama-lama akan familiar sama surat perjanjian, pengikatan jual beli, pembuatan legalitas perusahaan, dsb.
Tapi semua itu sifatnya masih administratif yang menurutku saat ini, mudah dan lebih sederhana. Menjadi sangat kompleks jika terjadi konflik. Apakah kamu pernah ngurus perkara konflik waris? Legalitas tanah yang kamu beli ternyata tumpang tindih? Mau bikin sertifikat rumah gabisa-bisa karena kamu ga sadar pas beli belum dipecah dari sertifikat induk? Belum lagi jika perkara hukum di bisnis ketika terjadi fraud, wanprestasi, penipuan, dsb. Lambat laun, mulai familiar sama pendampingan hukum nanti. Saya sendiri belajar dari membuat dokumen perjanjian sederhana dulu sekali waktu awal-awal jadi freelancer, sampai sampai terakhir ketika mau sewa rumah untuk usaha, saya pakai perjanjian di hadapan notaris. Agak terkesan berlebihan ditambah biayanya tentu nambah, karena kalau pakai perjanjian sederhana ya tinggal tanda tangan di atas materai dengan dokumen yang di print sendiri di rumah. Tapi beda cerita kalau sewa tapi dengan perjanjian di notaris..
Pernah tertarik mau beli sebuah tanah di tepi jalan yang menurutku strategis dan harga terjangkau, batal karena tidak direkomendasikan sama konsultan notarisku. Aku minta bantuan untuk di cek dokumen legalnya dan bagaimana proses setelah terjadi jual beli nanti, dibilang ini akan sangat merepotkan dan lemah secara hukum.
Terakhir juga ketika menyusun aturan ketenagakerjaan di tempat usaha, sewa jasa teman di bidang ini untuk menyusun dokumen kontrak kerja yang mengacu pada peraturan yang berlaku di saat itu. Itu keluar biaya juga untuk jasa pembuatan dokumennya. Nah, nggak nyangka aja ternyata makin ke sini, makin familiar dan dipaksa untuk belajar terkait perkara hukum. Sebenarnya untuk keamanan pribadi juga atas hal-hal yang dibeli (dalam nilai besar), hubungan kerjasama, juga resolusi konflik. Nah selamat beranjak dewasa, kusarankan untuk jangan takut sama urusan hukum, tapi pelajarilah. Kalau bingung, sewa jasa konsultan :)
33 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Orang yang Melelahkan
Kamu akan kelelahan jika bertemu dengan orang yang terus menerus merasa dirinya adalah korban, merasa hidupnya tidak bahagia. Ia menganggap bahwa selain dirinya sendiri, tidak ada orang yang bisa dipercaya.
Kamu menaruh kepercayaan kepadanya seperti menaruh bulu angsa di atas jarum, mudah digoyahkan. Karena sedikit saja ada kesalahanmu, dia akan meniupmu dari hidupnya.
Kamu mungkin juga akan termanipulasi menjadi seperti dirinya. Bahwa hidup adalah memperjuangkan semua hal karena hanya diri sendiri yang bisa mewujudkan semua itu. Lupa bahwa dalam hidup, ada yang namanya bekerjasama, melakukan sesuatu bersama dengan orang lain untuk tujuan yang sama. Di tambah, semua hal yang kita dapatkan ini bukan semata karena usaha diri sendiri, tapi ada karunia Allah di sana.
Lambat laun nanti kamu akan sadar bahwa kamu berjalan bukan untuk mengikuti narasinya. Kamu punya cerita sendiri yang itu kamu sendiri yang menulis proposal ceritanya, kemudian tinggal Tuhan berkenan atau mengubahnya dengan pilihan yang lebih baik.
Tapi tahu kah kamu, kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang amat takut pada ketidakberdayaan, ketidakberdayaan yang melekat pada hilangnya kekuatan finansial, pengaruh, atau apapun yang sebenarnya sangat fana. Dan lantas, semua ketakutan itu melekat menjadi ketakutanmu.
Padahal dunia ini berjalan bukan dengan rumus seperti itu.
(c)kurniawangunadi
108 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Pohon Tumbuh Tidak Tergesa-gesa
Makin dewasa, kadang tidak sadar membandingkan diri sama orang lain. Mengukur diri dengan alat ukur yang tak seharusnya kita gunakan; persepsi orang lain.
Waktu pulang ke rumah orang tua minggu lalu, aku menyadari jika banyak pohon di sekitar rumah ini yang umurnya lebih tua dari umurku, mereka adalah pohon kelapa, mangga, rambutan, dan nangka. Bahkan, foto mereka saat masih tumbuh masih ada, menjadi latar fotoku saat masih kecil dulu.
Mereka masih berbuah hingga hari ini, memberi manfaat meski menetap tak berpindah sama sekali. Bahkan, seiring kesibukanku, aku tak menyadari pertumbuhannya.
Entah kenapa, sulit bagi kita meneladani pohon. Andai kita petani, kita pun akan sadar tidak bisa memaksa padi tumbuh hingga menghasilkan bulirnya dalam sebulan. Mangga yang baru bertunas, tak bisa kita paksa segera berbuah dalam enam bulan. Apalagi tanaman-tanaman yang lebih lama lagi seperti durian. Mereka, para petani, amat sabar merawatnya dari bibit hinga berbuah, hingga layak panen.
Entah kenapa kita nggak pernah sabar sama hal-hal yang lagi kita tanam sendiri, dari pekerjaan ingin segera punya pekerjaan yang baik dengan gaji besar, dari pendidikan ingin segera selesai dengan nilai memuaskan, dari berkeluarga ingin bergegas menikah - punya anak - hidup bahagia - punya rumah - punya apapun, dan entah apapun yang lagi kita mulai. Kita tergesa untuk segera lihat hasilnya, tidak hanya itu, tapi juga berekspektasi bahwa kita akan mendapatkan hasil yang baik.
Entah kenapa, kita terasa begitu tergesa-gesa. Seolah jika sudah sampai kepala tiga, semuanya telah terlambat. Seolah kita kalah dari perlombaan yang sebenarnya tidak pernah ada.
Dan karena begitu tergesa-gesa, kita kadang nggak sadar bahwa bisa jadi kita adalah pohon durian yang iri kepada padi. Kata terfamiliarnya adalah kita kehilangan jati diri. (c)kurniawangunadi
321 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Memilih Cara
Memilih cara mati artinya sama dengan memilih cara bagaimana kita mau hidup! Kalau mau mati dengan cara yang baik, akhir yang baik. Artinya, saat ini kita perlu mengupayakan sebaik mungkin cara kita hidup. Bukankah begitu? Tapi pernah nggak sih, memasukan rencana cara kita mati ke dalam life-plan kita? Apakah selama ini, yang masuk ke dalam life plan adalah tentang bagaimana kita mendapatkan pekerjaan impian, rumah impian, dan semua hal lain yang berusaha kita kejar setiap hari? Tapi sudahkah kita menentukan, memilih bagaimana cara mati kita nanti? Cara yang baik, yang buruk, atau yaudah terserah aja gimana nanti? Mau nggak sejenak ngajak ngobrol diri sendiri, mulai menanyai diri, nanti kamu pengin mati seperti apa? Pengin akhir yang kayak gimana? Berangkat dari situ, kamu akan tahu bagaimana cara kamu hidup. Kamu nggak akan bingung lagi sama hal-hal receh yang kamu temui dan menggelisahkanmu sekarang, karena yang nggak membuatmu mati dengan cara yang kamu inginkan, kamu ga perlu pusingin.
Aku jadi teringat, beberapa tahun yang lalu, saat berkunjung ke rumah salah satu guruku. Beliau gemar sekali melakukan perjalanan, terkhusus menyambung silaturahmi meski sudah berumur. Kata beliau, kalau beliau mati di perjalanan, nggak apa-apa, karena sedang dalam rangka niat baik menyambung silaturahmi.
Membungkus rangkaian aktivitas harian dengan niat baik adalah kunci yang beliau wasiatkan.
Nah, pernah nggak kita menjaga niat baik kita, setiap hari. Saat apapun. Bekerja, sekolah, berkendara, apapun itu?
215 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Jembatan yang Dibakar
Malam ini, karena satu kejadian, jadi berefleksi banyak atas perjalanan selama beberapa waktu terakhir. Kita itu, diri kita ini, dalam kehidupan kayak sebuah titik. Dan sepanjang kita menjalani hari demi hari sebenarnya adalah upaya untuk menyambungkan antara titik tersebut, istilahnya connecting the dot. Istilah dalam keyakinanku sebagai seorang muslim, menyambung silaturahmi. Istilah lainnya adalah jembatan.
Tapi tahu nggak, kalau ternyata ada orang-orang yang memang tabiatnya suka memutus connection tersebut. Dan malangnya, orang-orang di sekitar orang tersebut terseret dalam tabiatnya. Entah karena tekanan, karena informasi yang salah, atau karena hal-hal lain.
Malangnya lagi adalah ketika orang lain, yang berada di tempat yang jauh, mendapatkan informasi bahwa seseorang yang sebenarnya tidak berkaitan, ikut memutus koneksi hanya karena satu orang yang suka memutus connection tsb. Kita nggak akan pernah tahu, tindakan kita akan tersebar sejauh apa, sejauh mana, kepada siapa. Tapi ketahuilah, semua itu akan saling terhubung - berkelindan dalam hidup. Apa yang kita tabur, itulah yang kita akan panen.
Mudah bagi kita sekarang untuk membangun citra, tapi citra yang tak diimbangi keselarasan dalam hidup, kapasitas dan kapabilitas yang sesuai dengan apa yang dicitrakan, justru akan menghancurkan diri sendiri.
Kita bisa tersenyum dan ramah di tampilan media sosial, bisa bertindak kata bijak, tapi yang paling tahu dirimu ya dirimu sendiri saat sendirian.
Apakah kamu bahagia dengan apa yang sedang kamu jalani? Atau kamu udah terbiasa pura-pura bahagia dan seolah tidak terjadi apa-apa padahal hidupmu seperti? Aku kembali merenungkan diri, kukira aku yang telah membakar jembatan, ternyata selama ini jembatanku yang dibakar oleh orang lain. Aku jadi mengerti kenapa orang tiba-tiba menghilang dari kehidupanku seolah semua hal yang terjadi kemarin tidak pernah ada.
Begitulah hidup. (c)kurniawangunadi
53 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months ago
Text
Tumblr media
10 Tahun di Jogja
Kerasa banget, 10 tahun di Jogja dengan segenap perubahannya dari pertama kali datang ke kota ini, setelah sebelumnya hampir 6 tahun di Bandung. Pindah karena alasan yang amat subjektif, salah satu alasannya adalah ngerasa "penuh" banget di Bandung. Salah satu alasan lainnya dulu, duitnya ga ada buat beli rumah di tengah kota Bandung, dapatnya di Cimahi masih ke sana lagi jauh banget. Harus melewati riweuhnya lampu merah arah masuk pintu tol pasteur, jalannya yang sempit (jalan tikus), dan macet. Itu tahun 2014, sekarang rasanya makin padat. Terakhir ke Bandung tahun lalu bawa kendaraan sendiri, ya ampun nggak lagi-lagi XD.
Datang ke Jogja tahun 2015 tanpa banyak kenalan, cuma beberapa teman dari FIM waktu itu yang mewarnai hariku saat awal-awal pindah ke Jogja. Beberapa menjadi saksi bertumbuh dari pria single yang nirempati dan terlalu kaku, jadi seluwes sekarang. Dari merintis karier sebagai penulis, sampai bisa berkembang sebagai enterpeneur seperti hari ini. Terakhir di suruh daftar CPNS itu setelah 5 tahun lulus kuliah. Alhamdulillah udah nggak lagi.
Bagi beberapa orang yang mungkin berkunjung ke Jogja sebagai destinasi wisata, kemudian jatuh cinta, pengin beli rumah dan membangun cinta. Berdoalah sekuat tenaga, karena nggak ada yang enggak mungkin. Siapa tahu jodohnya orang Jogja!
Di tambah, menurutku provinsi ini unik. Provinsi ya! Nggak cuma kota Yogyakartanya tapi. Soalnya, di provinsi yang kecil ini, orang bisa bikin sesuatu tempatnya sooooo randoooom. Entah di tengah sawah, di atas gunung, di dalam gang, di ujung kulon progo sana, di tepi pantai. Tapi tetap bisa hidup.
Kemarin nemu istilah di threads, Jogja itu bukan tempat nyari uang (soalnya UMR nya kecil), tapi tempat nyiptain uang. Kalau kamu kreatif, Jogja jadi tempat yang bener-bener nggak terlimitasi sama lokasi.
Bahkan kurasa, bagi warga lokalnya sendiri. Mindset di sini tuh kayak orang berwisata. Tempat sejauh apapun, di datengin, meski cuma buat sarapan pagi. Atau makan pisang goreng sama teh anget. Atau bahkan buat beli soto! Bener-bener bisa sejauh itu!
Buat yang datang ke Jogja, tapi tahunya itu-itu aja. Carilah teman warga lokal. Soalnya mereka kayaknya ga pernah ke malioboro, tapi ke tempat-tempat lain yang nggak ada di rekomendasi google.
Selama sepuluh tahun terakhir dan membangun keluarga di sini. Alhamdulillah seneng tinggal di kota ini, meski kalau panas, ya panas banget. Pilihan sekolah buat anak-anak menyebar rata di berbagai sudut, opsinya banyak. Akses kesehatan sangat memadai. Macet ya wajar aja, nggak seekstrem Jakarta / Bandung. Biaya hidup, tergantung gaya hidup. Pilihan kajian, melimpah ruah.
Apakah ada warga Jogja juga di sini? Komen dong :D
66 notes · View notes