#catatankajian
Explore tagged Tumblr posts
rachmachaela · 1 year ago
Text
Rangkumam MuslimAfiyah Academy: Bagaimana Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam di Rumahnya serta Mua’amalah Bersama Istrinya (Pekan Pertama) oleh Ustadz Raehanul Bahraen Hafidzahullah
MuslimAfiyah Academy: Pernikahan Merupakan Tanda Kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’la (Pertama)
Pernikahan adalah salah satu tanda kebesaran dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala jadikan kesenangan dan kebahagiaan kepada masing-masing manusia dan telah memberikan pasangan masing-masing. Salah satu tujuan pernikahan adalah sakinah, mawaddah, dan warrahmah, yaitu seperti merasa tenang.
Pernikahan adalah ibadah, dan hubungan intim suami-istri adalah sedekah. Benar kata orang bijak, yaitu menikah adalah ibadah yang terpanjang. Maka, perlu serius dan perlu pilih-pilih. Tentunya, masing-masing manusia harus ikhlas dan berilmu.
Ilmu pernikahan yang harusnya dipelajari, yaitu terkait hak dan kewajiban suami-istri, nafkah, fikih nikah, dan lain-lain. Padahal ini adalah ilmu yang penting. Selain itu, perlunya belajar terkait ilmu mendidik anak. Namun, apapun yang terjadi, jangan merasa terlambat dan belajar.
MuslimAfiyah Academy: Laki-laki Membutuhkan Perempuan Begitu Pula Sebaliknya (Kedua)
Pernikahan merupakan sunnah qanniyah, maka itu akan terjadi pada suatu waktu. Ini merupakan fitrah dari manusia, sebagaimana juga terjadi pada makhluk hidup lainnya.
LGBT dan orientasi seksual yang tidak sesuai dengan sunnatullah maka itu tidak akan bertahan.
Apabila diciptakan oleh laki-laki maka ia membutuhkan perempuan, untuk membentuk rumah tangga. Intinya bahwa suami-istri itu saling melengkapi karena adanya perbedaan fungsi dan karakter, sehingga jangan menuntut pasangan untuk menjadi sempurna karena keduanya saling menyempurnakan dan pasti ada kesalahan di masing-masing pasangan. Seperti halnya istri memiliki banyak kekurangan, begitu pula suami pun juga ada kekurangan.
Dalam Islam telah dijelaskan bahwa karakter laki-laki dan perempuan itu berbeda. Seperti halnya perempuan itu didominsasi oleh perasaan, yang memiliki makna agar dapat merawat anak yang membutuhkan perasaan mendalam, seperti halnya menggendong anak sambil masak, bangun tengah malam untuk begadang, bangun tengah malam untuk mengganti popok. Sedangkan laki-laki dijadikan pemimpin atau qawwam karena mereka diciptakan untuk menghadapi keadaan di luar rumah dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
MuslimAfiyah Academy: Peran Khadijah Radhiyallahu 'Anha Dalam Membantu Nabi (Ketiga)
Khadijah Radhiyallahu 'Anha menemani Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam pada saat awal kenabian yang sangat berat
Malaikat Jibril menampakkan wujud aslinya yang sangat besar dengan 600 sayap, dan ini membuat Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam takut dan meminta Khadijah Radhiallahu 'Anha untuk menyelimutinya. Lantas, Khadijah Radhiallahu 'Anha menyelimuti Nabi sembari berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan engkau. Sesungguhnya engkau suka membantu orang dan menolong orang lain.", yang mana hal ini dilakukan untuk menghibur Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Peran istri sangatlah penting, karena harus fokus untuk mendidik anak, melayani suami. Hal ini bukanlah pekerjaan mudah. Sehingga tidak pantas apabila profesi ibu rumah tangga dianggap tidak produktif. Apabila kalian menyiapkan
Selain Khadijah Radhiallahu 'Anha, ada juga Aisyah Radhiallahu 'Anha. Terdapat ikhtilat terkait siapa yang lebih dicintai oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Namun, Aisyah Radhiallahu 'Anha membantu Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam di masa akhir kenabian.
Istri juga memiliki peran dalam membantu suami berdakwah, hal ini dilakukan dengan menyiapkan perlengkapan suami sebelum berdakwah dan berjihad di luar rumah.
Laki-laki diperbolehkan berjihad untuk keluar, namun kami di rumah dan mengaduk adonan. Lalu, kami mendapatkan apa?". Nabi pun menjawab, "Wahai ibu, beritahu semua wanita di belakangmu, sesungguhnya perempuan yang berbakti kepada suaminya, berusaha patuh kepada suaminya, maka dia akan menyamai semua itu (jihad suami di luar rumah)". Terdapat hadits Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang menyebutkan bahwa "Barangsiapa membantu menyiapkan seseorang dalam berjihad, maka akan mendapatkan pahala yang sama seperti yang berjihad itu". Itu juga berlaku terhadap istri yang membantu suami dalam berjihad dan bekerja di luar rumah.
MuslimAfiyah Academy: Wajibnya Memilih Istri yang Shalihah (Keempat)
Sebelum mengetahui idealnya rumah tangga Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, maka perlunya laki-laki memilih perempuan yang shalihah untuk dijadikan istri. "Dibelakang laki-laki hebat, ada perempuan yang sukses".
Selayaknya seorang mukmin untuk memilih perempuan yang shalihah. Hal ini sangat penting, apalagi dengan perkembangan zaman saat ini, mayoritas laki-laki memilih perempuan dari fisiknya saja, justru bukan pada shalihah. Hal ini tentu bertentangan dengan hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam. "Nikahilah perempuan karena empat hal, karena cantiknya, hartanya, nasabnya, dan agamanya. Namun, pilihlah karena agamanya agar kamu beruntung."
Dalam memilih perempuan tersebut, laki-laki harus berkaca pada diri sendiri dulu. Terkait untuk fisik, harta, nasab, dan akhlak, tentu laki-laki tersebut harus mengetahui kemampuannya sendiri lalu melihat pada perempuan yang ingin dinikahinya tersebut.
Untuk perempuan, pilihlah karena agama dan akhlaknya. "Apabila telah datang laki-laki yang kalian ridho akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah. Apabila tidak, maka akan terjadi kerusakan di muka bumi." Hal ini sebagai bentuk filter bagi perempuan apabila melihat laki-laki yang suka menunjukkan kesholehan, namun ternyata memiliki akhlak yang sangat buruk. Hal ini perlu diwaspadai oleh wanita zaman ini.
Salah satu akhlak yang baik, yaitu memiliki perangai yang sabar dan bertanggung jawab. Yang dapat mengatur emosi agar dapat menjadi pemimpin (qawwam) yang baik.
MuslimAfiyah: Kriteria Penting Untuk Istri (Kelima)
Perempuan sebaiknya memiliki fisik yang baik dan cantik, yang sesuai dengan qadr atau takdirnya. Namun, untuk laki-laki juga harus mengerti dan berkaca pada diri sendiri dulu.
Hikmahnya agar suami menjaga pandangannya dan dapat menundukkan pandangan pada wanita yang lain. Namun, saat ini, kecantikan fisik dapat dipoles dan dirawat.
Kembali pada ketentuan dan sunnah Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yaitu, tujuan pernikahan adalah
Setelah ada ketertarikan, laki-laki akan melihat fisik dari perempuan. Namun, bagi laki-laki ditekankan bahwa pilihlah perempuan yang memiliki akhlak dan akidah yang bagus. Apabila ada laki-laki yang memilih perempuan awam dan berangan akan mendidik setelah menikah, hal ini harus berhati-hati karena bisa jadi batu. Sudah menutup aurat. Tidak menggunakan pakaian namun seperti telanjang. Betah tinggal di rumah. Perempuan harus memiliki rasa malu & tidak bermudah-mudahan dalam berikhtilat dengan lawan jenis.
Kriteria untuk suami, yaitu memahami agama terlebih dahulu dan peduli pada agama istri dan anaknya. Apabila tidak dapat mengajari istri dan anak, bisa diajak ke kajian. Tidak bersifat malas dan bekerja. Suami harus mau untuk mulai dari bawah atau nol dan berusaha untuk menafkahi istri. Lalu, suami berusaha mendidik istri dan anak. Pun juga, laki-laki yang mau meluangkan waktu untuk istri dan anaknya untuk membantu di rumah. Lalu memaklumi kekurangan istri. "Janganlah suami membenci istri. Apabila tidak suka dengan akhlak yang satu, maka cintailah akhlak yang lainnya."
4 notes · View notes
youzuune · 2 years ago
Text
yang sekarang dimuliakan bisa saja esok hari dia dihinakan, maka jangan sombong. dan yang sekarang dihinakan mungkin esok hari dia akan dimuliakan, maka jangan bersedih. Jangan sedih kalau kita dihinakan, karena seberat apapun kesedihan kita sebesar apapun cobaan kita, cobaan yang kita alami itu hanya sesaat, dan sejatinya memang kita harus terhinakan, agar kita sadar, agar kita tau hakikat diri kita yang sebenarnya.
2 notes · View notes
belaislm · 17 days ago
Text
Mengenali Nilai Diri.
Pemateri : Ustadzah Trilolla
Kenapa harus mengenal nilai diri sendiri?
Kalau kita mengenal diri sendiri, kita akan
Lebih mudah mengambil keputusan. Berapa banyak dari kita yang sampai saat ini masih kesulitan bahkan untuk mengambil keputusan-keputusan kecil dalam hidup, misalnya menentukan mau makan apa, pakai baju apa, ingin ikut kegiatan apa. Nah, kalau kita kenal dengan diri sendiri, ini akan sangat membantu kita untuk lebih mudah dalam menentukan banyak hal yang berkaitan dengan hidup kita, minimal di hari itu. Bahkan sampai menentukan keputusan untuk hal-hal lebih besar, seperti dengan siapa kita akan menikah.
Lebih mudah dalam beramal shalih. Kadang kita merasa malu karena belum bisa melakukan amal shalih yang orang lain lakukan, sampai kita melupakan potensi kebaikan amal shalih yang bisa kita lakukan. Misalnya kita merasa sangat sedih karena belum bisa menunaikan haji, bahkan kita sampai mengutuki keadaan dan mempertanyakan takdir kita kepada Allah, kenapa Allah mengundang orang lain haji sedangkan kita tidak. Sebenarnya mempertanyakan takdir adalah hal yang kurang bijak dilakukan seorang muslim, yang lebih tepat dilakukan adalah ridho dengan takdir-Nya, meski kita tidak mengerti. Ini adalah level tertinggi dari keimanan seorang hamba. Setiap hamba pun memiliki amal shalihnya masing masing. Walaupun kita belum bisa haji, tapi jika kita diberi takdir misalnya mengurus orang tua yang sakit atau sedang hamil, maka itu juga adalah amal soleh yang sangat mulia di sisi Allah.
Tau kapan harus berkata iya dan kapan harus menolak. Kita tau ada yang namanya people pleaser alias orang yang selalu ingin menyenangkan semua orang, atau orang yang selalu mengatakan iya tanpa memperhitungkan kemampuannya sendiri. Padahal ada saat di mana kita harus bilang tidak dan menyenangkan semua orang adalah hal yang mustahil dilakukan. Setiap orang memiliki preferensi, harapan, dan ekspektasi yang berbeda dan kita pun tidak akan bisa tau hal yang gaib, seperti perasaan dan pikiran orang lain. Maka kita harus mengenali diri sendiri, apa yang kita mau, apa yang harus kita tuju, karena jika kita tidak, kita akan selalu mengatakan iya pada permintaan orang yang itu belum tentu baik untuk akhirat kita.
Kita juga mungkin takut kehilangan teman dan itu hanya akan membuat kita lelah yang tidak berkesudahan. Sedangkan yang harus kita tuju setiap hari adalah pandangan Rabb kita. Jika kita tau kita sedang ditatap oleh Allah, maka kita tidak akan peduli dengan pandangan manusia, kita tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi harapan makhluk, karena jangankan harapan orang lain, harapan diri sendiri saja belum tentu bisa kita penuhi kalau Allah tidak izinkan.
“Barangsiapa mengenal dirinya niscaya ia akan sibuk memperbaiki diri dan tidak peduli dengan aib orang lain, dan barangsiapa mengenali Rabb-nya niscaya ia akan sibuk beribadah kepada-Nya tidak peduli dengan hawa nafsunya.” -Imam Ibnul Qoyyim RA
Jika kita tidak mengenal diri sendiri, kita akan sibuk mengurusi orang lain.
Padahal seperti yang kita tau, nanti kita akan berdiri di hadapan Allah mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan, bukan apa yang orang lain lakukan. Jika hari ini kita sibuk mengurusi orang lain, misalnya mengomentari berita viral artis di sosial media, kita akan capek sendiri. Dan sebagai seorang muslim, hidup kita sudah rumit, sudah banyak yang harus kita selesaikan, ditambah dengan urusan rumah tangga orang lain tidak akan ada habisnya. Bahkan yang terjadi mereka tidak peduli pada kita, mereka tidak pernah memikirkan kita, sedangkan kita selalu memikirkan mereka. Sudah semestinya kita berfokus pada diri sendiri.
Cara mengenal diri sendiri.
Kenali diri sendiri dengan mengenali Allah. Tidak akan ada diri kita kalau Allah tidak berkehendak menciptakan kita, maka Allah tidak akan menciptakan kita dengan sia-sia. Jika kita mengenal diri sendiri, kita akan tau ada misi besar yang sebetulnya Allah tetapkan untuk kita di dunia ini. Kita tidak hanya diciptakan untuk wisata kuliner ke manca negara, atau menikahi pria tampan yang kita impikan. Misi kita sebagai hamba di muka bumi ini jauh lebih tinggi dari itu. Misi itulah yang harus menjadi ambisi dan mimpi kita setiap hari, yaitu ibadah kepada Allah. Ibadah yang dimaksud bukan berarti sholat nonstop, tapi setiap kegiatan sehari-hari yang kita lakukan, misalnya sekolah tujuannya bukan sekedar untuk mendapatkan gelar saja, tapi untuk mendapatkan ilmu supaya menjadi perempuan cerdas yang berilmu. Dengan ilmu kita bisa membedakan mana yang haq dan yang batil, agar kita tidak terpedaya oleh fitnah dunia. Mengenal Allah akan sangat membantu kita untuk lebih sedikit merasakan sakit. Ketika mendapat ujian di rumah tangga, misalnya diuji dengan suami di PHK, atau diuji dengan mertua/orangtua, kita akan berusaha di tengah ujian itu untuk tidak menyerah dan berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan jika kita paham bahwa misi kita setiap hari adalah ibadah, sekedar mengambilkan segelas air untuk suami, mencuci kerah baju suami yang lagi-lagi kotor, menjawab pertanyaan suami yang itu-itu saja, juga dicatat sebagai ibadah, maka kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita tidak dituntut untuk bisa melaluinya setiap ujian, kita hanya perlu fokus pada bagaimana menjalaninya. Yang kita lakukan adalah bagaimana kita merespon ujian itu dan bagaimana kita menjalaninya, apakah kita menjalaninya dengan keluh kesah, mengutuki takdir, atau kita berusaha ridho dan sabar meski kita tidak mengerti.
Kenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Cara terbaik untuk bisa mengenal diri sendiri adalah melalui kajian-kajian, misalnya kajian tentang fiqih wanita, yang berisi tentang kewajiban-kewajiban kita sebagai wanita, nasehat- nasehat untuk wanita, dll. Selain itu, lakukan evaluasi diri sebelum tidur. Dengannya kita akan tau, misalnya ternyata kita suka makanan A, ternyata kita hobi bersih-bersih karena tidak suka jika ada barang yang berantakan, kekurangan kita misalnya kita kurang teliti, saat menyetrika kurang rapi, sehingga kita bisa perbaiki. Kita juga jadi tau, misalnya ternyata kita jago masak dan skill ini bisa kita kembangkan, yang nantinya mungkin kita butuhkan, karena ada kalanya rumah tangga kita akan diuji, maka jika kita memiliki skill, kita bisa membantu menambah penghasilan dan mendukung suami. Tidak ada manusia yang tidak punya skill dan kelebihan, Allah sudah memberi kita bekal kelebihan masing-masing.
Pahami keinginan dan kebutuhan diri sendiri. komunikasikan pada suami apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Bersikaplah proaktif dalam menyampaikan pada suami apa yang kita suka dan tidak kita suka. Kalaupun ada perbedaan, misalnya kita mendekorasi rumah dengan warna hijau sedangkan suami sebenarnya tidak suka, ini bisa memicu perdebatan yang tidak perlu bahkan memperburuk hubungan suami istri. Ketika kita sudah mengenal diri sendiri, ujian-ujian dalam rumah tangga yang kecil bisa kita ringankan, bukan dibesar-besarkan. Kita bisa saling mengalah.
Tentang mimpi, ambisi dan harapan diri sendiri
Dalam rumah tangga, kita harus tau lebih detil alasan di balik setiap ambisi, mimpi dan harapan yang kita miliki. Dan itu semua harus dipagari oleh syariat untuk menjaga rumah tangga, apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan dalam ambisi tersebut. Setelah menikah, ambisi kita tidak bisa lagi hanya sekedar ingin keliling dunia bersama suami, tapi harusnya segala mimpi kita ujungnya adalah akhirat, misalnya ingin keliling dunia bersama suami karena ingin tadabur bersama.
Bahkan jika ambisi kita adalah menjadi seorang ibu rumah tangga, pahalanya sangat besar di sisi Allah, walaupun di mata makhluk ibu rumah tangga seringkali dicap remeh atau kerdil. Syariat Islam menjunjung tinggi kehormatan dan kemuliaan seorang perempuan di rumah. Kalaupun kita melihat ambisi orang lain lebih indah daripada ambisi kita, bukan berarti kita harus hasad pada mereka, karena ketika kita mengenal diri sendiri kita mengetahui bahwa setiap manusia ada limitasinya.
Segalanya butuh pengorbanan
Untuk mengenali diri untuk mencapai ambisi, mimpi dan harapan kita tadi, semuanya membutuhkan pengorbanan. Jangan kita menganggap perjalanan kita mengenal diri itu mudah, bisa jadi itu menghabiskan seluruh hidup kita, artinya sampai kita wafat mungkin kita belum selesai membedah diri sendiri, karena selalu ada yang berubah, selalu ada hal baru yang kita tau, ada hal-hal yang tidak ingin lagi kita lakukan, dll. Tidak usah malu untuk mengakui bahwa kita pernah melakukan kesalahan, yang perlu kita lakukan adalah bertaubat kepada Allah, meminta perlindungan supaya tidak melakukannya lagi dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Dalam menambah ilmu juga pasti butuh pengorbanan, entah dari segi waktu ataupun tenaga dan harta. Misalnya kita membaca materi ini saja sudah berkorban waktu. Walaupun mungkin kita mengikuti webinar yang gratis, tapi internet tidak gratis, sehingga kita tetap saja berkorban harta. Dan juga kita berkorban tenaga, misalnya di saat sekarang dimana teman-teman kita sedang pergi bersama yang bukan mahramnya, alhamdulillah Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa berada di sini menuntut ilmu.
Sebagai muslim, kita juga dituntut untuk optimis dan berhuznudzon kepada Allah, bahwa insyaAllah Allah akan memberikan keadaan terbaik untuk kita, selama kita berusaha mengikhtiarkan yang terbaik, dengan cara yang baik, dengan niat yang juga selalu ditata.
Kalaupun kita tidak sampai pada hasilnya, misalnya tidak sampai di pernikahan, maka setidaknya proses-proses kita ini akan membuat kita wafat di atas hal yang baik, dan itu yang lebih penting. Apa yang kita korbankan untuk diri kita akan kita dapati hasilnya dengan sepadan, biar Allah yang membayarnya.
Fokus pada apa yang penting
Fokus pada apa yang penting, terutama karena kita sebagai perempuan sangat mudah terpancing dengan hal-hal yang tidak penting, kita menghabiskan umur kita untuk hal-hal yang belum tentu kita bawa di hari kematian. Bahkan kita tidak mau mengatur diri kita dengan baik, kapan waktu memenuhi hak Allah, kapan memenuhi hak diri, apa kewajiban kita. Yang kita pikirkan hanyalah main, makan, main makan. Alangkah malunya kita dihadapan Allah bahwa ada hal yang lebih penting yang kita harusnya lakukan. Bukan berarti makan main itu tidak boleh, tapi jangan sampai itu mendominasi hari-hari kita. Sebagai perempuan Muslimah, kita tidak sama dengan perempuan lain, kita punya skala prioritas, kita punya to do list.
Kita butuh fokus pada hal-hal yang lebih penting, karenanya, atur pandangan kita pada apa yang perlu kita lakukan.
Begitu pula di rumah tangga, bagaimana kita bisa mengurus suami dan anak anak, kalau kita tidak bisa mengurus diri sendiri karena tidak kenal dengan value kita. Seorang perempuan Muslimah sangat mahal, perempuan Muslimah hanya bermain di level-level yang penting saja, yaitu untuk akhirat dia. Dia tau bahwa energinya terbatas dan energi itu hanya pantas dihabiskan untuk hal-hal yang memberi manfaat untuk dirinya di hari akhir nanti, dan lebih spesifik lagi untuk pernikahannya. maka value kita tadi, entah itu karakter kita, kelebihan-kelebihan kita, ambisi kita, dll, akan menjadi modal dasar yang bisa menggerakkan kita untuk mengatur diri, mengatur waktu dan bisa konsisten mengatur rumah tangga kita nanti.
Kemampuan dan bakat bagian dari nikmat
Nanti di hari akhir kita tidak hanya akan ditanya tentang kenikmatan yang diberikan pada kita selama di dunia, entah itu uang, kendaraan, perhiasan, tapi juga tentang bagaimana kita memanfaatkan setiap kelebihan dan nikmat itu.
Kita diberi tangan dipakai untuk apa, kita diberi kecerdasan digunakan atau tidak, kita diberi tubuh yang jarang sakit-sakitan dipakai untuk apa, kemampuan kita untuk berbicara dipakai untuk berbicara apa. Malu sekali jika kita tidak bisa menjawab itu, misalnya Allah sudah memberi kita skill membaca dengan cepat, kenapa kita tidak mengajarkan itu pada orang lain? Itu baru kenikmatan skill, bagaimana dengan nikmat fasilitas yang sudah Allah berikan, misalnya gadget. Apakah gadget itu dipakai untuk mengembangkan skill kita, untuk memahami kelebihan kita, maksimalkan potensi dalam diri kita, mengasah kemampuan kita?
Allah memberi kita internet yang lancar tidak begitu saja. Dari internet kita bisa mendapat ilmu dengan mudah, bahkan kita bisa mendapatkan nasehat-nasehat islami dari sosial media. Itu semua adalah lapisan kenikmatan yang sudah Allah beri untuk kita, yang semestinya membuat kita merasa sempurna.
Setiap kenikmatan itu sekecil apapun akan ditanya, bagaimana kita memproses kenikmatan itu, bagaimana kita meresponnya dan memanfaatkannya. Jadi sebelum kita mengeluhkan kenikmatan yang orang lain miliki dan tidak kita miliki, lebih pantas jika kita lihat dulu kenikmatan-kenikmatan yang tidak ada habisnya dalam diri kita.
“Juga pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” QS Az-Zariyat: 21
Jika dipahami tafsirnya lebih dalam, maka kita akan tau bahwa Allah menciptakan kita tidak hanya untuk maka akan, bersenang-senang lalu mati.
Terlalu kerdil seorang muslim diciptakan hanya untuk itu. Kita diciptakan untuk sesuatu yang agung, yaitu ibadah kepada Allah, maka pandanglah diri sendiri dengan pandangan yang baik. Misalnya keinginan untuk menikah adalah sesuatu yang mulia, hanya saja tata caranya yang perlu kita kawal. Jika kita memahami bahwa Allah menciptakan kita dengan kasih sayang, insyaAllah kita tidak akan berani untuk merasa insecure dan mengkerdilkan diri di hadapan makhluk. Mengerdilkan diri di hadapan orang yang mungkin amalnya lebih baik itu boleh, supaya mencegah kita dari ujub dan tidak sombong, tapi jangan sampai kita menghamba kepada makhluk. Kita tidak boleh mengemis-ngemis perhatian, minta-minta kasih sayang. Seorang perempuan muslim itu perempuan yang berkelas, mahal dan bernilai tinggi.
Wallahu a'lam bish-shawab
0 notes
ristydwi · 4 months ago
Text
Nikmat yang membawamu jauh dari Allah itu adalah musibah
Apa itu nikmat?
Segala sesuatu yang diberian oleh Allah kepada manusia, baik itu berupa materi, kesehatan, keluarga atau kesempatan. berupa merupaan kemampuan untuk ibadah, berdoa dan berbuat kebaian (Qs. An-Nahl : 18)
Nikmat--> Iman, hidayah, rezeki
Akan tetapi, Nikmat juga akan menjadi musibah. Misalnya kita di beri kelimpahan rezeki tetapi tidak pernah mengingat akhirat. Semakin diberi nikmat maka semakin jauh dari Allah, hati-hati! ini istidraj.
Banyak yang diberikan nikmat oleh Allah tetapi lupa akan akhiratnya.
Nikmat yang menjadi musibah:
Menghalangi manusia untuk beribadah dan berdoa
Membuat manusia lupa akan Allah dan kehidupan akhirat
Mendorong manusia untuk melakuan kemaksiatan dan dosa
Menghalangi manusia untu berbuat kebaikan dan membatu orang lain
Bagaimana menjadikan nikmat agar semakin dekat kepada Allah?
1. Syukuri nikmat Allah
2. Nikmati untuk kebaikan
3. Jangan lupakan Allah
4. Jangan lupakan Akhirat
5. Beribadah
6. Berdoa
7. Membantu orang lain
0 notes
rhyadwyh · 11 months ago
Text
Tadzkiratus sami 12/2/1446, 17/08/2024
Ujub merupakan penyakit yang rentan bagi orang-orang yg diberi kelebihan. Macam-macam ujub di antaranya:
1. Ujub dengan Fisik
Berupa Rupawan, proporsional, dan selalu sehat. Sering lupa bahwa itu adalah kenikmatan dari Allah. Kebanyakan orang sehat pun malah kembali kepada Teori. "Saya jarang sakit karena pola makan saya bagus, saya juga olahraga". Oke betul, tapi seharusnya yang pertama ia katakan adalah hadza min fadhli rabbi. Menyandarkan pada Allah. Sebab kapanpun bisa Allah cabut karunia itu. Betapa banyak kita temui, seseorang yg pola hidupnya sehat, tiba2 terkena serangan jantung, dsb. Ada juga yang tidak sembuh-sembuh padahal sudah menjalani nasihat dokter.
Ya Walaupun di antara mensyukuri nikmat karunia adalah dengan menjaga fisik. Fisik yg bagus adalah buah dari pola hidup yg diiniatkan mengikuti pola hidup Nabi shallallahu 'alayhi wasallam. Bukan tujuan (alias hanya konsekuensi logis yaitu berupa maslahat). Apalagi untuk di-showoff kan yang biasanya auto bikin sombong. Jangan, cukup keindahan dan kekuatan fisik hanya untuk agama. Terkhusus Wanita, kecantikannya hanya untuk suaminya.
2. Ujub dengan Kekuatan
Semakin kuat, semakin rentan. Sama seperti fisik, kelebihan yg satu ini juga berisiko tinggi seseorang untuk terserang Ujub.
Namun kekuatan fisik diiringi Kekuatan iman = insyaAllah ngga ujub.
- Fushilat: 15 : Kaum 'Ad merasa kuat. Diperkiraan tinggi mereka 100 dira (45-60 m). Al Fajr: alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi 'ād. Lalu mereka justru yg pertama melakukan kesyirikan setelah kaum Nabi Nuh. Ujub akan kekuatannya.
3. Ujub dengan Akal
Kecerdasan merupakan nikmat yang rentan dengan ujub. Dia bisa membahas detail suatu ilmu. Terpukau dengan diri sendiri. Apabila berdiskusi dengan orang yg dibawahnya, Merasa buang2 waktu, Merasa paling paham, akhirnya tidak musyawarah. Padahal (Ali Imran:159) memerintahkan untuk wasyawirhum, musyawarah. Kecuali memang yg dibahas itu ijma, konsensus lalu ia tidak ingin lagi memusyawarahkan itu.. ini lain cerita.
Jadi, apapun yg Allah titip ke kita, jangan lupa, Haadza Min Fadhli Rabbi. Murni dari Allah. Semoga Allah ta'ala limpahkan kita taufiq dan Semoga Allah jaga kita dari penyakit Ujub 🤲
0 notes
yonarida · 2 years ago
Text
Tema: Mualamalah oleh: Ustzh. Halimah Alaydrus
Tema: Self Healing
0 notes
girianiayusabilla · 2 years ago
Text
Hadiah Allah Ketika Mengalami Kesulitan
Dalam perjalanan hidup ini, kita sering menghadapi tantangan dan kesulitan yang membuat kita merasa terbebani. Namun, di balik setiap kesulitan, terdapat hikmah dan hadiah yang Allah berikan kepada kita.
Ayat-ayat dalam Al-Qur'an, seperti Ad-Dhuha dan Al-Insyirah, mengajarkan kita bagaimana menghadapi masalah dengan tenang dan proporsional. Mereka memberikan petunjuk bahwa ketenangan hati dan kekuatan mental adalah kunci dalam mengatasi persoalan seberat apapun.
Adab pertama yang perlu kita lakukan ketika menghadapi situasi sulit adalah mendekati Allah. Kita perlu yakin bahwa selama kita mendekat kepada-Nya, Allah tidak akan meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Dalam menghadapi masalah, penting bagi kita untuk bersikap proporsional. Jangan larut terlalu dalam dalam kesulitan yang kita hadapi.
Ridho adalah sikap yang perlu kita kembangkan. Daripada meratapi masalah, lebih baik segera bangkit dan melanjutkan perjalanan hidup. Dengan ridho, pikiran kita akan menjadi tenang dan kita dapat berupaya lebih baik untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Ketika kita mendekati Allah, menerima dengan ridho, dan bersikap proporsional, kita akan merasa tenang. Dalam ketenangan itu, Allah akan membimbing kita dan memberikan petunjuk yang lebih baik untuk menjalani hidup.
Selain itu, dalam menghadapi masalah, kita perlu meluaskan pikiran dan perspektif kita agar lebih lapang. Dengan lapangan pikiran, kita akan lebih mudah menerima hal-hal baru dalam hidup.
Ingatlah bahwa tugas kita hanya berikhtiar semampu yang kita bisa. Selanjutnya, biarkanlah Allah yang menentukan apa yang terbaik untuk kita. Allah memiliki cara-Nya sendiri untuk menjawab harapan kita. Mungkin Allah akan memberikan apa yang kita minta dengan langsung, menunda hingga kita siap menerimanya, atau bahkan menggantinya dengan apa yang sebenarnya kita butuhkan.
Dalam menghadapi kesulitan, marilah kita selalu mendekati Allah, bersikap proporsional, menerima dengan ridho, dan memperluas pikiran kita. Dengan demikian, kita akan menerima hadiah-hadiah Allah yang tersembunyi di balik setiap kesulitan, dan dapat menjalani hidup dengan lebih bijaksana dan bermakna.
-Sabilla-
Warungboto, 25 Juni 2023
Tumblr media
2 notes · View notes
semangatlillah · 4 years ago
Text
"Betapa aku cemburu, pada orang yang pandai menyembunyikan kebaikannya. Dunia tak melihatnya, namun surga merindukannya"
- Uwais Al Qarni -
65 notes · View notes
asqinajah · 4 years ago
Text
Pelajaran dari Kedalaman Ilmu
Benarlah, bahwa orang-orang yang bisa meneguk suplemen pagi itu, terbangun sebelum muadzin subuh mengumandangkan adzan adalah orang-orang yang begitu beruntung. Wajahnya akan bersinar sepanjang hari, sebab sudah menemui Rabbnya pertama kali, sebelum menemui manusia lain dan juga mentari.
~
Pagi ini, nasihat seorang Ustadz via YouTube, menjadi pemanasan sebelum 'berangkat' kuliah. Beliau menyampaikan tentang isyarat ilmu dari kitab ulama-ulama terdahulu.
Dari apa yang beliau sampaikan, aku terkagum! Pasalnya, percayalah, bahwa membaca kitab-kitab jaman ulama generasi awal memang bisa dibilang 'membosankan'. Nama-nama perawi baik perawi hadits maupun perawi kisah pasti dituliskan dengan lengkap, 'dari siapa bin siapa, mengambil dari fulan bin fulan, beliau meriwayatkan dari fulan bin fulan..' Dan tentu saja untuk orang yang jahil ilmu seperti aku, bagian seperti itu selalu saja di-skip, parah memang. Beda dengan para ahli ilmu terdahulu yang justru 'membuang' kitab yang tak mencantumkan nama-nama perawi, sebab keabsahannya patut dipertanyakan.
Lalu, kehebatan ilmu ulama terdahulu pun terselip dalam bagaimana cara mereka memilih diksi setiap judul bab, juga urutan menyusunnya. Misalnya saja, kitab-kitab hadits macam Shohih Bukhori dan Muslim, dan kitab² lainnya. Selalu dimulai dengan pembahasan thaharah, sholat, dan ibadah-ibadah lainnya, baru kemudian masuk ke pembahasan mu'amalah di tengah yang dimulai dengan bab ba'i, atau jual beli, dan berakhir dengan pembahasan negara seperti bab hukum, juga jihad. Lalu, tahukah kamu apa maksud dari susunan tersebut? Kurang lebih pesan yang aku dapat dari Ustadz tadi adalah:
"Artinya, orang yang belum selesai urusannya dengan Allah, kemudian urusan pribadinya (ibadahnya), pasti akan susah dalam mengurus urusan orang lain, apalagi negara."
Iya, demikianlah sepotong kedalaman ilmu ulama yang bisa dilihat dari bagaimana mereka rahimahumullah menyusun kitab-kitabnya. Bikin deg memang.
Jadi kesimpulannya, kalau kita punya urusan dengan orang lain atau urusan bersama banyak yang bermasalah dan nggak lancar, jadi tau kan sebenarnya akar masalahnya dimana? :'
(22/02/21)
45 notes · View notes
in-syirah · 5 years ago
Text
Hal yang bisa buat Allah mencintai kita adalah menghiasi ibadah-ibadah wajib dengan ibadah-ibadah sunnah. Kita tercipta untuk menunaikan kewajiban, tapi muraqabatullah itu dibangun dari ibadah-ibadah sunnah. -Ust. Subhan Bawazier
13 notes · View notes
al-wardah · 5 years ago
Text
Faktor-Faktor Penghalang dari Dosa #1: Mengagungkan Allah
Faidah Kajian Ustadz Hasan al Jaizy
Kitab BAWA'ITS AL-KHALASH MIN ADZ-DZUNUB
https://www.youtube.com/watch?v=pvbUetXYtOc&t=9s
Ketika kita mengetahui dosa-dosa dan maksiat-maksiat adalah sumber keburukan dan juga perendahan bagi seorang hamba, maka menjadi kewajiban atas setiap Muslim yang hendak menasihati (membersihkan) dirinya untuk berupaya (merealisasikan) setelah beristi'anah kepada Allaah untuk mencari perkara-perkara dan sebab-sebab yang bisa mendorong dia untuk menyelisihi dosa dan maksiat dan menjauhi dari dosa-dosa tersebut.
Ini adalah bab yang sangat penting yang wajib bagi seorang Muslim untuk memberikan perhatian kepada bab tersebut, yaitu faktor-faktor agar lepas dari dosa-dosa. Agar selamat dari hukuman-hukuman dan sukses (menang) dengan mendapatkan pahala yang melimpah
Oleh karena itu kita temukan para ulama telah menjelaskan faktor-faktor yang menolong seseorang dari dosa2, baik pada zaman dahulu maupun sekarang. Dan diantara para ulama yang menjelaskan tersebut adalah al Imam al Murobbi Ibnul Qoyyim Jauziyyah. Beliau telah menulis pasal yang sangat berharga dalam kitabnya "Umdatus Shobirin wa Zakiratus Syakirin". Beliau menyebutkan 20 poin penting untuk menguatkan agama dan keimanan, dan hal2 yang bisa melepaskan seseorang dari dosa. Beliau mengumpulkan 20 poin tersebut dengan pengumpulan yang sangat kuat dan menjelaskan 20 poin tersebut dengan penjelasan yang sangat bermanfaat. Maka aku (Syaikh Abdur Rozaq) ingin menyebutkan 20 poin tersebut dalam kitab ringkas ini dan memberikan penjelasan ringkas yang bisa memperjelas maksud dari 20 poin tersebut dan memperjelas makna-maknanya sampai manfaatnya lebih umum diantara kaum Muslimin, dan semoga dengan maksud ini menjadikan untuk mereka pintu taubat dan terlepas dari dosa-dosa.
Kepada Allah saya memohon semoga Allah merahmati Imam Ibnul Qoyyim dan semoga Allah mengangkat derajat beliau di Surga yang penuh dengan kenikamatan, dan semoga Allah mengampuni kita dan juga kepada beliau dan seluruh kaum Muslimin. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kepada para keluarga dan sahabatnya seluruhnya.
===== ===== Imam Ibnul Qoyyim berkata: PASAL (PERTAMA): USAHA UNTUK MEMPERKUAT DORONGAN AGAMA KITA MAKA DITEMPUH DENGAN BEBERAPA PERKARA :
1. Mengangungkan Allah -tabaraka wa ta'ala- agar tidak bebuat maksiat kepada Allah Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Siapapun yang telah merealisasikan di hatinya sikap pengagungan kepada Allah maka hatinya tidak akan menginginkan untuk bermaksiat sama sekali.
===== =====
TA'LIQ Faktor pertama untuk lepas dari dosa adalah mengagungkan Allah dan menganggap Allah Maha Agung
Seseorang menyaksikan di hatinya akan keagungan Allah sebagaimana dikatakan oleh Allah
وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦ وَٱلْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطْوِيَّٰتٌۢ بِيَمِينِهِۦ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ Arab-Latin:
Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrihī wal-arḍu jamī'ang qabḍatuhụ yaumal-qiyāmati was-samāwātu maṭwiyyātum biyamīnih, sub-ḥānahụ wa ta'ālā 'ammā yusyrikụn
Terjemah Arti:
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az Zumar: 67)
--- Ibnul Qoyyim dalam Madarijus Salikin berkata: ayat ini Allah ucapkan tentang orang-orang yang mengingkari hari Kembalinya manusia kepada Allah di Hari Kiamat dan orang2 yang mengingkari mendapat ganjaran hukuman, maka Allah sebutkan ayat ini. Allah ingin meningatkan kepada mereka yang mengingkari kemahakuasaan dan kemahabesaran Allah. Dan dalam hadis riwayat al Bukhari rahimahullah, dalam hadis Abdullah bin Mas'ud disebutkan : "Ada sebagian pendeta datang kepada Rasulullah, kemudian bertanya: Wahai Muhammad, kami temukan ilmu yang ada pada mereka bahwa Allah menjadikan langit2 dan bumi2 di jemarinya, dan pohon2, air, debu ada di jari2, semua makhluk ada di jari2Nya. Kemudian Allah berkata pada Hari Kiamat: Aku adalah Raja.' Maka kemudian Nabi tertawa sampai terlihat gerahamnya sebagai mengiyakan apa yang dikatakan pendeta tersebut. Lalu Rasulullah membaca ayat tersebut (wa maa qodarullaha ...)"
Juga dari hadis Abu Hurairah, dari Rasulullah "Allah subhanahu wa ta'ala mengenggam bumi pada Hari Kiamat dan Allah menggulung langit2 dengan tangan kananNya, kemudian berkata: Aku adalah Raja"
Dalam kitab Majmu' Al Fatawa, Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan: "Dari kemahaagungan Allah ini tidak ada satupun yang bisa membatasi (menghimpun) makhluk-makhlukNya. Maka siapa dia yang bermaksiat dengan keagungan Allah"
Ibnu Taimiyyah juga menjelaskan dalam ktiab "Bayan Tablis al Jahmiyyah" "Ayat ini menunjukkan besarnya keagungan dan juga kadar Rabb, yang mana Allah mampu menggenggam bumi dan menggulung langit2. Perkara ini adalah perkara yang bersifat wujudiyyah (yang betul ada)" ---
...وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya...” 
Ibnu Abbas dalam tafsirnya maknanya adalah: mengapa kalian tidak mengagungkan Allah dengan seberhaknya pengagungan terhadapNya?
---- roja yarju pada aslinya mengharapkan. Akan tetapi disini ta'zim, ada rasa takut kepada Allah Ibnul Qoyyim dalam Madarijus Salikin : "Rasa takut itu melazimkan rasa harap dan rasa harap itu melazimkan rasa takut. Setiap orang yang berharap pasti ada rasa takut dan setiap seseorang yang ada rasa takut pasti ada rasa harap" Maka aneh jika seseorang tidak takut dan tidak berharap kepada Allah, maka bagaimana mungkin orang ini cinta kepada Allah
"Setiap orang yang berharap maka ia pasti takut kehilangan orang yang diharapkan" Misal orang mengharapkan ampunan Allah tetapi ia tidak takut kepada Allah, maka dia berarti tidak berharap. Jika orang takut kepada Allah, pasti dia khawatir harapannya hilang.
"Dan orang yang takut tanpa adanya rasa harap maka itu adalah keputusasaan" Jika seseorang ingin bermaksiat maka pikirkan keagungan Allah dan seberapa ia takut kepada Allah ----
Imam Al-Qurthubi rahimahullah dalam tafsirnya: Maksud dari Athwaroo : fase demi fase, tingkatan demi tingkatan, sampai sempurna. Maka dengan demikian, Allah yang bisa melakukan ini. Telah menciptakan kalian dalam beberapa tingkatan kejadian, maka yang bisa menciptakan kalian ini yang paling berhak kalian agungkan.
--- Misal ingin bermaksiat dengan mata: ketahuilah mata itu diciptakan dengan tingkatan sampai ia aktif. Misal ingin bermaksiat dengan tangan: tidakkah ia lihat ayat Allah dari tangannya? ---
Diantara contoh penguat betapa sikap ini membekas pada jiwa adalah apa yang terjadi pada Sahabat Jubair bin Muth'im ketika sebagian ayat Allah mengetuk pendengarannya, yang mana ayat-ayat tersebut di dalamnya terdapat pengagungan kepada Allah. Dan kemudian di hatinya ada sikap untuk mengagungkan Allah, betapa pengagungan Allah itu tidak ada tandingannya. Dan betapa Allah itu Maha Pencipta, Maha Memberi Rizki, Maha Mengatur untuk semua makhluknya. Maka hal tersebut mengorongnya menuju keimanan dan masuk kepada Islam. Ketika dia bercerita : Saya ketika itu mendengar Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat At Thur pada shalat Maghrib "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi tersebut. Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Allah atau mereka yang berkuasa..."
--- Maka setiap manusia akan terheran-heran bagaimana ia tercipta apakah diri mereka sendiri telah merencenakan diri mereka akan seperti apa, atau Allah yang telah menciptakan mereka
Bantahan kepada orang Atheis yang katakan bahwa semua galaxi karena big bang. Mereka tidak yakin terhadap apa yang mereka yakini. Mereka berusaha untuk mencari bukti bahwa galaxy terjadi sendiri.
Rizki siapa yang mengatur? Apakah mereka mengatur rizki mereka sendiri? Mungkin tata cara bisa dicopy, tetapi tetap tidak bisa ditiru hasil dan faidahnya. Allah tidak membebani kita akan rezeki tersebut, tetapi Allah yang menjamin.
Dalam QS Al Ankabut : "Betapa banyak makhluk yang bergerak tidak dapat mengurus rezekinya sendiri. Allah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada engkau. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" ----
Jubair bin Muth'im kemudian berkata setelah mendengar ayat At Thur ini : "Hampir saja hatiku melayang mendengar ayat tersebut"
Dalam lafal lainnya "Dan pada saat itulah pertama kali iman bersemayam di hatiku"
Maka seorang hamba jika jiwanya itu mengajak dirinya untuk melakukan suatu dosa dari dosa2, maka hendaklah ia saksikan dengan hatinya keagungan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat terhadap semua perbuatan dan ucapan. Kalau misalnya seorang hamba dengan hatinya merasakan hal tersebut (Tertanam di hatinya pengagungan terhadap Allah, tertanam kenyataan bahwa Allah melihatnya), maka pasti dengan izin Allah ia akan terhindar dari dosa2.
--- Mustahil orang yang imannya tinggi untuk bermaksiat kepada Allah Jika iman itu turun, maka naikkanlah ia dengan iman, dengan ketaatan, dengan keyakinan bahwa Allah Maha Melihat ---
Sekiranya manusia betul2 bertafakkur dan merenungi keagungan Allah, niscaya ia tidak akan mendurhakai Allah.
3 notes · View notes
rachmachaela · 1 year ago
Text
Rangkumam MuslimAfiyah Academy: Mempelajari Hak Suami dan Istri Angkatan Ketiga (Pekan Ketiga) oleh Ustadz Raehanul Bahraen Hafidzahullah
MuslimAfiyah Academy: (Hak Istri) Pulang Ke Rumah Setelah Isya’ (HSI Kesebelas)
Diantara hak istri adalah waktu malam, karena waktu ini bisa menjadi waktu untuk bermanja-manja kepada suami dan menceritakan apapun saat malam. Dan perhatikan, janganlah begadang di luar rumah bagi para suami. Hal ini bisa membuat cemas rasa was-was di dalam hati istri. Bahkan, apabila suami begadang secara berulang-ulang, ini tidak dianjurkan.
MuslimAfiyah Academy: Berbuat Adil Antar Para Istri (HSI Keduabelas)
Apabila suami memiliki istri lebih dari satu, maka suami diharuskan untuk berbuat adil pada istri dan para madunya. Hendaknya adil atas pakaian, tempat tinggal, makanan, dan tidak boleh dzalim antar satu dan lain. Apabila suami tersebut hanya condong kepada satu istri saja, maka saat di hari kiamat nanti, dia akan datang dalam keadaan miring karena condong kepada salah satu istrinya.
MuslimAfiyah Academy: (Hak Suami) Hormat dan Taat Kepada Suami (HSI Ketigabelas)
Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam membuat perumpamaan bahwa apabila suami memiliki luka nanah dan seorang istrinya membersihkan luka tersebut dengan menjilatnya, maka hal tersebut saja belum memenuhi semua hak suami (ini adalah perumpamaan atau majas). Seorang istri atau perempuan yang cerdas itu mengagungkan apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala agungkan. Taatnya seorang istri kepada suami ini bisa menjadi penyebab perempuan tersebut masuk surga. “Apabila perempuan menjaga sholat lima waktu, menjaga puasa ramadhan, menjaga kehormatan, dan taat kepada suami, maka diperbolehkan masuk surga dari pintu manapun.” Itu adalah keutamaan bagi seorang perempuan. Namun, yang paling sulit adalah taat kepada suami, karena perempuan cenderung untuk kufur nikmat atas pemberian suami. Perempuan harus melawan dari hawa nafsunya ketika merasa sudah taat dan patuh kepada suami, yang mana sudah diingatkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam.
Hak suami memang sangatlah besar. Dari hadits Nabi yang lain, “Sekiranya aku membolehkan sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan para istri sujud kepada suaminya.” (Ini juga perumpamaan atau majas). Hal ini terkait dengan tanggung jawab yang dipikul oleh suami di dunia dan di akhirat. Suami akan ditanya apa yang diperbuat istri di dunia, namun bukan menanggung dosa dari istri, namun ditanya apakah sudah menjaga istri dan menasihati istri selama di dunia. Oleh karena itulah, pernikahan itu disebut ‘perjanjian yang berat’, karena setelah akad diucap, maka tanggung jawab perempuan akan pindah dari ayah ke suami. Apabila belum menikah, tanggung jawab perempuan itu ada pada ayahnya. Urusan yang harus dihadapi oleh suami ini adalah urusan akhirat.
Asma bin Yazid bertanya kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, “Laki-laki berjihad, umroh, mengantarkan jenazah, keluar dari rumah, pergi berdakwah, untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya. Lantas, kami perempuan bagaimana mendapatkan pahala seperti itu apabila di rumah saja?”, maka Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab, “Ketahuilah wahai ibu, para istri yang taat kepada suaminya, dan dia berusaha mencari ridhonya, dan dia patuh selama dia tidak menentang syariat, maka semua itu akan menyamai dengan para suami.” Seperti halnya i’tikaf, apabila suami mengaji semalam suntuk di masjid, hal tersebut memiliki pahala yang sama bagi istri apabila istri menyiapkan makan dan rumah dengan taat dan mencari ridho suaminya.
MuslimAfiyah Academy: (Hak Suami) Hormat dan Taat Kepada Suami (HSI Keempatbelas)
Diantara hak suami yang harus ditunaikan istri, yaitu istri harus menjaga kehormatan suami, kemuliaan, harta, anak, dan menjaga urusan rumahnya. Dan perempuan yang sholehah, patuh, dan menjaga suaminya sedang menjaga kehormatan, kemuliaan, dan menjaga diri ketika suami tidak ada. Menjaga kehormatan diri dimanapun. Jangan membandingkan suami dengan orang lain, yaitu seperti dengan ayahnya atau pasangan yang lain. Karena keadaan tiap pasangan itu berbeda-beda.
Hendaknya istri itu berhias, mempercantik diri, tersenyum kepada suami. Janganlah menampakkan penampilan yang dibenci suami. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, "Sebaik-baiknya perempuan adalah yang menyenangkan dimata suaminya." Karena kembali lagi, bahwa yang paling berhak menikmati kecantikan perempuan adalah suaminya. Kecantikan secara fisik adalah kecantikan yang semu dan bisa pudar, namun kecantikan akhlak yang lebih utama.
MuslimAfiyah Academy: (Hak Suami) Tidak Keluar Rumah Kecuali Seizin Suami (HSI Kelimabelas)
Salah satu hak suami yaitu keberadaan istri di rumah. Apabila istri mau kerja di luar rumah, maka harus mendapatkan ridho dari suami. Apabila istri ingin ke masjid, perlu mendapatkan izin dari suami terlebih dahulu.
Janganlah istri mengijinkan orang lain ke rumahnya tanpa izin suaminya. Sebagaimana hadits Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, "Janganlah dia (istri) memasukkan seseorang di rumah suaminya, orang yang dibenci."
Istri harus berbakti kepada suaminya lebih dari berbakti kepada orang tua. Hal ini terkait dengan perbedaan yang dialami oleh suami-istri tersebut. Yang didahulukan adalah pendapat dari suami. Hal ini juga harus sesuai syariat dalam Islam terlebih dahulu.
Perselingkuhan juga terjadi apabila suami-istri memperbolehkan atau membuat celah terjadinya perselingkuhan tersebut. Apabila celah tersebut tidak terjadi, insya Allah, perselingkuhan itu
Dalam Islam, tidak ada harta gono gini. Karena di Islam sudah jelas, mana yang menjadi harta istri & mana harta suami. Di Islam, harta istri tidak ada hak suami. Sedangkan di harta suami, ada hak istri dalam hal nafkah.
3 notes · View notes
tisasmuthiah · 5 years ago
Text
Mendidik Anak di Akhir Zaman
Assalamu'alaikum
Tulisan ini merupakan review Kajian Parenting di Teras Dakwah, Jum'at, 12 Januari 2018. Saya share disini untuk menjangkau lebih banyak ummat muslim di luar sana, yaa murni catatan saya ya, belum dibubuhi pengalaman apapunp karena belum berkeluarga hahaha....anyway, selamat membaca semoga bermanfaat dan penuh berkah :)
Bahwa sejatinya, pernikahan dalam Islam haruslah merupakan sebuah pernikahan ideologis. Kuat mengakar visi misi Qur'ani si calon ayah dan ibu. Bukan karena kepepet umur, dikejar-kejar orangtua, keluarga besar, tertekan lingkungan, atau faktor-faktor dunia lainnya. Tapi bagi seorang muslim, menikah adalah bentuk penjagaan cinta Allah, bersama dengan orang yang sekufu, berprinsip, dan siap berjamaah dalam menjalankan ibadah terlama seorang manusia. Sebuah pernikahan yang dimulai karena Allah, dijaga keberlangsungannya dengan syariat-syariat Islam, adanya kesepakatan bahwa semata-mata hanya untuk menggapai Ridho Allah swt, akan lebih mudah kemudian, bagi ayah dan ibu untuk mengajarkan hal-hal fundamental dalam berislam kepada putra putrinya.
Terlebih di akhir zaman seperti saat ini. Semakin kabur dan "dileburkan" antara haq dan bathil. Jika anak-anak kita tidak kuat aqidahnya, na'udzubillah, tidak terbayangkan bagaimana mereka akan mengarungi kehidupan di dunia ini, sedangkan anak adalah amanah terberat orangtua, pun akan ditanya keberadaannya di hari penghisaban kelak :"(
Contoh terbaik pendidikan orangtua terhadap anak, yang selalu cocok diterapkan di zaman apapun, ermaktub dalam Al-Qur'an surah Luqman. Di dalamnya, terdapat 14x dialog antara anak dengan ayah, sedang dialog antara anak dengan ibu hanya 2x. Satu ibrah yang bisa kita ambil, adalah bahwa ayah punya peran besar dalam pendidikan seorang anak. Justru hal yang paling fundamental dalam Islam, yakni aqidah, ayah-lah yang bertanggungjawab mentransfer ilmu tersebut kepada buah hatinya. Sehingga, bagi seorang wanita, memilih calon suami yang berprinsip tauhid kuat, adalah sebuah keharusan. Ia dapat melihat gambaran putra - putrinya kelak dari seorang lelaki yang bersedia menjadi imamnya.
Ada tujuh macam pendidikan yang perlu dipersiapkan untuk diterapkan secara selaras dalam mendidik putra-putri kita kelak.
1. Tarbiyah Adab & Akhlaq
Sebuah proses pendidikan yang terbaik adalah pendidikan dengan mengedepankan keteladanan, menjadi contoh. Terhadap segala perilaku, dari sejak bangun sampai tidur kembali, segalanya memiliki adab, dan terhadap segala perilaku sosial dalam hidup, segalanya butuh akhlaq. Keduanya merupakan modal utama anak-anak menjalani hari-harinya. Orangtua harus menanamkan dengan baik mana keluarga, mana saudara, mana musuh, dan mana ulama'. Kepada masing-masing mereka, telah diajarkan bagaimana adab terbaik. Yakni, berlemah lembut terhadap sesama ummat Islam, berlaku ta'zim terhadap Ulama', dan keras terhadap musuh-musuh Allah swt. Bukan sebaliknya.
2. Tarbiyah Ibadah
Pendidikan terhadap aspek-aspek ibadah, yakni menjaga sholat tepat waktu dan berjamaah, maupun ibadah - ibadah sunnah. Sebab sholat adalah tiang agama, juga hal yang pertama kali dihisab di kehidupan selanjutnya, maka menjamin anak-anak terjaga sholat lima waktunya adalah tugas orangtua.
3. Tarbiyah 'Ilmiyah
Kitab utama kaum muslim adalah Al-Qur'an. Guidance book dalam mengarungi kehidupan sejak lahir sampai ajal menjemput. Maka menghindarkan mereka dari "kebutaan" terhadap kitabnya sendiri adalah sebuah kewajiban. Teramat baik apabila sang ayah dan ibu memiliki visi mencetak penghafal-penghafal Qur'an dari dalam rumah. Namun tentunya harus dimulai dari diri mereka yang juga serius mendalami Al-Qur'an. Selain itu, menciptakan rasa cinta dan keinginan untuk terus belajar dan berilmu. Dekatkan dengan buku-buku sedari kecil, pahamkan mereka bahwa ilmu adalah dasar dalam beramal, serta bagaimana Allah sangat mencintai orang-orang yang berilmu.
4. Tarbiyah Jismiyah
Pendidikan fisik, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah swt yakni dengan berupaya menjaga kesehatan tubuh. Rutin berolahraga, mengajarkan bela diri, dan sebagainya, tentunya dengan mengedepankan niatan untuk kejayaan Islam, bukan hal-hal duniawi yang sifatnya remeh dan sesaat.
5. Tarbiyah Jinsiyah
Pendidikan mengenal tubuh dan fisik dirinya masing-masing. Bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda, dalam bersosialisasi kelak harus menjaga adab-adab berkomunikasi antara laki-laki dan perempuan. Anjurkan menikah muda dibanding mengekang sehingga justru mendekatkan pada kemaksiatan.
6. Tarbiyah Ijtimaiyah
Pendidikan ini meliputi tidak membeda-bedakan pekerjaan rumah hanya untuk anak perempuan saja, mengajak mereka menghadiri majelis ilmu, memilihkan teman-teman yang baik dan shalih, diajarkan untuk mandiri ketika baligh (kelak bekal untuk membangung ekonomi ummat).
7. Tarbiyah Jihadiyah
Membiasakan mereka dekat dengan isu-isu/berita seputar Islam dan kaum muslimin. Kenalkan mereka dengan kemuliaan negeri-negeri Syam, serta sejarah perjuangan dibaliknya. Pun selalu kobarkan semangat mereka dengan kisah-kisah penaklukan Baitul Maqdis dan Bizantium. Harapannya, tumbuh pribadi-pribadi yang kuat dan berizzah, punya optimisme terhadap kejayaan ummat Islam.
Insyaa Allah....
6 notes · View notes
ristydwi · 5 months ago
Text
Catatan Kajian (Ummi Aisyah)
Merindu Ramadhan
▪︎ Bulan ramadhan dikenal sebagai bulan suci. Seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa menahan lapar, dari sebelum terbitnya matahari sampai tenggelamnya fajar.
Mengapa kita rindu dibulan ramadhan karena di bulan itu ada keistimewaan yg pantas kita rindui atau jadikan kekasih kita yaitu bisa memberikan pada kita gelar takwa ada dalam surat Al baqarah :183.
Dalam Ayat2 ramadhan allah yg tentu berkehendak atas apapun dihimpun dlm 1 surat bahkan dalam ayat ramadhan ini pun dibuat berurutan ketika kita membahas tentang ibadah didalamnya ada sholat, zakat, puasa, ibadah haji yg disebut rukun islam.
Maka pada bulan ramadhan ini oleh allah diselipkan bulan ramadhan ini samgat istimewa sekali.
▪︎ Ayat Al baqarah 183 menerangkan tentang perintah puasa.
Ya ayyuhallażina amanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyamu kama kutiba 'alallażina ming qablikum la'allakum tattaqun
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
menjelaskan terkait kewajiban puasa. Dikatakan bahwa puasa dapat mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan.
▪︎ Puasa juga dikerjakan agar manusia bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Hanya diayat ramadhan lah yg menyimpan tentang harapan.
Dalam surat al baqarah ayat 183,184,185,186,187 itu semua diakhir ayatnya terdapat " la'ala " yang artinya harapan.
Tentang puasa ini ada fikihnya sangat detail didalamnya.
▪︎ Ada sisi Makna dan sisi teori dalam
Perbedaan antara shaum dan syiam
Kata Shaum terdapat pada surat Maryam ayat 26 dan kata Shiyam terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 184.
- Shiyam menurut syariah adalah kita meninggalkan makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari imsak sampai terbenamnya matahari. Inilah yang ditunjuk antara lain oleh QS. surat al-Baqarah ayat 183.
- Shaum digunakan al-Qur'an untuk makna menahan diri dari berbicara yang tidak baik, menahan diri tidak mengucapkan sesuatu yang tidak berguna meskipun sesuatu itu benar. Oleh karena itu, Siti Maryam ketika diperintahkan makan dan minum setelah melahirkan anaknya, dia diminta berpuasa menahan lidahnya agar tidak berbicara dan berkata buruk saat melayani caci maki kaumnya.
Karena kita ini bukan hanya sekedar hanya makan, minum tapi ada gelar takwa didalamnya yg ingin diraih , ada garansi yg dimana sejatinya adalah harapan yg diinginkan oleh Allah.
▪︎ maka Allah menginginkan kita ingin mendapatkan gelar takwa dengan lakukan kata syiam karen maknanya lebih dalam dan lengkap.
▪︎ knp kita ngebet banget untuk mendapatkan gelar takwa ini, karena ketika kita mendapatkan gelar takwa allah akan memberikan jalan keluar. Dan allah menjanjikan org yg bertakwa itu akan mendapatkan jalan surga dan org yg bertakwa itu akan memiliki hati yg tenang, tdk ada sedih, khawatir dan banyak sekali keuntungan yg akan didapatkan.
▪︎semua ayat puasa diakhiri dgn la'ala harapan yg allah simpan dia ayat puasa untuk mendapatkan gelar ini perlu latihan.
* La'allakum tattaqun dalam surat al baqarah ayat 183 : agar kalian bertakwa
* La'allakum tasykurun dlm surat al baqarah ayat 185 : agar bersyukur
* La'allakum yarsydun dalam surat al baqarah ayat 186 : agar kalian mendapat petunjuk
▪︎ Ramadhan itu adalah waktu yg panjang dan waktu yg kondusif bagi siapapun untuk mendapatkan 3 gelar , maka point nya itu :
1. gelar takwa
menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, menjaga dan memelihara ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dari segala perilaku yang Menahan diri dari berbuat kebaikan, baik kepada Allah SWT, kepada alam di sekitar dan kepada sesama manusia, serta menjaga ucapan. Dengan kata lain, segala yang dilakukan selama Ramadhan hendaknya bernilai kebaikan.
Pintu2 surga akan dibuka dan pintu2 neraka akan dikunci.
Allah akan memberikan waktu pada bulan ramadhan itu berbagi ketaatan itu dimudahkan dalam keadaan kondusif.
Untuk melatih diri dalam 1bln setelah itu waktunya kondusif pintu surga dibuka , pintu neraka dikunci dan setan dibelenggu.
Ketika kita saat bulan ramadhan
Tidak jadi kebih baik itu harusnya bersedih. Maka kita harus mengevaluasi diri kita. Karena hrs ketika dia orgny beriman saat bulan ramadhan maka akan ada kebaikan untuknya.
Goal ramadhan kita itu adalah takwa.
2. Bulan Pengampunan
Bulan Ramadan adalah waktu ketika Allah SWT memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus.
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
Sehingga, bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat bagi kamu sebagai umat Islam untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT serta memohon ampunan atas dosa di masa lampau. 
Maka ramadhan waktu yang terbaik untuk bisa mendapatkan pengampunan untuk hambanya.
Maka diharapkan keluar dari bulan ramadhan menjadi manusia yg bersih, kembali menjadi fitrah seperti anak kecil kembali.
Maka kita harus berlatih.
Buat istimewa ramadhan sekarang ini, Semakin kita mengistimewakan ramadhan maka kita harus mempersiapakan lebih istimewa lagi.
▪︎ keistimewaan bulan ramadhan
- pahala dilipat gandakan
- setan dibelenggu
- pintu syurga dibuka seluas luasnya
- amalan kebaikan yang dilakukan saat bulan ramadhan dilipatgandakan
- pintu pintu neraka ditutup
▪︎ Doa
Salah satu keutamaan bulan Ramadhan dari bulan lainnya adalah bulan Ramadhan. salah satu waktu mustajab untuk memanjatkan doa.
Tiga orang yang doanya tidak tertolak:
" orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang yang didzalimi."
dapat dilihat bahwa seseorang yang berpuasa merupakan salah satu dari tiga golongan orang yang doanya tidak tertolak sehingga ketika bulan Ramadhan datang, dianjurkan kepada seluruh umat muslim untuk memperbanyak doa mereka.
Dengan semakin mendekatnya bulan Ramadhan taun ini ,kita berdoa semoga kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan sehingga kita dapat meraih dan mengejar keutamaan bulan Ramadhan.
Bahwa yg namanya doa saat bln ramadhan itu seolah allah sedang ada di samping kita saking dekat Allah dengan kita.
Allah simpan ayat doa ini ada didlam ayat ramadhan. Syaratnya beriman dan dibimbing oleh allah.
▪︎ Dalam surat Al Baqarah ayat 187 tentang batasan puasa
Puncak ramadhan ini adalah itikaf. Syaratnya Tidak boleh menggauli istri.
Dan diharapkan bulan ramadhan ini tidak hanya kita sendiri tapi semuanya bertakwa juga. Karena klo kita sendiri bertakwa kekuatannya kurang tapi bila semua bertakwa pertolongan allah itu akan lebih sempurna.
Pembelajaran untuk umat manusia yg beriman maka agar diberikan kesempurnaan untuk semuanya untuk mendapatkan keburuntungan dari takwanya.
▪︎ Rumah tangga ( suami istri ) knp diselipkan pada ayat ramadhan ini, karena ini adalah moment perbaikannya intinya seolah seperti bulan madu.
Ramadhan ini bulan yg tdk akan pernah kalian dapat dibulan2 lain.
▪︎ Dan Keberkahan ramadhan akhirnya pada itu ada di lailatul qadar.
Jazakillah khayr 🩶
1 note · View note
kapanikah · 7 years ago
Text
Hukum-Hukum Penting Seputar Wanita Mukmin
Catatan Kajian Bersama Ust. Anhar
Bismillahirohmanirrohim~
Allah SWT berfirman dalam QS An-Nahl (16) ayat 58-59:
وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ ﴿٥٨﴾
58. Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.
يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلْقَوْمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓ ۚ أَيُمْسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُۥ فِى ٱلتُّرَابِ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ ﴿٥٩﴾
59. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.
Pada zaman jahiliah, anak perempuan dianggap sebagai aib bagi orang tuanya, sehingga jika lahir anak perempuan diantara mereka, mereka akan menguburnya hidup-hidup.
Padahal dalam masalah ibadah Allah memberikan ganjaran yg sama baik untuk laki-laki maupun perempuan yg beriman. Tidak membeda-bedakannya.
Allah berfirman dalam QS An-Nahl (16):97
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿٩٧﴾
97. Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Kehidupan yang baik sebagaimana yg dimaksud dalam ayat tersebut adalah kehidupan yang senantiasa dipenuhi rasa syukur terhadap nikmat Allah dan rasa sabar dalam menghadapi segala bentuk ujian dariNya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, masuklah ke surga melalui pintu manapun yang engkau suka.” (HR. Ahmad)
Inilah keutamaan yang Allah berikan kepada kaum wanita.
Adapun hukum-hukum penting yang perlu kita pahami sebagai wanita mukmin (insyaAllah), salah satunya yaitu:
Hukum Seputar Darah Wanita
Kita perlu mengenal 3 jenis darah pada wanita:
Darah haidh: Darah kotor yg rutin keluar dari rahim wanita bukan karena penyakit atau sebab lainnya.
Darah Istihadhoh: Darah bersih yg keluar dari rahim wanita karena sebab penyakit.
Darah Nifas: Darah kotor yg keluar dari rahim wanita pasca melahirkan (termasuk keguguran), maksimal selama 40 hari/kurang dari itu.
Untuk dapat membedakan ketiganya yang dapat kita lakukan adalah:
☑️ Pahami jenis darahnya (kotor/bersih)
☑️ Tentukan siklusnya (khususnya untuk haidh)
Jika darah yg keluar bersih dan di luar dari siklus haidh maka darah tersebut termasuk Istihadhoh, sehingga wanita yg mengalaminya tetap memiliki Kewajiban untuk Shalat.
Adapun hukum-hukum ibadah bagi wanita haidh, istihadhoh dan nifas, antara lain:
📝Hukum Yang Disepakati Para Ulama📝
1. Tidak Boleh Shalat
Tidak boleh shalat bagi wanita haidh dan nifas, sedangkan bagi wanita istihadhoh wajib mendirikan shalat dan wajib berwudhu setiap kali hendak shalat.
2. Tidak Boleh Berjima'
Tidak boleh melakukan jima' bagi wanita haidh dan nifas, namun boleh didekati (dicumbu). Sedangkan bagi wanita istihadhoh sebagian ulama mengatakan boleh, sebagian lagi mengatakan makruh.
3. Larangan Tawaf
Tidak boleh melakukan tawaf bagi wanita haidh dan nifas, sedangkan untuk rukun haji dan umroh lainnya diperbolehkan.
4. Haram Berpuasa
Wanita haidh dan nifas haram berpuasa, tapi wajib menggantinya (qadha) pada hari-hari yang lain. [Lihat QS Al-Baqoroh (2):183-184]
📝Hukum Yang Diperselisihkan Para Ulama📝
1. Berdiam Diri di Masjid
Sebagian ulama melarang wanita haidh berdiam diri di dalam masjid. Pendapat ini didasarkan pada hadist berikut.
"Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid bagi wanita yang haid dan orang junub.” (HR. Abu Dawud)
Sedangkan sebagian ulama memperbolehkan. Pendapat ini didasarkan pada hadist berikut.
Hadits ‘Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah berkata kepadanya: “Siapkanlah al-Humrah (semacam sajadah) dari masjid. Lalu ‘Aisyah berkata: Saya sedang haid. Beliau bersabda: Sesungguhnya haid kamu tidak di tanganmu”(HR. Muslim dan at-Turmudz)
Kesimpulan: Wanita haidh diperbolehkan berdiam diri di masjid untuk suatu kepentingan (misal menghadiri kajian) dengan catatan tidak ada kekhawatiran darah haidhnya tersebut akan mengotori masjid dan sesegera mungkin meninggalkan masjid setelah kepentingan usai.
2. Membaca Alquran
Tidak ditemukan hadist sahih yang melarang wanita haidh/nifas untuk membaca Alquran. Adapun pendapat ulama yg melarang wanita haidh membaca Alquran didasarkan pada ayat berikut [QS Al-Waqiah (56):79]
لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾
79. tidak ada yang menyentuhnya (Alquran) selain hamba-hamba yang disucikan.
Namun, pendapat tersebut kurang tepat. (Lihat uraian poin ketiga)
Kesimpulan: Wanita haidh boleh membaca dan mengkaji Alquran.
3. Menyentuh Alquran
Larangan ini didasarkan pada QS Al-Waqiah ayat 79. Namun, jika dikaji lebih lanjut maka makna kata 'Laa' pada ayat tersebut adalah TIDAK (Annaafiyah) bukan LARANGAN (Annahiyah).
Jika kita lihat pada ayat sebelumnya, maka ayat ini bukanlah sebuah larangan, namun menceritakan bahwa di lauh mahfuz tidak ada yang menyentuh Alquran selain para malaikat. [QS Al-Waqiah (56):78]
فِى كِتَٰبٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾
78. dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz)
Kesimpulan: Wanita haidh dan nifas diperbolehkan menyentuh Alquran.
Perselisihan pendapat dalam fiqih bukanlah tentang SALAH atau BENAR, namun TEPAT (Rojih) atau KURANG TEPAT (Marju).
Proses dalam mencari pendapat yg lebih tepat dinamakan Tarjih.
Dalam urusan fiqih, wanita mukmin tidak diperbolehkan mengikuti pendapat ulama berdasarkan mana yg lebih mudah untuk diamalkan, juga tidak diperbolehkan untuk fanatik pada satu pendapat. Tetapi wajib mengkaji lebih dalam untuk mengetahui pendapat yg lebih tepat dari suatu hukum fiqih yg diperselisihkan.
Tanya - Jawab
T: Jika haidh sudah bersih dan kita sudah mandi janabah, kemudian muncul bercak. Apakah ini termasuk darah haidh?
J: Jika bercak yang muncul adalah bercak kekuningan atau darah segar (bersih) maka tergolong darah istihadhoh. Tapi, jika bercak yg timbul adalah darah kotor dan masih dalam masa haidh (siklus haidh) maka tergolong darah haidh dan wajib untuk mandi janabah (lagi) jika hendak shalat.
T: Jika darah haidh sudah tidak keluar apakah wajib untuk segera menyucikan diri dengan mandi janabah?
J: Kewajiban mandi janabah muncul ketika masuk waktu shalat. Misal, haidh berhenti pukul 7 pagi, maka dibolehkan menunda mandi janabah hingga masuk waktu shalat dzuhur.
T: Bagaimana jika sedang berada di kantor?
J: Tetap wajib mandi janabah dan melaksanakan shalat. Mandi janabah dapat dilakukan dengan syarat yang dicukupkan yaitu niat dan mengguyur air ke seluruh tubuh dari ujung kepala sampai ujung kaki (tanpa menggosoknya).
T: Bagaimana tata cara mandi janabah?
J: Dapat dicukupkan seperti yg telah dijelaskan atau disempurnakan yaitu diawali dengan niat, mencuci fajri, kemudian berwudhu. Selanjutnya mengguyur air ke seluruh tubuh mulai dari bagian kanan, kiri dan terakhir kepala.
- Ri, JKT 230918
1 note · View note
rachdie · 5 years ago
Photo
Tumblr media
#freebook #freepdfbook #catatankajian MENJADI MUSLIMAH SUKSES oleh @divyacarella Link Unduh : https://bit.ly/catatan-muslimahsukses https://www.instagram.com/p/CDv4S4whqLh/?igshid=a12gykwjm0y5
0 notes