#sap6

[danfengfan]

青雀 — winning hand

synopsis : confessing over a winned game

qingque enjoys her games, especially if she gets to slack off work to play. she enjoys playing celestial jades with anyone, but she especially enjoys it when youre involved

she always enjoys playing with you, teaching you the many pairings you can use to win a game. although, she cant help but feel a bit confused. you were a co-worker of hers that never messed up, never slacked off, nothing of that sort. so why are you doing it now?

qingque dismisses her thoughts, too complex for her! she would much rather enjoy beating you in this match… if she had won

qingque's jaw dropped as she saw you managed to get a sap saam jiu as your winning hand

"sik wu! qingque, ngo oi nei!"

you finally raise your voice, something qingque doesnt see (well, hear) often but she cant help but blush as she realized what you said. qingque chuckles as a wide smile makes way on her face, her cheeks puffing up like marshmallows as the happiness reaches her eyes

"heh, i love you too!"

十三么 (sap6 saam1 jiu1) means "thirteen orphans" is a winning pairing in hong kong mahjong

食糊 (sik6 wu4 / sik6 wu2) is what a player would shout out when they win in cantonese when winning a mahjong match

我爱你 (ngo5 oi3 nei5 / ngo5 oi3 ni5) means "i love you"

im gonna be honest, i dont know much of mahjong but i did research a lot but if i messed something up definitely do tell

[snapthemedia]

Produsage di dalam Fandom

Produsage (Production dan usage)

Seiring perkembangan teknologi dan adanya konvergensi media maka produsage dapat dilakukan oleh siapapun. Terutama pada dunia fandom, seperti kata Henry Jenkins, “media fans are consumers who also produce, readers who also write, spectators who also participate”.

Para fans-fans itu bukan hanya mengkonsumsi konten konten media yang ada dalam fandom tersebut tetapi  mereka juga memproduksi konten-konten baru dan konvergensi media juga mempermudah penyebaran konten sehingga konten konten yang ada menjadi lebih mudah tersebar. Jika membicarakan fandom pasti gajauh-jauh dari k-pop, para fans k-pop tersebut menjadi produsen dengan mengunggah video-video artis idolanya tersebut dan kemudian orang lain dapat menonton dan mendownload video tersebut dan bahkan fan lain tersebut bisa mengubah video tadi menjadi suatu konten yang baru.

 Sumber : https://erlitaputranti.wordpress.com/2013/09/07/produsage-dalam-fandom/

Ken Pandita Wisesakanya (1606873385)

[acopyofourminds-blog]

LINE: There is No Way To Escape

Line adalah salah satu platform media sosial yang bagi kita, mahasiswa di UI khususnya, pasti setiap hari kita tengok. Alasan paling sederhana ketika kita membuka Line di pagi hari adalah untuk melihat obrolan di grup , misalnya “Ada kelas ga ya hari ini?” atau “Hari ini ada tugas?”

Saya pribadi termasuk orang yang takjub dengan Line dan segala fitur di dalam aplikasi ini. Menggunakan Line membuat saya teringat pada teori media konvergensi yang diutarakan Henry Jenkins yaitu konvergensi mengubah hubungan yang melibatkan teknologi, industri, pasar, genre, dan  penggunanya. Line adalah sebuah kompleksitas fitur yang disederhanakan hanya dengan masuk melalui satu pintu.

Dengan menggunakan Line kita bisa mengirim pesan, melakukan video call, bermain games, berbelanja (Line Shopping), membaca dan membuat komik digital (Line Webtoon), mengakses berita (Line Today), mengelola uang (Line Pay), berbisnis, dan masih banyak lagi. Termasuk fitur yang sangat unik seperti mencari teman dengan menggoyangkan ponsel (Shake It!) dan melakukan pemungutan suara atau polling secara online. Untuk event tertentu yang eksklusif seperti Galapremier AADC 2, Line juga memfasilitasi live streaming bersama pemeran AADC 2. Fitur terbaru yang untuk saat ini hanya ada di Taiwan dan Thailand yang semakin menegaskan dominasi Line adalah Line TV yang memungkinkan penggunanya menonton TV melalui aplikasi Line.

Line telah memfasilitasi berbagai kebutuhan kita dalam satu aplikasi sehingga kita dibuat seakan tak perlu keluar dari “pintu” ini. Bahkan kita seolah bisa mengatasi “kesepian” karena banyaknya variasi fitur yang sesuai dengan minat kita. Namun tidak semua fitur yang kita inginkan bisa diakses secara gratis. Seperti yang kita tahu, stiker, tema, dan game biasanya dijual dengan harga tertentu. Hal ini dilakukan pastinya untuk kepentingan bisnis. Eits, tapi ga usah sedih dulu. Walaupun ada beberapa akses yang dibatasi, kita tetap bisa menuangkan kreativitas kita, lho, contohnya dengan membuat desain stiker sendiri atau justru menciptakan cerita Webtoon sendiri. Daripada buang-buang uang untuk akses pernak-pernik yang berbayar, lebih baik kita menghimpun uang dari produk yang kita hasilkan sendiri ;)

sumber gambar: https://www.shopback.co.id/blog/post/9-fitur-line-yang-bisa-mengobati-kejombloan

Putu Intan R.C-1506755624

[techloops-blog]

Remapping Globalization

Seperti yang kita ketahui, konvergensi media telah membuahkan budaya baru berupa budaya prosumer, dimana masyarakat tidak hanya mengkonsumsi media namun juga telah mampu menjadi produser pada waktu yang bersamaan. Seiring berjalannya waktu budaya ini pun semakin menguat.

Brian Immanuel atau dikenal Rich Chigga ini awalnya hanyalah remaja biasa dari Indonesia yang sekedar iseng memproduksi sebuah music video berjudul “Dat Stick” tanpa bermaksud untuk terkenal sebagai penyanyi sungguhan. Bahkan, lirik lagu didalamnya saja bersifat lelucon. Namun ternyata, lagu ini disukai oleh banyak orang dan menjadi viral sampai ke Amerika, Asia, dan lain sebagainya.

Selain “mematahkan” batas antara produsen dan konsumen dimana Rich Chigga yang dahulu hanya sebagai konsumen konten media kini telah bisa memproduksinya melalui platform youtube, hal ini juga menunjukkan telah terjadinya Remapping Globalization akibat adanya konvergensi media ini. Terkenalnya lagu Rich Chigga hingga ke luar negeri hanya dengan melalui platform youtube ini telah memecahkan anggapan yang berkata bahwa globalisasi itu berpusat pada aliran western product ke pasar global, namun saat ini juga melibatkan arus konten media dari timur ke barat.

- Dayintani Kirana (1506756431) -

Image Source: www.youtube.com

[keluargabeji-blog]

Sterile Technology being Hacked

“What you see is what you get”, mungkin kalimat tersebut dapat menggambarkan sterile technology. Sterile technology, yang merupakan lawan dari generative technology, dikatakan Zittrain tidak dapat diubah dan akan terus bekerja seperti apa adanya kecuali oleh pihak pembuatnya. Xylobands adalah salah satu diantaranya.

Saya mengetahui Xylobands dari konser Coldplay tahun 2012. Walaupun hanya melihat di internet, saya cukup terkesan dengan adanya glowing wristband yang ikut ‘menari’ seirama dengan lagu. Setelah membaca berbagai sumber, ternyata gelang ini hanya menyala saat konser berlangsung dan tidak berfungsi diluar konser. Tidak ada tombol untuk mematikan atau menyalakannya. Beberapa orang mencoba untuk membongkar rahasia dibalik gelang ini namun berakhir sia-sia, mereka hanya menghancurkan gelang tersebut.

Namun ternyata tidak semua berujung sia-sia. Jika mencari di Youtube dengan keyword “Coldplay Xylobands Hack”, maka kita akan menemukan berbagai percobaan yang berhasil menyalakan kembali glowing wristband ini. Bahkan beberapa diantaranya memodifikasi gelang ini dengan menambahkan tombol untuk mematikan dan menyalakannya.

Kini pertanyaannya, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, apakah sterile technology benar-benar steril dan terbebas dari tangan-tangan hacker?

Sumber Gambar: https://tlccreative.newswire.com/files/3e/37/105c7f5c7319222caf1a9c6af68c.jpg

-Raden Siti Wulan Rachmatyasari Affandi (1506685946)

[don-dake]

Random Canto/Mando Phrase of the Day:

晝伏夜出

Cantonese: zau3 fuk6 je6 ceot1

Mandarin: zhòu fú yè chū

Meaning: To be nocturnal, to hide by day and come out at night.

———————————————————

E.g.: 「吸血鬼冷酷，孤傲，俊美，晝伏夜出，正如喜怒無常的十幾歲男孩。」

Canto: kap1 hyut3 gwai2 laang5 huk6，gu1 ngou6，zeon3 mei5，zau3 fuk6 je6 ceot1，zing3 jyu4 hei2 nou6 mou4 soeng4 dik1 sap6 gei2 seoi3 naam4 haai4。

Mando: xī xuè guǐ lěng kù， gū ào， jùn měi， zhòu fú yè chū， zhèng rú xǐ nù wú cháng de shí jǐ suì nán hái。

———————————————————

* (“Vampires are cold, aloof, pretty, nocturnal, just like a capricious teen boy.”)

* Got this e.g. off a Google search, found it kinda funny!

[z2v]

Open Source is the Future of Consumer’s Rights (?)

We take our participatory culture for granted. Di era sekarang, terutama sebagai generasi millenials yang telah terpapar teknologi informasi dan komunikasi sejak dini, kita telah memiliki akses untuk mengonsumsi dan memproduksi konten di media. Social media menjadi bukti nyata akan hal tersebut, begitu juga website seperti Wikipedia yang mempersilakan pengguna untuk berkolaborasi menciptakan konten.

Namun, tetap saja meskipun free-flowing content dan budaya sharing telah mendarah daging di masyarakat, institusi - institusi komersial termasuk dalam industri teknologi dan media berusaha untuk menciptakan batasan - batasan bagi pengguna untuk dapat mengakses konten. Termasuk di antaranya adalah “mengunci” teknologi dengan upaya dapat mengatur cara pengguna menggunakan teknologi tersebut.

Hal ini kerap kita lihat dalam teknologi besutan Apple, iOS dan Macintosh. Pengguna akan sulit untuk meng-customize (’mengoprek’) device yang mereka miliki. Meskipun salah satu tujuannya adalah melindungi keamanan dalam environment di device tersebut, ada pendapat yang menyatakan bahwa hal tersebut mengurangi hak pengguna yang telah membeli. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah langkah kapitalis oleh Apple guna meraup keuntungan yang lebih besar dari menjual aplikasi dan software lainnya hanya melalui satu corong yang dibuka oleh Apple sendiri.

Namun di sisi lain, kita melihat perkembangan teknologi yang berbasiskan open source yang mengizinkan pengguna untuk mengembangkan sendiri teknologi yang disediakan. Contohnya seperti yang dihadirkan oleh Google melalui Android.

Jadi, apakah model close-source ala Apple akan terus berjaya di era partisipatoris seperti ini?

- Mohammad Zubair Al Kaubraa (1506756141)

Sumber foto

[thevalleyisjolly]

In honour of Mid-Autumn Festival today, here’s a cool bit of Hong Kong Cantonese slang I learned today:

八月十五 (baat3 jyut6 sap6 ng5) which literally translates to “the fifteenth day of the eighth month (lunar calendar)” is also Hong Kong Cantonese slang for “butt.”  Because the fifteenth day of the eighth month (aka Mid-Autumn Festival) is always a full moon, and humans share one brain cell when it comes to butt jokes.

[budakteknologi-blog]

Pada era konvergensi seperti sekarang ini, kreativitas tidak kenal lagi yang namanya batasan. Kita bebas mengupload apa saja ke social media atau internet dengan dalih berkreasi. Contoh yang paling sederhana adalah soundcloud. Disini, kamu bebas untuk mencover lagu siapapun atau menyanyikan lagu siapa saja. Bisa dibilang ini adalah ‘dapur rekaman’ gratis, karena, selain dapat menunjukkan bakatmu, media ini juga dapat sekaligus mempromosikan bakatmu tersebut karena tersebar luas di dunia maya.

Namun akankah ada regulasi khusus yang mengatur cover lagu terkait hak cipta yang lebih spesifik jika lagu coverannya tersebut disebar luaskan dan dijadikan untuk kepentingan profit?

[media-master-blog1]

Jangan dewasakan anak sebelum waktunya!

Media saat ini semakin beragam dikarenakan adanya regulating media content, dimana konten yang dibuat disesuaikan dengan segmentasi khalayak. Hal ini bermula dari kecemasan orangtua terhadap tayangan yang dihadirkan oleh media tidak sesuai dengan semua anggota keluarga. Misalnya, suatu channel yang menghadirkan segala jenis konten, mulai dari dewasa sampai semua umur. Orangtua cemas jika anaknya menonton channel itu, tetapi konten yang dihadirkan malahan dewasa. Maka dari itu, terciptalah channel-channel yang lebih spesifik dan fokus pada suatu konten.

Sumber:

https://goo.gl/images/UJGU8A

https://goo.gl/images/UJGU8A

https://goo.gl/images/UVoT3Y

[earlyowls-blog]

Tidak hanya Amerika, Korea juga bisa

...Yet globalization also involves the flow of goods,workers, money and media content from east to west....- Henry Jenkins

Apakah kamu pernah berfikir mengenai konsep globalisasi bahwa globalisasi selalu berpusat pada dunia barat, barat melakukan cultural imperialism ke seluruh dunia, semua teknologi, ekonomi, sosial dan budaya berkiblat pada barat. Itu merupakan konsep yang biasa kita dengar mengenai globalisasi.

Tapi sesungguhnya tidak selamanya hal tersebut berlaku, media konvergensi membuat globalisasi bukanlah hal yang sesempit itu, dalam konsep globalisasi yang disampaikan oleh Henry Jenkins, globalisasi juga mengalirkan barang, uang dan berbagai konten-konten media dari timur ke barat.

Salah satu nya adalah Korean Wave (Hallyu) video diatas menggambarkan bagaimana demam korea melanda Amerika yang diliput oleh CNN dan NBC News, tidak hanya dari musiknya saja tetapi juga makanan, destinasi wisata dan gaya busananya saja tetapi juga teknologinya.Selain perspektif baratnya, saya juga menampilkan video dari Korean Culture Series & Quick Korean, mengnai pandangan korea sendiri mengenai korean wave yang sedang melanda dunia ini.

Media konvergensi dan globalisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan, hal tersebut menunjukkan bahwa negara negara timur dapat juga menyebarkan berbagai pengaruhnya ke negara-negara barat, tidak selalu terpusat oleh barat

Sumber: Jenkins, Henry. (2004). The cultural logic of media convergence, International Journal of Cultural Studies, Volume 7(1): 33–43. Sumber Video: https://www.youtube.com/watch?v=E4kfOHX4FeA https://www.youtube.com/watch?v=5E8uJCD3tZA https://www.youtube.com/watch?v=sT7yfX6ufuY&t=243s

[snapthemedia]

Videoclip Justin Bieber menggunakan Crowdsourcing

Crowdsourcing adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan proses mendapatkan pekerjaan atau pendanaan dari sekelompok besar orang dalam ranah online. Konsep dasar dibalik istilah ini adalah menggunakan sekelompok besar orang untuk keahlian, ide, dan partisipasi mereka untuk menghasilkan konten atau membantu memfasilitasi pembuatan konten atau produk.

Contoh yang saya ambil disini adalah videoclip dari Skrillex dan Diplo yang berkolaborasi dengan Justin Bieber berjudul "Where Are U Now". Video ini bisa di katakan crowdsourcing karena memanfaatkan ide dan keahlian dari banyak orang untuk menghasilkan konten ini. Jadi orang-orang diajak untuk ikut berpartisipasi dengan cara menulis dan menggambar apapun di tempat yang sudah disediakan.

Ternyata Crowdsourcing ini pun dapat dimanfaatkan untuk pembuatan music video.

Oleh: Intan Sarah Ceasaria - 1606823613

Sumber:

http://idebisniskreatiff.blogspot.com/2014/11/apa-itu-crowdsourcing.html?m=1

https://youtu.be/nntGTK2Fhb0

[techmass-blog1]

Media Aesthetics: Instagram Feed Obsession

You must be familiar with these kind of feeds in two pictures above. The first one is so blue-ish, has a sense of nature, calming, and eventually claimed as a ‘travel’ aesthetic account. The latter is more dark, b&w, has a sense of edgy, cold, and mysterious. Which type are you?

As David Marshall once explained the emergence of the new intertextual commodity, he also mentioned that not only the economic implications of these shifts are needed to be monitored, but the aesthetic implications are needed to be focused too. Among many other social medias, I personally think that Instagram has this interesting issue regarding media aesthetics that we all need to look upon by analyzing and visualizing it: feed obsession. Boom. 

Packed with various photo editors and tools, we suddenly perceive ourselves as an aesthetic or ‘artsy’ person who care a lot about color composition, hue and saturation, or any other new effects that should be applied in our new photoshoot, name it posing around the trees, a blank wall, a graffiti, or even only standing in our back. Moreover, we suddenly act as a professional photographer who have trained eyes in order to differentiate ‘good’ photo and ‘bad’ photo, even if it’s only a picture of a cup of coffee or a lovely quote handwriting in our notebooks. I know by reading all of this, you would start asking me if it’s bad to care a lot about our instagram pictures or feed, and I will definitely say no; it is not a bad thing at all. Except, if you are too obsessed with it.

Do you edit your photos for half an hour and think for about 15-30 minutes for a caption? Do you finally decide that the picture doesn’t really fit well with your feed so you decide to delete it just to re-post it again in the future? And I bet all of your answers are mostly yes. 

Girls (or dudes), we need to stop obsessing over unreal things like Instagram. The pictures that you posted are not concrete; the feed that you have designed is not real; and basically you’re just being fooled by the media to be so focused on your unhealthy and unreal obsession over Instagram feeds. Even though everyone can see pictures and you try to brand or market yourself with good reputation by posting aesthetic pictures, but trust me, it doesn’t matter at the end. If someone delete your account, all your wasted time and efforts would just be disappeared and the feed that you have been built for months (or maybe a year) would also be vanished. So, if you are currently have this strong urgency to fix your feeds after reading this, you better relax and fix your mind first. 

Adelia Dinda Sani / 1506727734

[mediamuse-blog1]

Who Writes Wikipedia?

Perkembangan Internet kini memungkinkan bentuk baru dari collective intelligence. Wikipedia merupakan salah satu contohnya. Ribuan orang dari seluruh dunia secara kolektif berkontribusi dalam membuat kamus terbesar di dunia ini. Secara sukarela mereka membuat artikel-artikel online yang sampai sekarang jumlahnya masih terus bertambah. Kontributor bebas mengedit atau memperbaharui artikel yang ada. Fyi, butuh waktu sekitar 17 tahun untuk membaca semua artikel wikipedia jika pembaca melakukannya selama 24 jam tanpa berhenti. 

Wikipedia juga merupakan salah teknologi generative karena Wikipedia terbuka untuk dikembangkan. Setiap orang bebas mengambil konten dari Wikipedia, bereksperimen dengan tampilan artikelnya atau mengubah materinya. Tertarik untuk menjadi kontributor?

-

illustration by Giulia Forsythe

[med-mind-matt-blog]

Menurut Jenkins, teknologi media baru bisa aja menurunkan biaya produksi dan distribusi, tapi memperluas jaringan media tsb yang memungkinkan konsumen menggunakan konten media dari teknologi tsb lebih beragam, seperti cara menggunakannya. Di satu sisi, hal tersebut membuat si konsumen akan merasa tidak bosan dengan teknologi baru ini. Ya itu sebut saja konvergensi media. 

Mungkin dirumah pada masang TV berlangganan dirumah, saya juga pasang. Kebetulan, perusahaan TV yg saya gunakan, meluncurkan fitur baru, ya salah satu bentuk platform lain. Yap namanya adalah FirstMediaX. Dengan adanya internet, banyak cara untuk menonton sebuah acara dari TV, bisa aja lewat Youtube, Netflix atau Iflix (merupakan layanan streaming film atau series berbayar, yg bisa di download lewat gadget atau smartphone kesayangan. First buat FirstMediaX. Dimana fitur ini bisa di unduh melalui google play atau app store. 

- Yasmine Raudya Maghfira (1506720665)

Source : Jenkins, Henry (2004), The cultural logic of media convergence, International Journal ofCultural Studies, Volume 7(1): 33–43.

[don-dake]

陳妙瑛 飾演 「白骨精」

最近睇返咗 『無線電視台』 嘅 《西遊記》 [壹] (1996)。《西遊記》 理面咁多反派角色當中，依然，我最鍾意嘅奸人果然係 「白骨精」 啦！

而且，特別係陳妙瑛飾演嘅版本。雖然可能如果同而家 (同將來) 演 「白骨精」 嘅繁多演員比較，陳妙瑛嘅 「白骨精」 未必係個個人最鍾意嘅版本，但對我嚟講，佢不但係我喜歡嘅演員之一，佢嘅 「白骨精」 都係屬於我回憶中唯一個版本。往年回憶難比啊！

《西遊記》：『三打白骨精』

第拾叁集～第拾柒集

粵拼 (Jyutping)：

Can4 Miu6 Jing1 sik1 jin2 「Baak6 Gwat1 Zing1��

zeoi3 gan6 tai2 faan2 zo2 『Mou4 Sin3 Din6 Si6 Toi4』 ge3 《Sai1 Jau4 Gei3》 [ jat1 ] (1996)。《Sai1 Jau4 Gei3》 lei5 min6 gam3 do1 faan2 paai3 gok3 sik1 dong1 zung1，ji1 jin4，ngo5 zeoi3 zung1 ji3 ge3 gaan1 jan4 gwo2 jin4 hai6 「Baak6 Gwat1 Zing1」 laa1 ！

ji4 ce2，dak6 bit6 hai6 Can4 Miu6 Jing1 sik1 jin2 ge3 baan2 bun2 。seoi1 jin4 ho2 nang4 jyu4 gwo2 tung4 ji4 gaa1 (tung4 zoeng3 loi4) jin2 「Baak6 Gwat1 Zing1」 ge3 faan4 do1 jin2 jyun4 bei2 gaau3，Can4 Miu6 Jing1 ge3 「Baak6 Gwat1 Zing1」 mei6 bit1 hai6 go3 go3 jan4 zeoi3 zung1 ji3 ge3 baan2 bun2，daan6 deoi3 ngo5 lai4 gong2，keoi5 bat1 daan6 hai6 ngo5 hei2 fun1 ge3 jin2 jyun4 zi1 jat1，keoi5 ge3 「Baak6 Gwat1 Zing1」 dou1 hai6 suk6 jyu1 ngo5 wui4 jik1 zung1 wai4 jat1 go3 baan2 bun2 。wong5 nin4 wui4 jik1 naan4 bei2 aa1 ！

《Sai1 Jau4 Gei3》：『Saam1 Daa2 Baak6 Gwat1 Zing1』

dai6 sap6 saam1 zaap6 ～ dai6 sap6 cat1 zaap6

English:

Mariane Chan as ‘White Bone Spirit’

Recently rewatched TVB's “Journey to the West” [1] (1996). Out of so many villainous characters in “JTTW”, my ultimate favourite bad guy is still the ‘White Bone Spirit’!

And I especially like the version portrayed by Mariane Chan. Of course, if we were to compare to various other actors who have played ‘White Bone Spirit’ now (and in the future), her version may not be everyone's favourite but to me, she's not only one of my favourite actors, her ‘White Bone Spirit’ is the only one of which I have memories of. Nostalgic memories are hard to beat!

《Journey to the West》：『Thrice Battle with the White Bone Spirit』

Episodes 13~17