#SAP06
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Pada era konvergensi seperti sekarang ini, kreativitas tidak kenal lagi yang namanya batasan. Kita bebas mengupload apa saja ke social media atau internet dengan dalih berkreasi. Contoh yang paling sederhana adalah soundcloud. Disini, kamu bebas untuk mencover lagu siapapun atau menyanyikan lagu siapa saja. Bisa dibilang ini adalah ‘dapur rekaman’ gratis, karena, selain dapat menunjukkan bakatmu, media ini juga dapat sekaligus mempromosikan bakatmu tersebut karena tersebar luas di dunia maya.
Namun akankah ada regulasi khusus yang mengatur cover lagu terkait hak cipta yang lebih spesifik jika lagu coverannya tersebut disebar luaskan dan dijadikan untuk kepentingan profit?
0 notes
Text
Xbox 360 Si Paket ‘Komplit’
Oleh Alifa Putri Andari (1506756223)

Salah satu ‘perang’ yang bisa dibilang cukup hebat di era ini adalah Apple vs Android. Sadar atau tidak, setiap terdapat produk Apple terbaru, tidak lama kemudian, pesaingnya yaitu Android juga tidak mau kalah meluncurkan versi terbarunya. Lalu, orang-orang berlomba-lomba membandingkan kecanggihan produk Apple baru ini dengan produk Android. Bahkan tak jarang, mereka membela kedua sistem operasi ini mati-matian.
Sebelum kalian menentukan apakah kalian #TeamApple atau #TeamAndroid, ada satu perbedaan mendasar yang harus kalian ketahui terlebih dahulu. Apple merupakan sterile technology atau bisa disebut juga locked appliances. Zittrain, dalam bukunya ‘The Future of the Internet and How to Stop It’, menjelaskan bahwa sterile adalah kita tidak bisa menambah program seenaknya ke perangkat yang dijual Steve Jobs ini. Fungsinya ‘dikunci’ sehingga pengguna tidak bisa mengutak-atik perangkat tersebut. Sisi positifnya adalah perangkat tersebut aman dari virus atau malware yang terdapat di internet karena sudah dilindungi oleh pihak Apple.
Berbeda dengan Apple, Android justru sebaliknya. Android merupakan generative technology, di mana mengizinkan penggunanya untuk bebas mengutak-atik perangkatnya tersebut tanpa ada pengawasan. Hal ini biasa dikenal dengan istilah rooting. Rooting memungkinkan kita untuk memiliki kuasa yang lebih atas perangkat kita sendiri. Di sisi lain, kebebasan ini mengakibatkan mudahnya perangkat terserang virus karena tidak ada perlindungan.
Lalu, apakah hubungannya dengan Xbox 360? Masih dalam buku yang sama, Zittrain mengambil contoh Xbox 360 sebagai salah satu perangkat yang menyeimbangkan antara sterile dan generative technology. Xbox 360 merupakan konsol game dari Microsoft. Tidak seperti Microsoft Windows untuk PC yang memungkinkan penggunanya menginstall berbagai macam aplikasi sehingga termasuk geverative technology, Xbox 360 tidak mengizinkan software lain terinstall di perangkatnya. Hal ini menyebabkan Xbox 360 dapat dibilang sebagai sterile technology.

Di sisi lain, di dalam Xbox 360 sudah terdapat Xbox Live, yaitu kemampuan untuk streaming konten multimedia dari PC, yang kemudian diupdate sehingga kita bisa streaming atau membeli lagu, program TV, dan film melalui Xbox Music dan Xbox Video yang disertai dengan akses ke pihak ketiga penyedia konten melalui aplikasi streaming media. Belum lagi Xbox 360 dapat dilengkapi dengan Kinect yang berfungsi sebagai sistem kontrol gerakan di Xbox 360. Ini lah yang menyebabkan Xbox 360 dapat disebut sebagai generative technology.
Selain kedua hal di atas, Xbox 360 dapat dibilang sebagai salah satu contoh konvergensi media yang cukup baik dalam menjelaskan konsep di atas. Bagaimana tidak, meskipun Xbox 360 tidak mengizinkan penggunanya untuk menginstall software lain yang mungkin bisa membahayakan perangkatnya, kita masih tetap dapat bermain game, mendengarkan lagu, menonton program TV atau film lewat konsol game ini.
Referensi:
- Zittrain, J. (2008) "Introduction". In J. Zittrain The Future of The Internet And How To Stop It (p. 1-5) New Haven: Yale University Press.
- Clebroque. “Locked Appliances Vs. Generative Platforms? – You decide!” https://clebrocque.wordpress.com/2012/03/25/locked-appliances-vs-generative-platforms-you-decide/ (Diakses pada 15 Maret 2017, pukul 23.04)
- https://en.wikipedia.org/wiki/Xbox_360 (Diakses pada 15 Maret 2017, pukul 23.50)
0 notes
Text
Konvergensi Media: Teknologi sebagai platform ‘bermain’?
Kalau mendengar kata-kata ‘sterile’ yang ada di pikiran saya adalah sesuatu yang bersih dan terbebas dari bakteri atau mikroogranisme lainnya. Sehingga, istilah ‘sterile technology’ merupakan konsep yang membingungkan bagi saya. Dalam ‘The Future of Internet’, Zittrain menyebutkan bahwa iPhone tergolong sebagai sterile technology, sementara Apple II tergolong sebagai generative technology. Apple II hadir sebagai sebuah platform yang dapat ‘diulik’ dan ‘dimainkan’ oleh para penggunanya, sesuai keinginan mereka. Namun, dengan iPhone, Steve Jobs menutup celah bagi penggunanya untuk mengeksplorasi penggunaan produknya dengan adanya preprogramming. Steve Jobs seakan mengunci kreatifitas para penggunanya. Namun, di sisi lain Steve Jobs sebenarnya menyelamatkan penggunanya dari penyakit teknologi: Virus.

Kini, perkembangan teknologi mengarah pada konvergensi media. Walaupun konsumen tidak dapat lagi mengeksplorasi platform teknologi sesuai dengan kemauannya - seperti pada zaman kelahiran Apple II - konsumen kini dapat menjadi kreatif dengan kreasi konten. Konvergensi media mempengaruhi bagaimana konsumen menggunakan sebuah platform. Kini, menulis blog, sembari video call, dan streaming lagu di Spotify, menjadi hal yang awam bukan? Sampai-sampai, saya tidak pernah bisa fokus membuat sebuah pekerjaan di laptop saya, tanpa ada iringan musik di telinga saya. Selain itu, peta penggunaan media masa kini, sudah jauh berbeda dengan penggunaan media di masa lampau.
Perkembangan teknologi membuka kesempatan bagi siapapun untuk menjadi produsen konten. Meski begitu, konvergensi media sebenarnya menjadi suatu resiko yang cukup besar pula bagi industri kreatif. Banyak asumsi-asumsi dan cara-cara lama dalam melihat perilaku konsumen yang sudah tidak relevan lagi di masa kini. Audiens tidak dilihat dari kuantitasnya, melainkan bagaimana audiens berinteraksi dengan sebuah platform media. Bahkan, cara penggunaan media oleh khalayak masa kini, telah mengubah tatanan ekonomi dan hukum secara global. Semua orang dapat membuat konten dan melakukan komersialisasi terhadap konten tersebut. Selain itu, konvergensi media juga mempengaruhi maraknya integrasi vertikal dan horizontal pada konglomerasi media. Namun, yang harus menjadi pertimbangan kita adalah bagaimana kita menjaga kesehatan dan estetika konten saat ‘bermain’ dengan teknologi-teknologi tersebut? Apakah harus ada perubahan-perubahan regulasi media - yang menjaga konten dan kepemilikan media - agar beradaptasi dengan konvergensi media?
0 notes
Link
“Maybe this is the solution of Android V.S Apple war”
Source: https://twitter.com/nowthisnews/status/841786790528786433
-Almira Zhafarina (1506686141)
0 notes
Text
Generative and Sterile technology; there’s nothing in between in a new generation of devices.

Sterile technology, sebagaimana didefinisikan oleh Zettrain, merupakan suatu hal yang tidak dapat dikembangkan. Maksudnya adalah, teknologi ini tidak memperbolehkan sembarang aplikasi third parties masuk kedalam device tersebut. Contoh dari teknologi ini adalah beragam produk besutan Apple, salah satunya adalah iPhone.
Steve Jobs, sang kreator iPhone, menerapkan sterile techonology ini karena ia ingin melindungi iPhone dari serangan virus yang memungkinkan bisa masuk kedalam software perangkat tersebut ketika si pengguna berseluncur serta mengunduh aplikasi melalui internet. Maka dari itu, pengguna iPhone tidak bisa bebas untuk mengotak atik perangkat tersebut dengan misalnya meng-install aplikasi secara lepas melalui browser. Menurut saya, hal ini sangat aneh karena Apple berusaha membatasi pelanggan menggunakan produknya dengan cara menjual aplikasi dan software pendukung yang hanya bisa dibeli melalui satu wadah saja yang telah disediakan, misalnya App Store. Belum lagi, aplikasi dan software yang tersedia mengharuskan kita untuk membelinya dengan harga yang tidak murah. Maka, dari sinilah orang-orang mulai men-jailbreak iPhone mereka agar bisa mendapatkan akses aplikasi yang lebih banyak dan luas. Dengan men-jailbreak, kita dapat meng-install aplikasi apapun dari browser, termasuk Cydia.
youtube
Cydia merupakan App Store ‘kedua’ bagi pengguna iPhone yang telah di-jailbreak. Cydia menyediakan beragam aplikasi, termasuk yang tidak terdapat di App Store. Selain itu, aplikasi yang terdapat disini juga bahkan ada yang free untuk diunduh, yang padahal seharusnya ketika kita meng-install nya melalui App Store, kita diharuskan membayar ketika ingin menggunakan aplikasi tersebut.
Jadi, apakah sekarang di era new generation of devices ini, sterile technology masih tetap steril?
Source: https://cathrynploehn.wordpress.com/2010/10/31/sterile-vs-generative-technology-ipads-are-bad/
-Almira Zhafarina (1506686141)
0 notes