rinochii
rinochii
My Secret Words
183 posts
i am just beautiful me. time to narsis!!
Don't wanna be here? Send us removal request.
rinochii · 4 years ago
Text
Pamit.. (draft cerpen yg mengendap bertahun2 :))
Senja yang meraung-raung. Menyesakkan dada. Menitikkan air mata saat mengingat esok sosokmu tak akan ada lagi disini. Bukan pergi, aku lebih suka menyebutmu menghilang. Menghilang dari pandanganku dan juga dari hatiku. Mungkinkah? Semoga Tuhan berbaik hati memberikan izinnya.
Aku melemparkan pasir laut di sekitar kakiku sekenanya. Senja yang harusnya menyejukkan mata, malah menumpahkan air mata yang tak habis-habis. Apakah cukup waktu yang tersisa untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal? Yang bahkan kamu tak tahu sebegitu tersiksanya aku dengan jarum jam yang terus bergerak. Ah, kamu memang tidak pernah tahu apapun. Tidak dengan degup jantungku yang berdetak seribu kali lebih kencang saat berdiri di sisimu. Tidak juga dengan lariku yang terkencang sampai ke pantai ini begitu aku dengar kabar kau akan merantau ke seberang dunia sana. Apalagi dengan kuncup perasaan yang bersemi tumbuh sepanjang pertemanan kita delapan belas tahun ini. Kau tidak tahu apa-apa.
Aku sering mengutuk takdir perjumpaan kita. Yah, sesama anak nelayan miskin di tempat yang kecil ini pasti tinggal menunggu waktu saja bagi kita untuk bertemu. Lingkaran takdir ini mencekikku. Hahh… aku masih saja tanpa bosan membuang pasir-pasir ini seakan-akan ingin membuang seluruh perasaanku ke laut. Melupakan memori dan kenangan yang selama ini sudah terjalin kuat di setiap syaraf otakku. Sempat aku berpikir untuk melarikan diri dari bayanganmu yang selalu ada di setiap jengkal pesisir ini. Tapi kemana? Kalau arah saja aku buta, bagaimana aku bisa menjauh dari persembunyian nyamanku?
-o-
“Selamat tinggal Nila, semoga suatu saat kita bisa bersua kembali,” ucapmu dengan menggulung senyum tulus paling ceria yang pernah aku lihat selama aku berteman denganmu.
Aku tak bereaksi. Tak tersenyum sedikitpun apalagi melambaikan tangan penuh ceria. Bukan ini yang aku inginkan, bibirku mendesis getir.
Tapi kau tetap tak tahu apa-apa. Bahkan hingga beberapa jam sebelum kau sempurna menghilang dari daratan ini. Kau sempat menatapku sekilas dengan heran, namun hanya sekilas. Sebab sedetik kemudian kau sudah sibuk bercengkrama dengan teman-teman lain yang heboh mau meminta oleh-oleh atau sekedar berkirim surat sesampai kau disana.
Tatapan sedetikmu tadi tak lepas dari ingatanku. Sedikit kesal, aku berjalan meninggalkan kerumunan yang tengah merayakan kepergianmu sebentar lagi. Tak ada yang mengikuti langkahku dan memang aku berharap demikian. Karena perasaan ini tersimpan rapat di dasar lubuk hati tanpa ada seorang pun yang tahu. Cuma aku seorang dan mungkin selamanya akan seperti itu.
Dengan rasa lelah yang luar biasa aku rasakan, walau seharian ini aku tidak ikut membantu mengasinkan ikan tangkapan bapakku, aku duduk bersandar di pohon kelapa. Menikmati panasnya pantai siang hari yang tetap saja tak sepanas hati dan pikiranku saat ini.
“Melihat apa Nila?” suara itu serentak membuatku terkejut.
Aku menoleh tak percaya. Kau sudah duduk nyaman disebelahku dengan senyum polosmu itu.
“Kau bahkan tak menjawab ucapan selamat tinggalku tadi. Apa kau marah karena kau ingin pergi juga dari kampung kita?” kau berceloteh lagi, tapi aku tetap diam.
“Tenang saja Nila, kalau kau ingin pergi, aku berjanji akan membantumu. Asal kau bilang padaku saja,” nada ceriamu yang tak hilang makin membuat hatiku perih tersayat-sayat.
Berusaha kutepis semua perasaan sedih itu dengan bermain pasir sekenanya. Aku menatapnya dalam-dalam lalu membangun gunung pasir dan menghancurkannya. Kau tertawa kecil dan langsung bergabung denganku mempermainkan pasir tanpa kau tau bahwa hanya pasirlah tempat dimana aku bisa melampiaskan semua kekesalanku padamu.
Pasir pantai, tolong sampaikan padanya bahwa aku tak ingin dia pergi kemana-mana.
Tolong sampaikan padanya bahwa aku telah memedam perasaan ini sekian lamanya.
Tolong sampaikan padanya bahwa tak ada yang lebih membahagiakanku selain bercengkrama dengannya.
Kalimat itu terus aku dengungkan dalam hati berharap doa diam-diam itu akan merubah kenyataan. Bahwa mungkin Tuhan punya kuasa yang entah bagaimana caranya hingga dia mengubah keputusannya. Bahwa mungkin saja dia tidak akan pergi.
Permainan pasir pun berlanjut ke bibir pantai, menuliskan sesuatu kemudian hilang ditelan ombak dan tertawa sesudahnya. Kembali kulihat guratan senyum di wajahmu dan sorot mata teduh yang kusimpan rapi dalam memoriku, sembari masih berdoa dalam diam. Tuhan, jangan ijinkan dia pergi..
-0-
Doa yang sedari tadi terus aku bisikkan lirih, rupanya tak cukup kuat untuk mencegahmu pergi. Di pinggir pantai pulau kecil ini, kepergianmu membuat banyak orang turut memberikan salam perpisahan mengetahui kau takkan kembali dalam waktu yang singkat. 
Merantau.
Satu kata keramat itu adalah sebuah berkat bagi para pemuda dan pemudi yang ada di pulau kecil ini. Kehidupan yang terlalu sederhana disini adalah salah satu alasan dari sekian alasan lain generasi muda ingin angkat kaki dari dataran ini, melanglang buana ke pulau seberang yang terlihat lebih gemerlap dan lebih menjanjikan kehidupan yang layak.
Tapi tentu saja, kesempatan merantau tidak dimiliki semua orang. Hanya segelintir orang yang bisa pergi dari sini, dan lebih sedikit lagi yang akhirnya pulang dengan keberhasilan. Tak jarang para pemuda yang sudah merantau, kembali hanya karena tak tahan ditempa kehidupan terlalu keras di luar sana.
Terlalu banyak pengorbanan yang harus dilakukan sebuah keluarga untuk sekedar memberangkatkan anaknya mengadu nasib ke pulau seberang. Ongkos pergi, biaya hidup sampai mendapat pekerjaan yang layak, kehilangan pekerja untuk membantu pekerjaan rumah dan ladang, dan penantian yang tak berujung akan kepulangan buah hatinya. Itulah alasan utama kenapa aku tak pernah berfikir untuk pergi meninggalkan bapak, mamak dan adik-adikku. Aku tak tega, egois merantauku hanya akan menghancurkan hidupku dan keluargaku.
Namun kisah awang berbeda. Lelaki yang kusukai sejak aku mengenalnya sepuluh tahun yang lalu, memang memiliki nasib lebih mujur daripada kebanyakan orang. Kisah hidupnya memang mengharu biru tetapi perjalanannya selalu diiringi dengan kejutan-kejutan yang tak terduga.
“Kembali dari rantau kau harus sukses lay!” ujar Pak Banar, tetangga sebelah rumahku.
“InsyaAllah Udak, mohon doanya lah jangan putus buat awak” sahut awang dengan riang sembari terus bersalaman dengan penduduk yang memenuhi bibir pantai, turut melepas kepergian dirinya.
“Jangan lupa sholat lima waktu dan kabari keluarga kau disini ya wang,” pesan Buya Madi, guru ngaji kami di surau.
“Siap Pakcik, InsyaAllah ndak awang tinggal tiang agama awak,” tangan Awang bergerak cepat salim pada Buya yang dibalas pelukan erat dari Buya Madi.
Abang Salim, teman sepermainan kami namun berumur lebih tua mendekatiku, “Wahai Nila, kenapa muka kau pucat pasi? Apa ada yang belum terucap dari bibirmu pada pemuda yang hendak merantau ini?”
Aku terkejut bukan kepalang. Awang memandangku penuh pertanyaan. Abang Salim dan yang lainnya tersenyum penuh arti. 
“Ndak lah bang. Kenapa pula mukaku masam? Kau bergurau je sukanya” jawabku sambil menutupi raut wajahku yang salah tingkah.
“Sehat-sehat Nila.. nanti lama kita tak jumpa” Awang mengulurkan tangan untuk menjabatku, yang tentu saja kubalas dengan jabatan juga.
“Iya wang, semoga kau sukses disana ya” ujarku lirih.
Setelah momen pelepasan ini usai, kapal Awang mulai melepas jangkar dan bergerak mengarungi laut lepas. Pandanganku kosong menatap kepergian kapal itu hingga hilang ditelan laut. Satu per satu penduduk pulang untuk kembali bekerja di ladang atau mengerjakan pekerjaan rumah. Namun aku masih tertahan di pesisir pantai ini, menutup rapat-rapat kesedihan dalam hatiku dengan diam dan berusaha agar tidak ada air mata yang menetes.
Akhirnya kau pergi.. sambil membawa senyum termanismu menghilang dari pandanganku. Aku turut senang salah satu mimpimu akhirnya tercapai.
Selamat tinggal awang, selamat jalan kisah cinta dalam diamku..
Sampai berjumpa lagi entah kapan.
-0-
4 notes · View notes
rinochii · 4 years ago
Text
Trauma Masa Kecil
Setelah merasa hidup saya baik baik saja selama ini, kemarin saat perbincangan panjang di dalam mobil perjalanan pulang dari rekreasi keluarga bersama adik perempuanku satu-satunya, saya baru menyadari bahwa hidup saya tidak lepas dari trauma masa kecil. ya, trauma tersebut terjadi saat saya masih berusia kanak-kanak. 
Trauma tersebut berasal dari saudara-saudara saya sendiri. masa kecil saya sebenarnya cukup menyenangkan, tidak terlalu menyedihkan atau bagaimana, namun entah kenapa ingatan akan hal-hal yang kurang menyenangkan masih lekat dalam benak saya selama ini. 
saya tidak tahu apakah ini efek samping dari mempunyai keluarga super besar dengan sekian puluh cucu sehingga sedikit banyak mengandung toxic relationship antar masing2 cucu. karena dengan lingkup keluarga yang besar dan saudara yang jumlahnya puluhan, secara natural terbentuk grup grup lebih kecil, dan timbul gesekan antar grup namun samar dan tidak terlalu nampak. 
saya mengalami dalam keluarga besar saya sendiri, dimana dari sekian puluh cucu kakek nenek saya, ada semacam level bagi masing2 cucu untuk dapat dihargai ataupun sebaliknya untuk dibully. tapi tentu saja ini bukan salah kakek nenek saya, fyi mereka sangat baik dan tidak pernah membeda2kan semua cucunya. pun ini bukan salah paman atau bibi saya, karena semua saudara ibu saya selalu menyerukan untuk saling menyayangi saudara sepupu masing2. 
hal tersebut pure berasal dari interaksi setiap cucu-cucunya. kami -para cucu, red- tentu saja bukan jenis manusia yang sama. setiap orang punya karakteristik dan personality nya sendiri, mempunyai like dan dislike akan sesuatu, dan punya preferensi yang berbeda. hal tersebut menimbulkan magnet yang membawa mereka untuk dekat dengan beberapa orang tertentu, dengan alasan dan backgorund yang bermacam2. 
akan tetapi kalau itu saja yang terjadi, sebenarnya tidak akan menimbulkan masalah. namun, interaksi tersebut menimbulkan beberapa grup kecil dan tentu saja persaingan tidak sehat, hingga ada yang merasa dikucilkan tanpa sebab. salah satu alasan yang dulu sempat saya kira, adalah backround ekonomi masing-masing keluarga saudara ibu saya. siapa yang paling kaya, anaknya lah yang merasa paling berkuasa. karena dia mempunyai kemampuan untuk membuat saudaranya (yang masih berusia anak-anak) merasa senang dengan mentraktir makanan atau mainan baru. 
selanjutnya, merasa mempunyai power itu berujung pada merasa berhak menyuruh2 saudara nya dengan imbalan atau iming2 sesuatu. dan hal tersebut diikuti dengan merasa berhak menentukan siapa yang harus dikucilkan, siapa yang harus didekati. dan tentu saja saya adalah pihak2 yang dulu merasa tidak diterima dengan sepenuh hati. saya dan adik saya merasa diperlakukan dengan baik apabila saudara saya membutuhkan/menginginkan sesuatu dari saya. it’s the worst feeling ever.. knowing that you’re taken for granted but you can do nothing.
hal tersebut sedikit banyak membuat saya menormalkan keadaan “apabila seseorang baik, belum tentu dia tulus. dia pasti mempunyai maksud tertentu”. karena selama masa kecil saya, saya hampir selalu diperlakukan seperti itu. tentu saja saya sudah mengadukan hal tersebut kepada ibu saya. beliau adalah orang pertama yang saya protes dengan keadaan itu, namun beliau menyuruh saya dan adik saya mengalah saja dikarenakan ibu saya tidak mau ribut dengan saudaranya, selain itu kondisi ekonomi kami saat itu tidak memungkinkan saya untuk berkata bahwa “saya benar dan saudara saya salah”. karena ujung2nya saya yang selalu disalahkan.
setelah masa TK dan SD saya terlewati dengan keadaan seperti itu, saya memasuki masa puber di SMP di luar kota, dimana sayangnya saya satu pondok dengan saudara sepupu saya yang lain. kami tinggal di pondok pesantren yang sama (satu kamar) namun beda sekolah. masa tersebut adalah masa yang cukup bahagia untuk saya di sekolah, namun masa neraka untuk saya saat di pondok pesantren. 
segala macam hal menyakitkan saya alami selama itu. mungkin maksud saudara saya baik, namun penyampaiannya sangat menyakitkan hati. saking traumanya, saya tidak ingat persis diperlakukan seperti apa (otak saya seakan tidak mau mengingat lagi), namun saya tau persis secara keseluruhan hal tersebut menyakitkan bagi saya. hingga sekarang saya dewasa, menikah dan punya anak pun, saya tidak bisa mendekati saudara sepupu saya tersebut. kami berhubungan baik, tapi ya hanya sekadarnya saja. 
setelah masa kecil dan masa puber yang menyisakan trauma, alhamdulillah saya menjalani masa remaja (SMA) di salah satu sekolah di kota kelahiran saya, dan jauh dari saudara saya. jauh dalam artian, saya tidak satu sekolah dengan mereka, dan jarang bergaul dengan mereka karena kebanyakan dari mereka menjalani kehidupan di pondok pesantren. Tiga tahun masa SMA saya terlewati dengan baik. meskipun sebagian besar saya habiskan untuk belajar (ya, saya dulu adalah orang yang cukup ambisius dalam hal akademik), namun saya merasa bahagia dengan kehidupan SMA saya.
teman dekat saya tidak banyak, namun ketiga nya masih berhubungan baik dengan saya hingga sekarang. meskipun kami jarang berkomunikasi, namun apabila kami bertemu, kami selalu seru dan antusias untuk membicarakan berbagai hal, dan tentu saja tertawa bersama. hai Lely, Anis, dan Miming, semoga kalian selalu bahagia ya, love you all :kiss.
dari trauma masa kecil tersebut, saya menjadi orang yang paling tidak suka dimanfaatkan orang lain. saya selalu melakukan scanning terhadap orang2 yang akan berhubungan dengan saya, apabila orang tersebut terlihat hanya ingin memanfaatkan saya saja, maka saya akan membentengi diri dan memberikan sinyal menolak dari awal. bagi orang yang tidak terlalu mengenal saya, hal tersebut menimbulkan kesan saya adalah orang yang cuek dan tidak senang membantu orang lain. dan saya susah untuk mengubah hal tersebut.
selain itu, saya menjadi orang yang menyeleksi setiap orang yang ingin dekat dengan saya. semua saya filter. untuk orang-orang yang menyakiti saya di masa lalu, secara natural saya tidak akan bisa menjadi teman dekatnya, tetapi bukan berarti bermusuhan, hanya sekadar berhubungan baik saja.
efek lainnya adalah, saya selalu merasa bersaing dengan saudara sepupu2 saya. saya yang seakan tidak terima diperlakukan dengan adil di masa lalu karena latar belakang ekonomi keluarga saya, mempunyai urgensi untuk membuktikan bahwa ekonomi keluarga saya bisa saya ubah, tidak akan selamanya seperti dulu dan bahwa keluarga saya tidak bisa diremehkan. ini adalah salah satu efek positif yang membuat saya dan adik saya berhasil menaikkan kondisi ekonomi keluarga saya, sehingga kondisi saudara persepupuan ini sudah berubah di saat saya sudah dewasa. 
sekarang saya tidak lagi merasa diremehkan, pun kalau saya diremehkan, hal tersebut tidak lagi mengganggu saya dan kehidupan saya. dengan menjadi dewasa dan sudah mengusahakan yang terbaik, saya tidak lagi terlalu mendengarkan celotehan orang atau komentar dan sindiran orang. saya sudah cukup sibuk dengan pekerjaan dan keluarga saya sendiri. 
yang saya harapkan sekarang adalah semoga anak saya tidak mengalami lingkungan yang toxic atau menerima diskriminasi entah dari saudara atau dari teman sekolahnya. seseorang yang merasa dihargai dari kecil hingga dewasa tentu membuat anak lebih bisa berpikir positif saat mengalami tekanan atau kondisi yang tidak menyenangkan. hopefully there is a world without bullying for our kids. We can do a lot to stop bullying, one of them is do not teach your kids to bully someone else. 
Thank you for reading it everyone! 
0 notes
rinochii · 6 years ago
Quote
Think too much and you’ll create a problem that wasn’t there in the first place.
(via purplebuddhaquotes)
883 notes · View notes
rinochii · 6 years ago
Text
Welcome back tumblr!!!
Hello tumblr, tempat nyampah paling oke sepanjang masa ^,^
0 notes
rinochii · 7 years ago
Text
My Fave Genre
so here we are. i want to talk about something that rarely pop out in my daily life. no, i mean i almost never talk about it. it’s not a secret, actually. because i do it every weekdays and if i have a sparetime. this is about my favorite genre. hehe
okay, i want to make announcement. hahaha. i’m a k-pop addict. addict? yeah, everyday i listen to k-pop song and watching k-pop reality show and also k-drama. so basically i’m a k-popers. hello k-popers out there, you are not alone :DD
the first time i feel attached to k-pop things is when i’m in the last year of college, it’s around 2010. i listen to Baby,baby by SNSD through my friend’s phone. then i began to search who is SNSD and etc. 
the first group that i stan is SND. They are amazing to me. i’m an OT9 fans actually, so it’s a heartbreaking when one of the member left SNSD. the next group that i always adore is EXO. i’m a maniac to them, not until going to their concert tough, but i always keep update news about them, their new song, their variety show, etc. 
after i’m declared to be the fans of SNSD and EXO, eventually i look another artist under SM entertainment. but not until becoming fan, i just have a little interest in other artist such as Redvelvet and Super Junior.
then there is a survival show. i always love a survival show which is a showing us how much difficult for someone becoming an idol in South Korea. they must have been working hard, i mean a really working hard. not just about strong willing, hard working attitude, awesome talent, but also luck. and it sucks. so many people talented out there that always working hard but he/she doesn’t have any luck that make her/him not successful. 
the group that i stan after a survival show is IOI and Wanna One. i love them! but sadly, their contract is limited. now, IOI have been disbanded and Wanna One still have one year left. hiks.
besides k-pop music, i also love k-drama and their reality show. i’m a huge fan of Running Man, Happy Together, 1 Night 2 Days, etc. although i didn’t watch all of their episode, but if the guest is someone that i know, i always watch it.
about k-drama.. i rarely download k-drama by myself. usually i get the file from my friends so i just have to watch it. it is easy right? hehe
so one of you must be thinking, how can you have time to do such things when you are a working mom from eight-to-five and after that you have a son that just two years old?
here are my answer. mostly i listen music when i’m working at my office with headphones on, or when i’m at the way to work or the way going home. for watching k-drama or reality show i often do it at my office when i’m finishing my work or at the break time and also when my son sleep. hehe
maybe i want to say this to every mom out there. to becoming a happy mother for your son, you must be happy first. if you are a working mom, you must make your workplace comfortable. if you are enjoying your work, then you can fully be yourself when you are going home. don’t bring the stress from workplace to your home and otherwise. 
 i always do this everyday. i’m work hard and play hard at my working place. after that playing hard, i becoming more relaxing to give my full time in home for my son. got luck mom, don’t forget that you are awesome! ^^
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
Headphones..
actually i’m very petty to myself. i rarely buy anything expensive to give myself a present. but the audio world makes me to do so. haha (yeah i’m blaming someone else! :DD)
this is about headphone. and i have decided to buy headphone that’s very expensive for me. and the packaged has just been delivered to me. so let’s enjoy some music now. bye tumblr-people! ^^
Tumblr media
source: amazon.com
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
Goodbye
"Kamu serius nggak sih sama aku?"
suara itu terdengar menggantung di udara. dari nadanya, tak tampak keyakinan sang penanya. apalagi yang ditanya. sejenak keduanya memilih diam.
yang lelaki kemudian melengos, melenguh, mengeluarkan nafas panjang tanpa diringi kata. perempuan berambut panjang disebelahnya bertambah geram sebab pertanyaan 'pentingnya' tak kunjung dijawab oleh sang kekasih.
"Kres, kamu ga mau jawab apa emang gak punya jawaban?"
Pemuda bernama Kresna menatap pasangannya tajam. 
"Kamu udah tau jawabannya Cha.."
"Tapi aku pengen denger dari mulut kamu sendiri" tak mau kalah, sang perempuan melengos balik.
"Gak akan ada bedanya. gak akan merubah apapun yang udah jadi kesepakatan kita"
Icha mendelik," Kesepakatan 'kita'? aku nggak pernah merasa bikin kesepakatan itu sama kamu. yang aku anggap kesepakatan cuma kamu 'dulu' mau serius sama aku." 
ini sudah yang ketujuh kalinya mereka bertengkar tentang persoalan yang sama. berputar-putar tanpa mencari titik solusi. ah jiwa muda, betapa bergejolaknya sehingga membaurkan mana yang pantas disebut masalah dan yang hanya sebagai lelucon hidup semata.
Lelaki bernama Kresna itu terpekur menatap tanah. Dan perempuan di sebelahnya sibuk memainkan jari tangannya, geram. 
"Ya udah, sementara kamu berpikir, kita break dulu aja." Icha menghela nafas, berusaha mati-matian agar nada bicaranya terdengar biasa saja.
Kresna menoleh cemas. tapi tetap tak ada kata yang keluar dari mulutnya. seakan tak punya pilihan, Kresna mengangguk pasrah.
Icha semakin geram. bukankah di saat seperti ini dia seharusnya menahanku? memberi solusi yang lebih baik, bukannya dengan gampang mengangguk begitu saja?!
"Tapi aku nggak mau dengar tentang 'Kesepakatan Kita' lagi. itu keputusan kamu sendiri. aku nggak pernah merasa mengiyakan. " Icha mengeluarkan sebuah amplop biru muda kecil dari dalam tas nya.
"Aku cuman mau ngingetin, janji kamu lima tahun yang lalu."
Kresna meraih amplop itu dengan lesu. tanpa diingatkan pun dia tahu persis apa isi amplop itu, sebuah kertas kecil ucapan selamat ulang tahun yang berisi permintaannya kepada Icha untuk menunggunya. dan janjinya untuk selalu ada disisinya.
tanpa sepatah kata terucap, ia beranjak dari tempat duduknya. Icha memandangnya dengan tatapan tak percaya penuh tanya. kamu serius mau pergi sebelum pembicaraan ini selesai??? hatinya membatin kesal menyayangkan sikap laki-laki yang sudah menemani hari-harinya lima tahun belakangan ini.
“aku pergi dulu, mau nengok ibu,” kata Kresna lirih sembari melangkahkan kaki.
Icha terdiam tak menyahut. terlalu sakit untuk sekedar meminta Kresna bertahan disini, membahas permasalahan yang tak kunjung selesai dari enam bulan yang lalu. atau mungkin tak akan pernah selesai, keluhnya dalam diam. bayangan punggung Kresna bergerak menjauh, semakin jauh hingga hilang di tikungan jalan dan yang bisa dilakukan Icha hanya menangis. tanpa terasa air mata menetes perlahan dari sudut matanya, sembab.
~~
malam yang sepi, malam yang kosong. tatapan Icha tertuju pada kalender yang tergeletak di atas meja riasnya. dua puluh empat maret, tanggal yang dilingkari merah sembari diikuti notes kecil disampingnya. ya, dua puluh empat maret yang seharusnya bahagia. namun dua puluh empat maret tahun ini semakin suram, sangat jauh dari harapan dan angan-angan.
Icha meraih handphone di sebelahnya, secara otomatis menekan tombol history panggilan dan langsung menelepon. tapi sedetik kemudian ia membatalkan teleponnya itu. 
Sayang.
nama dial yang terpampang di layar handphone membuatnya jengah. sekelebat bayangan terlintas di pikirannya. dia lagi ngapain sekarang? apakah dia bahagia? apa dia kangen sama aku? pikiran-pikiran itu terus menghantuinya hingga Ica menarik selimut kasar hingga menutupi kepalanya berharap hal itu sirna, namun tetap tak mengubah keadaan. 
satu minggu lagi menuju tanggal dua puluh empat maret. kemanakah kamu wahai harapan? sembuyi dimana kamu si angan-angan? hilang kemana kamu sang mimpi?. Icha menahan nafas. Hufftt... semuanya hilang seakan tak berbekas. semua janji itu ternyata tidak ada artinya.
it doesn’t mean so much to him.
Icha menelungkupkan kepalanya frustasi. keputusan break ini ternyata tidak membuat hidupnya lebih tenang, sesuatu yang menggantung seperti ini malah menyiksa batin dan raganya melebihi ekspektasinya dan semua yang dia rencanakan semakin jauh dari kenyataan.
handphone nya berdering. Ayah.
“Halo nak, gimana kabarnya? Icha sehat-sehat aja?” suara Ayah tersayangnya itu terdengar serak.
“Alhamdulillah baik yah. Ayah gimana? Mama? Kak Edo?”
“Alhamdulillah baik semuanya. Kresna gimana nak? Sudah ada keputusan?” pertanyaan itu membuat lutut Icha lemas.
giginya menggingit ujung bibir pelan, Icha tidak tahu harus menjawab apa. sesaat semuanya hening. Icha tahu persis Ayahnya menunggunya berbicara.
“Belum yah.” Icha akhirnya bersuara. “ Apa Icha udahan aja ya yah?”
akhirnya pertanyaan itu berhasil ia lontarkan. dari ujung telepon terdengar sang Ayah menghela nafas lirih. 
“Ayah sama Mama ikut keputusan Icha. Kami cuma bisa menunggu, semua tergantung sama Icha.” jawaban itu sudah diduga Icha. tanpa terkejut, ia mengangguk mengiyakan meski Ayahnya tidak tahu kalau dia memberikan respond.
“tapi mungkin Ayah bisa memberi saran. masalah Ibu Kresna seharusnya bisa kita atasi bersama. Ayah sama Mama pasti akan membantu.”
Icha mengerucutkan bibir, “dan ayah tahu persis Kresna orang yang seperti apa. kalau dia mau menerima pertolongan ayah dari awal, masalah ini nggak akan berlarut-larut..”
percakapan di telepon itu pun berlanjut ke topik yang lain. mulai dari hari peringatan kematian nenek di kampung halaman, sampai masalah pekerjaan yang sepele yang ada di kantor pun tak luput Icha ceritakan pada ayahnya. setelah setengah jam, pembicaraan tersebut berakhir. Icha kembali menyelimuti tubuhnya hingga ujung kepala, memejamkan mata dan berpikir.
Apa aku bener-bener harus udahan aja? Siapkah aku tanpa kresna?
~~
jam kantor berdenting dua belas kali. itu berarti sekarang sudah masuk jam makan siang. Icha sedang membereskan sisa pekerjaannya ketika Rani, temen di sebelah meja kerjanya menepuk bahunya.
“Cha, makan siang yuk” ujar Rani sembari mengacungkan dompetnya tinggi-tinggi.
“Itu maksudnya mau nraktir gue?” Icha menunjuk dompet Rani sambil tersenyum.
“Ih enak aja, itu maksudnya gue udah bawa uang, gue udah ready buat lunch” sembur Rani sewot. “Mau makan dimana kita?”
Icha menggeleng. “Gue enggak selera nih. Lo ngajak yang lain aja ya Ran. so sorry..”
Rani mengernyitkan keningnya. “Why? Is it because Mr. K?”
Sedikit terkejut, Icha tersenyum miris. “Not just him actually. maybe it’s about me after all”
Rani yang sudah berdiri sedari tadi, menarik kursi mendekat ke arah Ica. dia membuka lengannya lebar-lebar. Icha menyambut lengan terbuka dengan memeluk Rani erat. keduanya tenggelam dalam pelukan yang dalam, hening namun penuh makna. 
Icha melepas pelukan itu dengan menahan senyum sekuat yang dia bisa. dia sudah berjanji, tidak akan pernah menangis di kantor untuk masalah ini. this is her private life that nobody should know about. Kecuali Rani, si miss-know-everything-about-her-lovelife.
“Kalau kamu mau curhat, kamu tau aku punya seluruh waktu untuk ndengerin kamu Cha. Everytime you’re ready to talk about it, you know i always be here” Rani memberikan senyum termanis yang ia punya, yang diambut anggukan oleh Icha. 
Icha mendorong Rani pergi makan siang tanpa menunggunya, dan di saat yang sama Bu Paula, atasan kerja Kresna datang memasuki ruangan mereka berdua. Mengetahui itu, Rani pamit pergi membiarkan Icha hanya berdua dengan Bu Paula. Icha tersenyum kikuk di depan atasan kerja kekasihnya itu. ada apalagi ini??
“Icha, kamu tahu kemana Kresna pergi?” pertanyaan itu membuat mata Icha membesar. sungguh ia tidak tahu kemana Kresna pergi, lebih tepatnya dia tidak menyangka Kresna akan pergi tanpa memberitahunya.
Icha menggeleng lemah. disimpannya rasa terkejut itu rapat-rapat, sebab semua orang di kantor ini tahu kalau dia adalah mrs-wife-to-be nya Kresna. padahal realitanya sungguh semakin jauh dari prasangka semua orang.
“Really? dia nggak ngabarin kamu juga? it has been three days Cha, include weekend. Saya menghubunginya pas weekend karena ada kerjaan mendesak, tapi nggak ada kabar sampai sekarang” jelas Bu Paula datar.
“Saya juga Bu. nggak ada kabar apa-apa dari Kresna,” ucap Icha lirih. dia benar-benar tidak mau diinterogasi tentang permasalahannya dengan Kresna sekarang.
“Okay, saya hanya minta kalau Kresna sudah ngehubungin kamu, saya dikabarin ya. Hope anything goes well for you two,” Bu Paula menepuk bahu Icha sembari tersenyum, untuk kemudian pergi kembali ke ruangannya.
Icha menundukkan kepala untuk kesekian kalinya hari ini. kepalanya pening. Kamu kemana Kres? Apakah aku sekarang bukan siapa-siapa lagi buat kamu??
~~
Hujan kembali turun membasahi bumi. membuat jalanan kota semakin macet, menyebabkan pegawai kantor malas pulang, merubah mood sebagian orang menjadi buruk maupun sebaliknya, namun yang jelas tidak memberikan pengaruh apapun pada perasaan Icha saat ini. tanpa hujan turun pun, dalam hatinya sudah turun hujan deras disertai petir yang menggelegar sejak semalam yang lalu. Kelam, tanpa harapan.
Harapan? Icha meringis sendiri. Kata itu semakin jauh dari angan, semakin tenggelam dalam kenyataan. Duduk disini, menunggu kedatangan lelaki -yang dulu diharapkannya menjadi imam dalam hidupnya- hanya untuk memberitahukan keputusan terakhirnya. Icha memandang ke arah jendela kafe, hujan deras nan lebat itu membuat jam seakan berdetak semakin lambat. 
sudah pukul empat lewat, namun yang ditunggu tak kunjung datang. Icha berusaha membunuh waktu dengan berselancar di media sosial, namun kegiatan itu malah membuatnya cemburu sosial. 
kenapa sih ibu-ibu muda itu selalu mengunggah foto bayi-bayinya? mau sok pamer? apa mereka ga sadar pasti ada yang terluka gara-gara postingan mereka? 
Icha menutup handphonenya kesal. di usia yang memasuki kepala tiga hari ini, yeah, hari ulang tahun yang suram meskipun semua orang terdekatnya sudah memberi ucapan selamat dan doa. tiga puluh tahun. dan belum menikah. berencana menikah namun gagal. punya pacar. namun sebentar lagi akan putus. jadi sebentar lagi, dia akan menjadi perempuan usia tiga puluh tahun dengan status jomblo. yang dengan status itu, rencana pernikahan menguap entah kemana. 
Icha memejamkan matanya sebentar untuk menyadari kenyataan pahit itu. sakit sekali rasanya. ia meremas tangannya kuat-kuat, berusaha memberi kekuatan pada dirinya sendiri. everything is gonna be alright. everything has its ending, so does her relationship. everything is just..
“Cha?” sapaan itu membuyarkan lamunan Icha yang belum selesai.
sosok laki-laki yang dinantinya telah datang. dengan baju dan ujung rambut sedikit basah terkena percikan air hujan, Kresna selalu mempesona. garis wajah yang tegas dan hidung mancungnya selalu membuat Icha tersenyum tanpa disadarinya. namun dengan segera Icha kembali bangun dari mimpi indah, sebentar lagi dia bukan milikmu lagi Cha, ingat itu!
”Kena hujan?” tanya Icha spontan melihat keadaan Kresna. 
Yang ditanya tersenyum tipis, perempuan ini tidak berubah, selalu kondisi yang terlebih dulu menyita perhatiannya.
“Nggak. Keluar mobil nggak pake payung. dikit kok” ujar Kresna santai.
Icha mengangguk dalam diam. dia bingung mau mulai darimana. 
~~
Terdengar sayup-sayup lagu Raisa “Usai Disini” diputar pelan dalam kafe itu.
Pedihnya tanya yang tak terjawab Mampu menjatuhkanku yang dikira tegar Kau tepikan aku, kau renggut mimpi Yang dulu kita ukir bersama Seolah aku tak pernah jadi bagian besar dalam hari-harimu
setiap denting nada lagu itu seakan menggores luka di hati Icha. Kresna diam mendengarkan lantunan lagu itu, hening.
Lebih baik kita usai di sini Sebelum cerita indah tergantikan pahitnya sakit hati Bukannya aku mudah menyerah, tapi bijaksana Mengerti kapan harus berhenti Ku kan menunggu, tapi tak selamanya
Icha menghirup nafas dalam-dalam. bersiap-siap melontarkan apapun yang ingin dikatakannya sejak tadi.
“Kres..”
“Happy Birthday ya Cha. Semoga sisa umur kamu bermanfaat..” sahut Kresna buru-buru, seolah ingin Icha menghentikan pembicaraannya.
Icha terkejut sebentar, ternyata dia juga belum siap, batinnya.
“Makasih Kres. hemm.. aneh ya rasanya,” Icha tersenyum getir. ia memandang Kresna lekat-lekat, ada sorot mata kesedihan yang jelas terpancar. Mungkin masing-masing dari mereka sudah paham akan maksud pertemuan ini. Mungkin tinggal menunggu siapa yang lebih dulu membuka topik, siapa yang lebih dulu ingin mengakhiri.
Icha menghela nafas lagi, Kresna menunggu dengan kikuk. masing-masing masih memilih diam, memandangi kemacetan di jalan luar, mendengar suara tetesan air hujan yang terdengar jelas saat keheningan merajai semuanya. 
detik demi detik berlalu, Icha sudah menghabiskan hampir separuh minuman yang dipesannya, namun tetap tidak ada kemajuan berarti. okey, ini saatnya..
“karena kamu nggak mau memulai duluan, okey biar aku aja. “ Icha berusaha tegar sekuat yang dia bisa. jangan nangis Cha, plis jangan nagis..
“Kita udahan aja ya. “ ucap Icha setengah tercekat,” sepertinya berbulan-bulan terakhir, kita nggak dapat titik temu. Mungkin memang kamu butuh seseorang yang bisa menunggu tanpa batas waktu. dan itu bukan aku”
tes. 
tes.
air mata yang sudah ditahannya sejak tadi tak dapat dibendung lagi.
“Makasih buat lima tahun ini. aku nggak nyesel kenal sama kamu. semoga kamu dapat seseorang yang lebih jauh dari aku. Thanks for everything ya Kres..” Icha sedikit terisak.
Kresna tetap diam dalam sesal. dipandanginya sosok yang masih merajai singgasana hatinya itu sedang menangis tersedu. Kresna mengepalkan genggaman tangannya. dia kecewa, kecewa pada dirinya sendiri. kecewa pada ego nya yang selangit yang akhirnya merobohkan hubungan yang sudah dia jalin lima tahun lamanya. kecewa pada keadaan yang tidak memihak pada dirinya. kecewa pada pilihannya yang harus mengorbankan kekasih tercintanya.
tapi sekuat apapun dia berusaha, dia tidak akan mampu menyeret Icha untuk masuk dalam pusaran masalah dalam hidupnya. kondisinya yang sekarang tidak memungkinkan dia untuk melangkah lebih jauh pada hubungan ini. sementara Icha sudah sangat sabar menunggu keadaannya menjadi lebih baik dari tiga tahun silam, namun tidak ada perubahan yang berarti.
bagaimana dia bisa meminang anak orang kalau yang bisa ia janjikan hanyalah masalah dan penderitaan? bagaimana dia bisa meminta Icha untuk menunggu lebih lama lagi, sementara dia sendiri tidak yakin kapan masalah ini akan selesai?
mungkin memang ini jalan terbaik. for both of us. Kresna tenggelam dalam pikirannya sendiri. 
“Maafin aku ya Cha, aku udah memaksa kamu mengikuti kesepakatan yang aku buat sendiri. semoga kamu dapat orang yang terbaik. Makasih buat semuanya..” akhirnya Kresna berani buka suara.
Icha kembali terisak.
Goodbye Kresna. You’re truly a good friend and a wonderful boyfriend.
~~
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
My Present Life
so i didn’t touch tumblr for a very long time. it was around four years, maybe because my life got so busy (lame excuse, haha) or because i forgot my tumblr’s password (yeah, i know i shouldn’t do this). but in the time being, my life has been drastically changed. 
the first huge change is, i have got married. LOL. yes it was. i’m a married woman now. i have a lovely husband (for me he still a love dovey person, hihi) and we have a great chemistry. but he is a hundred miles away from me. so yeah, we’re doing a long distance marriage. 
the second change is i have a son now. my babyboy that turn out 22 months old this month. he has a gold genes so he is a very good looking boy (of course for me he is the most handsome boy in the world :winkwink). then because my husband is not around me everytime, so my world would be around my lovely babyboy. his initial name is baby R. don’t ask what R is that, hehe.
those changes make my life a full different life that i used to live. i’m a wife and a mother now. i’m no longer a woman who always feeling gloomy about my lovelife because i have so many things that i’m worried about beside mylovelife. maybe marriage is a different stage with another relationship after all. trust and commitment is the priority so i’m no longer feeling cautious or jealous with my husband if there is nothing suspicious.
maybe the only problem now is a long distance marriage that we’ve been through. that long distance always become my number one enemy from the very start. but after i’m delivering baby, those enemy is not my biggest rival anymore. since then i’m focused on raising my son with all of the things that i have. love, money, attention, time, until emotion, i have given to my children abundantly. 
so now, i live a normal life. i have a husband and a son. i have my lttle family. i’m no longer a young girl. i’m a woman, a married woman. but the most important thing is i am a mother now and i’m happy. despite all of those mistake and difficulty in life, i’m blessed. i sincerely thank God for giving me a wonderful husband and a brightest child i ever have. hopefully my family’s journey will always filled with lots of love, happiness, and joy for the rest of our life. amiiiinnnn.
Tumblr media
source: http://www.kitaro10.com/artwork/photography-artwork/monochrome-photography-examples/
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
Menua Bersama (My Latest Favorite Song)
ketika kulihat kisah mereka oh terasa indah bagaikan cerita walau waktu menjauh hati kian berlabuh sungguh tergambar cinta sejati
saling bantu berdiri tersenyum dan menatih ku ingin seperti mereka menua bersama
berjanji saling menunggu bila pergi lebih dulu ku ingin seperti mereka menua bersama
hari silih berganti musim pun berlanjut cinta terus bersemi di tepian waktu dan anganku pun terbawa mengharapkan yang sama oh akan kah cintaku seperti ini?
saling bantu berdiri tersenyum dan menatih ku ingin seperti mereka menua bersama
berjanji saling menunggu bila pergi lebih dulu ku ingin seperti mereka menua bersama
saling bantu berdiri tersenyum dan menatih ku ingin seperti mereka menua bersama
berjanji saling menunggu bila pergi lebih dulu ku ingin seperti mereka ku ingin seperti mereka
menua bersama
-Rahmania Astrini-
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
Nostalgic
tidak ada rasa yang lebih nostalgic daripada membaca tulisan sendiri di masa lampau. aauwww, me-feeling-like-cringe-everytime hahaha
0 notes
rinochii · 8 years ago
Text
I’m back..
Hello my dear tumblr.. finally i found you again. yuhuuuuuuu... i miss to write post in here. hopefully it not just the beginning.. let’s create some memories together!!!
0 notes
rinochii · 11 years ago
Text
Renungan -Part One-
BERNAHKAH HIDUP KITA SUDAH MENGALAMI KEMAJUAN ??
Saat ini kita semua berada diabad milenium. Yah Kita semua…….
Kita semua adalah orang2 modern dg berbagai kemajuan yg luar biasa berhasil kita capai..
Kita sering merasa telah berhasil menciptakan peradaban yg jauh lebih baik. Tapi apa memang demikian…??
Cobalah sejenak kita renungkan, apakah benar kita berhasil atau malah gagal menciptakan peradaban yg lebih baik dari generesi penerus terdahulu kita…
Perhatikan ……. Kita telah berhasil membangun gedung2 yg lebih tinggi tapi belum berhasil membangun kesabaran yg …………………
Kita berhasil membangun jalan yg bebas hambatan yg begitu hebat. Tapi memiliki sudut pandang yg semakin sempit.
Kita berhasil mencari uang lebih byk tapi memiliki waktu yg lebih sedikit.
Kita memiliki rumah yg lebih besar tapi keluarga yg jauh lebih kecil..
Kita memiliki rumah yg lebih banyak tapi lebih sedikit kita tinggali.
Kita memiliki lebih banyak gelar tapi logika yg makin sempit.
Kita memiliki lebih banyak pengetahuan tapi nurani yg semakin sedikit.
Lebih banyak ahli tapi jauh lebih banyak masalah.
Lebih banyak obat2an tapi kesehatan kita jauh lebih rentan.
Kita minum dan merokok terlalu banyak,meluangkan waktu dg terlalu ceroboh, tertawa semakin sedikit,menyetir terlalu cepat, marah terlalu besar, tidur terlalu malam, dan bangun terlalu lelah.
Membaca terlalu sedikit, menonton TV terlalu banyak dan berdoa semakin jarang.
Kita telah melipat gandakan barang miliki kita, tapi mengurangi harga diri kita.
Kita terlalu banyak bicara tapi terlalu jarang mendengarkan.
Kita belajar bagaimana mencari uang yg banyak tapi bukan mencari kehidupan bahagia dan penuh arti.
Kita telah mencapai bulan tapi justru memiliki masalah dg menyeberangi jalan dan menemui tetangga baru kita disebelah rumah kita sendiri.
Kita telah mengalahkan luar angkasa tapi gagal mengalahkan nafsu diri kita sendiri.
Kita telah melakukan hal2 besar tapi bukan hal2 yg mulia.
Kita telah berhasil membersihkan udara tapi telah gagal membersihkan jiwa.
Kita menulis lebih banyak tapi membaca lebih sedikit. Kita berencana lebih banyak tapi mencapai jauh lebih sedikit.
Kita belajar untuk bisa selalu bergerak lebih cepat bukannya menjadi lebih sabar.
Kita begitu banyak menciptakan alat komunikasi namun berkomunikasi dengan keluarga semakin sedikit.
Sesungguhnya kita sedang berada dijaman semua makanan cepat disajikan namun lebih lambat dicerna.
Banyak dilahirkan orang2 besar tapi dg karakter yg sangat kerdil.
Pendapatan yg semakin tinggi tapi hubungan yg semakin renggang.
Inilah zaman dimana banyak negosiasi perdamaian dibuat tapi jauh lebih banyak peperangan.
Ini adalah jaman perjalanan dibuat singkat, popok sekali pakai dibuang, moralitas yg sudah terbuang, hubungan hanya satu malam, berat badan berlebihan.
Dan pil2 yg bisa melakukan segalanya mulai dari menceriakan, menenangkan, sampai membunuh dan mematikan.
Ini adalah jaman dimana banyak barang tersedia dipasar tapi orang tidak mampu untuk membelinya.
Ini adalah jaman dimana kemajuan teknologi dapat menyampaikan pesan ini kepada anda tapi sekaligus jaman dimana anda dapat memilih. Apakah anda hanya mendengarkan renungan ini atau ataukah hanya berkata,… ah, ini tidak penting, tak ada waktu untuk merenung.
Ingatlah…… Luangkanlah lebih banyak waktu untuk orang2 yg kita kasihi sekarang juga karena mereka tidak selalu ada sisi kita selamanya.
Ingatlah.. Ucapkanlah kata yg baik dan kalimat cinta untuk orang yang selama ini memandang anda dengan penuh ketakutan.
Ingatlah.. Berikanlah pelukan terhangat untuk orang2 terbaik disisi anda, karena itu adalah satu2nya harta yg dpt anda berikan tanpa memerlukan biaya sepeserpun.
Berikanlah waktu untuk mencintai,berikanlah waktu untuk berbicara, berikanlah waktu untuk berbagi fikiran yg berharga dibenak anda.
Seorang anak sama sekali tidak meminta banyak harta dari orang tuanya, tapi banyak waktu yg diberikan untuk bersama.
Seorang anak tak membutuhkan orang tua yg memliki kedekatan dg seorang pejabat, pengusaha dan orang terhormat, melainkan hanya kedekatan anda bersamanya.
Ingatlah selalu, hidup tak diukur dg jumlah nafas kita, tapi bagaimana kita menghabiskan nafas kita.
Mari kita renungkan, apakah kita berada dalam proses kemajuan ataukah kemunduran..Dari peradaban jalan yg kita sedang jalani saat ini…?
George Carlin
sumber: http://ayahkita.blogspot.com/2014/03/renungan-terbaik-untuk-para-orang-tua.html
0 notes
rinochii · 11 years ago
Photo
Tumblr media
248 notes · View notes
rinochii · 11 years ago
Photo
Tumblr media
★★★ more quotes here ★★★
177 notes · View notes
rinochii · 11 years ago
Text
Thank God, I Found You :)
I would give up everything Before I'd separate myself from you After so much suffering I've finally found a man that's true
I was all by myself for the longest time So cold inside And the hurt from the heart it would not subside I felt like dying until you saved my life
Thank God I found you, I was lost without you My every wish and every dream somehow became reality When you brought the sunlight, completed my whole life I'm overwhelmed with gratitude 'cause baby, I'm so thankful I found you
I would give you everything There's nothing in this world I wouldn't do To ensure your happiness I'll cherish every part of you
Because without you beside me I can't survive I don't wanna try If you're keeping me warm each and every night I'll be all right 'cause I need you in my life
Thank God I found you (I'm begging you) I was lost without you (So lost without you) My every wish and every dream (Every dream, every dream) Somehow became reality
When you brought the sunlight (Brought the sunlight) Completed my whole life I'm overwhelmed with gratitude 'cause baby, I'm so thankful I found you
See I was so desolate before you came to me Looking back, I guess it shows that we were destined to shine After the rain to appreciate, the gift of what we have And I'd go through it all over again to be able to feel this way
Thank God I found you I was lost without you (Lost without you, baby) My every wish and every dream somehow became reality
When you brought the sunlight Completed my whole life (Whole life) I'm overwhelmed with gratitude, sweet baby, I'm so thankful I found you
Thank God I found you, I was lost without you I'm overwhelmed with gratitude, my baby, I'm so thankful I found you I'm overwhelmed with gratitude, my baby, I'm so thankful I found you
-Mariah Carey feat 98 Degrees-
1 note · View note
rinochii · 11 years ago
Photo
Tumblr media
Farewell Party Atasan
Selamat jalan pak. meskipun ini bukan perpisahan karena kita masih bisa bertemu kembali, tapi saya mendoakan semoga karir Bapak semakin sukses di tempat yang baru. dan doakan kami juga ya pak, agar menjadi semakin baik, dan semakin mengabdi di institusi ini. Nagara Dana Rakca fighting!!!
0 notes
rinochii · 11 years ago
Text
Fighto!
akhirnya jumlah draft berkurang juga.  fiuuhhhh *usap peluh*
0 notes