Barisan aksara yang dirangkai menjadi kisah yang tak selalu indah, namun penuh makna 🌿
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Jurnal Pujian
Sabtu, 11 November 2023
Aku memuji diriku sendiri yang bisa bersiap siap dengan cepat saat hendak berangkat ke luar kota hari ini.
Aku memuji diriku sendiri atas keberanianku nyetir dari Jogja - Kebumen, walau simnya ketinggalan di Belanda (astaghfirullah).
0 notes
Text
Jum’at, 10 November 2023:
Aku memuji diriku sendiri untuk bisa lebih flexible terhadap rencanaku, dan tidak kesal saat harus disesuaikan.
Aku memuji diriku sendiri atas kesediaanku berbagi sedikit dari yang kupunya untuk teman-temanku yang sudah dengan senang hati menemuiku🤍
Aku memuji diriku sendiri karena tidak lagi berkecil hati mengingat seseorang yang pernah ada dalam hidupku, tidak lagi merasa kurang karena kepergiannya, justru mampu untuk lebih bersyukur atas perpisahan yang terjadi.
Aku memuji diriku sendiri untuk usahaku tetap mengerjakan kewajibanku dalam pertemuanku dengan temanku. Hahahihi tesis tetap numero uno 👆🏻
Aku memuji diriku sendiri karena dengan senang hati membelikan ibuku Roti o tanpa diminta.
Aku memuji diriku sendiri atas kemampuanku melakukan banyak hal hari ini, bertemu teman lama, bertemu teman saat ini, dan bertemu teman baru.
Aku memuji diriku sendiri karena berani berpendapat dan bersuara dalam forum baru yang berisi orang-orang yang masih asing.
Aku memuji diriku sendiri karena dengan berani mendorong diriku sendiri untuk memperluas jaringan, meskipun tentu saja berkenalan dengan orang baru tidak selalu mudah 🥳
Jurnal Pujian
Tulisan ini akan diperbarui berkala, semoga bisa konsisten setiap hari. Ide ini lahir usai tamat menonton film seri di Netflix bertema kehidupan di bangsal penyakit jiwa; Daily Dose of Sunshine - menceritakan tokoh utama yang merupakan seorang perawat, juga mengidap depresi akibat kematian pasiennya. Salah satu terapinya adalah menulis jurnal pujian setiap hari, supaya dia bisa lebih apresiatif dan mencintai diri sendiri🤍. Melakukan hal serupa, tentu juga karena aku ingin mampu mencintai diriku sendiri lebih dan lebih lagi setiap hari 🫶🏻.
Kamis, 9 November 2023:
Aku memuji diriku sendiri karena hari ini bisa tidur sekitar 5 jam, setelah berhari hari jetlag. Setelah subuh, aku langsung beraktivitas dan nggak tidur lagi 😴
Aku memuji diriku sendiri karena aku mau meluangkan waktu untuk mengantar ibuku 🫶🏻 beliau sudah tua so I wish I can do this more often.
Aku memuji diriku sendiri karena berani berbagi, tentang hal-hal tidak menyenangkan yang rasanya tidak ingin kuingat, kepada orang-orang di sekitar.
Aku memuji diriku sendiri karena meluangkan waktu dan energi untuk bertemu banyak orang hari ini, walaupun sebetulnya ragu, tapi aku berhasil mendorong diriku sendiri untuk tidak berpaling ☺️
Aku memuji diriku sendiri untuk keberanianku mengakui kesalahan, walaupun kesal dan marah, lalu aku bisa memahami batas yang masih bisa kuterima, tetap berkata-kata baik meski hatiku masih penuh emosi.
Aku memuji diriku sendiri karena dengan berani kembali menulis di sini dan ternyata sudah menghasilkan 100 tulisan 🥳
Aku memuji diriku sendiri karena berani membagikan tulisan ini di Twitter, supaya teman-temanku tau cara mengapresiasi diri sendiri, lalu semoga dunia ini semakin penuh dengan orang yang mencintai dirinya sendiri ���
2 notes
·
View notes
Text
Jurnal Pujian
Tulisan ini akan diperbarui berkala, semoga bisa konsisten setiap hari. Ide ini lahir usai tamat menonton film seri di Netflix bertema kehidupan di bangsal penyakit jiwa; Daily Dose of Sunshine - menceritakan tokoh utama yang merupakan seorang perawat, juga mengidap depresi akibat kematian pasiennya. Salah satu terapinya adalah menulis jurnal pujian setiap hari, supaya dia bisa lebih apresiatif dan mencintai diri sendiri🤍. Melakukan hal serupa, tentu juga karena aku ingin mampu mencintai diriku sendiri lebih dan lebih lagi setiap hari 🫶🏻.
Kamis, 9 November 2023:
Aku memuji diriku sendiri karena hari ini bisa tidur sekitar 5 jam, setelah berhari hari jetlag. Setelah subuh, aku langsung beraktivitas dan nggak tidur lagi 😴
Aku memuji diriku sendiri karena aku mau meluangkan waktu untuk mengantar ibuku 🫶🏻 beliau sudah tua so I wish I can do this more often.
Aku memuji diriku sendiri karena berani berbagi, tentang hal-hal tidak menyenangkan yang rasanya tidak ingin kuingat, kepada orang-orang di sekitar.
Aku memuji diriku sendiri karena meluangkan waktu dan energi untuk bertemu banyak orang hari ini, walaupun sebetulnya ragu, tapi aku berhasil mendorong diriku sendiri untuk tidak berpaling ☺️
Aku memuji diriku sendiri untuk keberanianku mengakui kesalahan, walaupun kesal dan marah, lalu aku bisa memahami batas yang masih bisa kuterima, tetap berkata-kata baik meski hatiku masih penuh emosi.
Aku memuji diriku sendiri karena dengan berani kembali menulis di sini dan ternyata sudah menghasilkan 100 tulisan 🥳
Aku memuji diriku sendiri karena berani membagikan tulisan ini di Twitter, supaya teman-temanku tau cara mengapresiasi diri sendiri, lalu semoga dunia ini semakin penuh dengan orang yang mencintai dirinya sendiri 🥰
2 notes
·
View notes
Text
tentang Kontemplasi
tulisan ini lahir setelah aku kembali merasa berenergi - setelah sebelumnya aku merasa segala sesuatu yang kurencanakan tidak terwujud, sedangkan aku adalah seorang pribadi yang perfeksionis. jadi, perubahan rencana sekecil apapun rasanya sangat mengusik -
beberapa hari yang lalu, aku menerima email perubahan terkait kebijakan beasiswa. bersamaan dengan penolakan kesempatan kerja yang sangat ingin kulakukan. belum berhenti di situ, kabar yang kurang baik datang dari salah satu anggota keluarga besarku, yang membuat seisi rumah merasa 'diburu waktu'.
kalau ditinjau ulang, 3 hal itu mugkin sebetulnya lumrah, hal yang pasti terjadi dalam dinamika kehidupan manusia. tapi bagiku, 3 hal itu sangat mengusik. secara mental, aku merasa tidak sanggup melanjutkan apa yang kuperjuangkan saat ini. emotionally and physically exhausted, sepertinya, aku belum menemukan padanan kata yang sesuai dalam Bahasa Indonesia. exhausted, yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah lelah, menurutku terlalu lemah untuk menggambarkan perasaan exhausted yang kurasakan.
dulu, aku bukanlah seseorang yang kesulitan berekspresi, bukan orang yang kesulitan berbagi saat bermasalah. belakangan, sejak aku mengamati diriku sendiri, sepertinya ada hal-hal yang berubah tanpa kusadari. termasuk kemampuan untuk bercerita saat kesulitan. dulu, aku dengan mudah menjangkau orang-orang kepercayaanku untuk bercerita A-Z terkait kekhawatiranku. sekarang, untuk mengingat kembali perasaan yang kurasakan saja aku enggan. jadi, energiku seakan berkurang drastis dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
namun, bukan berarti kepercayaanku terhadap orang-orang terdekatku berkurang ketika aku enggan berbagi. aku sungguh sangat mensyukuri keberadaan orang-orang terdekatku, yang tiada hentinya mendukung apa yang kuupayakan. baru kusadari juga, meskipun tidak selalu bercerita, aku bisa mendapat energi saat bertemu tatap muka. jadi, pertemuan dengan orang-orang terdekat, mengobrol ringan, tertawa, bercanda riang secara tidak langsung menjadi hal yang mengisi daya energi-ku sendiri. wkwkwk, bingung? sama, rasanya berbelit dan rumit. tapi begitulah. manusia memang tidak ada manualnya.
sayangnya, pandemi membatasi segala pergerakan yang ingin kulakukan dengan leluasa. termasuk pertemuan secara langsung. ya, mau bagaimana lagi? segala yang sudah kita rencanakan, kalau belum diizinkan oleh Yang Maha Berkehendak, ya tidak akan terlaksana bukan? setiap hari, selain belajar memahami diri sendiri dengan lebih baik lagi, aku juga belajar ikhlas dan sabar. sulit, tapi bukannya mustahil.
semoga, setelah tulisan ini dipublikasi, aku bisa terus berdiri tegak, tegar, tanpa kenal menyerah atas apa yang kuupayakan. juga sehat dan bahagia selalu :)
4 notes
·
View notes
Text
tentang Situasi
tulisan ini lahir beberapa jam setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan terbarunya terkait pandemi. walaupun sebetulnya juga tidak setuju dengan kebijakan terbaru pemerintah, aku percaya kalau semua itu diputuskan bukan tanpa pertimbangan. karena aku belum punya wewenang untuk berkontribusi dalam pengambilan kebijakan, sebagai rakyat, yang bisa kulakukan hanya patuh. karena ini jelas bukan hanya tentang pemerintah, atau tentangku, namun juga tentang banyak orang lain di luar sana yang sama khawatirnya dengan situasi.
situasi yang mengharuskanku jauh dari rumah menambah cabang dalam percabangan pikiranku yang sudah ada sejak lama. kabar orang tuaku, kabar kakak adikku, kabar keluarga besarku, teman-temanku, dan kucing-kucingku.
"kapan pulangnya?" adalah pertanyaan yang aku sendiri pun belum tahu jawabannya.
sebelum ke Jakarta, ke rumah Eyang bisa seminggu sekali, bahkan dua kali. janggal sekali rasanya bertemu tatap via layar ponsel yang sinyalnya kadang macet. di rumah, setiap waktu bisa peluk cium kucing-kucing yang sejak hadirnya mereka, aku tidak pernah menginginkan apapun lagi. sekarang, kalau tidak sempat video call, hanya bisa menunggu kakak, adik, atau ibuku mengirimkan foto atau video mereka. sedih. rindu :'')
namun, aku di sini pun bukan tanpa alasan. tetap di sini pun bukan semata-mata karena ada kepentinganku yang belum terpenuhi. aku di sini karena ingin melindungi orang-orang tersayang yang menungguku di rumah. tempat umum, khususnya stasiun atau bandara tentu saja menjadi tempat paling berisiko penularan virus. boleh jadi aku sehat wal afiat sebelum perjalanan, lalu terpapar virus di stasiun. virus itu kubawa sampai ke rumah. duh, membayangkannya saja sudah merinding. jadi yang kulakukan saat ini sudah benar. bersabar lagi dan lagi adalah solusinya. yakin bahwa rencana Tuhan tidak pernah salah. kesabaran akan selalu membuahkan hasil. bertahan dan saling menguatkan satu sama lain adalah kunci.
stay safe, teman-teman <3
0 notes
Text
tentang Pesan Eyang
cerita ini dimulai dari beberapa hari sebelum ulang tahunku tahun lalu, ketika aku bercanda dengan sepupuku yang masih baru kelas 1 SMP dan tinggal bersama orang tuanya dan eyangku, untuk memberi hadiah ulang tahun tapi yang sesuai kebutuhanku saat itu: pekerjaan atau uang wkwkwk, sebagai lulusan baru yang banyak kebutuhannya tapi sudah malu minta ke orang tua.
kemudian, anak itu memanggilku melalui panggilan video, satu hari sebelum ulang tahunku. ternyata dia salah tanggal 😂. tapi karena sudah terlanjur, ya sudah kami lanjut ngobrol (arti ngobrol di antara kami adalah saling bercanda tidak jelas selayaknya saudara xixi), lalu eyangku mengambil alih telepon.
eyangku awalnya hanya bertanya kabar, lalu kemudian tanpa diminta, beliau menuturkan nasihat.
"jaman gini itu orang-orang cari kerja juga susah, wong yang dirumahkan juga banyak. kamu nggak usah buru-buru, pelan-pelan aja dijalani rencana yang kamu punya, insya Allah, Mbah pasti bantu doa. kalau mau sekolah lagi juga nggak papa, dicari sekolahnya, dilengkapin persiapannya, tapi inget, nggak usah buru-buru" kira-kira seperti itu ucapannya padaku hari itu.
saat itu, aku sadar, kalau Eyangku - walaupun sudah di usia senja - pemikirannya tetap berkembang. eh, maksudku, pikirannya tidak tertutup, tidak konservatif harus kerja setelah lulus kuliah, atau menikah, atau apalah yang biasanya dilakukan oleh lulusan baru pada umumnya. yang ditekankan oleh Eyangku adalah; sabar, yang dikatakan dengan kalimat 'pelan-pelan'.
aku yang tidak pernah terusik karena pencapaian orang lain (baca: sudah kerja, atau lanjut s2, atau menikah mungkin) jadi mantap menapaki pilihan yang sudah jauh-jauh hari kucatatkan dalam tekadku. keyakinanku bahwa setiap manusia punya linimasanya sendiri, punya garis yang sudah ditentukan bahkan sejak belum menapak bumi, terus menguatkanku untuk tidak rendah diri dengan konsisi orang lain, bahkan hingga saat ini.
sepertiny Eyangku juga berusaha mengatakan padaku bahwa aku harus lebih menikmati hidup, dengan cara yang baik; berbuat baik, patuh pada orang tua, dan menyayangi sekitar. karena hei, apa yang lebih berarti di dunia ini selain dapat hidup dengan penuh rasa syukur?
1 note
·
View note
Text
this picture illustrate decently how we were beyond grateful for each other's companion ❤.

0 notes
Text
tentang Kucing (bagian dua)
walaupun awalnya kehadirannya ditentang sedikit oleh orang tuaku, pada akhirnya Micin menjadi tambahan kebahagiaan untuk seisi rumah. sebulan, dua bulan, tiga bulan di rumah, kami menyadari bahwa Micin sepertinya kesepian (padahal setiap hari selalu diuyel-uyel bergilir oleh seisi rumah).
kebetulan, saudarinya Micin masih ada yang belum diadopsi. Aim ingin kami membawa Minnie pulang, untuk teman Micin, tapi sebelumnya ibu menolak. akhirnya, tanggal 24 Oktober, saat adikku ulang tahun, ibu bilang padanya untuk minta izin mengadopsi Minnie ke bapak, yang kemudian diizinkan wkwkwkwk.
bulan November tanggal 2, aku dan adikku menjemput Minnie di kos Aim, setelah pertengkaran kecilku dengan Sarah, yang menjadikan kami hampir saja tidak mengadopsi Minnie wkwkwkw biasa remaja labil.

sejak hari itu, anggota keluarga kami resmi berjumlah 7 orang, karena anak-anak bulu itu sama berharganya dengan anak-anak manusia ibu wkwkwk. adanya Micin dan Minnie menambah kemeriahan rumah kami - yang awalnya meriah dengan teriakan pertengkaran antar saudari, bertambah meriah dengan teriakan pemujaan kami terhadap anak-anak bulu 🤣 - sungguh jangan diseriusi.
satu hal yang paling kusyukuri dengan adanya Micin dan Minnie adalah, keduanya mengakrabkan kami bertiga; aku dan saudari-saudariku yang biasanya hanya ngobrol seperlunya, sejak ada kedua anak bulu itu, jadi lebih sering ngobrol dan bekerja sama merawat anabul.
adikku bahkan masih sering merasa, kehadiran keduanya adalah mimpi, karena sangat menyenangkan. akupun merasakan hal yang sama. sejak ada Micin dan Minnie, aku tidak pernah merasakan sedih, gundah, atau galau yang teramat sangat. karena kehadiran keduanya membuatku selalu merasa cukup, dan tidak butuh apapun lagi di hidupku. sebesar itu kebahagiaan yang dibawa oleh keduanya 🥺🥰.
doaku, semoga kami semua berumur panjang, berlimpah rezeki untuk dapat selalu hidup berdampingan, saling menyayangi, sampai tutup usia ☺.
0 notes
Text
tentang Kucing (bagian satu)
jadi, setelah sekian lama, akhirnya aku mulai menepati janjiku untuk menulis tentang kucing-kucingku hihihi (padahal juga sudah kutulis lebih dulu di Twitter dan banyak kuunggah foto mereka di Instagram, I'm so sorry Tumblr :")).
ceritanya berawal dari kejenuhanku meminta izin ke orang tuaku untuk diizinkan memelihara kucing. tapi, sebanyak permintaan itu pula, aku menerima penolakan. ibuku selalu menjawab: tanya bapak, karena pada dasarnya, ibuku juga adalah penyayang kucing (mungkin sikap penyayang terhadap kucing yang aku dan saudari-saudariku diturunkan dari keluarga ibuku: yang sampai saat ini, semua saudaranya juga memelihara kucing). sayangnya, bapakku selalu dengan tegas menjawab: NO, saat kutanya.
kejenuhan yang lain datang saat virus Korona merebak di Indonesia, yang mengharuskan kami sekeluarga, dan keluarga-keluarga lainnya di Indonesia untuk tetap tinggal di rumah.
suatu hari, seorang teman - sebut saja namanya Sarah - (memang itu namanya, hehe), berkabar denganku via Line, mengirim foto kucingnya melahirkan 4 ekor anak kucing :") satu hitam, satu abu-abu polos, satu belang abu-abu putih hitam, dan satu lagi warna yg sama dengan corak yang berbeda. dengan spontan kukatakan; yang hitam untukku - terinspirasi dari kucing jantannya yang warna hitam bermuka bodoh, aduh, maaf ya Shiro - dan kemudian diiyakannya.
namun, berselang beberapa hari, si kecil hitam tidak bertahan hidup karena tidak mau minum susu ibunya. jadilah aku mengganti pilihanku kepada si belang, yang kemudian diiyakan lagi oleh Sarah.
sejak itu, aku selalu bersemangat menanyakan kabar Micin - yang bahkan sudah kuberi nama jauh sebelum aku mengira akhirnya aku akan punya kucing wkwkwkwk. Sarah bersikeras Micin harus minum asi selama 3 bulan, baru boleh kubawa pulang hehehe.
bulan Agustus tanggal 1, Sarah akhirnya mempersilakanku untuk membawa pulang Micin (tanpa izin orang tuaku tentu saja karena aku tidak akan sanggup menerima penolakan selanjutnya). tanpa membawa apapun selain diri dan kendaraan, aku dan adikku tersenyum menuju kos Aim, pacar Sarah. di sana, ada kardus kecil yang kami gunakan untuk membawa pulang Micin hahahah, maaf ya, Abang, kamu dijemput seadanya, yang penting cintaku padamu seluas angkasa hiks lebayatun.
lalu, apa yang terjadi saat sampai di rumah? oh tentu saja aku dimarahi 🤣, tapi cuma sebatas disinisi oleh ibuku, ngomel sedikit. bapakku? no komen. ntah karena kehabisan kata-kata atau karena tidak tega merusak kebahagiaan kami berempat (iya ditambah ibuku yg ujung-ujungnya juga gemas sama Micin). hari itu juga, kami beli seluruh keperluannya anak kucil itu, kandang, makanan, pasir, dan sebagainya.
Micin saat itu berusia 3 bulan, dengan bulu panjang dan gimbal wkwkwk yang jadi bahan tertawaan tidak hanya di rumah kami, tapi juga di rumah Eyang, kata tante; wulumu kok le gimbal to, le 😹. tapi ya bagaimanapun dia, sayang kami ke Micin langsung bertumpah ruah setiap harinya.
karena Micin tinggal di rumah tanpa izin bapak, jadi kami harus puas ketika ibu bilang Micin hanya boleh di halaman belakang. jadi setiap hari, kami selalu piknik di halaman belakang, main sama Micin beralaskan karpet. sekitar dua minggu dalam kondisi yang sama, akhirnya izin bapak untuk Micin masuk rumah turun, saat maghrib, disuruh ikut ngaji 🤣. sejak saat itu, Micin boleh main di dalam rumah, tapi tetap tidur di halaman belakang, dan dibukakan pintu ke dalam setiap habis subuh.
lucu sekali kalau diingat-ingat. ibu setiap malam selalu 'membangun' tenda untuk Micin tidur, dengan dua kursi meja makan dan selimut, biar anak itu tidak kedinginan 🤣 repot sekali tapi kami semua betul-betul sukarela melakukannya. setiap pagi, sebelum subuh, anak itu pasti sudah bangun duluan dan menunggu di depan jendela, melongok ke dalam rumah sampai pintu dibuka 😹. begitu pintu dibuka, Micin langsung naik ke atas, membangunkanku dengan lucunya (waktu itu masi kecil dan lucu, skrg sudah nakal sekali wkwkwkwk).

terus begitu hingga musim hujan tiba, dan ibu kasihan takut Micin kedinginan, sampai berencana membelikan baju 🤣, akhirnya Micin boleh tidur di dalam rumah.
0 notes
Text
asy syifa dwinanda sedang menertawakan diri sendiri karena belum juga memenuhi janjinya (pada dirinya sendiri) untuk menulis tentang hal-hal yang (dulu) ingin ia tulis di catatan sebelumnya.
0 notes
Text
tentang Orang Baik
situasi pandemi yang entah kapan akan berakhir ini tentu saja berpengaruh terhadap caraku (dan mungkin juga orang lain) dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan sekitar, orang terdekat, kerabat, dan teman-teman yang sedang berjauhan.
sebagian besar komunikasi dilakukan melalui layar gawai, karena tidak memungkinkan adanya pertemuan secara langsung . bahkan, banyak teman yang kembali ke daerah masing-masing tanpa sempat berpamitan.
komunikasi yang terbatas hanya melalui gawai kemudian menciptakan ritme baru dalam bertukar kabar, yang kemudian tanpa sadar juga 'menyaring' mana yang benar-benar peduli, dan mana yang hanya ingin tahu.
minimnya interaksi secara langsung dengan orang lain menjadikan pertemuan itu sendiri selalu menjadi istimewa; entah itu pertemuan dengan kerabat yang sudah dikenal sebelumnya, atau dengan orang baru.
sulitnya mengadakan janji temu untuk mempererat pertemanan, atau hubungan apapun, mengharuskan ku untuk berusaha lebih dengan cara meraih siapapun melalui sosial media; WhatsApp, Instagram, Twitter, dan media lainnya.
kuketahui, karena aku pun juga mengalami hal yang sama - setiap dari kita pasti menghadapi berbagai tantangan di balik semua sunyi senyap ketiadaan kabar selama beberapa bulan terakhir. untuk itu, upaya sesederhana bertanya apa yang bisa dibantu, atau sekadar berkata: kalau ada yang bisa kubantu, kamu tau kan kamu bisa kontak aku kapan aja? - tentu menjadi salah satu keistimewaan yang terjadi dalam pandemi.
kalimat istimewa lainnya yang kuterima selama pandemi ini adalah;
tolong kita jangan pernah sampai putus kontak ya 😊
- menjadi kalimat yang ketika aku membacanya, membuat aku sadar nilai diriku sendiri di mata orang yang mengucapkannya (mengetik lebih tepat ya sebetulnya). jadi, aku pun mulai mengatakan hal yang sama kepada orang yang berarti besar untukku, karena aku ingin mereka juga bisa merasakan keistimewaan yang kurasakan ketika orang lain mengatakan hal yang sama padaku.
sejak pandemi, pertemuan memang tidak terjadi sebanyak sebelumnya, untungnya, setiap pertemuan yang terjadi saat ini juga selalu mempertemukanku dengan sosok orang baik; yang juga merasakan hal yang sama ketika bertemu denganku. secara garis besar, aku jadi bisa menyimpulkan bahwa setiap pertemuan itu berharga. waktu yang diluangkan untuk bertemu, sangat bernilai. jadi, aku ingin berterima kasih sekali lagi (karena sebelumnya pun sudah kuhaturkan rasa terima kasihku secara langsung), kepada orang orang baik yang sudah peduli, yang menyisihkan sebagian waktunya untuk bertemu atau bertukar kabar denganku.
lihat, betapa Tuhan dengan segala kebaikannya mengatur semua ini tidak hanya untukku, namun juga untuk semua hambaNya. lalu bagaimana bisa aku lalai untuk bersyukur untuk segala yang diberikan padaku selama ini?
semoga aku, teman-teman yang mungkin sengaja atau tanpa sengaja membaca tulisan ini, dan semua orang baik di muka bumi ini, tidak pernah luput dari segala syukur kepada Yang Maha Segalanya.
0 notes
Text
hiatus menulis sekian lama, aku jadi punya banyak topik yang ingin kuceritakan. sebelum hilang (lupa maksudnya hehehe) lagi, mari kita tulis di sini agar sewaktu-waktu kalau penyakit lupa-nya kambuh, ada jejak digital.
anak-anak bulu bernama Micin dan Minnie.
pesan Eyang satu hari sebelum hari lahir.
obrolan dengan drh.
lho, kan? giliran ditulis jadi lupa apa yang mau ditulis. aduh, dasar manusia.
0 notes
Text
ganti username, biar apa?
biar gemas, hihihi.
sekalian mau unggah foto anak-anak bulu yang belum sempat (belum kusempatkan lebih tepatnya) kuceritakan di sini ^v^.

0 notes
Text
tentang Kilas Balik
tahun 2020 hampir usai, dan bisa dihitung dengan jari berapa jumlah tulisan ku yang lahir di halaman Tumblr-ku. sedikit sekali. sampai hampir mau menyesal karena merasa tidak meluangkan waktu (bahkan sejenak) untuk menuangkan buah pikir sehari-hari. yang akhirnya hanya menjadi draft di kepala, dan menghilang, memberi ruang untuk segala pikiran baru yang berdatangan memenuhi benak.
Kilas Balik. baiklah.
tahun 2020 mungkin tahun terbaik yang pernah kulalui sepanjang hidupku. namun, tahun ini menjadi tahun yang sangat 'menggugah'ku. satu tahun terasa sangat cepat, namun kalau dipikirkan lagi, ternyata ada banyak sekali yang terjadi di tahun ini. jadi asisten dosen, penelitian payung, pengawas ujian, skripsi, korona, sidang pendadaran, wisuda, penelitian payung lagi, asisten dosen lagi, apa lagi? duh, kan sudah kubilang terlalu banyak, ya bagaimana mau menyebutkan satu-satu?
satu hal yang sangat ku syukuri di tahun ini adalah; kemampuanku untuk bisa berlapang hati, berkembang setiap hari.
selain banyak sekali hal yang terjadi tahun ini, ada banyak juga hal yang tidak dapat kulakukan. kesal? kecewa? pada saat itu, tentu saja. syukurnya, saat ini sudah tidak. karena pelajaran berlapang hati yang entah kapan mulai kupelajari, bisa kuterapkan dengan baik. jadi, atas segala hal yang belum bisa kulakukan, tidak menjadi penyesalan terlalu lama. karena dengan berlapang hati, aku tidak pernah merasa kurang. karena dengan berlapang hati, aku selalu berhasil menenangkan diriku bahwa semua yang terjadi memang sudah digariskan untukku. dan dengan berlapang hati aku tidak pernah menyesal kelak.
pelajaran berlapang hati ini mungkin masih sangat awal kulakukan, semoga besok, lusa, tulat, lalu tubin-sampai kapanpun, dapat terus kulakukan, syukur-syukur bisa kubagikan ke orang-orang terdekat.
atas segala lelah, gundah, dan gelisah, semoga segera bertemu dengan indah yang dinanti.
penghujung tahun 2020, 29 Desember. dari aku yang semoga terus bisa menjadi manusia yang lapang hatinya 🥰🤍.
2 notes
·
View notes
Text
tentang Hujan
Belakangan, aku memiliki hobi baru saat hujan turun; mendekatinya, menatapnya lebih dekat.
Butiran air yang turun bersamaan, membawaku pada basah pakaian kita sore itu, kala laju sepeda motormu harus terhenti karena hujan yang turun tanpa peringatan.
Di bawah atap ruko yang tutup, kita menepi. Aku, duduk bersisian dengan tubuhmu yang tinggi. Sambil sesekali menggigil karena hawa dingin yang menyelimuti.
Mataku tertuju pada derasnya air yang membasahi bumi saat kamu meminta maaf, karena harus berhenti karena hujan, padahal tempat tujuan hanya selangkah lagi.
Aku tersenyum, tidak keberatan sama sekali. Karena bagiku, setiap bersamamu, bukan soal kemana, atau apa yang ingin kulakukan. Namun, bersamamu, itu cukup. Jadi aku tidak pernah menyesali meski itu hanya kamu dan aku, duduk berhadapan di warung indomi, atau duduk bersisian di ruang tamu kamar indekosmu. Bagiku, kamu cukup.
0 notes
Text
Hiyaaa kembali ke halaman Tumblr setelah berbulan-bulan pergi begitu saja. Kalo Tumblr ni bernyawa ya, udah ngambek dia. Kalo Tumblr ni bisa ngomong, udah ngomel lah dia aku mampir kalo lagi dibutuhin doang. Hehehe. Maaf ya, mungkin aku bakal lebih jarang mampir lagi ke depannya. Maaf ya, maaf. This page contains too much memories I can never mention by piece. Since I love this page so much then I'll coming back soon! ❤
0 notes
Text
"Skripsimu nggak hanya tentang kamu, tapi juga tentang kesabaranmu" Ujar seorang lagi penduduk bumi yang mengajarkan nilai quality over quantity.
3 notes
·
View notes