Dengan tulisan, hati lebih bebas menerangkan rasa. | IG: randikafs |
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Seberapa Jauhkah Dirimu?
Ada seorang pemuda bertanya kepada Syaikh Shalih al-Hudaitsi -Hafizahullah- dalam suatu majelis beliau.
Pemuda tersebut bertanya,
"Wahai syaikh...
Aku adalah seorang pemuda yang berulang kali jatuh dalam maksiat. Berulang kali aku bangkit, namun berulang kali pula aku terjatuh.
Aku takut bila usiaku ditutup dengan su'ul khotimah. Sebagai tambahan informasi, dulu aku selalu menghadiri majelis ilmu. Namun karena kondisiku, kuputuskan untuk menjauhi majelis ilmu.
Aku merasa diriku kotor dan tak pantas duduk di majelis ilmu.
Apa nasehatmu untukku wahai syaikh..?
Semoga Allah membalas kebaikanmu.…"
Jawaban:
"Ya Abdallah... (Wahai hamba Allah...) Semoga Allah membimbing langkahmu dan juga langkahku..
(.... Jeda tangis…)
Seberapa jauhkah dirimu….?
(.... Jeda tangis…)
Seberapa jauhkan dirimu....?
Ingatlah… Sejauh apapun dirimu, Dia tetap memanggilmu sebagai hamba...
(....jeda tangis...)
Kembalilah ya Abdallah…
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar: 53)
Sambutlah ya Abdallah... Dia memanggil diriku dan dirimu untuk kembali... Kembalilah sebelum terlambat...
Ya Abdallah…
Kuwasiatkan kepadamu untuk memohon pertolongan kepada Allah. Karena tak ada yang bisa mengangkatmu dari keterpurukan ini kecuali Allah... Kemudian ingatlah...
Bahwa Dia mengawasimu setiap saat..
Saat engkau menutup semua celah agar lolos dari penglihatan manusia, kemudian engkau bermaksiat pada-Nya, maka saat itu engkau telah merendahkan penglihatan-Nya..
( ..... Jeda tangis…)
Ya Abdullah...
Jangan tertipu dengan masa mudamu...
Kematian tidak mengenal usia..
Disisa usia yang ada, perbaikilah hubunganmu dengan Allah...
Demi Allah..
Adapun perasaan malumu untuk untuk datang ke majelis ilmu, maka buanglah jauh-jauh perasaan itu. Bila taubatmu jujur, maka Allah sendiri yang akan memuliakanmu.
Ya Abdallah...
Andai seluruh penduduk dunia menghinakanmu, maka itu tidak akan mencelakakanmu bila pemilik dunia mencintaimu, begitu juga sebaliknya.. Sebesar apapun dosamu,jangan sampai menghalangimu datang ke majelis ilmu. Datangilah majelis ilmu....
Karena boleh jadi disana ada mutiara hikmah yang disampaikan oleh lisan-lisan yang tulus, lalu mutiara hikmah itu menjadi sebab engkau menemukan jalan kembali.
Ya Abdallah...
Kuatkan azammu....
Bila engkau telah mengayuhkan kakimu di jalan hidayah, maka berlalulah...
Jangan pernah menoleh ke belakang...
Jangan kau hiraukan apa kata manusia tentangmu...
Ya Abdallah... Antara engkau dan Allah tidak ada hubungan nasab kecuali amal sholeh, maka perbaguslah amalmu..."
(...syaikh berhenti karena tak kuasa menahan tangis…)
-Selesai
Via Ustaz Aan Chandra Thalib
5 notes
·
View notes
Text
Syaiban Ar-Ra'i pernah berkata kepada Sufyan At-Tsauri, "Wahai Sufyan, anggaplah semua yang tidak diberikan kepadamu sebagai karunia untukmu. Sesungguhnya, Dia tak melakukan hal itu karena kikir (terhadapmu), namun hal itu Dia lakukan justru karena belas kasihnya kepadamu.
Dalam Shaidul Khatir, karya Ibnul Jauzi
0 notes
Text
Barangkali, prilaku buruk yang seseorang lakukan terhadap dirimu, adalah cara Allah untuk menguji kesabaranmu: seberapa sabar kamu dengan hal itu; seberapa kuat kamu tidak membalas keburukan dengan keburukan. Dan, puncak dari kesabaran seseorang adalah saat ia memilih untuk tetap berbuat baik meski diperlakukan tidak baik.
5 notes
·
View notes
Text
Nasihat Syaikh Ali Thanthawi -Rahimahullah-
"Genggam erat orang yang engkau cintai, ungkapkan cintamu pada mereka, maafkan setiap kesalahan mereka. Karena boleh jadi, suatu hari nanti engkau atau mereka akan pergi sementara dalam hati masih ada cerita dan rindu (yang belum tersampaikan).
Diskusikan…
Perbaiki…
Jelaskan…
Dan akui setiap salah…
Hidup ini sangat pendek,
tak layak diisi dengan hasad dan dengki.
Esok kita akan menjadi kenangan saja,
kematian tak akan meminta izin,
karena itu.. tersenyumlah..
Dan maafkan semua yg pernah menyakitimu."
0 notes
Text
Sendiri Tidak Berarti Sepi
Ada banyak yang sibuk dalam keramaian, namun ternyata hatinya selalu sepi dan murung tak menentu. Di tempat lain, ada yang dalam kesendirian, namun ternyata hatinya larut dalam keriangan dan keramaian.
Begitulah, bukan tentang di mana dan dengan siapa, tapi tentang bagaimana dan mengapa.
Ada yang bertanya-tanya mengapa ada seseorang yang selalu terlihat betah, tak ada keluh, padahal dalam kesendirian.
Begitulah, ada Surga dalam hatinya; Surga yang membuat hatinya tak pernah sepi; Surga yang hanya bisa dirasakan oleh hati yang telah mengecap manisnya dekat dengan Tuhannya.
Maka, jangan anggap kesendirian adalah kesepian, sebab bila hati telah mengenal Tuhannya; dekat denganNya; dan selalu mengingatNya, sendiri tak lagi berarti sepi.
4 notes
·
View notes