Quote
..pada akhirnya, saya sampai pada kesimpulan bahwa bukan “semua lelaki sama”, hanya saja saya yang tak cukup istimewa untuk dapatkan perhatiannya. Saya yang tak cukup luar biasa untuk mendapat pujian dan waktu lebih darinya.
Ini tentang saya, bukan tentangnya.
3 notes
·
View notes
Text
Surat Sang Ibunda
Bukan kesalahanmu jika suatu saat kau temui ia menyakitimu. Juga bukan salahmu jika suatu hari ia berpaling dariku dan membuatmu berada di posisi luar biasa sulit. Ini sama sekali bukan salahmu, nak. Bukan... Aku dan dia hanyalah sepasang tangan yang dititipi-Nya bidadari secantik kamu. Mungkin aku dan dia bukanlah tangan terbaik. Aku dan dia bukan tangan penuh kelembutan yang bisa membelaimu saat pikirmu keruh. Aku dan dia juga bukan tangan yang kuat untuk saling menahan emosi. Tapi tidak demikian dengan dirimu nak. Lebih kurang 20 tahun ini aku dan dia membentukmu dengan cara masing-masing. Terlepas dari perangaimu yang keras mirip dirinya, kau tumbuh jadi pribadi yang mengagumkan. Caramu menatap dirimu, sekeliling, dan dunia yang luas begitu tajam. Fikir dan hatimu begitu luwes mengimbanginya. Kakimu ringan mengayun mantap, kemanapun angin membawa. Hingga kini tiba usia di mana kau sudah seharusnya mendua, tak lagi menikmati dirimu saja.. Aku begitu menyadari bahwa kenangan membentukmu begini. Memori yang menyakitkan, membuatmu begitu rumit bagi mereka yang acapkali datang sebentar lantas pamit. Tapi ingatlah nak, jikalau kau memahami hakikat menjadi perempuan penuh cinta, tentu kau takkan pernah disia. Jadilah wanita baik yang mengagumkan. Karena bila menjadi baik tak lantas membuatmu menemukan orang baik, maka kelak kau akan ditemukan olehnya, sang pendamping terbaik. Percayalah... Untukmu gadis kecilku, Sang perempuan pembelajar..
2 notes
·
View notes
Quote
Aku tidak pergi. Aku hanya sedang berserah diri. Aku tidak lari. Aku hanya menyerahkan segala isi hati pada-Nya. Suatu waktu aku masih berdoa, memintamu pada-Nya. Tapi aku tidak berani berdoa sesering yang aku mau. Aku masih malu pada Allah. Aku tidak pergi. Setengah hatiku masih meminta untuk menunggu. Tapi aku berserah jika akhirnya yang datang nanti bukan kamu, itu yang terbaik dari Allah untukku.
(via eunheesa)
114 notes
·
View notes
Photo

..karena hadiah terindah bagi seorang anak gadis adalah dipilihkannya cinta pertama oleh sang ibu. Bersyukurlah kamu-kamu yang memiliki kesempatan untuk diperdengarkan olehnya adzan, tepat di kuping mungilmu. Bersyukurlah kamu-kamu yang memiliki kesempatan untuk dicium dan dipeluk hangat olehnya, bahkan ketika kamu merengek, melarangnya pergi meski hanya sementara waktu. Pernahkah kamu bayangkan jika bukan ia yang mengadzanimu? Dan pernahkah kamu rasakan bagaimana sakitnya hati saat ditinggalnya pergi bukan untuk sementara waktu?
0 notes
Quote
Kamu tahu rasanya dipertahankan ? Bahagia, dan sering membuatku uring-uringan. Meski katamu diamnya laki laki itu bukan hanya diam, tapi diammu banyak sekali memikirkan usaha terbaik yang hendak kamu lakukan. Mungkin seperti itu laki laki, sadar bahwa tanggung jawab ada pada pundaknya. Dan perihal caramu memperjuangkan yang kadang membuatku tak mengerti, aku percaya padamu.
Terimakasih, lagi dan lagi. Penuh harap, Semoga kebaikan kebaikan, menemanimu. Semoga kemudahan di iringi keberkahan, menyertaimu. (via menyapamentari)
Dear kamu, semoga pun begitu. Selamat berjuang menjemput senja!
225 notes
·
View notes
Quote
Nak, jika kelak kau jadi orang berilmu, jangan seperti truk gandeng. Besar muatannya, tapi di bagian belakangnya tertempel tulisan: “AWAS JAGA JARAK”
(via tiflunium)
39 notes
·
View notes
Quote
Semesta, tidak bisakah kau berhenti bercanda hari ini saja? Hari ini saja. Hari ini saja.
(via kaktus-gurun)
Semesta membercandaimu. Hanya bercanda. Tentu bukan sesuatu yang teramat serius untuk dihadapi dengan urat tegang. Bukan sesuatu yang teramat serius untuk dilewati dengan pikiran kacau dan kepala tak dingin. Kau tau mengapa disebut bercanda? Karena kelak di ujung kau akan menyadari bahwa itu hanyalah caranya buatmu tertawa ☺
62 notes
·
View notes
Text
Belajar (melepaskan)
Aku akan berterima kasih kepada semesta, yang dengan berbagai cara telah mempertemukan kita. Membuat kau dan aku tidak lagi menganggap masing-masing sebagai asing. Membuat namamu terpatri dalam ingatan, seperti akar yang menancap kuat pada tanah. Dalam.
Tapi aku tidak akan menyalahkan semesta jika suatu saat nanti, kita berjalan saling memunggungi. Meruntuhkan asa yang sempat kita bangun pada awalnya. Karena dipertemukan denganmu membuatku banyak belajar ; mencintaimu salah satunya.
Dipertemukan denganmu, aku belajar banyak tentang penerimaan. Bahwa menerimamu adalah salah satu bagian paling bermakna dalam sejarah perjalanan hidupku. Bahwa untuk menggandeng tanganmu dan berjalan menuju arah yang tidak berlawanan, aku, hatiku, otakku, seluruhku, harus menerima seluruhmu. Kekurangan dan kelebihanmu.
Tapi aku lupa, ujung akhir dari sebuah pertemuan adalah perpisahan. Pendirianku begitu teguh untuk belajar menerimamu. Hingga aku lupa meluangkan sejenak waktu untuk belajar ; melepasmu.
Hingga di sinilah sekarang aku. Terjebak di antara ruang gelap bernama rindu. Dikelilingi kabut asa menggelapkan mata, bernapas dengan udara namamu yang dingin menyiksa dada.
- tiflunsf
Bogor, 20 Oktober 2015
126 notes
·
View notes
Quote
Laki-laki itu terlihat lebih ganteng ketika usia dan pikirannya mendewasa.
Ketika matanya berubah menjadi lebih teduh ketika melihatmu dan anak-anakmu bercanda, padahal kepalanya penuh dengan kerjaan yang entah kapan rampung. Ketika peluknya menjadi lebih ramah saat hujan turun di kedua manik matamu. Ketika senyumnya terlihat sangat manis mendapatimu berdiri di pintu rumah menyambutnya pulang. Ketika dia halal untuk kau miliki, seutuhnya.
Sungguh, surga kadang sedekat itu. :)
Soon 😊
693 notes
·
View notes
Quote
Membercandai senja.. Pura-pura tidur aku dibuatnya. Membercandai senja.. Urungkan lambai tanganku sesaat sebelumnya tiada. Membercandai senja.. Seyakin itu besok kan menatap wajah yang sama.
Membercandai senja.. Bukan tetang membercandai kepergiannya. Karena yang sekarang ada, bisa jadi esok t'lah tiada.
1 note
·
View note
Quote
Mungkin kau perlu jeda untuk menepi, menyendiri, muhasabah setulus-tulusnya, menanyai hati, mengikuti apa maunya nurani. Meski akan menyesakkan dada, tapi hanya sementara. Sebab kita sedang memperjuangkan apa yang Allah sukai. Bukan tentang apa yang kita sukai, bukan tentang maunya kita apa.
Jika semua karena Allah, kau tak akan pernah takut kehilangan! (via menyapamentari)
Diyah Maya Lestari. Kumohon, kembalilah untuk menepi sejenak.
(via menyapamentari)
Lagi, dan lagi.
(via menyapamentari)
381 notes
·
View notes
Quote
Aku memilih menepi dalam diam, karena berada di sana akan membuatku semakin tenggelam. Aku bahkan tak bisa berenang. Sementara engkau semakin menjorok ke lautan.
Sajak Kelima
0 notes
Text
Beda
Sesungguhnya aku tak pernah mengerti bagaimana mereka memahami sebuah pertemuan, ikatan, dan kebersamaan, jika ternyata keduanya tak bertumbuh dari satu akar yang sama. Berbeda jenis keping biji, bentuk daun, batang, bahkan kembang bunganya pun sudah jauh-jauh berbeda rupa. Lantas mengapa pada akhirnya memutuskan untuk memadu(paksa)kan putik dan benang sari meski sungguh itu percuma? Bagaimana mulanya mengambil jalan bersama? Bukankah menyamakan langkah itu tak hanya sekedar frekuensi suara dan pandangan hidup duniawi semata? Materi. Materi. Materi. Lagi-lagi. Benarkah beda ini diyakini kan bawa kebahagiaan yang hakiki? Bilamana terjawab ini soal hati yang tak ada siapapun dapat menerka-nerka isinya, mengendalikan rasanya… bolehkah aku bertanya, bagian mana dari cinta yang pada akhirnya sanggup memberi asa tentang hidup se-sempurna syurga?
0 notes
Quote
Diantara hela nafas ini, aku dan kamu saling bertatapan. Berkaca pada lautan langit beserta awan. Dibawa berkelana, oleh iring-iringan merpati...
Sajak Kelima
0 notes
Quote
Barangkali cinta memang sedemikian adanya. Tak dapat ditanya ke mana ia akan berkelana. Meski mengaku telah jatuh bangun serta merana, cinta pertama sejatinya tak akan pernah pergi ke mana-mana. Ada di dekat asa, meski serpihannya tak lagi dapat kau raba jua.
Sajak Kelima
0 notes
Quote
Selagi perpisahan ini tak mengekalkan.. Selagi aku dan kamu masih bisa menyampaikan rindu pada awan dan langit yang sama.. Aku rela.
Sajak Kelima
0 notes
Quote
Sementara kamu dengan sadar terus membuat jarak, aku mulai mengayuh sampan. Menggulung rindu yang berceceran. Mengentaskan goda syetan dalam kesendirian. Berharap aku akan tiba lebih dulu. Menyambutmu pulang, ke dalam pelukan.
Sajak Kelima
1 note
·
View note