suddensay

[suddensay]

pertama di bulan kedua tenang, tentram luas, hening tatap dan langkah ditemukan saling bahagia membuncah, keluar senyum, menahan baik, berharga, berulang mean a lot terima kasih, selalu

page, 11

[suddensay]

tiga yang kesekian satu tidak pernah menjadi awal, akhir apalagi tidak diketahui di angka mana, di huruf mana memulai bahkan mengakhiri abu-abu, hitam, dan putih tidak jelas, terkabur-kabur, hidup..

page, 10

[suddensay]

biru muda, merah muda terlihat selaras atau harapan di belakang, di depan memilih, dipilih mencari, dicari tentu kedua kesatu bukan tidak hanya takut, tidak berani semesta, selalu selalu dan selalu

page, 9

[suddensay]

mendung tanpa temu sendu tanpa sapa harapan sudah lapar jam belum 48x2 tapi siapa bisa tahan? sehari pun tak sampai 24 wajar bukan? mencari pembenaran

page, 8

[suddensay]

angin menghantar air mengembalikan sampah mempertemukan aku, kamu di kejauhan, menatap langkah, satu-dua tiga, tidak terbayang berharga, teringat keinginan, kembali terulang, ulang-ulang

page, 7

[suddensay]

putih saat pertama menunggu, melihat, tersenyum membuncah, menyusul, bertemu harapan masih ada keinginan semakin jelas berpisah berat menunggu tak ada alasan bersabar, berdoa menjadi kunci

page, 6

[suddensay]

harapan membangun kebahagiaan semu menipu, membodohi di waktu yang sama, untuk perasaan yang sama berhenti, menghambat berjalan, meragu lalu bagaimana? berpegang pada harapan bertahan pada kebahagiaan

page, 5

[suddensay]

suci tak terlihat indah tak terpikir sementara waktu menjauh, kemudian kembali bingung mendera rindu meraja lela logika berpikir tindakan mendahului harus bagaimana, harus seperti aoa puluhan tanya tak terjawab

page, 4

[suddensay]

"I may seem like I want to run away, what I really want is for someone to find me."

[suddensay]

garis pemersatu biru-krem penghubung aku menunggu, dia muncul aku terdiam, dia bergerak waktu berjalan tidak ada kemudahan semesta berjalan seperti biasa berjalan-berjalan, tetap berjalan

page, 3

[suddensay]

langkah menghantar, doa menuntun mimpi membangun, realita membingungkan semesta bercanda kamu bersembunyi, aku berusaha, kita berharap

page, 2

[suddensay]

hijau dalam biru, merah dalam biru kelam terlupa, bahagia tercipta dua menjauh, awal mendekat bawah tak diketahui, atas menunggu tenang bertemu, sejuk mengatur buruk tak setuju, rahasia tak tertebak sekarang berpisah, esok berharap hitam bersama, putih serupa dia mengalun..

page, 1

[suddensay]

setiap hari pasti kita bersinggungan dengan orang lain. entah itu satuan atau bahkan puluhan orang. tapi ketika suatu waktu kita bertemu kembali dengannya, belum tentu kita bisa mengingatnya. apakah saat momen itu memang pertama kalinya kita bertemu atau mungkin dia adalah orang dari masa lalu yang tidak kita ingat.

[suddensay]

ikutan sakit waktu sampai di kalimat terakhir di bab "satu jam lagi". mungkin karena jauh di dalam diri aku ini aku inginkan hal yang sama kaya yang kak rio mau.

[suddensay]

reading this post, i just realized that i still don't know who am i.

[suddensay]

di masa yang lain ketika; aku masih menjadi aku, kamu masih menjadi kamu, dan kita belum menjadi kita, mari kembali bertemu dan berkenalan.

di masa yang lain ketika; waktu memihak kita, spasi berganti setrip, dan kita ada di satu paragraf yang sama, aku akan datang kepadamu.

jadi, izinkan aku untuk minta kamu menunggu. selama apa pun itu. aku janji akan datang untuk menemuimu.

[suddensay]

kayanya aku ga pernah dikasih kesempatan buat punya ruang untuk diri sendiri.

tapi pernyataan yang terlontar selanjutnya adalah; kesempatan itu enggak dikasih sama siapa. orang lain kah atau malah dirimu sendiri?